Pages

Sunday, December 6, 2009

APLIKASI QURBAN



“ Orang yang merasa bahwa dalam kekayaannya ada bagian tertentu bagi orang miskin yang meminta atau tidak meminta ” ( QS. Ma’arij : 25-26).

Ibnu Asakir meriwayatkan dari sahabat Anas bahwa khutbah pertama yang dibacakan Rasulullah saw adalah sebagai berikut : Setelah nabi memuji Allah swt, beliau bersabda : “ Wahai manusia..Sesungguhnya Allah telah memilih Islam sebagai agama kamu, oleh karena itu hendaklah kamu menjalin hubungan yang baik di antara sesame pengikut Islam dengan bersikap pemurah dan berakhlak yang baik. Ketahuilah, sesungguhnya sifat pemurah itu adalah laksana sebatang pohon di dalam syurga dan ranting-rantingnya berjuntai ke dalam dunia. Maka barangsiapa di kalangan kamu bersikap pemurah, maka dia akan senantiasa bergantungan dengan ranting tersebut sehingga Allah masukkan dia ke dalam syurga..Ketahuilah, sesungguhnya sifat kikir itu adalah sebatang pohon di dalam neraka dan ranting-rantingnya berjuntai ke dalam dunia. Oleh karena itu barangsiapa yang bersifat kikir, maka dia senantiasa bergantungan di ranting tersebut sehingga dimasukan Allah orang yang kikir itu ke dalam neraka ( Rasulullah mengucapkan perkara ini dua kali, untuk memberi penekanan dan perhatian kepada yang mendengar )..Oleh karena itu jadilah orang yang pemurah semata-mata karena Allah, dan bersikaplah dengan akhlak pemurah karena Allah “.

Dari khutbah pertama ini dapat dilihat bahwa menjalin hubungan yang baik dengan sesame pengikut agama adalah merupakan asas beragama, dan sikap hubungan yang baik itu harus dinampakkan dalam akhlak mulia, dan sikap pemurah kepada orang lain, dan siap untuk memberikan bantuan dan pengorbanan kepada agama. Sebab sudah menjadi peraturan hidup (sunatullah ) bahwa suatu agama tersebut akan mendapatkan kemenangan jika agama itu dibuktikan dengan akhlak pengikutnya dan kesiapan membantu orang lain dan membela agamanya. Oleh sebab itu dalam surah al Kautsar, Allah telah berfirman : “ Sesungguhnya (Kami ) telah memberimu nikmat yang banyak, maka lakukanlah shalat, dan berkorbanlah, sesungguhnya musuhmu akan binasa “. Banyak ulama tafsir menyatakan bahwa al Kausar adalah telaga al Kausar di dalam syurga, tetapi Imam Suyuti dalam tafsir Drarur Mansur menyatakan bahwa makna al Kausar itu menurut Mujahid juga bermakna “ alkhahir fid dunya wal alkhirah “, kebaikan di dunia dan akhirat. Kalimat al Kausar sendiri mempunyai akar kata yang sama dengan Katsir yang berarti banyak. ” Fashalli”, dalam mayoritas kitab tafsir dimaksudkan dengan dirikanlah shalat, tetapi dalam menurut sahabat nabi Ikrimah sebgaimana dalam tafsir Durarur Mansur dinyatakan bahwa makna ”Fashali” juga bermakna dan ”maka bersyukurlah dengan nikmat yang banyak tersebut ”.Bagaimana cara bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan Allah tersebut..? Maka ayat selanjutnya menyatakan ” Wan Har ” dan berkorbanlah kamu. Perintah korban disini bukan saja menyembelih hewan qurban tetapi maksudnya dengan nikmat yang engkau miliki tersebut , maka engkau punya kewajiban untuk melakukan suatu pengorbanan untuk sebuah perjuangan kebenaran. Seakan-akan ayat ini menyatakan bahwa siapa yang telah memiliki kekayaan, kekuasaan, ilmu dan apa saja yang dimilikinya, maka dia mempunyai kewajiban pertama adalah mempergunakan harta kekayaannya, mempergunakan kekuasaannya, mempergunakan ilmu pengetahuannya, mempergunakan tenaga dan pikirannya untuk suatu kebaikan sebagai tanda kesyukuran terhadap nikmat yang diberikan. Kewajiban kedua adalah kewajiban sosial dengan nikmat tersebut, yaitu nikmat yang diberikan selain untuk dipakai kepada hal yang positip, disana ada kewajiban kedua, yaitu diberikan kepada perjuangan menegakkan agama dan kebenaran, itulah yang dimaksudkan dengan ”wan har ” berkorbanlah. Berkorban disini bukan hanya setahun sekali dengan menyembelih sapi, kambing dan unta; tetapi berkorban dengan maksud lakukan sebuah pengorbanan dengan apapun yang engkau miliki, sehingga pengorbanan tersebut dapat memberikan sumbangan kepada perjuangan agama. Jika engkau memiliki harta kekayaan, maka berikanlah sebagian harta tersebut untuk perjuangan agama, membantu orang miskin, anak yatim, membangun masjid, perpustakaan, rumah sakit, dan unit pelayanan sosial dan kegiatan dakwah. Jika engkau memiliki kekuasaan politik, maka pergunakanlah kekuasaan politik itu untuk meningkatkan dakwah dan melaksanakan ajaran agama. Jika engkau memiliki ilmu pengetahuan, maka lakukan pengorbanan dengan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan mereka yang memerlukan. Jika engkau mempunyai kepakaran di dalam bidang tertentu seperti kedokteran, teknik, manajemen, maka lakukanlah pengorbanan dalam bidang tersebut untuk masyarakat yang memerlukan.Inilah maksud ayat ” Wan Har ”, dan berkorbanlah kamu untuk perjuangan agamamu sesuai dengan bidang dan kemampuan kamu masing-masing. Siapapun yang melakukan sikap pengorbanan untuk agamanya ini , maka agama tersebut akan meraih kemenangan. Itulah makna ayat ” Inna Syaa’ni’akan huwal abtar ”. Sesungguhnya siapapun pesaing engkau, musuh engkau maka mereka itu akan hancur. Mengapa mereka hancur..? Karena engkau telah mempergunakan nikmat dengan cara yang positip dan baik, dan lebih dari itu sebab engkau telah mempergunakan sebgain daripada nikmat itu untuk sebuah pengorbanan. Siapapun yang telah berjuang dan berkorban, pasti mendapatkan kemenanangan. Ini sunatullah dalam kehidupan.

Banyak orang menyangka bahwa jika dia sudah melaksanakan zakat harta, maka dia sudah lepas dari kewajiban untuk membantu orang lain , apalagi membantu perjuangan agama dan dakwah. Ini adalah anggapan yang salah, sebab zakat hanyalah kewajiban dirinya terhadap harta sedangkan perjuangan agama memerlukan pengorbanan yang lebih daripada zakat. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Usman bin Afan berkata kepada Ka’ab : ” Wahai Ka’ab, apakah kamu berpendapat sekiranya jika zakat telah dibayar, adakah ia akan mendatangkan kesusahan kepada pemiliknya di alam akhirat nanti ? Ka’ab berkata : ” Tidak ”. Mendengar jawaban Ka’ab tersebut , sahabat nabi Abu Dzar berkata kepada Ka’ab : ”Wahai Ka’ab, sambil mengarahkan tongkatnya keada Ka’ab, engkau mendakwa bahwa seseorang itu telah terlepas dari tanggungjawab hartanya jika dia telah membayar zakat ? Tidakkah engkau membaca firman Allah : ” Dan mereka ( orang Anshar ) lebih mengutamakan orang lain ( muhajirin ) daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan susah ” ( Q.S.Al Hasyr : 9 ). Dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman : ” Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang tertawan dalam peperangan ” ( QS. Insan : 8 ). Demikian juga dalam ayat yang lain : ” ( Orang beriman adalah ) orang yang merasa bahwa dalam harta kekayaannya ada bagian tertentu bagi orang miskin baik orang miskin itu meminta atau tidak meminta ” ( QS. Ma’arij : 25-26).

Sikap pengoraban inilah yang ditunjukkan oleh Abubakar sehingga beliau sedia memberikan emas sebanyak 500 gram kepada majikan Bilal, demi menebus saudaranya sesama muslim tersebut yang sedang disiksa, padahal harga budak seperti Bilal pada waktu itu hanya 5 gram emas. Hal ini dilakukan Abubakar sebelum adanya perintah zakat. Demikian juga sikap Abubakar sewaktu Rasulullah memerlukan biaya untk berjihad maka Abubakar memberikan seluruh kekayaan yang dimiliknya, demikian juga Umar bin Khattab memberikan sseparuh kekayaannya, dan hampir semua sahabat memberikan sepertiga kekayaannya untuk keperluan jihad dan perjuangan, walaupun mereka telah mengeluarkan zakat dan selalu bersedekah. Tetapi demi perjuangan agama, mereka siap berkoran setiap diperlukan. Inilah sebabnya perjuangan Islam pada masa lalu tetap mendapat kemenangan, sebab pengikut agamanya selalu berlomba-lomba untuk memberikan pengorbanan apa saja yang dimilikinya. Apakah umat Islam hari ini masih memiliki semangat pengorbanan sebagaimana yang telah dilakukan Abubakar Shiddiq, Umar bin Khttab, dan sahabt nabi yang lain. Anehnya sikap pengorbanan untuk agama dan kemanusiaan ini malah banyak dilakukan oleh agama lain untuk memperjuangkan agamanya sebagaimana dilakukan oleh Soros(sepertiga kekayaannya untuk memperjuangkan agamanya ) , dan Bil Gates dan isterinya dimana sepertiga kekayaan mereka untuk amal sosial; sedangkan kebanyakan umat Islam yang kaya sudah merasa cukup dengan zakat, sedekah, umrah dan haji, jika hanya itu saja, tanpa pengorbanan yang lebih besar, bagaimana mungkin kita mendapatkan kemenangan..? Fa’tabiru Ya Ulil albab.

FIQH QURBAN


“ Dan kerjakanlah shalat kepada tuhan kamu dan berkorbanlah “ ( Al Kautsar : 2 ).

Qurban adalah menyembelih binatang tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah pada waktu yang tertentu. Dimaksudkan dengan binatang tertentu adalah unta, sapi, kambing atau domba. Maksud hari tertentu adalah bermula dari pagi hari raya Idul Adha, 10 Dzul Hijjah sampai sore hari 13 Dzul Hijjah. Ibadah Qurban ini disyaratkan pada tahun kedua Hijrah bersamaan dengan disyariatkannya ibadah zakat dan shalat hari raya. Dalil perintah menyembelih hewan Qurban adalah berdasarkan ayat dalam al Quran : “ Dan kerjakanlah shalat kepada tuhan kamu dan berkorbanlah “ ( QS. Al Kautsar : 2 ). “ Dan Kami jadikan unta untuk dhadiahkan kepada fakir miskin itu sebagian daripada syiar “ ( Qs. Al Haj : 36 ). Dalam hadis Rasulullah bersabda : “ Tidak ada amal manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih utama daripada menumpahkan darah hewan qurban. Pada hari kiamat nanti ia akan datang dengan segala tanduk, kuku, dan bulunya. Darahnya akan menitik di satu tempat di sisi Allah sebelum ia menitik ke bumi. Oleh karena itu lakukanlah penyembelihan itu dengan baik “ ( riwayat Hakim, Ibnu Majah, dan Tirmidzi ). Rasulullah sendiri melakukan ibadah qurban sebagaimana diceritakan oleh Anas : Rasulullah telah menyembelih qurban dua ekor kibasy yang putih dan bertanduk. Aku (Anas ) menyaksikan baginda meletakkan kakinya di atas belakang leher hewan tersebut sambil mengucapkan bismilah dan bertakbir, lalu baginda menyembelih sendiri kedua hewan tersebut “ ( riwayat Jamaah ).

Hukum menyembelih qurban menurut jumhur ulama adalah sunat muakkad, sebab Rasulullah bersabda : “ Ada tiga perkara yang hukumnya wajib ke atasku dan sunat bagi kamu sekalian yaitu shalat witir, ibadah qurban dan shalat dhuha “ ( riwayat Ahmad ); dan hadis : “ Aku diperintahkan untuk menyembelih qurban dan ia sunat bagi kamu ( Tirmidzi ). Mazhab Hanafi menyatakan hokum menyembelih qurban adalah wajib bagi yang mereka yang mampu berdasarkan hadis : Siapa yang memiliki kelapangan rezeki tetapi dia tidak mau melakukan ibadah qurban, maka janganlah dia menghampiri tempat kami shalat ini “ ( riwayat Ahmad dan Ibnu Majah ). Mampu bagi mazhab Hanafi adalah mereka yang memiliki harta sebanyak nisab zakat, sedangkan mampu bagi Mazhab Maliki adalah merka yang memilki kelebihan uang setelah keperluan selama setahun. Mampu bagi Mazhab Syafii adalah mereka yang memiliki harga untuk membeli hewan pada hari raya tersebut, dan mampu bagi Mazhab Hanbali adalah mereka yang dapat membeli hewan qurban pada hari itu walaupun dengan meminjam atau berhutang dengan syarat dia dapat melunasinya dengan segera ( Fiqih Islamiy,wa adillatuhu , Wahbah Zuhaily , jilid 3 , bab qurban ).

Sekor unta, atau sapi dapat untuk ibadah qurban bagi tujuh orang berdasarkan hadis dari Jabir : “ Kami berqurban bersama Rasulullah semasa di Hudaibiyah dengan seekor unta atau seekor sapi untuk tujuh orang ( riwayat Jamaah ). Dalam hadis yang lain disebutkan : “ Kami keluar bersama Rasulullah dan kami berniat haji, maka Rasulullah memerintahkan kami supaya berkongsi ibadah qurban dengan seekor unta atau sapi, setiap tujuh orang untuk seekor unta “ ( muslim). Seadangkan hewan kambing, atau domba hanya untuk seorang, berdasarkan hadis : “ Rasulullah telah qurban seekor kibasy untuk dirinya dan keluarganya, dan juga menyembelih dua ekor kibasy yang putih dan bertanduk untuk Muhammad dan umatnya “ ( Abu Daud ).


Umur hewan qurban kambing adalah dua tahun, sedangkan sapi adalah tiga tahun dan unta adalah lima tahun memasuki tahun keenam. Syarat hewan tersebut adalah hewan yang sehat, tidak catat, dan tidak terlalu kurus, sebagaimana dinyatakan dalam hadis : Empat perkara yang tidak boleh ada pada hewan qurban : mata yang sangat rabun, sakit yang nyata, pincang dan sangat kurus seperti tidak memiliki lemak “ ( riwayat Ahmad dan perawi sunan ).

Daging hewan qurban boleh dimakan oleh si pemilik qurban jika seandainya ibadah qurban itu bukan ibadah qurban wajib yang disebabkan oleh nazar. Jika hewan qurban itu karena nazar, maka si pemilik qurban haram memakan dagingnya. Ulama berpendapat daging qurban sebagian dimakan sendiri bersama keluarga, sebagian lain dibagi-bagi kepada kawan dan jiran, dan sebagian yang lain diberikan kepada faqir miskin sebagaimana dinyatakan dalam hadis : “ Rasululah menjamu makan untuk ahli keluarga baginda sebanyak sepertiga, dan menjamu jiran yang faqir sepertiga dan bersedekah kepada orang yang meminta-minta sebanyak sepertiga “ ( riwayat isfahani, hadis hasan ). Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda : “ Makanlah daging qurban tersebut, dan simpanlah, dan sedekahkanlah “. Walaupun demikian, jika ada masyarakat yangs angat memrlukan maka daging tersebut jangan disimpan berdasarkan hadis riwayat muslim : “ Aku melarang kamu menyimpan daging qurban melebihi tiga hari sebab ada orang arab kabilah Daffah yang ditimpa bencana, tetapi kini mereka telah diberi kesenangan maka kamu boleh menyimpannya lebih daripada tiga hari “.

Kulit hewan qurban, lemak, atau bulu-bulunya dilarang dijual berdasarkan hadis : Siapa yang menjual kulit hewan qurban maka tidak ada pahala baginya “ ( riwayat Hakim ). Tetapi si pemilik qurban boleh menggunakannya atau mensedekahkannya kepada orang lain sebab Aisyah telah menggunakan kulit hewan qurbannya sebagai tenpat minuman. Daging qurban juga tidak boleh diberikan kepada tukang sembelih sebagai upah berdasarkan hadis daripada sayidina Ali : “ Aku telah diperintahkan oleh Rasulullah supaya berada di atas badan unta semasa disembelih dan juga diperintahkan supaya membagi-bagikan kulit serta kain tutupnya. Aku dilarang daripada memberikan sedikitpun daripadanya kepada tukang sembelih “ Ali juga menambahkan : “ Kami memberikan (upah) kepadanya tetapi bukan dari hewan qurban tersebut “ ( riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim ). Walaupun demikian, daging hewan qurban boleh diberikan kepada tukang sembelih, tetapi bukan sebagai upah, melainkan sebagai orang yang mendapat bagian daripada pembagian daging, atau sebagai hadiah yang layak menerima, bahkan lebih patut menerima sebab dia telah melakukan tugas sembelihan.

Untuk menjadikan hewan qurban sebagai syiar agama Islam, sebagaimana dinyatakan dalam ayat 36 dari surah alHaj, maka ulama mazhab Hanbali berpendapat bahwa orang kafir boleh mendapatkan bagian dari daging qurban sebagai hadiah, sedangkan menurut ulama Maliki hal terebut hukumnya makruh ( Fiqh Islamiy wa adilatuhu, Dr. Wahbah Zuhaily, jilid 3 , bab qurban ), sehingga hari raya qurban juga merupakan hari pelayanan umat bagi umat Islam kepada umat yang lain. Daging qurban juga boleh diberikan kepada penduduk negeri dan kampong yang lain dengan syarat bahwa penduduk kampung tersebut memang sangat memerlukan daripada penduduk kampong si pemilik qurban.


Sebagian mazhab Syafii, dan mazhab Maliki menyatakan bahwa hewan qurban tidak boleh diniatkan kepada orang yang telah meninggal dunia berdasarkan kepada ayat : “ Sesungguhnya seseorang manusia itu tidak mendapat apa=apa melainkan dari apa yang diusahakannya “ ( Surah an Najm : 39 ) kecuali jika si mati tersebut meninggalkan wasiat untuk berqurban. Sedangkan sebagian ulama lain menyatakan bahwa hewan qurban boleh qiyas terhadap hadis sahih yang menyatakan bahwa sedekah seseorang itu sampai kepada si mati. Hal ini dipegang oleh sebagian ulama mazhab Hanafi, Hanbali dan ulama pengikut mazhab syafii yang lain ( seperti imam nawawi, dan lain sebagainya ). Masalah qurban kepada si mati adalah masalah khilafiyah, dimana setiap mazhab dan pendapat mempunyai dalil masing-masing, maka sebaiknya umat , mazhab dan kelompok dapat menghormati pendapat mazhab dan kelompok yang lain dan menjauhkan diri dari pertengkaran pendapat, sebab hukum qurban adalah sunat, sedangkan pertengkaran adalah perbuatan yang haram, dan menjaga persaudaraan adalah wajib. Fa’tabiru Ya Ulil albab.

KHUTBAH ARAFAH

KHUTBAH NABI DI ARAFAH

Sewaktu Rasulullah melakukan haji yang pertama dan terakhir, beliau meninggalkan pesan dan khutbah yang dibacakan sewaktu beliau Wukuf di Arafah. Khutbah ini juga dikenal dengan nama Khutbatul Wada’ ( khutbah perpisahan nabi dengan umatnya ). Teks khutbah tersebut adalah sebagai berikut :

“ Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengathui apakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini.

Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan ( haram dirusak oleh orang lain ) bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.

Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan ( seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain ) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. ( Sebagai contoh ) hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu.

Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi.

Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syetan itu masih terus berusaha ( untuk menganggu kamu ) dengan cara yang lain . Syetan akan merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik.

Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah sdan mengharamkan apa yang telah dihalalkanNya.

Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut : Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.

Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka ( menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.

Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.

Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah menyampaikannya..

Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah ( Al Quran ) dan sunnah nabiNya ( al hadis ).

Wahai manusia sekalian..dengarkanlah dan ta’atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran kitabullah ( al Quran ) kepada kalian semua.

Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.

Wahai manuisia sekalian.
Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah.

Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri.

Ya Allah..sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka..?

Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.

Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini.

Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan ? Semua yang hadir menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, Nabi Muhammad kemudian bersabda : ” Ya allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini..Ya allah saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini ” ( Hadis Bukhari dan Muslim ).

Inilah khutbah yang dibaca Nabi Muhammad saw pada waktu beliau wukuf pada waktu haji di padang Arafah, dan tidak ada khutbah arafah yang lain sebab nabi hanya melakukan haji sekali dalam seumur hidup. Oleh sebab itu pesan-pesan dalam khutbah ini menjadi perhatian setiap orang yang haji sewaktu mereka berada di padang arafah, dan juga menjadi perhatian kita dalam khutbah shalat idul adha. Kandungan khutbah ini sangat lengkap dan bersifat universal. Di awal khutbah Rasulullah memperingati kita tentang nilai-nilai persaudaraan umat manusia dimana setiap orang wajib menjaga hak dan kehormatan orang lain. Selanjutnya nabi memberi peringatan agar umat Islam tidak memakai lagi sistem hukum jahiliyah baik dalam hukum pidana seperti pembunuhan dan hukum ekonomi yang mengandung unsur riba.Kemudian nabi memperingati agar umat islam tidak berpecah belah dan bertengkar sebab itu merupakan godaan syetan yang terberat. Dengan menghindari pertengkaran itulah baru seseorang dapat menjaga agamanya, dan perpecahan itu akan menghancurkan kekuatan agama. Selanjutnya nabi memperingati agar umat islam jangan merubah-rubah hukum Allah sesuai dengan keinginan sebagaimana yang dibuat oleh masyarakat jahiliyah dalam menentukan bulan-bulan haram.Kemudian nabi memperingati agar umatnya hati-hati dalam menjaga hak-hak wanita. Dan bagaimana tangungjawab suami atas mereka. Rasulullah selanjutnya memperingati tentang kewajiban rakyat kepada pemimpin dan kewajiban seorang pemimpin kepada rakyatnya, demikian juga kewajiban majikan kepada pegawai, pembantu dan hamba sahaya yang dimilikinya. Di akhir khutbah sekali lagi Rasulullah berpesan agar setiap orang menjaga kehormatan saudaranya yang lain, sebagaimana dia menjaga kehormatan dirinya sendiri. Demikian intisari pesan Rasulullah kepada umat manusia, semoga umat Islam yang sedang haji dan mereka yang sedang merayakan hari raya Idul Adha setiap tahun di seluruh pelosok dunia dapat membacanya kembali, merenungi makna yang terkandung di dalamnya dan mengamalkannya. Semoga khutbah ini dapat menjadi pedoman hidup kita baik secara individu, maupuni dalam keluarga, juga dalam bernegara, dan berinteraksi dengan masyarakat dunia.Selamat Hari Raya Haji 1430 Hijrah.( Muhammad Arifin Ismail ).

KEKUATAN PEMUDA


“ Sesungguhnya pemuda itu yang berkata inilah saya, dan bukanlah pemuda itu yang berkata itulah ayah saya “ ( Sayidina Ali bin Abi Thalib ).

Dalam pepatah bahasa Arab dinyatakan “ Inna fi yadis syubbani amral ummah, wa fi iqdaamihaa hayaatuha “ yang artinya “ Sesungguhnya di tangan pemuda urusan suatu umat, dan di dalam kemajuan generasi muda terletak kehidupan suatu umat “. Dari bait-bait syair diatas dapat dilihat bahwa pemuda memegang peranan penting dalam kemjuan suatu bangsa. Jika generasi muda suatu bangsa merupakan generasi muda mempunyai iman yang kokoh, menjalankan agama dengan penuh ketaatan, memiliki ilmu pengetahuan dan menguasai teknologi, berakhlak yang mulia, tidak terpengaruh oleh segala bentuk kemaksiatan hawa nafsu, dan terhindar dari narkoba, kriminalitas, dan tindakan amoral, serta mempunyai keberanian dalam bertindak, kematangan dan kritis dalam berpikir, disamping mempunyai jati diri, sikap hidup yang tidak mudah terpedaya oleh kanan dan kiri, maka dapat dipastikan masyarakat yang memiliki generasi muda seperti itu merupakan masyarakat yang maju dan pemimpin yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut akan menjadi pemimpin yang berkualitas.

Tetapi sebaliknya jika generasi muda suatu masyarakat merupakan pemuda yang hidup hanya mengandalkan kekayaan orangtua, atau kehebatan prestasi dan pangkat orangtuanya, mempunyau agama tetapi hanya sebagai simbolik dalam kelahiran, perkawinan dan kematian, tidak memahami ajaran agama apalagi taat dalam amal ibadah, terlebih lagi tidak memiliki keyakinan agama dan iman yang kuat, sehingga mudah terpengaruh oleh cerita-cerita takhayul, ramalan, pedukunan, untuk mendapatkan pangkat, kekayaan, jabatan dan lain sebagainya. Disamping itu mempunyai moral yang rendah, terlibat dalam narkoba, minuman keras, perjudian, pelacuran, perzinaan, dan pergaulan bebas. Tidak memiliki ilmu pengathuan yang mapan walaupun mempunyai segudang title yang kadang-kadang didapat dengan cara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, sehingga tidak mempunyai pemikiran yang kritis melihar persoalan bangsa, mudah tergiur dengan kemewahan dunia sehingga terjerumus ke dalam kancah korupsi dan suap. Hidup hanya dengan kemewahan dunia, tanpa pernah melihat kondisi bangsa, maka apakah yang dapat diharapkan oleh generasi muda seperti ini jika menjadi pemimpin masyarakat kelak ? Apakah dapat generasi muda seperti ini membangun dan membawa bangsa dan negara untuk memimpin dunia ? Oleh sebab itu pepatah arab pernah mengatakan : “ Innal faragh wal jidata mafsadatun lil mar’I ayyi mafsadatin “. Yang artinya “ Sesungguhnya kekosongan dan kemewahan akan merusak seseorang itu serusak-rusaknya “. Bayangkan jika generasi muda yang kosong iman, kosong akhlak, kosong jiwa, kosong ilmu, kosong sikap, dan hanya penuh dengan hawanafsu dan kemaksiatan, apakah mereka nanti tidak akan menjadikan bangsa dan negara menjadi negara dan masyarakat yang rusak dan binasa ?

Itulah sejak dini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata : “ Innal fata man yaquulu haa anadzaa, walaisal fataa man yaquulu kana abi “ yang artinya “ Sesungguhnya seorang pemuda itu adalah yang berani berkata “inilah diriku “, dan bukanlah seorang pemuda itu yang berkata “ itulah ayahku “. Maksud kata-kata hikmah dari sayyidina Ali bin Abi Thalib ini adalah bahwa seorang pemuda adalah pemuda yang mempunyai jati diri, mempunyai ilmu, mempunyai kepribadian , mempunyai keimanan, mempunyai akhlak mulia, mempunyai pemikiran kritis, sehingga pemuda tadiu berani berkata “ Inilah aku “ .

Bukanlah seorang pemuda yang tidak mempunyai iman, tidak mempunyai kepribadian, tidak mempunyai agama, tidak mempunyai ilmu, tidak berakhlak mulia, tidak mempunyai kemampuan intelektual, sehingga jika dia berhadapan dengan keadaan maka dia akan mengandalkan orangtuanya, memngndalkan orang lain, meminta petunjuk dari orang lain, yang diungkapkan oleh sayyidina Ali dengan kalimat “ Kanaan Abii “., yang hebat itu ayahku, yang hebat dulu generasi dulu, yang bekerja itu ayahku, dan kami ini, anak-anak muda hidup kami hanyalah untuk menikmati kehidupan, menikmati kemewahan, menghabisi kekayaan, dan kami tidak perlu memikirkan bangsa dan masyarakat, sebab hidup kami adalah bagaimana menikmati kemewahan walaupun di bawah penderitaan rakyat dan masyarakat.

Begitu pentingnya peranan generasi muda dalam masyarakat sehingga dalam surah al Kahfi terdapat kisah pemuda yang beriman yang mempunyai keberanian untuk menegakkan kebenaran. Di tengah kerusakan akidah , dan akhlak masyarakatnya, dan dibawah kepemimpinan penguasa yang dzalim, ada tujuh orang pemuda yang tetap bertahan dengan akidah dan kebenaran. Pada suatu hari masyarakat sedang merayakan hari keagamaan yang penuh dengan kemusyrikan. Melihat hal demikian, maka beberapa orang anak muda yang mempunyai iman dan ilmu pengetahuan, berpikir kritis sehingga mereka merasakan bahwa menyembah berhala merupakan suatu cara hidup yang salah, keluar dari kumpulan masyarakatnya menyendiri di sebuah pohon jauh dari keramaian. Satu-persatu datang ke pohon tersebut, tanpa ada yang memerintah, hanya iman dan ilmu mereka memberikan kesadaran kepada mereka bahwa perbuatan itu tidak benar, sehingga mereka memisahkan diri dari perbuatranh tersebut. Ini merupakan sikap keberanian untuk keluar dari kemusyrikan. Datanglah satu persatu pemuda yang beriman dan berilmu dan punya kepribadian dan kebranian tersebut dudu di bawah pohon, akhirnya mereka saling kenal mengenal, dan ternyata mereka mempunyai sikap dan pendirian yang sama. Akhirnya mereka tujuh orang dengan iman, pendirian dan sikap yang sama walaupun dari berbagai kelompok masyarakat dapat bersatu. Setelah mereka mendapat informasi bahwa raja yang dzalim akan menghukum rakyat yang tidak menghadiri acara persembahan kepada dewa tersebut, maka mereka bersepakat untuk menyelamatkan diri dan mencari tempat perlindungan. Mereka berlari , sehingga menemukan sebuah gua. Karena penat berlari, dan memerlukan istirahat, maka mereka sepakat untuk bermalam di dalam gua tersebut, sambil mereka berdoa agar Tuhan mereka memberikan petunjuk kepada mereka sehingga mereka dapat selamat dari masyarakat yang rusak dan penguasa yang dzalim. “ Rabbana atina min ladunka rahmah wa hayyi’ lana min amrina rasyada “, ya tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dan sediakanlah petunjuk atas segala urusan kami “. Allah mendengar doa tersebut, dan setelah melihat begitu gigihnya mereka berjuang, dan kuatnya iman serta pendirian mereka, sehingga mereka istiqamah di tengah kemungkaran dan kemusyrikan, maka Allah mengabulkan permohonan mereka dengan memberikan keselamatan kepada mereka melalui tidur sepanjang tiga ratus tahun, sehingga sewaktu mereka bangun, penguasa yang dzalim telah bertukar menjadi penguasa yang beriman.

Sewaktu mereka terbangun, mereka merasa lapar dan haus, sehingga pemimpin kelompok menugaskan salah seorang dari mereka untuk keluar mencari dan membeli makanan dengan nasehat agar berhati-hati jangan sampai tertangkap, sebab mereka merasa pemimpin negara masih seperti dulu. Berangkatlah salah seorang mereka untuk membeli makanan, denganmemamaki uang mereka yang sudah tidak laku lagi, akhirnya peniaga terkejut dengan uang tersebut, sehingga berita sampai kepada raja.
Alhamdulillah ternyata raja yang baik dan beriman, sehingga raja memerintahkan mereka untuk menghadap dengan selamat, dan memuliakan tempat mereka bersembunyi karena keimanan dan mendapat perolongan Tuhan tersebut dibangun lah sebuah tempat ibadah di depan gua tersebut. Bagi masyarakat muslim, agar memperhatikan begitu pentingnya kedudukan pemuda yang beriman dalam suatu masyarakat, maka nabi Muhammad saw menganjurkan agar surah al kahfi dibaca setiap minggu, sehingga setiap minggu anak muda akan berpikir sudahkan kami menjadi ashabul kahfi, pemuda yang beriman dan berakhlak serta berilmu. Itulah tujuan mengapa cerita pemuda yang beriman dilestarikan dalam surah alkahfi, agar mengetahui bahwa kekuatan masyarakat terletak dalam kekuatan dan kualitas pemuda, dan kualitas pemuda tergantung kepada keimanan, akhlak dan ilmu sehingga jika masyarakat mempunyai pemuda yang seperti itu maka masyarakat itu akan menjadi masyarakat yang kuat, tidak mudah dipermaikan oleh bangsa yang lain.Itulah sebabnya cara musuh menghancurkan suatu bangsa adalah dengan menghancurkan identitas keimanan dan kepribadian dan masa depan generasi mudanya. Semoga di bulan sumpah pemuda ini, pemuda kita menjadi “ Ha ana Dza “. Bukan pemuda “ Kanaa Abii “, sebagaimana pemuda ashabul kahfi. Fa’tabiru Ya Ulil albab.( Muhammad Arifin Ismail, 28 oktober 2009 )

















Tuesday, August 11, 2009

KEUTAMAAN SILATURAHMI


Kewajiban Silaturahim

Surah an Nisa : 1 “ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “

Silaturrahim : tanda iman.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : Siapa yang beriman kepada Allah dan rasulNya maka hendaklah dia memuliakan tamunya, siapa yang beriman kepada Allah dan rasulNya hendaklah dia menghubungkan silaturahim, siapa yang beriman kepada Allah dan rasulNya hendaklah dia berkata baik atau diam. ( riwayat Bukhari Muslim ).

Silaturrahim : panjang umur tambah rezeki.
وعن أنس بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من سره أن يمد له في عمره ويزاد في رزقه فليبر والديه وليصل رحمه رواه أحمد
Dari Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda : Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan ditambahkan rezekinya maka hendaklah dia bersilaturrahim.( Riwayat hmad).

عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال من أحب أن يبسط له في رزقه وينسأ له في أثره فليصل رحمه رواه البخاري ومسلم
Anas menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan mendapatkan kesan yang baik (setelah kematiannya) maka hendaklah dia menghubungkan silaturahim. ( riwayat Bukhari Muslim ).

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول من سره أن يبسط له في رزقه وأن ينسأ له في أثره فليصل رحمه رواه البخاري والترمذي ولفظه قال تعلموا من أنسابكم ما تصلون به أرحامكم فإن صلة الرحم محبة في الأهل مثراة في المال منسأة في الأثر
Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diberikan kesan yang baik setelah kematiannya maka hendaklah dia bersilaturahim ( riwayat Bukhari ) Tirmidzi juga meriwayatkan dengan lafadz : Pelajarilah silsilah keturunan untuk bersilaturahim sebab dengan silaturahim akan mendapat kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperbaiki kesan hidup setelah kematian.

Silaturahim dapat menolak bala
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم قال من سره أن يمد له في عمره ويوسع له في رزقه ويدفع عنه ميتة السوء فليتق الله وليصل رحمه رواه عبد الله ابن الإمام أحمد في زوائده والبزار بإسناد جيد والحاكم
Ali bin Abi Thalib menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda : siapa yang ingin umur panjang dan mendapat rezeki yang luas , dan menolak sesuatu yang buruk (bencana/musibah) maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dan menghubungkan silaturahim ( riwayat Abdulah bin Imam Ahmad dalam kitab Zawaid, Bazzar dan Hakim )

عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم سمعه يقول إن الصدقة وصلة الرحم يزيد الله بهما في العمر ويدفع بهما ميتة السوء ويدفع بهما المكروه والمحذور رواه أبو يعلى
Dari anas menceritakan bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda : Sedekah dan silaturahim dapat menolak seustau yang buruk , sesuatu yang dibenci dan sesuatu yang dikhawatirkan ( riwayat Aby Yala)

Silaturahim : membangun negeri.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله ليعمر بالقوم الديار ويثمر لهم الأموال وما نظر إليهم منذ خلقهم بغضا لهم قيل وكيف ذاك يا رسول الله قال بصلتهم أرحامهم رواه الطبراني بإسناد حسن والحاكم
Dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa Rasulullah bersabda : sesungguhnya Allah akan membangun suatu negeri dan menambahkan harta kekayaan penduduk negeri tersebut dan tidak pernah memandang kepada mereka dengan kebencian sejak mereka diciptakan. Sahabat bertanya : Bagaimana hal itu dapat terjadi ? Rasul menjawab : Hal itu terjadi sebab mereka selalu mengadakan silaturahim antara sesama mereka ( riwayat Thabrani dengan isnad hasan dan Hakim )

عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه و سلم قال لها إنه من أعطي حظه من الرفق فقد أعطي حظه من خير الدنيا والآخرة وصلة الرحم وحسن الجوار أو حسن الخلق يعمران الديار ويزيدان في الأعمار رواه أحمد
Dari Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda : Siapa yang diberi Allah rasa kasih saying maka dia akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat, dan silaturahim, berbaik dengan jiran dan akhlak mulia dapat mebangun negeri dan memperpanjang usia. ( riwayat Ahmad)


Balasan yang paling cepat
عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه و سلم أسرع الخير ثوابا البر وصلة الرحم وأسرع الشر عقوبة البغي وقطيعة الرحم رواه ابن ماجه
Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda : Kebaikan yang paling cepat balasannya adalah berbuat baik kepada orang lain dan silaturahim dan keburukan yang paling cepat balasannya adalah berbuat buruk kepada orang lain dan memutuskan silaturahim ( riwayat ibnu Majah)

Menaikkan derajat dan kedudukan
روي عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ألا أدلكم على ما يرفع الله به الدرجات قالوا نعم يا رسول الله قال تحلم على من جهل عليك وتعفو عمن ظلمك وتعطي من حرمك وتصل من قطعك رواه البزار والطبراني
Ubadah bin samit menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda : Aakah kamu ingin aku tunjukkan sesuatu perbuatan yang mengakibatkan kamu diangkat Allah beberapa derajat ? Sahabat menjawab : Baik ya Rasulullah. Nabi bersabda : Berbuat baik terhadap orang yang bodoh, memaafkan kepada orang yang mendzalimi engkau, dan memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mau memberikan sesuatu kepadamu dan menghubungkan silaturahim kepada orang yang memutuskanmu “ ( riwayat Bazzar dan Thabrani )

Memutuskan silaturahim dapat menangguhkan penerimaan amal
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول إن أعمال بني آدم تعرض كل خميس ليلة الجمعة فلا يقبل عمل قاطع رحم رواه أحمد ورواته ثقات
Abu Hurairah menceritakan bahwa saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya amal manusia itu akan diperlihatkan setiap hari kamis malam jumat maka tidak akan diterima amalan orang yang memutuskan silaturahim ( riwayat Ahmad )
روي عن عائشة رضي الله عنها عن رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه قال أتاني جبريل عليه السلام فقال هذه ليلة النصف من شعبان ولله فيها عتقاء من النار بعدد شعور غنم كلب لا ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم ولا إلى مسبل ولا إلى عاق لوالديه ولا إلى مدمن خمر رواه البيهقي

Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda : Jibril dating kepadaku pada malam nisfu syaban dan pada malam itu Allah membebaskan hambaNya dari api neraka sebanyak bulu kambing dan Allah tidak melihat kepada mereka yang syirik , orang yang sedang bertengkar, orang yang memutuskan silaturahim, orang yang sombong dengan pakaian yang panjang, orang yang durhaka kepada orangtua, dan orang yang meminum arak ( riwayat Baihaqi)

Memutuskan silaturahim menghalang masuk surga
عن جبير بن مطعم رضي الله عنه أنه سمع النبي صلى الله عليه و سلم يقول لا يدخل الجنة قاطع قال سفيان يعني قاطع رحم رواه البخاري ومسلم والترمذي
Jabir bin Mat’am menceritakan bahwa dia mendengar nabi Muhammad bersabda : Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan silaturahim ( riwayat Bukhari Muslim dan Tirmidzi )

Kebaikan untuk orangtua yang telah meninggal.
عن أبي أسيد مالك بن ربيعة الساعدي رضي الله عنه قال بينا نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه و سلم إذ جاء رجل من بني سلمة فقال يا رسول الله هل بقي من بر أبوي شيء أبرهما به بعد موتهما قال نعم الصلاة عليهما والاستغفار لهما وإنفاذ عهدهما من بعدهما وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما وإكرام صديقهما رواه أبو داود وابن ماجه وابن حبان في صحيحه

Abi Usaid Malik bin Rabiah as Sa’di menceritakan bahwa sewaktu mereka duduk dalam majlis bersama Rasulullah dating seorang lelaki dari Bani Salmah berkata Ya Rasulullah, apakah ada kebaikan yang dapat saya lakukan sebagai kebaikan kepada orangtua yang telah meninggal dunia ? Rasul bersabda : Ya, kamu berdoa untuk keduanya, meminta ampun untuk keduanya, meluluskan janjinya, menghubungkan silaturahim dengan orang yang berkaitan dengan keduanya,dan memuliakan kawan-kawannya ( riwayat Abu Daud, Ibnu majah, Ibnu hibban )

عن أبي بردة قال قدمت المدينة فأتاني عبد الله بن عمر فقال أتدري لم أتيتك قال قلت لا قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول من أحب أن يصل أباه في قبره فليصل إخوان أبيه بعده وإنه كان بين أبي عمر وبين أبيك إخاء وود فأحببت أن أصل ذاك رواه ابن حبان في صحيحه

Abi Bardah datang ke Madinah, maka datanglah Abdullah bin Umar berkata : Apakah kamu mengetahui mengapa aku menjumpaimu? Abi Bardah berkata : Aku tidak tahu. Abdulah bin Umar berkata : Kaena saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Siapa yang suka berhubungan dengan orangtuanya yang sudah dalam kuburan maka hendaklah dia menghubungkan silaturahim dengan kawan-kawan orangtuanya tersebut, dan sesungguhnya antara ayahku Umar dan ayah kamu terdapat persaudaraan maka aku ingin mneruskan hubugan tersebut ( riwayat Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya )
Kuala Lumpur, 9 Austus 2009
MUHAMMAD ARIFIN ISMAIL

KEUTAMAAN BULAN SYABAN

HADIS KEUTAMAAN BULAN SYABAN :

عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال قلت يا رسول الله لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذاك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم رواه النسائي
Usamah bin zaid bertanya kepada Rasulullah : Ya Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan sya’ban. Nabi menjawab : Inilah bulan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan diangkatkan amalan perbuatan kita ke hadapan Alah dan aku suka jika amalku diangkat diwaktu aku berpuasa. ( riwayat Nasai ).

وروي عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يصوم ولا يفطر حتى نقول ما في نفس رسول الله صلى الله عليه و سلم أن يفطر العام ثم يفطر فلا يصوم حتى نقول ما في نفسه أن يصوم العام وكان أحب الصوم إليه في شعبان رواه أحمد والطبراني
Anas bin Malik berkata bahwa Rasululah berpuasa seakan-akan tidak ada hari yang beliau tidak puasa, sehingga kami berkata kepada diri kami bahwa rasulullah tidak akan berbuka sepanjang tahun kemudian Rasululah tidak melakukan puasa sehingga kami berkata bahwa rasulullah tidak berpuasa sepanjang tahun dan adalah puasa yang paling disukainya adalah puasa syaban ( Ahmad dan Thabrani ).

وروى الترمذي عن أنس رضي الله عنه قال سئل النبي صلى الله عليه و سلم أي الصوم أفضل بعد رمضان قال شعبان لتعظيم رمضان قال فأي الصدقة أفضل قال صدقة في رمضان
Anas bertanya kepada nabi apakah puasa yang paling afdhal setelah puasa ramadhan ? Nabi menjawab : Puasa di bulan sya’ban sebagai penghormatan kepada bulan ramadhan. Anas bertanya lagi : sedekah apa yang paling afdhal ? Nabi menjawab : Sedekah di bulan ramadhan.

وعن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه و سلم كان يصوم شعبان كله قالت قلت يا رسول الله أحب الشهور إليك أن تصومه شعبان قال إن الله يكتب فيه على كل نفس ميتة تلك السنة فأحب أن يأتيني أجلي وأنا صائم رواه أبو يعلى وهو غريب وإسناده حسن
Aisyah menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw berpuasa di buan ramadhan sepenuhnya. Aku bertanya : Ya Rasulullah bulan yang paling ekngkau suka adalah berpuasa di bulan syaban. Nabi menjawab : Sesungguhnya Allah akan menuliskan pada bukan tersebut sesiapa yang akan meninggal di tahun itu maka aku suka jika ajalku tiba dan aku sedang berpuasa ( riwayat Abu Ya’la )

وعنها رضي الله عنها قالت كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم وما رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم استكمل صيام شهر قط إلا شهر رمضان وما رأيته في شهر أكثر صياما منه في شعبان رواه البخاري ومسلم وأبو داود ورواه النسائي والترمذي وغيرهما قالت ما رأيت النبي صلى الله عليه و سلم في شهر أكثر صياما منه في شعبان كان يصومه إلا قليلا بل كان يصومه كله
Aisyah juga menyatakan bahwa adalah Rasulullah berpuasa (sunat) sehingga dikatakan dia tidak berbuka ( tiada hari tidak berpuasa) dan dia tidak berpuasa sehingga seakan-akan dikatakan dia itu tidak pernah berpuasa (sunat ) dan aku melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya dalam satu bulan diluar ramadhan, (riwaayt Bukhari, Muslim, Abu Daud )

داود ورواه النسائي والترمذي وغيرهما قالت ما رأيت النبي صلى الله عليه و سلم في شهر أكثر صياما منه في شعبان كان يصومه إلا قليلا بل كان يصومه كله
Nasai , Tirmidzi dan selain keduanya meriwayatkan bahwa Aisyah berkata : aku tidak melihat Rasulullah berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan sya’ban, dia berpuasa kecuali sedikit, dan kadang-kadang dia berpuasa sepenuhnya
وفي رواية لابي داود قالت كان أحب الشهور إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم أن يصومه شعبان ثم يصله برمضان
AbuDaud meriwayatkan bahwa Aisyah berkata : Bulan yang paling dicintai Rasulullah adalah puasa di bulan sya’ban kemudian dia berpuasa di bulan ramadhan.
وفي رواية للنسائي قالت لم يكن رسول الله صلى الله عليه و سلم لشهر أكثر صياما منه لشعبان كان يصومه أو عامته
Nasai meriwayatkan bahwa Aisyah berkata : Tidak adalah Rasulullah lebih banyak berpuasa daripada bulan sya’ban

وفي رواية للبخاري ومسلم قالت لم يكن النبي صلى الله عليه و سلم يصوم شهرا أكثر من شعبان فإنه كان يصوم شعبان كله وكان يقول خذوا من العمل ما تطيقون فإن الله لا يمل حتى تملوا
Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Aisyah berkata : Tidak ada puasa nabi yang lebih banyak daripada bulan sya’ban sebab beliau berpuasa sepenuhnya dan beliau berkata : Ambillah daripada amal perbuatan apa yang kamu sanggup sebab Allah tidak akan condong kepadamu kecuali jika kamu condong kepadanya.
وعن أم سلمة رضي الله عنها قالت ما رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يصوم شهرين متتابعين إلا شعبان ورمضان رواه الترمذي وقال حديث حسن وأبو داود
Ummu Salmah menyatakan bahwa saya tidak melihat Rsulullah berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan syaban dan ramadhan.( riwayat Tirmidzi dan Abu Daud)
وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم قال يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن رواه الطبراني وابن حبان في صحيحه
Dari Muadz bin Jabal menyatakan bahwa Nabi bersabda : Allah akan memperhatikan seluruh hamba-hambaNya di malam nisfu sya’ban ( 15 sya’ban) maka Allah akan memberikan ampunan kepada semua makhlukNya kecuali orang yang syirik dan orang yang sedang bertengkar ( riwayat Thabrani, dan Ibnu Hibban )
وروى البيهقي من حديث عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال أتاني جبرائيل عليه السلام فقال هذه ليلة النصف من شعبان ولله فيها عتقاء من النار بعدد شعور غنم كلب ولا ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم ولا إلى مسبل ولا إلى عاق لوالديه ولا إلى مدمن خمر فذكر الحديث بطوله ويأتي بتمامه في التهاجر إن شاء الله تعالى
Baihaqi meriwayatkan bahwa Aisyah berkata Sesungguhnya Rasulullah bersabda “ Malaikat Jibril dating kepadaku dan berkata Ini adalah malam nisfu sya’ban ( pertengahan syaban) dan bagi Allah akan memerdekakan penghuni neraka sebanyak bilangan bulu kambing dan Dia tidak akan melihat kepada orang yang syirik, orang yang sedang bertengkar, orang yang memutus silaturahim, orang yang sombong, orang yang durhaka kepada kedua orangtua, dan orang yang pemabuk karena minum arak.

وروى الإمام أحمد عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال يطلع الله عز و جل إلى خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لعباده إلا اثنين مشاحن وقاتل نفس

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Abdulah bin Umar berkata bahwa Rasulullah bersabda Allah akan memperhatikan semua makhlukNya pada malam pertengahan syaban maka Dia akan memberikan ampunannya kepada hambaNya kecuali dua orang yaitu orang yang bertengkar dan orang yang membunuh orang lain.

وعن عائشة رضي الله عنها قالت قام رسول الله صلى الله عليه و سلم من الليل فصلى فأطال السجود حتى ظننت أنه قد قبض فلما رأيت ذلك قمت حتى حركت إبهامه فتحرك فرجعت فسمعته يقول في سجوده أعوذ بعفوك من عقابك وأعوذ برضاك من سخطك وأعوذ بك منك إليك لا أحصي ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك فلما رفع رأسه من السجود وفرغ من صلاته قال يا عائشة أو يا حميراء أظننت أن النبي صلى الله عليه و سلم قد خاس بك قلت لا والله يا رسول الله ولكني ظننت أنك قبضت لطول سجودك فقال أتدرين أي ليلة هذه قلت الله ورسوله أعلم قال هذه ليلة النصف من شعبان إن الله عز و جل يطلع على عباده في ليلة النصف من شعبان فيغفر للمستغفرين ويرحم المسترحمين ويؤخر أهل الحقد كما هم رواه البيهقي

Aisyah berkata Rasulullah melakukan shalat malam dan memanjangkan sujudnya sehingga aku merasa beliau telah dipanggil Allah, sewaktu aku melihat demikian, maka aku segera bangun dan menggerakkan ibujarinya , dan ibujari itu bergerak maka aku kembali ke tempatku, dan aku mendengar beliau berkata dalam sujudnya : Aku berlindung dengan kemaafan dariMu daripada siksaanMu, dan aku berlindung dengan keridhaanMu daripada kebencianMu, dan aku berlindung daripada Engkau kepada Engkau, aku tidak dapat menghitung berapa banyak pujian kepadaMu sebagaiman Engkau memuji diriMu. Setelah beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai shalat beliau berkata : eahai Aisyah apakah engkau menyangka bahwa nabi telah meningalkan engkau. Aisyah menjawab : Ya Rasulullah aku menyangka engkau telah dipanggil oleh Tuhan karena lamanya sujud yang engkau lakukan. Nabi menjawab : Apakah engkau mengetahui malam apakah ini ? Aisyah menjawab : Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Rasul meneruskan : Ini malam pertengahan syaban, dimana Allah melihat seluruh hamba-hambaNya dan memberikan ampunan kepada mereka yang meminta ampun dan memberikan rahmatNya kepada mereka yang meminta rahmatNya, dan ditangguhnya hal itu kepada mereka yang hasad dan dengki.( riwayat Baihaqi)

وروي عن علي رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم قال إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا يومها فإن الله تبارك وتعالى ينزل فيها لغروب الشمس إلى السماء الدنيا فيقول ألا من مستغفر فأغفر له ألا من مسترزق فأرزقه ألا من مبتلى فأعافيه ألا كذا ألا كذا حتى يطلع الفجر رواه ابن ماجه
Ali bin Abi Thalib berkata bahwa nabi bersabda : Apabila datang malam pertengahan syaban maka lakukanlah qiyamullain, dan berpuasalah pada siangharinyakarena sesungguhnya Allah Taala turun sejak terbenam matahari ke langit dunia dan befirman : Ketahuilah siapa yang meminta ampun kepadaku maka Aku akan memberikan ampunan kepadanya , siapa yang meminta rezeki kepadaKu maka Aku akan memberikan rezeki kepadanya, siapa yang aku beri cobaan maka aku akan memberikan kesehatan. Demikianlah berulang-ulang sampai terbit fajar ( riwayat Ibnu Majah ).
Dari hadis diatas dapat dilihat bahwa Nabi berpuasa di bulan sya'ab sebagai persiapan untuk bulan ramadhan. Dalam hadis yang dapat kita lihat bahwa nabi tidak melakukan apapun amalan istimewa di bulan syaban kecuali beliau shalat qiyamullail dengan sujud yang panjang, pada malam nisfu syaban, sebab pada malam itu adalah malam Alah me-review kembali semua amal manusia, dan memberikan ampunan kepada mereka yang meminta ampun. Hanya saja hadis menyatakan orang yang yidak mendpat ampunan adalah mereka yang syirik, bertengkar, memutuskan tali silaturahim, minum arak, durhaka sama orangtua dan orang yang hasad dan dengki. Tetapi nabi menyurh sahabtnya untuk mendirikan malam hari (qumu lailaha ) dan berpuasa di siang hari nisfu syaban. Ini hadis bersifat "umum " bagaimana cara mendirikan malam, boleh dengan shalat malam, berzikir, beristighfar, membaca al quran dan lain sebagainya. Melakukan amal ibadah di malam nisfu syaban memang digalakkan, tetapi tidak ada amalan khusus untuk malam nisfu sy'ban. Jika mewajibkan amalan tertentu di malam nisfu sya'ban itu merupakan bid'ah, sebab nabi tidak mewajibkan sesuatu di malam tersebut. Hanya saja nabi menggalakkan umatnya untuk menghidupkan malam dan berpuasa di siang hari, untuk mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah. Wallhu A'lam. ( 15 syaban 1430 / Muhammad Arifin Ismail ).

TAKBIR DAN KEMERDEKAAN


“ Dan zikir kepada Allah itu adalah lebih besar ” (QS.Ankabut : 45)

Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang lalu bertepatan dengan hari Jum’at , 9 Ramadhan 1364 Hijriyah. Teks proklamasi tersebut dibacakan oleh Bung Karno dan Mohammad Hatta dengan mengibarkan bendera Merah Putih. Sepintas lalu, hari kemerdekaan tersebut adalah merupakan peristiwa politik biasa, tanpa dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam. Padahal dalam wawancara dengan Cindy Adam, seorang wartawati Amerika, Bung Karno mengakui bahwa pemilihan tanggal tujuh belas Agustus tersebut dipengaruhi oleh kewajiban shalat yang dijalankan oleh setiap muslim sebanyak 17 rakaat dalam setiap hari. Demikian juga jika dalam bulan ramadhan, tanggal tujuh belas merupakan hari nuzulul Quran, turunnya Kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim. Dipilihnya hari Jum’at juga disebabkan karena hari Jum’at dalam ajaran Islam merupakan hari mulia “ sayyidul ayyam “, hari yang terbaik. Itulah sebabnya Bung Karno memilih hari proklamasi tersebut pada hari Jum’at dan bertepatan dengan tanggal tujuh belas. Oleh sebab itu pemilihan tanggal tujuh belas, di hari Jum’at dan bulan ramadhan tersebut merupakan hari yang dipilih dan direncanakan oleh Bung Karno pada 10 Agustus 1945 sewaktu beliau berada di Saigon.

Hari proklamasi tersebut merupakan momen sejarah yang sangat menentukan dan sangat menakjubkan. Bagaimana tidak…? Pemboman sekutu atas Hiroshima dan nagasaki pada 6 dan 9 Agustus telah membuat jepang bertekuk lutut, sehingga pada 14 Agustus 1945 Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahannya kepada sekutu. Dengan penyerahan tersebut, berarti jepang juga harus angkat kaki dari bumi Indonesia. Setelah jepang kalah perang, maka sekutu mengadakan perjanjian Postdam yang menyatakan bahwa dengan kalahnya jepang, maka Sekutu merumuskan bahwa wilayah yang diduduki jepang menjadi wilayah yang kembali dikuasai oleh negara penjajah dari kelompok sekutu dan negara penjajah berhak menerima kembali tanah yang dijajahnya. Dengan rumusan itu berarti bahwa Belanda berhak menerima kembali Indonesia sebagai jajahannya.

Di saat persetujuan Postdam itu akan dilaksanakan, dan di saat bumi Indonesia sedang mengalami “ vacum of power “ karena peralihan kekuasaan dari penjajah jepang kepada belanda sesuai dengan persetujuan Postdam, maka di saat itulah bangsa indonesia dengan penuh keberanian menyatakan Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh dua proklamator Bunga Karno dan Hatta. Bayangkan, bagaimana beraninya bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tanpa menghiraukan hasil keputusan Postdam dan juga tanpa menghiraukan bagaimana Sekutu baru saja mendemontrasikan kekuatannya dengan menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki. Mengapa bangsa Indonesia begitu berani untuk menyatakan kemerdekaannya di saat yang genting sepeti itu..?

Tidal lain karena bangsa Indoensia yakin akan pertolongan dan rahmat dari pada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Itulah sebabnya dalam Piagam Jakarta bangsa Indonesia telah merumuskan nilai-nilai kemerdekaan dengan kata-kata : “ Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya “. Dari untaian kata di atas terlihat bahwa keberanian bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Allah subhana wa taala. Apalagi proklamasi tersebut dilaksanakan pada 9 Ramadhan, dimana sebagaimana diketahui bahwa sepuluh hari pertama dalam bulan puasa adalah bulan-bulan yang penuh dengan rahmat, dan hari proklamasi tersebut masih berada dalam sepuluh awal bulan ramadhan.

Sejarah telah membuktikan bahwa kemerdekaan memang merupakan rahmat daripada Allah subhana wa taala. Sewaktu Sekutu mendengar bahwa Indonesia telah merdeka, maka Belanda beserta sekutu tidak mau mengakui kemerdekaan tersebbut, karena mereka masih terikat dengan perjanjian Postdam. Oleh sebab itu mereka berusaha untuk menguasai kembali bangsa Indonesia yang baru merdeka. Sekutu yang baru saja unjuk kekuatan mengalahkan Jepang segera mengadakan penyerangan dengan nama agresi pertama dan kedua. Bangsa Indonesia yang baru saja merdeka , belum mempunyai angkatan perang yang kuat dan persenjataan militer yang canggih harus berperang menghadapi pasukan Sekutu yang mempunyai peralatan yang canggih dan didukung oleh negara maju seperti Amerika, Inggeris, dan Belanda. Secara perhitungan matematis, sudah tentu bangsa Indonesia akan kalah karena bangsa Indonesia melawan pesawat tempur dan bom dengan bambu runcing. Tetapi apakah yang terjadi..? Ternyata dengan senjata bambu runcing dan teriakan takbir Allahu Akbar, bangsa Indonesia mampu mengalahkan serngan sekutu, padahal Jepang yang mempunyai peralatan cangih tidak dapat mengalahkan sekutu. Oleh sebab itu, kemenangan bangsa Indonesia melawan sekutu tersebut bukanlah karena kekuatan militer yang hebat tetapi disebabkan oleh pertolongan dan rahmat daripada Allah semata-mata.

Inggeris pada tanggal 10 Nopember 1945 kehilangan dua orang perwira dalam pertempuran di Surabaya dan ditambah dengan seorang perwira lagi yang tewas dalam peperangan di daerah Jawa barat pada 9 Nopember 1945. Kehilangan tiga orang perwira tinggi dalam waktu yang relatif singkat merupakan kejadian yang luar biasa dalam angkatan perang Ingeris, karena hal tersebut tidak pernah dialami oleh Inggeris selama perang dunia kedua. Bangsa indonesia dengan bermodalkan bambu runcing dan teriakan “ Allahu Akbar” dapat mengalahkan Inggeris yang bersenjata lengkap da;lam waktu yang relatif singkat. Bukankah ini merupakan rahmat Allah terhadap bangsa Indonesia..?

Dari penjelasan di atas ternyata sejarah telah membuktikan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah merupakan rahmat dari pada allah subhana wa taala. Konsekwensi daripada itu, maka setiap rahmat wajib disyukuri. Bangsa Indonesia, apalagi para elite politik yang sedang memegang kekuasaan wajib mensyukuri rahmar kemerdekaan tersebut. bagaimanakah cara mensyukuri rahmat kemerdekaan tersebut..? islam mengajarkan bahwa cara mensyukuri nikmat kemerdekaan adalah dengan menjalankan segala perintah dari Allah subhana wa taala, bukan dengan pesta pora apalagi dengan cara-cara yang mengandung unsur maksiat dan sesuatu yang sia-sia. Kesyukuran nikmat dalam ajaran islam harus dengan cara melakukan segala sesuatu yang dapat mencapai ridha Allah subhana wa taala. Dalam Al Quran dijelaskan bagaimana doa Nabi Sulaiman untuk dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya : ‘ Ya Tuhanku, berilah kepadaku ilham untuk dapat tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dengan cara mengerjakan amal yang shaleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat_mu ke dalam golongan hamba-Mu yang sholeh “ ( Qs. Al Naml : 27 ).

Mensyukuri nikmat adalah dengan cara melaksanakan segala perintah Allah dan melakukan perbuatan yang sesuai dengan keridhaan-Nya. Jika kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan perintah Allah, atau membiarkan maksiat dan kemungkaran meraja lela di bumi Indonesia, berarti bangsa Indonesia, terutama para elite politik yang sedang berkuasa tidak mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua. Jika hal ini yang kita lakukan, maka tunggulah akibatnya sebagaimana janji allah dalam Kitab suci Al Quran : “ Jika kamu bersyukur maka Aku akan menambah nikmat itu kepadamu tetapi jika kamu tidak bersyukur dengan melakukan pengingkaran kepada perintah Allah, maka sesungguhnya siksaan-KU amatlah pedih “ ( QS. Ibrahim : 7 ). Sudah saatnya kita merenung dan berpikir, apakah selama ini bagsa Indonesia telah mensyukuri rahmat kemerdekaan ini dengan cara yang diridhai oleh Allah subhana wa taala..? Semoga kita semua –terutama elit politik dan wakil rakyat - dapat sadar bahwa memperingati kemerdekaan berarti hanya dengan cara mengingat Allah dan menjalankan perintah Allah.

Kemerdekaan bukan berarti merdeka berbuat apa saja. Merdeka dalam konsep islam adalah merdeka dari perbudakan hawa nafsu, merdeka dari kedzaliman orang lain dan diri sendiri, merdeka dari segala bentuk kakafiran, dan penyembahan kepada selain AlLah. Merdeka berarti merdeka dari penghambaan sesama manusia, penghambaan hawa nafsu, penghambaan dunia, menuju kepada penghambaan kepada Allah semata-mata. Jika pahlawan kita dengan slogan ” Allahu Akbar ” telah menghantarkan bangsa Indonesia kepada gerbang kemerdekaan, maka kita yang hidup pada hari ini wajib untuk mengisi kemerdekaan juga dengan teriakan ” Allahu Akbar ”, sehingga dengan merdeka kita bebas untuk menjalankan perintah Allah, bukan bebas dari perintah Allah dan terjajah oleh hawa nafsu, dan penghambaan kepada materi dan dunia. Marilah kita isi kemerdekaan bangsa Indoneisa dengan nilai-nilai takbir, tahmid, sehingga bangsa Indoneisa menjadi bangsa yang diri8dhai Allah Taala menjadi ”baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur ”, negeri yang penuh kebaikan dan memperoleh ampunan dari tuhan ”. Jika kemerdekaan indonesia dapat kita raih dengan teriakan takbir ” Allahu Akbar ”, sehingga bangsa indonesia dapat mengalahkan pasukan sekuru yang begitu canggih, maka dengan Allahu Akbar juga kita dapat mengisi kemerdekaan hari ini sehingga bangsa indonesia dapat menjadi bangsa yang terhormat di mata dunia. Fa’tabiru Ya Ulil albab. ( Renungan Jumat ISTAID, 15 Agustus 2009/ Muhammad Arifin Ismail )

Thursday, June 11, 2009

ANAKKU SYURGAKU*



A. KONSEP ANAK DALAM AL QURAN

Dalam kitab suci Al Quran ada beberapa ayat yang berkaitan tentang kedudukan dan pentingnya anak dalam kehidupan manusia baik didunia maupun diakhirat. Ayat-ayat tersebut dapat memberikan kepada kita tentang gambaran bagaimana kita bersikap terhadap anak, sehingga sikap kita terhadap anak tersebut sesuai dengan pedoman al Quran. Diantara ayat-ayat yang berkaitan tentang anak adalah :

1. Perhiasan dan kekayaan dunia.

“ Harta kekayaan dan anak-anak adalah merupakan perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan “ ( QS. Al Kahfi/18: 46 ).

Dalam ayat ini anak disebut sebagai perhiasan kehidupan dunia. Perhiasan di dunia ini maksudnya adalah asset kehidupan manusia sebagaimana harta kekayaan. Jika asset anak ini dapat dipergunakan dengan cara yang baik, yaitu dengan cara memberikan pendidikan yang baik kepadanya, maka anak tersebut dapat menjadi asset yang kekal, asset pahala di akhirat dan juga dapat menjadi harapan bagi orangtua untuk melanjutkan kehidupan keluarga, sehingga anak merupakan penerus iman, penerus islam, dan penerus amal kabaikan. Anak dapat menjadi amal shaleh yang kekal bagi kedua orangtuanya sesuai dengan hadis nabi yang menyatakan bahwa : “ Jika seorang manusia meninggal dunia, akan terputus amalnya kecuali tiga yaitu : Anak shaleh yang mendoakannya, ilmu yang bermanfaat dan sedekah jariyah “.( hadis riwayat Muslim )

Ulama Islam terkemuka, Imam Al-Ghazali ( wafat tahun ) dalam kitab Ihya ulumuddin menyatakan : “ Anak itu adalah amanah pada kedua orangtuanya. Hatinya yang suci adalah mutiara yang amat berharga, halus, kosong dari semua ukiran dangambaran. Ia menerima untuk semua yang diukirkan, dan condong kepada semuayang dicondongkan kepadanya. Kalau anak itu membiasakan kebaikan dan mengetahui kebaikan,niscaya ia akan tumbuh di atas kebaikan. Ia berbahagia di dunia dan di akhirat. Ibu bapanya, semua guru dan pendidiknya, sama-sama berkongsi pada pahala anak itu “. ( Ihya ulumuddin,jilid 2, hal. ). Hal ini sesuai dengan hadis nabi Muhammad saw : “ Setiap anak dilahirkan dalam fitrah yang suci. Maka orangtuanya yang menjadikannya menjadi seorang yahudi,atau nasrani atau majusi “. Dari hadis ini dapat dilihat bahwa peranan orangtua sangtat besar dalam mendidik anaknya sehingga keimanan dan kekafiran sianak tergantung daripada bagaimana orangtuanya mendidikanaknya diwaktu kecil.

2. Penyejuk mata hati.

“ Dan ( Ibadurahman ) adalah mereka yang berkata : "Ya Tuhan Kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan Jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa “ ( QS. Al Furqan/25 : 25 ).

Anak yang saleh, merupakan penyejuk hati bagi kedua ibupa. Saleh dalam urusan dunia menjadi penyejuk mata di dunia, sedangkan saleh dalam urusan akhirat menjadi penyejuk mata di akhirat kelak, malahan seorang doa seorang anak dapat menaikkan tingkatan surga bagi kedua orangtuanya sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis :

Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derjat dan kedudukan hamba yang saleh di dalam surga, maka hamba itu bertanya : Ya Tuhanku, darimana aku mendapatkan kedudukan yang mulia ini ? Allah berfirman : engkau mendapatkan kedudukan ini disebabkan oleh istighfar ( doa meminta ampun ) yang dilakukan oleh anakmuuntukmu dahulu “ .Hadis riwayat Ahmad. ( lihat Ibnu Kasir, Nihayah filfitan wal Malahim, hal. 408).

Prestasi anak hasil didikan orangtua baik di dunia dan diakhirat tersebut dapat dilihat dan diukur jika anak tersebut dapat menjadi imam, pemimpin bagi orang yang bertaqwa, pemimpin di dunia. Prestasi dan kepenmimpinan didunia tersebut jika dilaksanakan sesuai dengan konsep keislaman, akan menjadi asset bagi kepemimpinan di akhirat.

3. Pewaris kepemimpinan.

Allah berfirman ( kepada nabi Ibrahim ) : "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: " Dan bagaimana dengan anak dan keturunanku nanti ? ". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim". ( QS. AlBaqarah/2 : 124 )

Prestasi kepemimpinan tersebut hanya dapat diraih jika si anak diajar, dididik,dan dilatih untuk memiliki syarat-syarat kepemimpinan seperti iman, ilmu, akhlak,. Kepemimpinnan tidak akan diberikan kepada anak yang tidak memilikis syarat. Oleh sebab itu jika sorangtua menginginkan agar anaknya dapat mewariskan kepemimpinan dunia, maka dia harus berikhtiar memberikan nilai-nilai kepemimpinan tersebut kepada anaknya sebagai generasi penerus.

Sudah menjadi sunatullah, setiap bangsa yang maju akan mendidik generasi selanjutnya dengan nilai-nilai kepemimpinan sehingga kepemimpinan bangsa terwsebut tetap berkelanjutan. Dahulu, bangsa Romawi mendidik anak – anak mereka menjadi anak yang kuat dan berilmu sehinga mereka menjadi gererasi yang kuat. Bangsa Jepang setelah kalah dalam perang dunia kedua, kembali mendidik generasi bangsanya untuk menjadi pemimpin dunia. Hari ini bangsa yahudi juga mendidik generasi mereka sejak dalam kandungan untuk menguasai dunia, sehingga menjadi generasi yang berprestasi.( silakan baca artikel Why the Jews so smart oleh Dr. Stephen Carr Leon). Mengapa mereka berbuat demikian ? Karena mereka sadar bahwa kepemimpinan itu tidak diwariskan tetapi diupayakan dengan pendidikan yang terbaik sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat bahwa Allah tidak akan memberi kepemimpinan kepada generasi yang dzalim, yaitu generasiyang tidak memiliki syarat-syarat kepemimpinan.

4. Ujian kehidupan ( Fitnah )

“ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar “ ( QS. Taghabun /64 : 15 )

Oleh sebab itu, orangtua yang memiliki anak selalu didalam ujian kehidupan, yaitu apakah orangtua dapat lulus dalam mendidik anaknya sehingga anaknya dapat mewariskan kepemimpinan tersebut atau orangtua tersebut gagal dalam mendidik anaknya sehingga kepemimpinan di masa akan dating terlepas dari keturunannya, sehingga anak tidak menjadi imam, tetapi menjadi pengikut kepada oranglain (makmum) dalam kehidupan di masa mendatang. Jika lulus maka anak dapat menjadi asset kehidupan dunia - akhirat dan menjadi pewaris kepemimpinan. Jika orangua lulus ujian tersebut maka orangtua mendapatkan pahala mendidik dan juga mendapat bagian dari pahala perbuatan anak di masa mendatang, sehingga anak menjadi jariyah bagi kedua orangtuanya.

Imam Ghazali menyatakan dalam kitab Ihya menyatakan : “ Jika orangtua membiasakan kejahatan dan mensia-siakan anaknya seperti mensia-siakan binatang ternak, niscaya anak itu akan celaka dan binasa. Dan dosa itu adalah pada leher orang yang mengurusnya dan walinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah : “ Hai orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu daripada api neraka “ ( QS. At tahrim ; 6 ). Oleh sebab itu orangtua sangat berperan utama dalam memelihara dan menjaga anaknya daripada neraka dunia, dan menjaga anak daripada neraka akhirat harus mendapat perhatian lebih utama daripada menjaga mereka daripada masuk dalam neraka dunia. ( Ihya Ulumudin, jilid 2 hal. )

5. Dapat menjadi musuh dalam menjalankan agama

“ Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ ( QS. At Taghabun/64 : 14 ).

Jika orangtyua gagal dalam mendidik anaknya, maka anak tersebut dapat menjadi musuh bagi orangtua tersebut, sebab kegagalan itu memberikan dampak dosa bagi orangtuanya di akhirat kelak, dan juga merupakan cela dan kehinaan baginya di dunia disebabkan oleh kejahatan yang dibuat anaknya dimasa mendatang.

Tetapi jika orangtua dapat mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik, maka si anak akan menjadi penyejuk hati, menjadi penolong dan asset pahala di akhirat nanti.


6. Aset doa dan pahala.

“ Maka dia ( nabi Sulaiman ) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar ) perkataan semut itu. dan kemudian dia ( Sulaiman a.s. ) berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh" ( QS. An Naml/27 : 19 ).

Jika orangtuanya berhasil dalam mendidik anaknya, maka anak yang saleh akan tetap mengenang jasa orangtuanya dalam setiap kenikmatan yang dirasakannya sehinnga dia tidak pernah lupa untuk mendoakan kedua orangtuanya tersebut. Pendidikan yang baik itu dapat menjadikan si anak nanti termasuk kelompok orang yang saleh baik didunia maupun di akhirat kelak.

Malahan orangtua yang mendidik anak itu akan kembali berjumpa dengan anaknya di dalam surga kelak, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Quran :
“ dan orang yang beriman, dan anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka tersebut dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. ( QS. At Thur : 21 )

Ibnu Abbas dalam tafsirnya menyatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah : “ Jika anak-anak orang yang beriman mati dalam keadaan iman sedangkan kedudukan ayah mereka lebih tinggi daripada kedudukan mereka, maka nanti di sdalam surga anak-anak tersebut akan dikumpulkan dengan orangtua mereka, tanpa mengurangi sedikitpun daripada pahala amalan mereka “. Thabrani meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas menyatakan bahwa rasulullah saw bersabda : “ Jika seseorang itu masuk kedalam surga, maka diaa akan bertanya tentang kedua orangtuanya dan isterinya, dan anak-anaknya, maka Allah berkata kepadanya : Mereka itu tidak mendapat kedudukan yang sama dengankedudukanmu, maka orang itu akan berkata kepada Allah : Wahai Tuhanku, saya telah berbuat amal kebaikan itu bagi diriku danjuga untuk mereka, maka Allah memerintahkannya untuk menjumpai mereka “. Hadis riwayat Thabrani.( IbnuKastir, al Nihayah, hal. 406 )


7. Melahirkan generasi penerus.


“ Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri" ( Qs. Ahqaf /46 : 15 )

Susunan doa dalam dua ayat diatas ( Surah An naml : 19 dan surah al Ahqaf : 15 ) hampuir bersamaan, hanya saja dalam surat ahqaf diatas ada kata-kata “ Wa aslih fi dzurriyati “yang bermakna : “ Dan perbaikilah anak keturunanku “. Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang baik dan lengkap dari orangtua tersebut berkesan kepada anaknya, sehingga si anak setelah menjadi orangtua anntiakan menerapkan pendidikan yang sama kepada anak-anak keturunannya. Anak mempunyai kecenderungan mencontoh bagaimana orangtuanya mendidik dirinya diwaktu kecil dahulu, oleh sebab itu setiap orangtua harus dapat menberikan pendidikan yang baik dan itu dapat menjadi amal jariyah dalam mendidik. Sebaliknya jika orangtua salah dalam mendidik, maka itu juga dapat dicontoh ole anak-anaknya sehingga akan menjadi dosa yang berkelanjutan. Jika demikian , maka orangtua harus segera memperbaiki diri dengan bertobat atas segala kesilapan dalam mendidik anak-anaknya.

B. MATERI PENDIDIKAN ANAK DALAM ALQURAN

Untuk mencapai konsepanaksebagaimanayang dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut diatas, maka Al Quran juga memberikangambaran tentang materi yang perlu diberikan kepada anak sehingga anak dapatb menjadi penyejuk hai dan pemimpin orang yang bertaqwa.

1. Pendidikan tauhid dan keimanan,

” dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( QS.Lukman/31:13)

Pendidikan pertama dalam al Quran adalah pendidikan tauhid, sehingga si anak nanti tidak berbuat syirik kepada Allah. Anak harus dibekali dengan ilmu tauhid, pengenalan kepada Tuhanyang mencipta alam, mencipta dirinya dan mengatur seluruh kehidupan. Rasuluylah saw bersabda dalam sebuah hadis : Bukakanlah ucapan pertama dari mulut anakmukalimat tauhid ” Tiada tuhan selain Allah ”, danajarkanlah mereka sebelum mereka meninggal dunia kalimat ” Tiada tuhan selain Allah ”. Hal ini sangat penting sebab ketauhidan seseorang merupakan faktor utama bagi kehidupan seseorang.

2. Pengenalan kehidupan

” dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. ( QS. Lukman/31:14)

Dalam ayat ini Al Quran menganjurkan agar si anak dikenalkan kepada kehidupan sehingga dia mengetahui siapakah orangtuanya yang telah melahirkan, membesarkannya dengan bersusah payah. Dengan demikian diharapkan sianak agar selalu bersyukur dengan segala kenikmatan yang dia terima. Hal ini juga boleh dikatakan bahwa orangtua sepatutnya memberikan kesadaran kepada anaknya bahwa semua kenikmatan hidup seperti air, makanan, dan lain sebagainya adalah pemberian Tuhan, sehingga sudah sepatutnya sebagai manusia kita bersyukur kepadaNya dan kepada manusia yang ikut andil dalam kehidupan.

3. Bergaul dengan cara yang baik.

” dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. Lukman : 15 ).

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa si anak wajib dididik agar dapat bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, apalagi dengan orangtua dan keluarganya sendiri , malahan jika orangtua itu tidak sejalan dengan anak, maka tidak boleh memutuskan hubungan dan komunikasi. Selanjutnya anak juga harus pandai dalam mencari kawan yaitu mereka yang dapat membimbingnya ke kehidupan yang benar dan lebih baik.

4. Pengenalan tentang Hari Pembalasan.

(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. ( QS. Lukman: 16 )

Dari ayat diatas dapat dilihat seorang anak harus diberikan pengetahuan tentang adanya pembalasan di akhirat nanti, sebab dalam kehidupan ini ada Tuhan Dzat Yang Maha Kuasa, sehingga segala sesuatu apakah itu perbuatan yang baik atau buruk, semuanya akan dibalas, dantidak ada seorangpun manusia akan terlepas dari pembalasan tersebut. Pengetahuan tentang pembalasan ini merupakan dasar bagi motivasi untuk berbuat baik kepada semua orang, dan merupakan landasan iman dalam kehidupan.

5. Pengenalan ibadah dan ilmu syariat

” Wahai anakku, dirikanlah shalat ”.( QS. Lukman : 17)

Setelah manusia mengenal Tuhannya, dan mengenal kehidupan baik melalui kenikmatan yang didapat dan hubungan kemanusiaan dengan yang lain, serta mengetahui adanya pembalasan atas segala perbuatan, barulah si anak diperintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat. Ibadah adalah lambang dari pengenalan terhadap segala hukum-hukum fiqih ibadah, dan juga kepada fiqih yang lain seperti fiqih munakahat ( kekeluargaan ), fiqih perniagaan dan ain sebagainya. Pengenalan ini agar si anak mengetahui mana yang haram, dan mana hal yang halal. Halal danHaram inibukan hanya terbatas kepada ibadah ritual juga, tetapi dalam hal-hal yang lain.

6. Mengenalkan kebaikan dan keburukan

” dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar ”. ( Qs. Klukman : 17 )

Setelah iabadh shalat, sianak dididik untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga si anak dapat ter[pelihara dari apa saja yang dapat memberikan pengaruh negatif dan buruk kepada hidupnya. Si Anak bukansaja dikenalkan terhadap kebaikan dan keburukan, malahan sianak dilatih untuk berani menyuruh untuk melakukan kebaikan, dan juga berani untuk mereka yang melakukan kejahatan.

7. Kesabaran dan ketabahan

” dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” ( QS. Lukman : 17 )

Anak juga dilatih untuk bersabar dalam setiap musibah, dan tabah dalammenghadapisetiap tantangan kehidupan, dapat memecahkan problematika kehidupan dengan penuh hikmah dan bijaksana.

8. Membuang rasa ego dan sombong

Ÿ
” dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” ( QS;Lukman : 18 )

Asnak juga dididiik agar tidak menjadi orang yang ego, individualis dan sombong, dia juga hidup bersama orang lain baik di rumah, di sekolah, di masyarakat dan didunia.Oleh sebab itu dia tidak boleh menyombongkan dirinya sebab setiap keberhasilan yang dicapai oelh seorang anaktidak terlepas dari perbuatan orang lain terhadap kita.

9. Membuang sikap mewah.


”dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” ( QS.Lukman : 19 ).

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa seorang anak juga harus dididik dan dilatih agar tidak menampakkan kemewahan diri, keluarga sehingga membuat anak menjadi merasa sombong; tetapianak dilatih untuk menjadi manusia yang sederhana. Kesederhaan itu bukanhanya dalam kebendaan juga di dalam bersuara, berkata-kata, dan lain sebagainya.


Dari ayat-ayat diatas kita melihat bahwa materi pendidikan tersebut merupakan materi pendidikan kepemimpinan sehingga sianak dilatih untuk dapat meningkatkan seluruh kemampuan dalam multi-intelegensia, hanya saja yang dilatih bukan kepada kemapuan operasional ( technikal skill) saja , tetapi lebih banyak kepada kemampuan mengatur dan menghadapi kehidupan (living-skill) yang berlandaskan kepada nilai-nilaitauhid, dan landasan syariat sehingga si anak dapat menjadi pemimpin ( imam ) baik dalam kehidupan yang bersifat sementara di duniayang fana maupun dalamkehidupan yang kekal. Wallau Alam. ( Muhammad Arifin Ismail )
*Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Anakku Syurgaku, di Medan pada 30 Mei 2009.

PENDIDIKAN AGAMA USIA DINI


“ jagalah dirimu dan keluargamu daripada api neraka “ (Qs. Tahrim : 6)

Ada seorang laki-laki datng kepada Rasululah berkata : Ya Rasulullah beri aku sebuah nasehat. Nabi bersabda : Bertaqwalah kamu kepada Allah, dimana saja kamu berada. Orang itu berkata : “ Tambah lagi nasehatnya ya rasulullah. Nabi meneruskan : Ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan yang baik, niscaya yang baik akan menghapuskan yang buruk “. Orang itu berkata lagi : Tambahkan lagi ya Rasulullah. Nabi melanjutkan : " Berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik " Hadis riwayat Tirmidzi dari Abu Dzar . Dalam hadis yang lain diriwayatkan bahwa ada seorang sahabat berkata kepada Rasulullah : " Ya Rasulullah, ada seorang wanita , dia berpuasa di siang hari dan berdiri mengerjakan shalat tahajud di malam hari, tetapi akhlaknya sangat buruk, sebab dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Mendengar perkataan sahabat itu, Rasulullah saw bersabda : ' Tidak ada kebaikan pada wanita tersebut, dan dia nanti termasuk penghuni api neraka " Hadis riwayat Imam Ahmad dan Hakim dari Abu Hurairah. Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah : Wahai Rasulullah, orang beriman yang manakah yang paling utama imannya.? Rasulullah saw menjawab : Orang yang paling baik akhlaknya ". Hadis riwayat Abu daud dan Tirmidzi daripada Abu Hurairah.

Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa pengajaran agama bertujuan untuk membentuk akhlak, sehingga segala perintah dan larangan agama bertujuan untuk membentuk akhlak. Anas bin Malik berkata ; " Bahwa seseorang itu akan sampai ke tingkat yang tertinggi di dalam surga disebabkan dengan kebagusan akhlaknya walaupun ia seorang yang tidak banyak ibadahnya. Dan akan sampai ke tingkat yang paling rendah dalam neraka jahannam disebabkan keburukan akhlaknya walaupun ia seorang yang banyak ibadahnya " Seorang ulama tasauf, Al Junaid berkata : " Empat perkara mengangkat seorang hamba kepada derajat yang paling tinggi, walaupun amalan ibadahnya dan ilmu pengetahuannya sedikit yaitu : lemah lembut, rendah hati, murah hati, dan akhlak yang baik, dan itulah kesempurnaan iman ".

Kitab suci Al Quran diturunkan sebagai pedoman manusia agar mempunyai akhlak yang mulia. Tugas Rasul untuk menyempurnakan akhlak tersebut dinyatakan dalam sebuah hadis : " Sesungguhnya aku ini diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia ". Oleh sebab itu akhl;ak rasul merupakan contoh bagi pelaksanaan Al Quran sehingga Allah sendiri telah memuji tentang kebaikan akhlak Rasulullah saw dengan firmanNya " Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) mempunyai akhlak yang mulia ". ( Q.S. Al Qalam : 4 ). Kitab suci Al Quran juga adalah materi pelajaran pertama yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabat-sahabat beliau di rumah Arqam bin Abi Arqam. Tetapi Rasulullah mengajarkan Al Quran bukan hanya dengan membaca, dan menghafal tetapi juga menerangkan cara mempraktekkan ayat tersebut sehingga sahabat berkata : " Jika kami mempelajari sepuluh ayat, maka kami tidak menambah ayat yang lain sebelum kami dapat mengamalkan ayat yang telah kami pelajari tersebut '. Mengajarkan ayat-ayat Al Quran harus bersamaan dengan mengajarkan cara hidup Rasuolullah, oleh sebab itu Ibnu Masud berkata bahwa ; " Kami para sahabat mengajarkan anak-anak kami cerita dan kisah-kisah kehidupan nabi Muhammad sebagaimana kami mengajarkan mereka untuk membaca dan menghafal Al Quran ".

Demikian juga dalam sejarah perjalanan sahabat kita lihat bahwa kitab Al Quran diajarkan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada si anak akan konsep tauhid aplikatif sehingga Allah bukan saja diyakini sebagai Tuhan Pencipta manusia dan alam semesta tetapi juga seseorang harus dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap sisi kehidupan sehingga kita akan selalu berada dibawah pengawasannya, sebagaimana sabda nabi mepada Ibnu Abbas : wahai anak, peliharalah Allah niscaya Allah akan memelihara engkau ". Tauhid aplikatif ini akan membentuk menusia mempunyai akhlak yang mulia.

Inilah juga yang dipelajari oleh ulama terdahulu sebagaimana kisah seorang ulama sufi, Sahal bin Abdullah Tusturi yang berkata : Sewaktu aku berumur tiga tahun, aku bangun pada suatu malam dan melihat pamanku Muhammad bin Suwar melakukan shalat tahajud. Kemudian pada suatu hari dia berkata kepadaku : " Wahai sahal, Tidakkah engkau mengingat Allah yang menjadikan engkau ? " Kemudian aku bertanya : Bagaimanakah caranya agar aku selalu mengingatNya? Pamanku menjawab : " Katakanlah dalam hatimu, ketika kamu akan tidur, sebanyak tiga kali, tanpa menggerakkan lidahmu : “ Allahu Ma'iy…Allahu Nadzirun ilayya…Allahu Syahidi ( artinya : " Allah bersamaku, Allah melihat kepadaku, Allah menyksikan segala perbuatanku ") Sahal melanjutkan : " Aku lakukan apa yang disuruhnya , dan aku ceritakan kepada pamanku bahwa aku telah membacanya. Pamanku berkata : coba engkau baca lagi tujuh kali ". Aku lakukan dan pamanku tak lama berkata lagi : Bacalah setiap malam sebelas kali..Aku tetap melakukan demikian sampai aku mendapatkan kemanisan iman dalam hatiku. Pamanku berkata : " wahai sahal , barangsiapa yang merasa Allah selalu bersamanya, selalu melihatnya, selalu menyaksikan apa saja yang dilakukannya, mungkinkah dia melakukan maksiat ?

Pembentukan keimanan dan akhlak sejak usia dini sangat diperlukan, dan itu semua harus dimulai dari rumah dengan mengajarkan ayat-ayat Al Quran dan nilai-nilai tauhid sejak dini, sehinga hal itu dapat menjadi filter kehidupan sewaktu mereka masuk ke alam remaja. Dilanjutkan dengan tersedianya madrasah diniyah ditengah masyarakat, sehingga setiap anak muslim wajib masuk madrasah diniyah sehingga sewaktu dia baligh, system pendidikan telah membentuk dia memiliki agama yang kuiat. Jika ada wajib belajar bagi anak bangsa, mengapa tidak ada wajib agama bagi anak muslim sebelumusia baligh?

Baru-baru ini menteri Agama telah mencadangkan tahun 2009 sebagai Tahun pendidikan agama usia dini. Program ini semoga tidak hanya menjadi slogan tanpa aksi, tetapi sepatutnya menjadi gerakan dari rumah ke rumah, masjid ke masjid. Program di rumah dengan menggalakkan kembali membaca al Quran, membuiat programm-program tivi sarat dengan nilai-nilai agama untuk anak usia dini. Sebagai contoh, di televise negara jiran ada pelajaran membaca al Quran, ada lagi program belajar tajwid, ada lagi program melagukan al Quran, sehingga anak-anak yang tidak sempat ke madrasah masih mendapatkan pelajaran tersebut memalui tivi.

Dulu sewaktu anak-anak masuk sekolah dasar di pagi hari, maka hamper dapat dipastikan di sore harinya anak-anak tersebut akan mengikuti pendidikan madrasah diniyah ( seratus persen agama ) sehingga sewaktu anak berusia dua belas tahun, maka dia tamat sekolah dasar dan waktu yang sama tamat madrasah diniyah. Pada saat sekarang ini sangat disayangkan banyak program sekolah umum sampai pukul tiga sore, ditambah lagi dengan les, dan bimbingan tes, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk belajar agama. Jika ada madrasah diniyah saat ini, maka kurikulum tidak seperti dahulu yang seratus persen agama tetapi telah bertukar menjadi tujuh puluh persen agama malahanada yang hanya tiga puluh persen. Jika ada yang masuk sekolah islam terpadu sampai sore, tetapi sdit tidak memberikan materi agama sebanyak yang diberikan oleh madrasah diniyah dahulu. Akibatnya muatan agama yang dimiliki anak pada hari ini sangatlah minim. Oleh sebab itu bagaimana mungkin seorang anak akan mendapat pendidikan agama yang lengkap jika lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan masjid tidak memberikan agama dalam kehidupannya.

Sudah waktunya setiap orangtua berpikir bahwa pendidikan agama adalah fardhu ain, sedangkan pendidikan umum merupakan fardhu kifayah. Maksudnya perhatian orangtua kepada pelajaran dan pendidikan agama lebih utama daripada perhatian kepada masalah akademik. Sehingga jika seandainya anak tidak sempat masuk kemadrasah disebabkan kesibukan sekolah atau les, maka orangtrua perlu berinisiatif bagaimana mendatangkan guru ke rumahnya untuk mengajarkan anak fardhu ain, seperti tauhid, ibadah dan akhlak. Jika orangtua berani membayar guru lue private bahasa inggeris, matematika sampai les piano dan lain sebagainya, maka orangtua muslim sepatutnya biasa mendatangkan guru ke rumahnya untuyk belajar mengaji bukan hanya alquran,tetapi juga ilmu-ilmu islam yang lain. Semoga pencadangan tahun pendidikan usia dini dilanjutkan dengan program terpadu, sehingga kita dapat menyiapkan generasi yang tangguh di masa mendatang. Jangan anak kita mendengar azan hanya pada waktu lahir ke dunia,sedangkan setelah itu lebih banyak dia mendengar nyanyian yang tidak bermakna. Fa’tabiru ya ulil albab.

KEBANGKITAN NASIONAL : ANTARA BOEDI OETOMO DAN SYAREKAT ISLAM


Hari kebangkitan Nasional selama ini selalu dihubungkan dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Sebenarnya organisasi Boedi Oetama bukanlah organiasi kebangsaan pertama di Indonesia. Boedi Oetomo didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. Boedi Oetomo pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.
Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, Boedi Oetomo menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. “Tidak pernah sekali pun rapat Boedi Oetomo membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka, ” papar KH. Firdaus AN.
Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar Boedi Oetomo tertulis bahwa “Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” Inilah tujuan Boedi Oetomo yang, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.
Noto Soeroto, salah seorang tokoh Boedi Oetomo, di dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya… Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ”
Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik Boedi Oetomo di bawah asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” ( Majalah Al-Lisan nomor 24, 1938)
Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak ada satu pun anggota Boedi Oetomo yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Arah perjuangan Boedi Oetomo yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan perkauman sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja, sehingga hal itu telah mengecewakan dua tokoh besar Boedi Oetomo sendiri, yaitu Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya keluar dari organisasi tersebut.
Bukan itu saja,. ketua pertama Boedi Oetomo yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, ternyata adalah seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram sejak tahun 1895. Sekretaris Boedi Oetomo (1916), yang bernama Boediardjo, juga seorang Mason ( anggota free Masonary) yang mendirikan cabangnya sendiri yang dinamakan Mason Boediardjo. Hal ini dikemukakan dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962” (Dr. Th. Stevens), sebuah buku yang dicetak terbatas dan hanya diperuntukan bagi anggota Mason Indonesia.
Dari fakta sejarah diatas, maka “Boedi Otomo sebenarnya tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan Boedi Oetomo tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. Boedi Oetomo adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya, ” demikian dinyatakan oleh KH. Firdaus AN dalam bukunya yang berjudul : Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa”.
Boedi Oetomo bukanlah organisasi pertama yang lahir di bumi Indonesia,sebab tiga tahun sebelum Beodi Oetomo dibentuk, seorang pengusaha batik kota Solo bernama Haji Samanhudi bersama kawan-kawan pengusaha batik mendirikan Syarikat Dagang Islam di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. Pada tahun 1912 organisasi ini mengadakan rapat dan merubah nama organisasi menjadi Syarekat Islam danmenetapkan pembentukan Pengurus Besar dengan cabang-cabangnya di seluruh Indonesia. Dalam rapat tersebut juga disepakati bahwa organisasi akan melakukan beberapa usaha yaitu (1) Meningkatkan usaha perekonomian bangsa Indonesia (2) Memajukan pendidikan dan mencerdaskan bangsa Indonesia (3) Melaksanakan ajaran Islam secara penuh (4) Menghilangkan segala bentuk khurafat di dalam pengertian agama islam.
Berbeda dengan Boedi Oetomo yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat Syarekat Islam lebih nasionalis. Keanggotaan Syarekat Islam terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.
Syarekat Islam bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya,sedangkan Boedi Oetomo bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar Boedi Oetomo Pasal 2). Syarekat Islam bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia, sedangkan Boedi Oetomo besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura,
Dalam setiap rapat organisasi, Syarekat Islam memakai bahasa Indonesia baik dalam anggaran dasar maupun dalamrapat organisasi sebab anggota dan pengurus yang hadir dari seluruh daerah di Indonesia, sedangkan anggaran dasar Beodi Oetomo berbahasa Belanda.
Syarekat Islam bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda,sedangkan Beodi Oetomo bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda, Dalam sikap terhadap agama ,Syarekat Islam membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya, sedangkan Beodi Oetomo bersikap anti Islam dan anti Arab ( dibenarknan oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman )
Syarekat Islam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan, sedangkan Boedi Oetomo tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,
Lebih daripada itu, anggota dan tokoh Syerekat Islam banyak yang ditangkap dan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan ada anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat,sebab melawan penjajah Belanda, sedangkan anggota Boedi Oetomo tidak ada yang ditangkap Belanda, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul, Syarekat Islam bersifat kerakyatan dan kebangsaan, sedangkan Boedi Oetomo bersifat feodal dan keningratan,Syarekat Islam berjuang melawan arus penjajahan, sedangkan Boedi Oetomo menurutkan kemauan aruspenjajahan, Syarekat Islam lahir 3 tahun sebelum Beodi Oetomo yakni 16 Oktober 1905, sedangkan Boedi Oetomo baru lahir pada 20 Mei 1908.
Dari perbandingan diatas dapat kita lihat bahwa sebenarnya Hari Kebangkitan Nasional sebenarnya pada tanggal 16 Oktober. Sudah sewajarnya bangsa Indonesia jujur dengan sejarah , sebab dengan diangkatnya Boedi Oetomo berarti telah menyingkirkan peranan umat islam dalam kebangkitannasional, padahal sejarah Syarekat islam sebagai bukti bahwa umat islam adalah umat yang aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. ( Buletin Jumat ISTAID - Medan, Muhammad Arifin Ismail, 19 Mei 2009 ).

Saturday, April 18, 2009

UJIAN HARTA BAGI PENGUASA


“ Sesungguhnya harta kamu dan anak-anak adalah suatu ujian ” ( QS.Anfal :27)

Imam Baihaqi meriwayatkan hadis yang disampaikan oleh Ibrahim bin Abdul Rahman menceritakan bahwa pada suatu hari Khalifah Umar bin khattab menerima khazanah ( harta kekayaan negara ) negeri Kisra. Seorang sahabat Abdullah bin Arqam az Zuhri berkata kepasa khalifah : “ Adakah tidak kamusimpan kesemua harta ini di dalam Baitul Maal ? “. Mendengar ucapan itu, Umar bin Khatab menjawab : “ Kita tidak akan menyimpannya di dalam Baitul Maal sehingga kita selesai membagi-bagikan harta tersebut kepada mereka yang membutuhkannya “. Kemudian khalifah Umar bin Khattab menangis. Melihat khalifah menangis, Abdurahman bin Auf berkata : “ Apa yang menyebabkan kamu menangis wahai Amirul Mukminin ?”. Umar bin Khattab menjawab : “ Sesungguhnya harta ini tidak akan dikaruniakan Allah kepada sesuatu kaumpun melainkan Allah akan mencampakkan di kalangan mereka permusuhan dan kebencian “.

Dalam riwayat lain juga menceritakan bahwa pada waktu harta kekayaan dari kerajaan Kisra di Parsi tersebut dibawa ke hadapan Khalifah Umar bin Khattab, di depan khalifah terdapat Suraqah bin malik bin Ja’sam. Suraqah, pada waktu sebelum masuk Islam adalah seorang pemuda pasda waktu jahiliyah pernah mengejar nabi sewaktu berhijrah , dimana ditengah jalan kudanya tersungkur, danmeminta nabi untuk menolongnya. Setelah ditolong oleh nabi, pemuda Suraqah tadi meminta kepada nabi untuk diberikan gelang raja Kisra dari Parsi jika seandainya nabi dapat menaklukkan Kisra. Khalifah Umar bin Khattab mengambil gelang raja Kisra yang terdapat dalam harta khazanah tersebut, dan memberikannnya kepada Suraqah bin Malik. Gelang itu diambil oleh Suraqah dan segera dipakai ke lengannya, memenuhi lengan sampai ke bahu. Melihat gelang tersebut telah berada di tangan Suraqah, maka Khalifah Umar berkata : Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan gelang penguasa kerajaan Kisra dari negeri parsi, telah berada di tangan Suraqah bin malik,seorang pemuda kampong dari Bani Mudlij “.

Setelah itu Khalifah Umar bin Khattab berkata : “ Ya Allah, sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa Rasul-Mu Muhammad saw sangat gembira sewaktu menerima harta kekayaan, tetapi beliau segera membelanjakannya di jalan-Mu dan dipergunakan untukmenolong hamba-hambaMu. Walau bagaimanapun, Engkau telah memelihara beliau dengan mengalihkan pandangan beliau dari merasa bangga dengan harta tersebut, dan memberikan kebaikan kepadanya melalui harta tersebut ( dengan cara membelanjakan harta itu untuk jihad dan mebagi-bagikan kepada semua orang ). “.

Khalifah Umar melanjutkan ucapannya :”Ya Allah Sesungguhnya aku mengetahui bahwa khalifah sebelumku, Abubakar Shiddiq,juga amat suka kepada harta benda, tetapi setiap harta itu dating kepadanya maka dia segera membelanjakan harta itu untuk jihad fi sabilillah dan membantu orang lain. Hal itu berarti Engkau telah memeliharanya dari ujian harta sehingga mengalihkan pandangannya dari rasa bangga kepada harta kepada perbuatan segera membelanjakanharta tersebut di dalamjalanMu dan perintahMu. Oleh sebab itu Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari segala cobaan dan ujian dari harta benda ini.

Kemudian Khalifah Umar bin Khattab membacakan ayat suci Al Quran ayat 55-56 dari Surah Al Mukminun : “ Apakah kamu semua menyangkan dan mengira bahwa harta kekayaan dan anak-anak yang Kami berikan kepadamu itu merupakan kebaikan-kebaikan bagi mereka ? Tidak, sesungguhnya mereka itu tidak sadar ( atas ujian harta dan anak tersebut ). ”.

Ibnu Abbas berkata bahwa pada suatu hari khalifah Umar bin Khattab memanggilnya datang menghadap. Sewaktu Ibnu Abbas sampai di tempat Umar, Ibnu Abbas melihat sehelai kain dari kulit terbentang di hadapan khalifah dimana di atas kain tersebut terdapat emas yang penuh bertaburan.Khalifah Umar berkata kepada IbnuAbbas : Marilah kemari, ambillah emas ini dan segera bagi-bagikan kepada orang-orang yang ada di luar sana. Demi Allah, Dia lebih mengetahui mengapa Dia memberikan emas ini semasa akumenjadi khalifah, dan tidakmemberikannya kepada NabiNya dan khalifah Abubakar sebelumku. Aku tidaklah mengetahui apakah Allah dengan emas ini berarti memberikan kebaikan kepadaku atau menjadi awal daripada kejahatan dan keburukan. Khalifah Umar menangis dan melanjutkan ucapannya :” Tidak, sekali-kali tidak, Demi Allah yang memegang nyawaku di dalamgenggamanNya. Dia tidak mengaruniakan harta ini kepada Nabi dan Abubakar dengan tujuan adalah merupakan kebaikan untuk mereka berdua , dan sekarang Allah memberikan harta ini kepada Umar juga dengan tujuan bagaimana aku dapat memberikan kebaikan kepadanya”. Demikianlah sikap Umar terhadap harta yang didapatnya sewaktu dia menjadi khalifah, dimana dia tidak melihat itu merupakan kenikmatan, atau kesempatan untukmemperkaya diri, tetapi itumerupakan ujian Allah kepadanya. Jika dia dapat mempergunakan harta dan kekuasaan tersebut untuk kebaikan dan melaksanakan keadilan, maka dia lulus dariujian harta dan kuasa; tetapi jika dia tidak dapat memakai harta kakayaan dan kedudukan tersebut untuk kebaikan, tetapihanya untuk memperkaya diri, maka itu berarti keburukan yang didapatnya.

Ujian demi ujian dilalui oleh Umar bin Khattab, tetapi akhirnya beliau tetap lulus dari ujian tersebut. Demikian juga pada suartu hari menurut Abdurahman bin Auf, Umar bin Khattab mengantarkan orang suruhannya untukmemangilku ke hadapan khalifah. Sewaktu Abdurahman bin Auf sampai di tempat khalifah, dia mendengar tangisan Umar sehingga Abdurahman bin Auf segera berkata : ”Inna Lillahi wa Inna ilaihi raji’un ”. Abdurahman segera masuk menghampiri khalifah Umar ingin bertanya musibah apa yang membuatnya sedih dan menagis. Khalifah Umar bin Khattab menjawab : ” benar, ada musibah besar, sambil menunjuk ke sebuah ruangan ”. Khalifah Umar segera mengajak Abdurahman melihat apadi dalamruangan tersebut, ternyata di dalam ruangan itu terdapat bungkusan harta kekayaan yang banyak, tersusun di dalam ruangan ”. Umar berkata : ” Wahai Abdurahman, inilah yang membuatku sedih dan menangis, sebab dengan datangnya harta kekayaan ini maka terhinalah keluarga al Khattab. Sesungguhnya jika Allah mengyhendaki sudah pasti sudah memberikannya harta ini kepada Nabi dan Abubakar khalifah sebelumku. Kedua sahabatku itu telah meninggal dan aku juga harus mengikuti sunnah (cara mensikapi harta ini ) yang juga harus aku ikuti. Maka sekarang aku memanggilmu untukberfikir apa yang harus kita buat dengan harta yang banyakini ”. Akhirnya, Khalifah segera membagi-bagikan harta kekayaan yang banyak itu kepada seluruh rakyatnya, sehingga beliau memberikan empat ribu kepada setiap ummahatul mukminin ( istri-istri nabi ) dan memberikan empat ratus kepada setiaporang dari rakyatnya sehingga kesemua harta bungkusan itu habis tidak ada yang tersisa sepeserpun ”. Demikianlah sikap khalifah Umar binKhattab dengan harta kekayaan yang didapatnya sewaktu beliau menjabat khalifah umat Islam. Bagaimanakah dengan sikap wakil raklyat yang menang, presdiden yang akan datang, dan setiap orang yang menduduki jabatan.

Apakah mereka melihat kekdudukan dan kekayaan itu merupakan kenikmatan yang memang Allah berikan kepada mereka untuk dipakai dengan seenaknya,atau mereka melihat itu merupakan ujian Alah yang sedang datang kepadanya. Benarlah pepatah yaman berkata : ” Shalatu a’dah, was shaumu jaladah, fakh tabirunnasa bil mal - Shalat itu adalah ibadah, puasa itu merupakan kemuliaan pribadi seseorang, tetapi jikaengkau ingin mengaahui iman seseorang maka lihatlah diabagaimana mempergunakan harta kekayaan yang datang kepadany ”. Semoga kita semua dapat lulus dari ujian harta yang selalu datang kepada kita. Fa’tabiru Ya Ulil albab.