Pages

Tuesday, January 25, 2011

Makrifah (Mengenal Allah)

M A K R I F A H
Makrifah berasal dari akar kata “a-ra-fa”, yang bermakna mengenal akan sesuatu. SEcara bahasa , makrifah berarti meliputi sesuatu sebagaimana apa adanya . Dalam kitab suci Al Quran disebutkan:
“ Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul ( Muhammad ) kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui “ ( Surah al Maidah : 83 ),
“ Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenal ( Muhammad ) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri “ ( Surah al An’am : 20 ).
Dalam Hadis Rasulullah saw bersabda :
“ Aku adalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut kepadaNya “. ( Kitab Madarijussalikin, jilid 3, m.s.338)
“ takutlah kamu ( bertaqwa ) kepada Allah, dengan mengambil perhatian atas apa yang engkau kenal akan Dia dan dengan meninggalkan apa yang dilarangNya “ ( riwayat Ahmad ).
“ Iman itu adalh mengenal Allah dengan hati “ ( Ibnu Majah )
“ Iman itu adalah mengenal dengan hati, mengakui dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan “ ( riwayat Thabrani dan Baihaqi )
“ Hati orang munafiq mengenal Allah tetapi mereka mengingkariNya “ ( riwayat Ahmad ).
Ibnu Qayim menyatakan bahwa orang yang bermakrifat (arif) adalah orang yang memiliki makrifat tentang Allah dengan segala sifat, asma dan perbuatanNya, kemudian Allah membenarkan muamalahnya, memurnikan tujuan dan niatnya, melepaskan akhlak-akhlaknya yang buruk, sabar menerima ketetapan hukum Allah, baik yang berupa nokmat atau musibah, kemudian berdoa kepadaNya berdasarkan bashirah terhadap agama dan ayat-ayat Allah, memurnikan seruan hanya kepada Allah seperti yang dibawa oleh Rasulullah, tidak dicampuri dengan keinginan , pemikiran dan hawa nafsu.
Sebagian ulama berkata bahwa diantara tanda makrifat kepada Allah adalah munculnya rasa takut kepada Allah, sehingga sesiapa yang lebih mengenal Allah maka dia akan lebih takut kepadaNya, sebagaimana yang dinyatakan oleh hadis nabi diatas.
Ada yang menyatakan bahwa makrifat akan mendatangkan ketenangan jiwa, sehingga sesiapa yang bermakrifat kepada Allah maka dia akan merasakan bertambahnya ketenangan jiwa “.
Ada orang yang bertanya : Apakah tanda makrifat kepada Allah ? Ulama Salaf menjawab bahwa tanda makrifat kepada Allah adalah kebersamaan hati dengan Allah dan merasakan kedekatan hati dengan Allah “.
Ulama tasawuf, Syibli berkata : “ Orang yang arif tidak mempunyai ikatan, orang yang mencintai tidak mengeluh, hamba yang arif tidak akan mengadu, bagi hamba yang takut tidak akan merasa aman dari siksa Allah, tetapi dia juga mengakui tidak akan dapat lari daripada Allah “.
Ulama sufi yang lain, Ahmad bin Ashim berkata : “ Sesiapa yang paling memiliki makrifat kepada Allah, maka dia akan merasa paling takut dengan siksa Allah “.
Ada lagi yang mengatakan bahwa ; Sesiapa yang makrifat kepada Allah, maka dia merasa sempitnya dunia karena rindu ingin berjumpa dengan Allah “
Ada yang menyatakan “ Makrifat kepada Allah akan melapangkan segala kesempitan “. Hal ini disebabkan dia mengenal sifat-sifat Allah, sehingga tidak ada kesulitan dan kesempitan dalam hidup ini, sebab dia yakin dengan segala sifat-sifat Allah.
Ulama lain berkata : “ Sesiapa yang memiliki makrifat kepada Allah, maka hidupnya menjadi jernih dan tenang, segala sesuatu takut kepadanya, dia tidak takut kepada apapun dan hatinya merasakan dekatnya seakan-akan berada di sisi Allah “.
Subagian ulama menyatakan : “ Makrifat kepada Allah maka dia akan merasa senang kepada Allah, senang dengan kematian, dan semuanya akan senang kepadanya, sementara sesiapa yang tidak memiliki makrifat kepada Allah maka dia akan merasakan terputusnya dunia, ( dunia tidak member manfaat bagi kehidupannya dimasa mendatang ), dan sesiapa yang makrifat kepada Allah tidak akan membiarkan sedikiktpun dari masa dan kesenangan di dunia kecuali hanya dipergunakan untuk mencari keridhaan Allah, dan jika memakai kesenangan hanya untuk dirinya berarti dia telah mendustakan makrifatnya kepada Allah. Sesiapa yang memilkiki makrifat kepada Allah, maka AllahTaala akan mencintainya, tergantung dari ukuran makrifatnya kepada Allah. Sesiapa yang makrifat kepada Allah, maka dia sangat takut kepadaNya ( khauf ), selalu berharap kepadaNya ( raja’ ), bertawakkal dan berserah diri kepadaNya, selalu merindukan perjumpaan dengan Nya, merasa malu kepadaNya ( jika tidak melakukan perintahNya), mengagungkanNya dan memuliakanNya “.
Diantara tanda orang yang arif adalah jika dia melihat dan mendengar informasi yang ghaib maka hatinya segera menjadi cermin mengajak kepada beriman, seberapa jauh kejernihan cermin hati itu, maka sejauh itu dia merasakan kehadirran Allah, merasakan kehidupan akhirat, merasakan wujudnya surge dan neraka, merasakan kehadiran rasul dan malaikat.
Ada orang yang bertanya kepada seorang ulama tasawuf Al Junaid bahwa ada segolongan orang yang mengaku telah mendapat tingkat makrifat sehingga merasa tidak perlu lagi menjalankan shalat dalam gerakan, cukup dengan mengenal Allah saja, dan mereka menyangka itulah suatu kebajikan , maka AlJunaid berkata : “ Mereka itu adalah orang yang dengan sengaja menggugurkan amal ibadah. Dalam pandangan saya ini merupakan masalah yang berat,karena orang yang berzina atau mencuri lebih baik daripada mereka yang berpendapat demikian. Orang yang memiliki makrifat tentang Allah sepatutnya mengambil berat setiap amal ibadah kepada Allah dan hanya ditujukan kepada Allah. Andaikata aku ( aljunaid ) berumur seribu tahun lagi, maka aku tidak akan mengurangi amal ibadah walaupun sebesar atom kecuali jika umurka telah dihentikan “.
Diantara tanda orang yang arif adalah tidak menyesali apa yang lepas daripada tangannya, dan tidak gembira karena sesuatu yang diterimanya, sebab dia melihat bahwa segala sesuatu tidak akan kekal ( fana ), dan segala sesuatu itu adalah milik Allah, semua datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
AlJunaid berkata : Orang tidak disebut arif kecuali dia menjadi seperti tanah yang siap dipijak oleh orang baik dan orang yang buruk, atau menjadi seperti awan yang akan memberikan perlindungan kepada segala sesuatu, atau seperti hujan yang akan memberikan airnya kepada orang yang disukai ataupun tidak disukai ‘.
Ulama lain berkata : Orang tidak disebut arif kecuali jika dia memiliki harta sebanyak diberikan kepada nabi Sulaiman, tetapi harta itu tidsak membuatnya berpaling sedikitpun daripada Allah”.
Seorang ulama sufi Dzun Nun al Masri berkata : “ Tanda orang arif itu tiga macam : Cahaya makrifatnya tidak memadamkan cahaya wara’nya. Kedua tidak mempercayai ilmu batin dapat mengalahkan ilmu hukum secara zahir. Ketiga, limpahan nikmat Allah tidak membuatnya merusak tabir yang telah diharamkan Allah kepadanya “.
Dzun Nun ditanya dengan apa engkau mengenal Allah ? Maka dia menjawab : “ Aku mengenal Tuhan dengan Tuhanku, jikalau bukan karena TuhanKu maka aku tidak akan mengenal Tuhanku “.
Orang arif akan tetap menjaga hubungannya dengan Allah walaupun dalam keadaan tidur, sehingga ada yang berkata : Tidurnya orang arif sama dengan berjaga dan nafasnya orang arif merupakan tasbih, oleh sebab itu tidurnya orang arif lebih baim daripada shalatnya orang yang lalai “.
Ulama berkata bergaul dengan orang arif akanmengajakmu kepada enam perkara ; “ Mengajakmu dari keraguan kepada keyakinan, dari riya kepada ikhlas, dari lalai kepada dzikir, dari keinginan terhadap dunia kepada keinginan kepada akhirat, dari takabur kepada tawadhu, dan dari buruk sangka kepada nasihat “.
Orang arif adalah orang yang selalu mengisi waktunya dengan amal kebajikan, dan membagun waktunya untukmkehidupan dimasa mendatang.
Oleh sebab itu Muhammad bin al Fadl berkata : Makrifat itu adalah hidupnya hati seorang hamba bersama Allah.
Walahu A’lam
Masjid AlGhufron, 7 Ogos 2007/23Rajab 1428
Muhammad Arifin bin Ismail.

No comments:

Post a Comment