Pages

Saturday, December 25, 2010

SEBENARNYA NATAL BUKAN 25 DESEMBER





SEJARAH TANGGAL HARI RAYA NATAL

by: Dr. J.L. Ch. Abineno


Gereja-gereja merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Kebiasaan ini baru mulai dalam abad ke-4. Sebelum itu Gereja tidak mengenal perayaan Natal. Terutama karena Gereja tidak tahu dengan pasti bilamana –pada hari dan tahun berapa– Yesus dilahirkan. Kitab kitab Injil tidak memuat data data tentang hal itu. Dalam Lukas 2 dikatakan, bahwa pada waktu Yesus dilahirkan gembala gembala sedang berada “di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (ayat 8). Itu berarti, bahwa Yesus dilahirkan antara bulan Maret atau April dan bulan November.
Klemens dari Alexandria mengejek orang orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad abad pertama hidup kerohanian anggota anggota jemaat lebih diarahkan kepada kebangkitan Yesus. Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun umumnya –terutama oleh Origenes– dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang Kristen tidak berbuat demikian: orang Kristen merayakan hari kematiannya sebagai hari ulang tahunnya.

Tetapi di sebelah Timur (= Eropa Timur) orang telah sejak dahulu memikirkan mukjizat pemunculan Allah dalam rupa manusia. Menurut tulisan tulisan lama suatu sekte Kristen di Mesir telah merayakan “pesta Epiphania” (= pesta Pemunculan Tuhan) pada tanggal 4 Januari. Tetapi yang dimaksudkan oleh sekte ini dengan pesta Epiphania ialah munculnya Yesus sebagai Anak Allah –pada waktu Ia dibaptis di sungai Yordan. Gereja sebagai keseluruhan (= Gereja di seluruh Eropa) bukan saja menganggap baptisan Yesus sebagai Epiphania, tetapi terutama kelahiranNya di dunia. Sesuai dengan anggapan ini Gereja –pada permulaan abad ke 4– merayakan pesta Epiphania pada tanggal 6 Januari sebagai pesta kelahiran dan pesta baptisan Yesus.

Perayaan kedua pesta ini berlangsung pada tanggal 5 Januari malam (menjelang tanggal 6 Januari) dengan suatu tata ibadah yang indah, yang terdiri dari Pembacaan Alkitab dan puji pujian (= nyanyian). Ephraim dari Syria menganggap Epiphania sebagai pesta yang paling indah. Ia katakan: “Malam perayaan Epiphania ialah malam yang membawa damai sejahtera dalam dunia. Siapakah yang mau tidur pada malam, di mana seluruh dunia sedang berjaga jaga?!” Pada malam perayaan Epiphania semua gedung gereja dihiasi dengan karangan bunga. Pesta ini khususnya dirayakan dengan gembira di guha Betlehem, di mana Yesus –menurut kepercayaan orang– dilahirkan.

Di Roma perayaan Natal kemudian –antara tahun 325 dan tahun 354– beralih dari tanggal 6 Januari ke tanggal 25 Desember. Dalam agama kafir pada waktu itu tanggal 25 Desember dirayakan sebagai pesta untuk menghormati dewa matahari. Kaisar Konstantin menghendaki, supaya agama Kristen menggunakan praktik praktik keagamaan yang ada pada waktu itu, Sementara. itu konsili Nicea (325) dengan kuat menggarisbawahi, bahwa Yesus sejak lahirNya adalah Anak Allah. Hal ini mendorong Gereja untuk merayakan hari ulang tahun (= dies natalis) Yesus sebagai suatu pesta tersendiri, lepas dari pesta baptisanNya.

Untuk itu Gereja menggantikan pesta kafir –pesta dewa matahari– dengan “pesta Kristen”: “pesta Natal Yesus Kristus” sebagai Terang dunia. Tetapi pengaruh pesta kafir ini lama sekali nampak dalam pesta Natal. Begitu rupa, sehingga Paus Leo –dalam abad ke 5– harus menasihatkan orang-orang Kristen pada waktu itu supaya mereka jangan merayakan pesta dewa matahari, tetapi Natal Yesus Kristus.

Dari Roma perayaan Natal pada tanggal 25 Desember disebarkan ke seluruh dunia. juga ke Indonesia. Jadi yang kita rayakan pada tanggal 25 Desember bukanlah suatu tanggal historis.. (Dr. J.L. Ch. Abineno, Buku Katekisasi Perjanjian Baru I, BPK Gunung Mulia, Jakarta, Cet. II, 1987, hlm. 14-16). [taz/voa-islam.com]


Tipuan Pohon Natal = Kelahiran Yesus Menurut Bibel?
Ditulis oleh : Hj.Irena Handono

Untuk menyibak tabir 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, sebaiknya disimak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana tercantum dalam Lukas 2:1-8 dan Matius2:1, 10, 11. Sedangkan Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus.

Lukas 2:1-8:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud -- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

Jadi, menurut Lukas, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7 M = 579 tahun Romawi). Yusuf tunangan Maria (Maryam) ibu Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka berangkat kesana, dan lahirlah Yesus di Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.

Menurut Matius 2:1, 10, 11

Matius 2:1:
2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

Matius 2:10:
2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.

Matius 2:11:
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Jadi menurur Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah antara tahum 37 SM sampai tahun 4 M (749 tahun Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.

Jadi, cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang sedang di lepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan malam hari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.

Bagi yang memiliki wawasan luas, hati dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al-quran telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Nabi Isa alaihissalam).

Q.S Marayam:23-25
23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan."

24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,

Jadi menurut Al-Qur’an, Nabi Isa as dilahirkan pada musim panas disaat buah kurma sedang ranum. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthur. Peak, dalam Commentary on the bible – seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus lahir dalam Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus – September.

Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga yang dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:

"There is, moreover, no authority for the belief than Dcember 25 was the actual birthday of jesus. If we can give abny credence to the brit – storyof lurk, with the shepherds keeping watchby night in the fields near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, mhen the night temperature is so low in the hill country of Judea that snow is not uncommon. After much argument our Chritmast day seems to have been accepted about A. D. 300."

(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang rumput di dekat Bethlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 300 Masehi). ****

Wednesday, December 22, 2010

FATWA MUI TENTANG PERAYAAN NATAL

Pada tahun 1981dahulu, Majelis Ulama Indonesia, telah mengeluarkan Fatwa yang berkaitan dengan perayaan Natal dengan salinan fatwa sebagai berikut. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia setelah :

MEMPERHATIKAN :

1. Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal .
3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.

MENIMBANG :

1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
2. Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan aqiqah dan ibadah agama lain.
3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.
4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.

Meneliti kembali
Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:

A. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:

1. Al Qur`an surat Al-Hujurat ayat 13: ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan Kamu sekattan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang bertaqwa (kepada Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

2. Al Qur`an surat Luqman ayat 15:”Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada-Ku lah kembalimu, maka akan Ku-berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

3. Al Qur`an surat Mumtahanah ayat 8: ”Allah tidak melarang kamu (ummat Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang (beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

B. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain berdasarkan :

1. Al Qur`an surat Al-Kafirun ayat 1-6:”Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.”

2. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 42: “Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersatukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Kita, kemudian kepada-Kulah kembalimu, maka akan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

C. Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:

1. Al Qur`an surat Maryam ayat 30-32: “Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. (Dan Dia memerintahkan aku) berbakti kepada ibumu (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”

2. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 75: “Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rosul yang sesungguhnya telah lahir sebelumnya beberapa Rosul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan(sebagai manusia). Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).”

3. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 285 : “Rasul (Muhammad telah beriman kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman) semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-Nya. (Mereka mengatakan) : Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari Rasul-rasulnya dan mereka mengatakan : Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa) Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

D. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak Isa Al Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :

1. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 72 : “Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu seorang penolong pun.”

2. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 73 : “Sesungguhnya kafir orang-orang yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga (Tuhan itu ada tiga), padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih.”

3. Al Qur`an surat At Taubah ayat 30 : “Orang-orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Al Masih itu anak Allah. Demikianlah itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah-lah mereka bagaimana mereka sampai berpaling.”

E. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakan dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab “Tidak” : Hal itu berdasarkan atas :Al Qur`an surat Al Maidah ayat 116-118 :”Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaummu): Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah, Isa menjawab : Maha Suci Engkau (Allah), tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu : sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadapa mereka selama aku berada di antara mereka. Tetapi setelah Engkau wafatkan aku, Engkau sendirilah yang menjadi pengawas mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu dan Jika Engkau mengampunkan mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”

F. Islam mengajarkan Bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas Al Qur`an surat Al Ikhlas: “Katakanlah : Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun / sesuatu pun yang setara dengan Dia.”

G. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :

1. Hadits Nabi dari Nu`man bin Basyir : “Sesungguhnya apa apa yang halal itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati).”

2. Kaidah Ushul Fiqih “Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak dihasilkan).”

MEMUTUSKAN

MEMFATWAKAN :

3. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan diatas.

4. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.

5. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H

7 Maret 1981

Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia

Ketua Sekretaris

K.H.M SYUKRI GHAZALI Drs. H. MAS`UDI

Demikianlah bunyi teks fatwa tersebut, semoga kita sebagai umat Islam dapat menjadikan fatwa tersebut menjadi panduan dalam bersikap terhadap agama lain. Hal ini sangatlah penting, sebab akhir-akhir ini banyak pendapat tentang hukum perayaan natal bagi umat Islam. Terlebih lagi menurut situs voa-islam, terdapat buku tentang natal yang ditulis didepannya dengan kalimat ” maulid nabi isa a.s.”. Demikian juga terdapat tayangan di layar kaca melalui media tivi dimana umat kristiani menayangkan acara natal dengan nasyid dari kitab injil berbahasa arab dengan memakai busana muslimah, dan mendatangkan penyanyi dari kristiani Timur tengah. Oleh sebab itu umat Islam harus waspada dan tidak terikut dan terpengaruh dengan segala bentuk kegiatan natal yang bernuansa arab, dan tidak terjebak dengan pemikiran liberalisme dan pluralisme yang mencampuradukan kegiatan satu agama dengan agama yang lain. Rasululah saw telah memperingatkan hal ini dengan sabdanya yang disampaikan oleh sahabatnya Abdullah bin Amru bin 'Ash radhiyallahu 'anhuma, berkata: ” Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya dan tahun baru mereka (naruz), dan perayaan agama mereka (mahrajan) serta menyerupai mereka sampai dia meninggal dunia dalam keadaan demikian, maka nanti di hari kiamat, ia akan dibangkitkan bersama mereka ” (Sunan al-Baihaqi IX/234). Umat Islam dilarang menghadiri perayaan natal,sebab natal berkaitan dengan akidah dan ibadah agama lain, walauoun demikian umat Islam tetap harus menghormati agama lain dan bersikap toleransi dengan bersikap dan berakhlak yang mulia dalam berhubungan dan bersilaturahmi dengan mereka, sebagaimana dinyatakan dalam al quran : ”Katakan kepada orang kafir bahwa saya tidak akan menyembah apa yang akan kamu sembah, dan kamu juga tidak perlu menyembah apa yang saya sembah. Saya tidak pernah menyembah apa yang kamu sembah dan saya juga tidak pernah menyembah apa yang kamu sembah. bagi kamu agama kamu, dan bagiku agamaku. ( QS.AlKafirun ) . Inilah sikap umat Islam, tegas dalam akidah, tetapi tetap toleran dan menghormati agama yang lain. Fa’tabiru Ya Ulil albab.

Sunday, December 12, 2010

HIJRAH

A..Makna Hijrah

Makna hijrah secara bahasa : berpindah dari suatu keadaan/tempat kepada keadaan/tempat yang lain.
Para rasul melakukan hijrah : nabi adam hijrah dari surge ke dunia, nabi nuh hijrah dari masyarakat yang kafir kepada masyarakat beriman, nabi Ibrahim hijrah dari Babilonia, ke Mesir, ke Palestina, dan Makkah, nabi Yusuf hijrah dari keluarga yang hasad ke Mesir, nabi Isa hijrah dari Palestina, ke Mesir; nabi Musa hijrah dari Mesir ke bumi Palestina, nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah.

Dalam Al Quran makna hijrah bermakna :
1.meninggalkan perbuatan yang buruk :
“ dan perbuatan yang buruk, maka hijrahlah, tinggalkanlah ( Surah al Muddasir/73 : 5)
2.menjauhkan diri dari orang yang musyrik :
“ Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka (orang musyrik) ucapkan dan jauhilah merka (hijrah) dengan cara yang baik “ ( Surah al Muzammil/73 : 10 )
3.berpindah kepada perintah Tuhan :
“ Dan berkata (nabi Ibrahim ) : Sesungguhnya aku berpindah kepada apa yang diperintahkan oleh Tuhan kepadaku “ ( Surah al ankabut/29 : 26 ).
4.hijrah pada jalan Allah :
“ Mereka (orang munafiq/kafir ) ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir. Maka janganlah kamu jadikan mereka sebagai pemimpinmu sehingga mereka berhijrah kepada jalan Allah “ ( Surah an Nisa/4 : 89 )

Hijrah dalam hadis nabi :
Hadiis hijrah:

1.Seorang sahabat Amrul Qais hijrah ke madinah disebabkan seorang perempuan, sehingga menjadi pembicaraan sahabat; mendengar itu rasulullah saw bersabda “ Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung kepada niatnya; dan setiap orang akan mendapat sesuai dengan niat perbuatannya. Sesiapa yang berhijrah dengan kepada Allah dan rasulNya, maka dia akan mendapatkan Allah dan rasulNya; dan sesiapa yang berhijrah untuk mencari seorang perempuan atau dunia maka dia akan mendapatkan perempuan atau dunia sebagaimana yang diniatkannya “ ( hadis sahih riwayat Bukhari Muslim).

2. Suatu hari seorang Arab datang dari negeri Syam bertanya kepada Rasulullah bertanya : Ya Rasulullah, apakah itu islam? Nabi menjawab : islam adalah engkau menyerahkan diri kepada Allah dan rasulnya dan engkau memberikan jaminan keselamatan kepada orang lain dengan lidahmu dan tanganmu. Arab itu bertanya lagi : Apakah yang terbaik daripada Islam? Nabi menjawab : Iman. Orang itu bertanya lagi : Apakah itu iman? Nabi menjawab : Engkau beriman kepada Allah dan rasulNya, dan kitab-kitabNya, dan malaikatnya, dan hari kemudian dan qadha (ketentuan) baik atau buruk itu daripada Allah. Orang Arab badui itu bertanya lagi : Apakah yang terbaik daripada iman? Nabi menjawab : Hijrah. Dia bertanya lagi : Apakah itu hijrah? Nabi menjawab : engkau meninggalkan segala kejahatan dan keburukan. Orang arab bertanya lagi : apakah hijrah yang terbaik? Nabi menjawab : Jihad. Orang itu bertanya lagi : Apakah jihad? Nabi menjawab : Engkau berusaha untuk menghadapi segala kekufuran “.
( Kitab al Iman, Ibnu taimiyah )

Hijrah dalam kehidupan nabi/sahabat :
1. Hijrah sahabat nabi ke negeri Habsyah tahun kelima kenabian.
2. Hijrah nabi ke Thaif
3. Hijrah nabi/sahabat ke Madinah.



B.Pelaksanaan hijrah.

1.Persiapan hijrah :

a. Perjanjian Aqabah I antara 12 muslim madinah dengan rasululah pada musim haji 11 kenabian
dan perjanjian Aqabah II antara 70 muslim madinah untuk membela Islam pada musim haji tahun 12
b. Pengiriman sahabat nabi mus'ab dan ummu maktum pada tahun kesebelas kenabian ke madinah untuk mengajar islam kepada masyarakat muslim madinah.
c. Hijrah sahabat pada awal tahun ketiga belas kenabian.
d. Nabi berdoa untuk dapat tempat yang lebih baik ( Surah al isra/ 17 :80 )
e. Perintah hijrah setelah ada keputusan pertemuan seluruh kelompok kafir Makkah di darunnadwah untuk membunuh nabi dengan cara setiap kabilah mengirimkan seorang pembunuh, sehingga mereka utusan kabilah itu secara bersama akan membunuh nabi ( Surah al anfal : 30).

2. Merancang Hijrah : Setelah mendapat perintah hijrah, nabi di siang hari segera berangkat ke rumah Abubakar untuk merancang perjalanan hijrah :

a. Menyediankan kenderaan 2 ekor unta
b. Mengambil jalan yang tidak biasa dilalui ( menuju Madinah melalui arah ke Jeddah )
c. Menyewa Abdullah ibn Uraiqith sebagai penunjuk jalan.
d. Merancang waktu berjalan : berangkat malam dan dipagi hari sembunyi.
e. Memberi tugas kepada Aisyah untuk memasak makanan, Asma binti Abubakar sebagai pengantar makanan ke gua, dan Abdullah bin Abubakar setiap malam akan datang ke gua memberikan informasi perkembangan Makkah, dan kembali ke Makkah sebelum subuh. Amir bin Furaihah hamba sahaya Abubakar ditugaskan untuk mengembalakan kambing Abubakar di sekitar gua berangkat pagi dan pulang di sore hari.
f. Setelah keadaan aman dari kejaran musuh, baru berangkat ke madinah melalui jalan Jeddah.

Pelaksanaan hijrah.

1.Waktu :senin,1 rabiul awal thn.13/ 24 september 622
2.Tatkala pengepungan rumah nabi di malam hari, Ali disuruh tidur diatas katil nabi dengan selimut nabi.
3. Nabi keluar tengah malam hari dari pintu belakang, membaca doa, menuju rumah Abubakar.
4.Di pagi hari nabi bersembunyi di gua 3 malam dan menyuruh penunjuk jalan membawa unta ke rumahnya untuk diberi makan, dan nanti baru kembali lagi jika ada arahan.
5.Setelah berjalan, sembunyi, baru berserah diri dan tawakkal ( Surah at taubah:40).
6. Asma mengantar makanan ke gua di pagi hari, kambing dibawa ke dekat gua sehingga jejak langkah kambing menghapuskan jejak langkah kaki asma, disiang hari susu kambing diperah untuk nabi, di petang hari kambing kembali, sehingga jejak langkah kaki asma kembali ke Makkah terhapus dengan jejak langkah kaki kambing pulang ke makah; dimalam hari Abdullah datang ke gua memberikan informasi tentang perkembangan Makkah kepada nabi dan Abubakar, dan dia pulang ke makkah sebelum subuh, jejak langkah kaki besok pagi terhapus lagi dengan jejak langkah kaki kambing.
6.Pertolongan Allah dengan labah-labah, dan burung sehingga sewaktu orang kafir datang ke gua mereka yakin bahwa tidak ada orang di dalam gua disebabkan adanya lebah dan burung.
7.Setelah aman dari kejaran musuh, nabi menyuruh Abdullah bin Abubakar untuk memanggil kembali Abdullah bin Uraiqith membawa Rasul menuju Madinah.
8.Musuh berusaha mencari nabi dengan mengadakan perlombaan siapa yang dapat mengejar nabi diberi hadiah seratus ekor unta. Ssuraqah bin naufal segera mengejar dan dapat mengesan kedudukan nabi di tepi pantai , tetapi sewaktu Suraqah akan membunuh nabi dengan pedangnya, Allah memelihara nabi dengan cara kuda suraqah masuk ke dalam pasir, sehingga membuat Suraqah gagal untuk membunuh nabi. Hal itu terjadi sampai ketiga kali, akhirnya Suraqah meminta tolong kepada nabi dan berjanji tidak akan mengejar lagi, dan dia segera kembali ke makkah.

9. Hari kedelapan nabi sampai di Quba (dekat madinah ). Disana sudah ada orang islam maka nabi membina Masjid sebagai masjid pertama dalam sejarah islam. ( Surahat Taubah:108).
10. pagi hari kedua belas, hari Jumat nabi berangklat ke Madinah; di tengah jalan turun nperintah shalat jumat, maka nabi melakukan shalat jumat pertama kali dalam perjalanan di kampung bani auf.
12.Setelah shalat jumat, nabi berangkat menuju madinah dan masyarakat muslim serta yahudi madinah sudah menunggu nabi dan menyambut nabi dengan nasyid “tala’al badru alaina “
13. Nabi berhenti di tempat berhentinya unta, yaitu dis ebuah kebun kurma milik dua orang anak yatim
14. Nabi membeli kebun kurma milik anak yatim itu untuk dijadikan masjid dan rumah nabi.

C. Membina Negara madinah :

1.Membeli tanah anak yatim seharga 10dinar untuk tapak masjid.
2. Membina masjid dengan panjang dan lebar 100 hasta(lebih kurang 50 meter) dengan ldinding batu , tiang batang kurma,dan atap daun kurma, lantai tanah.
3.Melakukan shalat jamaah.
4.Mengikat persaudaraan antara individu muhajirin dan anshar ( Surah al Hasyr : 9).
5.Membuat perjanjian antar umat pelembagaan madinah mengatur hubungan muslim , kabilah arab, dan yahudi di madinah untuk saling bekerjasama, hidup bersama dan mempertahankan madinah. Inilah pelembagaan Negara pertama secara tertulis di dunia.
6. Mengarahkan seluruh masyarakat untuk bekerja dan membangun ekonomi.
7.Membentuk masyarakat berilmu dengan majlis ilmu di masjid .
8.Membangun ekonomi umat islam madinah dengan membuat pasar wakaf madinah.
9.Membina teknologi dan industri pertahanan sehingga seluruh keperluan umat wajibbaik pakaian, makanan, dan senjata diproduksi oleh umat islam sendiri.
10.Membentuk masyarakat berkualiti dalam akhlak, kerja, ilmu dan ibadah sehingga rasulullah bersabda : “ sebaik-baikmasyarakat adalah masyarakat aku , dan sahabatku dan setelah sahabatku “.

D.Kunci kejayaan hijrah :
1.landasan iman.
2.persiapan masyarakat madinah untuk menerima islam
3.perancangan yang baik.
4.ikhtiar dengan seluruh potensi ( jihad ).
5.kebijaksanaan dan keputusan yang tepat.
6.membina perpaduan dan visi melalui shalat jamaah dan jumat.
7.pembentukan institusi masjid sebagai pusat pembinaan dan informasi.
8.membentuk kekuatan hukum bagi semua dengan pelembagaan madinah
9.memakai semua kekuatan dari semua golongan, anak-anak, pemuda, wanita, orang kafir, hamba sahaya, untuk bekerjasama.
10.doa dan pertolongan Allah.

E.Sejarah taqwim hijrah.

1.Zaman nabi tidak ada taqwim, dan tahun ditandai dengan peristiwa besar, seperti tahun gajah sebagai tanda tahun kelahiran nabi.
3.Cadangan taqwim dari gubernur yaman Ya'la bin Umayah kepada khalifah abubakar, tetapi abubakar belum dapat menentukan taqwim.
2.Khalifah umar menerima balasan surat dari Abu Musa al Asy'ari dengan ayat : “ Menjawab surat khalifah yang tidak bertarikh “, memberikan pemikiran kepada Umar untuk menentukan taqwim islam.
3.Umar mengadakan musyawarah dengan seluruh sahabat Dalam perjumpaan ada 4 cadangan sebagai penentu awal tahun islam, yaitu dari tahun lahir nabi, atau tahun nabi mendapat wahyu pertama, atau tahun nabi wafat atau tahun nabi hijrah.
4.Perjumpaan menentukan bahwa penetapan taqwim islam dimulai dari tahun nabi hijrah dan hitungan bulan dimulai dari bulan muharram

F.Makna tahun baru hijrah

1.Hasan albasri berkata : “ setiap pagi ,hari berkata: hai manusia aku makhluk baru, dan amalmu akan jadi saksi, maka rebutlah aku, karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat kelak”
2.waktu dalam islamadalah pertanggungjawaban di depan Tuhan yang harus diisi dengan amal dan perbuatan yang baik ( Surah al ‘ashr 1-3, surah almukminun :3, surah al furqan).
3.pergantian waktu adalah ujian iman ( Surah ali imran:140 / surah alhasyr: 18)
3.Setiap pagi dan petang nabi berdoa meminta perlindungan darisikap lemah dan malas
4.Hadis nabi menyatakan seorang mukmin tidak layak masuk ke dalam lobang yang sama dua kali.
5.Doa akhir dan awal tahun bukan hanya sekedar ritual tetapi untuk menilai program dan perjalanan hidup di tahun yang lalu , maka segera meminta ampun atas kesalahan (sebaagi dioa akhir tahun ) ; dan segera merancang program untuk tahun mendatang, setelah itu baru berdoa ( doa awal tahun ) agar program tersebut dapat dijalankan dnegan baik.
6.Hijrah, proses peningkatan kualiti hidup harus dilaksanakan dengan landasan iman dan diupayakan dengan sekuat tenaga (jihad ) dengan mempergunakan segala kemudahan yang ada. Hijrah tanpa jihad adalah tidak akan tercapai, dan hijrah bukan dengan landasan iman akan sia-sia.
( Surah al baqarah: 219/surah al anfal:74/ surah taubah:20)
7.Hijrah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk: hijrah niat ( motivasi), hijrah pemikiran (visi), hijrah perbuatan , hijrah emosi, hijrah keluarga, hijrah persekitaran, hijrah budaya, hijrah tradisi dan lain sebagainya.
8.Dengan hijrah, (meningkatkan kualiti hidup kea rah yang lebih baik ) seorang muslim diharapkan dapat menjadi teladan ( syuhada kehidupan ) bagi manusia dan masyarakat dunia. Individu muslim menjadi syuhada kepada manusia ( surah al baqarah : 143 ), masyarakat muslim menjadi masyarakat terbaik ( surah ali imran : 143 ), dan penguasa dan khalifah di muka bumi (surah annur : 55 ).

HIJRAH SEKARANG INI :

Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitab “ Ainal Hill “ ( Dimana jawaban atas persoalan umat ) mencadangkan 20 langkah hijrah bagi meningkatkan kualiti umat islam :
1.Hijrah dari perbincangan remeh temeh, masalah sunat-khilafiyah kepada masalah yang lebih utama dan bersifat universal.
2.Hijrah dari sibuk dengan amalan sunat kepada amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah.
3.Hijrah dari sikap mencari perbedaan kepada sikap perpaduan.
4.Hijrah dari amalan secara bilangan kepada amalan mementingkan kualiti.
5.Hijrah dari ibadah yang tdk seimbang kepada ibadah yang seimbang.
,6.Hijrah dari sikap mempersulit kepada sikap saling memudahkan
7.Hijrah dari sikap jumud/tertutup kepada sikap terbuka, berwawasan.
8.Hijrah dari banyak berbicara kepada budaya banyak kerja.
9.Hijrah dari melakukan agama secara emosional kepada sikap pfofesional dan rasional.
10.Hijrah dari sikap ta’asub kepada sikap tolak angsur dengan perbedaan(toleran)
11.Hijrah dari penyampaian islam secara lisan kepada islam dengan kesadaran
12.Hijrah dari muslim idealis kepada menjadi muslimyang praktikal dan kerja terancang.
13.Hijrah kepada sikap merasa lebih tingi kepada sikap bermasyarakat, bergaul dengan semua lapisan.
14. Hijrah dari sikap mudah menuduh kepada sikap sama-sama mencari penyelesaian.
15.Hijrah dari kenangan masa lalu kepada sikap siapkan dengan membangun masa depan dengan mempersiapkan generasi terbaik untuk dapat menjawab cabaran masa depan.
16.Hijrah dari sibuk kepada kerja politik kepada kerja pelayanan sosial
17.Hijrah dari perselisihan kelompok kepada kerjasama antar kelompok .
18.Hijrah dari sikap malas kepada sikap kerja produktif niat ibadah
29.Hijrah dari kejahilan kepada ilmu pengetahuan dan kepakaran dalam semua bidang.
20. Hijrah dari pembentukan individu kepada pembentukan system, dan masyarakat.
Wallahu A’lam . ( Muhammad Arifin Ismail ).

Thursday, December 2, 2010

RISALAH NIKAH

CINTA : ANUGERAH ILAHI

Allah berfirman : “ Allah telah menjadikan bagi manusia kecintaan terhadap wanita, anak-anak , harta yang banyak dari emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup dan disisi Allah terdapat surga tempat kembali yang lebih baik “ ( QS. Ali Imran : 14 ).


Sudah menjadi ketetapan dalam kehidupan ( natural law / sunnatullah ) bahwa segala sesuatu diciptakan dengan berpasang-pasangan. Hari diciptakan dalam siang dan malam, aksi dan reaksi, positip dan negatip, jantan dan betina, guru dan murid, bumi dan langit, dan manusia juga diciptakan dalam dua bentuk, lelaki dan wanita. Oleh karena itu lelaki dan wanita adalah bagian dari manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan. Dalam bahasa kiasan dapat digambarkan bahwa lelaki dan wanita di tengah kehidupan laksana dua sayap burung yang sedang terbang, jika kedua sayap tersebut sama kuat dan seimbang, maka burung itu dapat terbang mencapai puncak yang tertinggi, tetapi jika salah satu sayap burung itu patah atau lemah, dan tidak seimbang, maka burung tersebut tidak dapat terbang dengan sempurna, atau tidak dapat terbang sama sekali.

Untuk terciptanya hubungan antara lelaki dan perempuan tersebut, maka dalam diri manusia diperlukan perasaan yang dapat menghubungkan antara sesama manusia. Hubungan itulah yang diciptakan Tuhan melalui cinta dan kasih sayang. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa perasaan cinta dan kasih sayang adalah rahmat dari Allah dan merupakan fitrah suci yang diletakkan dalam hati manusia demi terwujudnya kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat kelak.


“ Wahai manusia , Kami ( Allah ) jadikan kamu terdiri dari lelaki dan perempuan , berbangsa dan berpuak, agar kamu saling mengenal antar sesama. Sesungguhnya mereka yang paling bertaqwa itulah yang akan mendapat kedudukan yang paling mulia di sisi Allah “ ( QS. 49 : 13 ).

“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Tuhan adalah Dia menciptakan bagimu isteri-isteri dari jenismu sendiri ( jenis manusia ) agar kamu mendapatkan ketentraman dan kedamaian. Untuk itu Dia memberikan rasa kasih sayang di dalam hatimu, sesungguhnya hal itu merupakan tanda-tanda bagi orang yang berpikir “. ( QS. 30 : 21 ).

Cinta juga mempunyai ruang kajian yang sangat luas, tidak hanya terbatas padahubungan kasih sayang antara lelaki dan wanita, tetapi juga menyangkut hubungan antara seseorang dengan yang lain, hubungan anak dengan orangtua, hubungan negara dengan negara, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan Tuhan, ataupun hubungan manusia dengan makhluk lain seperti dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Setiap insan diciptakan mempunyai rasa cinta dan juga hasrat seksual. Berarti cinta dan keinginan seksual adalah fitrah suci yang diberikan oleh Tuhan dalam diri manusia. Fitrah cinta dan seksual yang suci tersebut dapat bernilai suci jika diletakkan dan disalurkan dalam aturan yang telah digariskan oleh Pemilik kehidupan Yang Maha Suci, sehingga rasa cinta , kasih sayang dan hasrat seksual sesama manusia tersebut dapat menjadi bagian dari kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Suci.


Jika manusia dapat menyalurkan cinta dan kasih sayang serta melakukan hubungan seksual tersebut berlandaskan pada cinta yang suci menuju pada ridha Ilahi, maka dia akan mendapat kenikmatan tertingi serta kebahagiaan hidup baik dalam masa yang singkat di dunia ini maupun kehidupan masa mendatang di alam akhirat.

Cinta , kasih sayang dan hubungan seksual tersebut akan mencapai kedudukan tertinggi jika dilakukan dengan cara-cara terhormat berdasarkan petunjuk pemilik kehidupan, Allah swt . Tetapi jika seandainya rahmat cinta yang suci yang diberikan oleh Tuhan tersebut dipergunakan dan disalurkan melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan, maka berarti manusia tersebut telah mencampakkan dirinya ke dalam jurang kenistaan karena dia akan mendapat murka dari Tuhan, si pemilik cinta itu sendiri, Rabbul ‘alamin.

Cinta , kasih sayang dan hubungan seksual yang sah tersebut hanya dapat disatukan antara lelaki dan perempuan dalam sebuah ikatan pernikahan yang sah sebagaimana yang telah diatur oleh Tuhan, si pemberi cinta itu sendiri, sehingga dengan pernikahan tersebut dapat memberikan manfaat ketenangan dan kebahagian baik bagi diri individu maupun masyarakat .

Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pernikahan adalah legalisasi hubungan cinta, kasih sayang dan hubungan seksual demi mendapatan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, sedangkan cinta, kasihsayang dan hubungan seksual di luar pernikahan merupakan penghinaan atas kesucian cinta itu sendiri dan merupakan pelanggaran atas peraturan yang telah digariskan dalam hubungan seksual antar lelaki dan perempuan yang akan mengakibatkan kesengsaraan bagi individu, dan masyarakat.

Cinta , kasih sayang dan keinginan seksual dalam diri manusia adalah fitrah dan kodrat manusia yang suci. Fitrah ini merupakan keperluan asasi bagi kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan dari naluri dan jiwa manusia itu sendiri. Maka jika seseorang ingin menikmati cinta, kasih sayang dan keinginan seksual yang sejati dan abadi , maka dia harus meletakkan cinta , kasih sayang, dan hubungan seksual tersebut dalam kedudukan yang mulia dan terhormat, dengan cara-cara yang mulia sesuai dengan aturan pernikahan yang telah diatur oleh Yang Maha Mulia, sehingga dengan itu dia akan mendapatkan kebahagiaan hidup yang abadi baik sejak di dunia sampai di akhirat nanti.




NIKAH SEBAGAI IBADAH

1. Nikah : Sunnah Rasulullah.

Tiga orang sahabat datang ke rumah isteri Nabi ingin menanyakan bagaimanakah ibadah Nabi selama ini.? Setelah mendengar keterangan tentang bagaimana nabi beribadah, mereka berkata : “ Bagaimanakah ibadah kita jika dibandingkan dengan ibadah Nabi, sedangkan beliau itu telah mendapat ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah lalu dan juga yang akan datang “.. Salah seorang dari mereka berkata : “ Saya akan melakukan shalat di tengah malam secara terus menerus “. Seorang lagi berkata: “ Saya akan berpuasa setiap hari tanpa berbuka “. Seorang yang lain berkata : “ Sedangkan saya akan menjauhkan diri dari perempuan dan berniat untuk tidak akan menikah selama-lamanya “.

Tak lama kemudian, rasulullah saw datang dan berkata : "“Apakah kamu kelompok yang berkata seperti ini..? Aku adalah orang yang paling takut kepada Allah, dan orang yang paling taqwa. Aku berpuasa dan juga berbuka. Aku tidur dan aku juga menikahi perempuan-perempuan. Maka barangsiapa yang tidak senang dengan sunnahku ( tradisiku itu ), maka dia itu tidaklah termasuk dari golonganku “. ( hadis riwayat Bukhari ).

Pada suatu hari datanglah seorang sahabat bernama Akkaf bin Basyar al Tamimy menghadap nabi Muhammad saw. Rasul bertanya kepadanya : Wahai Akkaf , apakah engkau mempunyai seorang isteri ? Tidak….ya Rasulullah. Rasul bertanya lagi : Apakah engkau mempunyai hamba sahaya perempuan ? Tidak, jawab Akkaf. Rasul bertanya lagi : Adakah hidupmu penuh dengan kelapangan dan kemudahan..? Ya, jawab sahabat tersebut. Kemudian rasul melanjutkan : Jika demikian, maka engkau adalah kawan syetan. Jika seandainya engkau dalam agama nasrani, maka engkau termasuk dalam kelompok paderi mereka. Sesungguhnya sunnah kami adalah nikah. Orang yang jahat diantara kamu adalah mereka yang hidup membujang dan mati yang paling hina adalah mati dalam keadaan membujang……Setelah mendengar ucapan tersebut Akkaf berkata : Ya Rasulullah, aku tidak akan menikah kecuali jika engkau menikahkan aku dengan seseorang yang engkau sukai. Rasul menjawab : “ Aku nikahkan engkau dengan Karimah binti kalsum al Humairy. ( hadis riwayat Thabrani ). Itulah sebabnya maka ada salah seorang diantara sahabat rasul yang bernama Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa : ‘ Jika seandainya ajalku akan tiba, dan aku tahu bahwa umurku masih ada sepuluh malam lagi, maka aku aku akan menikah karena aku tidak ingin jika aku meninggal tanpa ada isteri disampingku “ ( Majmu al zawaid/251).

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah saw mengutuk orang lelaki yang menyerupai perempuan, dan orang perempuan yang menyerupai lelaki, dan lelaki yang berkata bahwa aku tidak akan menikah dan perempuan yang berkata bahwa aku tidak akan menikah. ( hadis riwayat Ahmad ). Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa : Barangsiapa yang mempunyai kemudahan tetapi dia tidak menikah maka dia tidaklah termasuk dalam golonganku “ ( hadis riwayat Thabrani ).

Rasulullah pada suatu hari juga bersabda : “ Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang telah mampu, maka hendaklah menikah, agar kamu dapat menundukkan pandangan matamu ( dari wanita lain ) dan juga menyelamatkan kemaluanmu ( dari perbuatan zina ). Barangsiapa yang tidak mampu untuk melakukan perkawinan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menahan dirimu dari perbuatan maksiat “ ( Hadis riwayat Bukahri dan Muslim ). Rasulullah bersabda : “ Jika seorang hamba telah menikah, berarti dia telah menyempurnakan sebagian dari imannya , maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah untuk menyempurnakan sebagian yang lain “ ( hadis riwayat Baihaqi ). Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa nikah itu adalah sunnah rasulullah, dan mengikuti sunah merupakan ibadah.


2. Niat nikah

Dalam sebuah hadis rasulullah saw bersabda : “ Barangsiapa yang menikahi perempuan karena kemulian perempuan tersebut, maka Allah akan menjadikan dia hina. Barangsiapa yang menikahi perempuan karena harta bendanya, maka dia akan menjadi faqir. Barangsiapa yang menikahi perempuan karena keturunannya , maka dia akan menjadi rendah, tetapi siapa yang menikahi perempuan karena ingin memelihara pandangannya dan kemaluannya atau karena ingin menghubungkan silaturahmi maka Allah akan memberkati keduanya “ ( hadis riwayat Thabrani dari Anas )




Rasulullah juga bersabda : “ Janganlah kamu menikahi perempuan hanya disebabkan oleh kecantikannya saja karena kecantikan itu akan berkurang. Janganlah kamu menikahi perempuan karena harta kekayaannya saja karena harta kekayaan itu akan habis, tetapi nikahilah perempuan itu disebabkan oleh agamanya, dan perempuan hitam yang berpegang teguh pada agama itu lebih baik bagimu“. ( hadis riwayat Ibnu Majah )

Dalam hadis lain rasulullah bersabda : “ wanita itu dinikahi disebabkan karena empat hal yaitu harta kekayaannya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka berpeganglah kamu pada agamanya, maka kamu akan beruntung “ ( hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).

Dari hadis diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pernikahan bukan untuk memiliki harta kekayaan, bukan juga karena kecantikan seseorang, juga bukan karena si gadis itu dari keturunan yang terhormat, tetapi untuk menyelamatkan iman dan agama, itulah sebabnya kita memilih seorang perempuan tersebut karena agamanya dan pelaksanaan ajaran agama yang dinyatakan dalam akhlak dan kepribadiannya.


3. Pahala hubungan suami isteri.

Rasulullah saw bersabda : “ Setiap anak adam harus mengeluarkan sedekah setiap hari selama matahari terbit.” Sahabat bertanya : ‘ Bagaimanakah caranya ya rasulullah.? Dan darimana kami mendapat harta sehingga kami dapat bersedekah setiap hari..? rasul menjawab : Sesungguhnya pintu pintu kebaikan itu banyak : membaca tasbih ( subhanalah ), membaca tahmid ( alhamdulillah ), membaca tahlil ( la ilaaha illallah ), amar makruf dan mencegah kemungkaran, membuang duri dari tengah jalan, menolong orang yang pekak untuk mendengarkan sesuatu, menuntun orang yang buta, memberi petunjuk kepada orang yang sesat di jalan, menolong orang yang sedang kesusahan, menolong orang miskin yang lemah, itu semuanya adalah sedekah. Dan kamu berhubungan dengan isterimu itu juga akan mendapat pahala “. Sahabat bertanya : “ Apakah dalam syahwat tersebut ada pahala ? “ Rasul menjawab : Ya..apakah kamu tidak melihat bahwa jika kamu mempunyai anak kemudian kamu besarkan dan nikahkan dan dia meninggal, apakah perbuatanmu itu tidak akan dihitung “ ? Sahabat menjawab : Ya pasti dihitung.Rasul kemudian berkata : “ Apakah kamu yang menjadikannya ? “ sahabat menjawab : “ Tidak, tetapi Allah yang menjadikannya “. Rasul bertanya lagi : “ Apakah kamu yang memberikan petunjuk kepadanya “ . Sahabat menjawab : Tidak, tetapi Allah yang memberinya petunjuk. Rasul bertanya lagi : “ Apakah kamu yang memberi rezeki kepadanya ? Sahabat menjawab ; ‘ Tidak, tetapi Allah yang memberikan rezeki kepadanya. Rasul berkata ; “ Maka letakkanlah kemaluanmu pada tempat yang halal dan jauhkanlah dia dari tempat yang haram dan letakkan air mani itu pada tempatnya, maka jika Allah menghendakinya hidup maka dia akan hidup, dan jika Allah menghendakinya mati, maka dia mati, tetapi engkau telah mendapat pahala dari perbuatanmu itu “.( Kitab Adaabunnisa, 175 ).

Atha bin Abi Rabbah berkata bahwa pada suatu hari rasulullah bertanya kepada seorang sahabat : “ Apakah kamu berpuasa pada hari ini.? Sahabat itu menjawab : Tidak…kemudian Rasul bertanya lagi : Apakah kamu telah bersedekah pada hari ini? Sahabat itu menjawab : Belum ya Rasulullah. Rasul kemudian bersabda : “ Jumpailah isterimu dan bergaullah kamu dengannya karena itu juga merupakan sedekah bagimu “ ( Kitab Adabunnisa, 173 ).

Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa rasulullah saw telah bersabda : Setiap hari, seorang muslim hendaklah bersedekah..Sahabat bertanya : “ Siapakah yang mampu melakukan hal tersebut ya Rasulullah ? Nabi Muhammad saw menjawab : Engkau memberi salam kepada seorang muslim itu adalah sedekah. Engkau mengunjungi orang yang sakit juga sedekah. Engkau ikut menyembahyangkan mayit juga sedekah. Membuang duri dari jalan juga sedekah. Menolong orang yang susah juga sedekah. Dan engkau berhubungan dengan isterimu itu juga merupakan sedekah. “ ( Kitab Adaabun Nisa , 174 ).

Aisyah berkata : “ Jika seorang lelaki bermain-main dengan isterinya maka Allah akan menuliskan baginya sepuluh kebaikan dan menghapuskan baginya sepuluh kejahatan dan mengangkat baginya sepuluh tingkatan di dalam surga. Jika dia mencium isterinya dan memeluk lehernya maka Allah akan menuliskan baginya seratus dua puluh kebaikan. Jika dia berhubungan dengan isterinya dan dia mandi maka sewaktu air itu mengalir ke atas rambutnya, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan darinya sepuluh kejahatan, dan mengangkat baginya sepuluh derajat dan Allah akan memberikan kepadanya kelebihan di dunia, sehingga Allah berkata kepada malaikat : “ Lihatlah kepada hambaku, dia mandi di malam hari yang dingin karena mengharapkan kerelaanku dan membenarkan janjiku. Saksikanlah bahwa aku telah memberikan ampunan kepadanya “.( Kitab Adaabunnisa , 172 ).

Diceritakan oleh Said bin Musayib bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “ Apabila seorang lelaki ingin mendatangi isterinya dan bermain-main dengannya, maka Allah menuliskan baginya dua puluh kebaikan , menghapuskan darinya dua puluh kejahatan. Apabila dia memegang tangan isterinya maka Allah menuliskan baginya empat puluh kebaikan, menghapuskan baginya empat puluh kejahatan. Apabila dia mencium isterinya, maka Allah menuliskan baginya enam puluh kebaikan, menghapuskan darinya enam puluh kejahatan. Apabila dia melakukan hubungan sebadan dengan isterinya, maka Allah menuliskan baginya seratus dua puluh kebaikan, menghapuskan darinya seratus duapuluh kejahatan. Apabila dia mandi maka Allah memanggi malaikat dan berkata : Lihatlah hambaku ini sedang mandi di malam yang dingin karena takut kepada-Ku dan karena meyakini bahwa Aku adalah Tuhan-nya. Saksikanlah bahwa Aku telah memberikan ampunan kepadanya. Maka Allah akan menuliskan baginya kebaikan bagi setiap butir air yang mengalir di atas rambutnya. ( kitab Adaabunnisa , 172 ).







4. Pahala memberi nafkah kepada keluarga

Rasulullah saw bersabda : “ Satu dinar yang diberikan untuk perang di jalan Allah, dan dinar yang diberikan untuk membebaskan budak, dan dinar yang disedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang dikeluarkan untuk membeli keperluan anak dan isteri. Maka dinar yang paling besar pahalanya adalah dinar yang diberikan untuk keperluan keluarga. ( hadis riwayat Muslim ).

Tsauban , pembantu rasulullah saw berkata : Sebaik-baik dinar adalah dinar yang diberikan seorang lelaki kepada keluarganya, kemudian dinar yang dikeluarkan untuk membeli kenderan berperang di jalan Allah, kemudian dinar yang diberikan kepada orang yang berperang di jalan Allah. ( riwayat Muslim dan Tirmidzi ).

Saad bin Abi Waqqas berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “ Sesungguhnya jika engkau memberikan infaq mengharapkan pahala dari Allah, maka engkau tidak akan diberi pahala sebelum engkau memberikan sesuatu untuk memberi makan kepada isterimu “ ( Riwayat Bukhari dan muslim ).

Ibnu Mas’ud al badri berkata bahwa rasulullah saw telah bersabda : “ Apabila seseorang lelaki mengeluarkan uangnya untuk keperluan anak isterinya, dan dia melakukan itu hanya dengan niat mengharapkan mencari kerelaan Allah, maka pemberiannya itu termasuk dalam pahala sedekah “ ( hadis riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai ).

Rasulullah saw juga bersbda : “ Apa saja yang engkau belanjakan untuk makanan dirimu itu menjadi sedekah. Apa saja yang engkau belanjakan untuk memberi makan anakmu itu juga menjadi sedekah. Apa saja yang engkau belanjakan untuk makan isterimu, itu juga sedekah. Apa saja yang engkau belanjakan untuk memberi makan pembantumu, itu juga merupakan sedekah. ( Riwayat Ahmad ).

Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa rasulullah saw telah bersabda ; Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah, maka mulakanlah dengan orang yang ada di bawah tangunganmu yaitu : ibumu, dan ayahmu, dan saudara perempuanmu, dan saudara laki-lakimu, dan selanjutnya dan selanjutnya “ ( riwayat thabrani ).

Abi Amamah menceritakan bahwasanya rasululah saw telah bersabda : “ Barangsiapa yang membelanjakan uangnya untuk keperluan dirinya demi menjaga kehormatan dirinya maka itu adalah sedekah, dan barangsiapa yang membelanjakan hartanya untuk memenuhi keperluan anak dan isterinya dan sanak keluarganya , maka itu juga sedekah “. ( hadis riwayat Thabrani ).

Dari Abu Hurairah menceritakan bahwa pada suatu hari rasulullah saw berkata kepada para sahabat : Bersedekahlah kamu..!. Salah seorang sahabat berkata : Ya rasulullah, aku mempunyai uang, kepada siapakah akan aku sedekahkan? Rasul menjawab : “ Belanjakan uang itu untuk keperluan dirimu sendiri “. Sahabat berkata: “Uangku masih ada lagi.” Rasul berkata : “ Belanjakan uang itu untuk keperluan isterimu “.
Sahabat itu berkata lagi : “ uangku masih ada lagi ‘. Rasul menjawab ; ‘ Belanjakan untuk keperluan anakmu “. Sahabat berkata lagi : “ Jika uangku masih ada lebihnya lagi “. rasul menjawab : “ Belanjakan untuk keperluan pembantumu “. Sahabat berkata ; Jika uang itu masih ada lebih lagi “. rasul berkata ; “ Keluarkanlah uang itu untuk keperluan yang engkau lebih mengetahui kemana yang lebih baik “. ( riwayat Ibnu Hibban ).

Pada suatu hari seorang lelaki berlalu di depan Rasul dan para sahabat melihat bahwa orang itu amat gagah dan bersemangat. Para sahabat memberi komentar : “ Wahai rasulullah, alangkah baiknya jika orang ini ikut berperang di jalan Allah “. mendengar ucapan tersebut, rasulullah saw bersabda : “ Jika orang itu keluar dari rumahnya untuk bekerja demi memenuhi keperluan hidup anak-anaknya yang masih kecil, maka dia telah berada di jalan Allah. Jika dia keluar bekerja untuk memenuhi keperluan hidup kedua orangtuanya yang telah tua maka dia juga berada di jalan Allah. Jika dia keluar rumah bekerja untuk memenuhi keprluan hidupnya sendiri, maka dia juga berada di jalan Allah. Tetapi jika dia bekerja untuk menampakkan kehebatan dirinya dengan penuh riya dan sombong, maka dia telah berada di dalam jalan syetan. ( Riwayat thabrani ).

Jabir berkata bahwa rasulullah saw bersabda : “ Apa saja yang dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, anaknya, keluarganya, dan saudaranya serta kerabatnya, maka itu semua menjadi sedekah baginya “ ( riwayat Thabrani ).

Jabir juga bercerita bahwa rasulullah saw bersabda : “ Setiap kebaikan itu mendapat pahala sedekah. Apa saja yang dikeluarkan oleh seseorang untuk keperluan anak-isterinya itu semua menjadi sedekah. Apa saja yang dikeluarkan untuk menjaga kehormatan dirinya juga menjadi sedekah. Apa saja yang diberikan kepada orang mukmin yang lain, juga sedekah, dan Allah akan mengganti pemberiannya itu. Allah akan menjadi penjamin kepadanya kecuali jika uang itu dikeluarkan untuk membina bangunan atau untuk suatu maksiat. ( riwayat daruqutni dan hakim ).

Rasulullah saw juga bersabda : “ Pertama kali yang akan diletakkan dalam timbangan seorang hamba adalah pemberiannya kepada keluarganya “ ( riwayat Thabrani ). Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa rasulullah saw bersabda : ‘ Jika seorang lelaki memberikan minuman kepada isterinya maka orang itu akan diberi pahala”. Mendengar hadis tersebut, maka Irtbadh bin Sariyah segera pulang ke rumahnya mendatangi isterinya dan memberikan minuman kepada isterinya dan menceritakan apa yang didengarnya dari Nabi. ( riwayat Ahmad dan Thabrani ).

Rasulullah bersabda : Adalah suatu dosa jika seseorang lelaki tidak memperdulikan anak isterinya yang harus diberi makan olehnya “ ( riwayat Abu Daud, Nasai, dan Hakim ). Dalam hadis lain Rasulullah juga bersabda : “ Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin atas kepemimpinannya apakah dia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik atau telah melalaikannya sehingga Dia akan bertanya kepada setiap lelaki tentang tanggungjawabnya kepada anak-isteri yang berada di bawah tanggungannya “. ( riwayat Ibnu Hibban ). “ Jika seseorang itu mendidik anaknya maka itu lebih baik daripada dia bersedekah “ ( Riwayat Tirmidzi ).



PAHALA SEORANG ISTERI

Rasulullah saw bersabda : Apablia seorang isteri telah melaksnakan shalat lima waktu, dan berpuasa di bulan ramadhan, dan memelihara kemaluannya dan patuh kepada suaminya, maka nanti di hari akhirat dia akan dipanggil dengan seruan : “ Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki “ ( Uqudullujain, 9 )

Nabi Muhammad saw juga bersabda: “ Burung-burng diudara, ikan-ikan di dalam air dan malaikat di langit semuanya akan memintakan ampunan bagi isteri yang patuh kepada suaminya dan selama dia dalam kerelaan suminya “.( Uqudullujain, 12 )

Pada suatu hari datanglah seorang perempuan menghadap nabi dan berkata:Ya Rasulullah..saya ini adalah utusan dari kelompok perempuan ingin menyatakan sesuatu kepadamu : Allah telah mewajibkan jihad kepada kaum lelaki. Jika mereka terluka maka mereka mendapat pahala, dan jika mereka terbunuh mereka akan syahid, hidup di sisi Allah dengan rezeki yang cukup. Kami ini kaum perempuan hanya melayani keperluan suami-suami kami, bagaimanakah kami agar dapat pahala seperti mereka itu ? Rasululah saw bersabda : Sampaikan kepada perempuan yang kamu jumpa bahwa kepatuhan seorang isteri kepada suaminya dan melaksanakan kewajibannya terhadap suami itu sama pahalanya dengan berjihad di jalan Allah. Tetapi sangat sedikit diantara kalian yang dapat menjalankannya “.(Uqudullujjain,10)

Ali bin Ja’far bin Muhammad berkata : “ Seorang isteri yang berkhidmat untuk suaminya dalam siang hari saja maka Allah telah mewajibkan baginya surga dan memberikan pahala dua belas wali Allah. Dan perempuan mana saja yang berkhidmat untuk suaminya siang dan malam, maka Allah akan memberi ampunan atas dosa-dosanya dan dia akan diberi pakaian kebesaran berwarna hijau dan dituliskan baginya pahala syahid bagi setiap rambut yang ada di tubuhnya dan dibuatkan baginya kota dari wangi-wangian sebanyak rambut yang ada di badannya dan dia tidak akan keluar daripada dunia kecuali dia akan melihat tempatnya di dalam surga “ ( Kitab Adaabun Nisa 291 ).

Dilanjutkan lagi : ‘ Seorang isteri yang melayani suaminya di siang hari , maka dia telah keluar dari dosanya sebagaimana dia keluar dari rahim ibunya dan Allah akan memberikan kepadanya pahala seribu kali haji dan seribu kali umrah dan malaikat akan memintakan ampunan baginya. Seorang isteri yang menyapu rumahnya dan menghamparkan kain/lkarpet untuk tempat duduk suaminya dengan mengharapkan kecintaan kepada Allah , maka Allah akan membukakan baginya pintu-pintu rahmat dan membersihkan kuburannya daripada ulat dan kalajengking dan Allah akan memasukkan ke dalam rumahnya tujuh puluh malaikat menolongnya dan akan mengunjungi kuburannya setiap hari dan dia akan mendapatkan seribu malaikat yang akan membawakan untuknya kenikmatan surga dan meluaskan kuburannya " ( Kitab Adaabunnisa . 291 ).

Abdul Malik bin habib dalam Kitab Adabunnisa menceritakan bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “ Seorang isteri yang tersenyum kepada suaminya dan bersyukur atas keadaan suaminya maka Allah akan memandang kepadanya nanti di hari kiamat. Seorang isteri yang dapat menyenangkan hati suaminya di malam hari maka dia akan keluar dari kuburannya bersama isteri-isteri nabi dan berjalan di atas shirat bersama mereka tanpa dihisab ( dihitung ) terlebih dahulu dan Allah akan memberikan kepadanya pahala dua belas wali Allah di dalam surga “.

Ditambahkan : “ Dan seorang isteri yang menyerahkan dirinya kepada suaminya dalam keadaan berhias, maka Allah akan mengharamkan dadanya daripada api neraka dan memberikan kepadanya pahala duaratus kali haji dan dituliskan baginya pahala duaratus ribu kebaikan dan diangkatkan darinya duaratus ribu derajat di surga “.

“ Dan jika seorang isteri yang mendatangi suaminya di atas tempat tidur maka datanglah malaikat yang akan memanggilnya dengan ucapan : “ Berbuatlah dengan penuh kebaikan..karena Allah telah memberikan ampunan atas dosa-dosamu yang terdahulu dan dosa yang kemudian, dan Allah telah menuliskan bagimu pahala orang yang memerdekakan seratus hamba dan menuliskan bagimu kebaikan sebanyak rambut yang ada di tubuhmu “.

“ Jika isteri mencium suaminya dengan penuh keharuman maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang membaca Al Quran sebanyak dua belas kali dan dituliskan Allah baginya dari setiap ayat lima puluh kebaikan dan dari setiap ciuman tersebut Allah akan bina untuknya satu kota di surga “.

“ Jika isteri mencium kepala suaminya dan menyisirkan rambutnya dan jenggotnya maka Allah akan menuliskan baginya kebaikan sebanyak rambut tersebut dan ditanamkan untuknya pohon kurma di dalam surga sebanyak jumlah rambut yang disisirkannya itu..”

“ Jika isteri memberikan minyak kepada rambut suaminya dan misainya maka Alah akan memberikan minuman kepadanya daripada air sungai di surga dan memudahkan baginya dalam menghadapi sakratul maut dan dituliskan baginya terhindar daripada api neraka dan dimudahkan baginya menelusuri titi di akhirat nanti (shirat) dan diberikan kepadanya pahala ibadah selama enam puluh tahun “.

“ Jika isteri memotong kuku suaminya maka dia akan mendapatkan kuurannya menjadi taman diantara taman-taman surga dan dibukakan Allah baginya pintu ke menuju surga dan dituliskan baginya seratus kebaikan dari setiap kuku yang dipotong dan diangkatkan baginya seratus derajat di dalam surga”.

“ Seorang siteri yang memberikan minuman kepada suaminya maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang hamba dan Allah akan memberikan minuman kepadanya nanti daripada air sungai al kautsar di surga sebanyak enampuluh kali sebelum dia memasuki surga dan Allah akan memberikan pakaian kepadanya daripada pakaian kebesaran di surga “.

“ Dan seorang isteri yang mempersiapkan hidangan makanan di hadapan suaminya maka Allah akan menuliskan baginya pahala ibadah selama satu tahun dan dituliskan baginya sepuluh kebaikan , dan diangkat sepuluh derajat dari setiap satu roti yang diberikan kepada suaminya, dan di atas kepalanya akan diletakkan mahkota yang bercahaya daripada batu permata “.

“ Seorang isteri yang membasuhkan pakaian suaminya maka Allah akan memberikan kepadanya pahala enam puluh syahid dan jika dia bangun dari tempat pembasuhan tersebut maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya “.

“ Seorang isteri yang masak di dalam periuk untuk mempersiapkan makanan bagi suaminya maka Allah akan mengharamkan baginya panas api neraka. Dan seorang isteri yang membuatkan sepotong roti untuk suaminya maka dia tidak akan merasakan panasnya hari kiamat dan dia akan berjalan di atas jembatan laksana kilat yang menyambar “.

“ Seorang isteri yang mendapat kerelaan dari suaminya, maka istri tersebut akan masuk ke dalam surga tanpa ada perhitungan terlebih dahulu. Dan jika seorang isteri tidur dalam keadaan suami yang rela kepadanya maka Allah akan memberikan kepadanya pahala sebagaimana pahala nabi Ayuub yang sabar atas segala cobaan “.

Ibnu Mas’ud juga menceritakan bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda : “ Apabila air mani seorang suami berdiam di dalam rahim isterinya, maka si isteri akan mendapat pahala bagaikan pahala orang berpuasa yang melakukan shalat, taat dan berjihad di jalan Allah. Apabila isteri itu diceraikan dalam keadaan hamil maka baginya pahala yang tidak terkira banyaknya. Jika isteri itu hamil maka si isteri akan mendapat pahala orang yang mati syahid di jalan Allah. Apabila si isteri menyusukan anaknya maka setiap susuan yang diisap dia akan mendapat pahala memerdekaan seorang hamba “ ( Kitab adabun nisa , 270 ).

Said bin Musayib menceritakan bahwa rasulullah saw pernah bersabda : “ Apabila seorang isteri hamil maka baginya pahala orang yang berperang di jalan Allah dan baginya juga pahala orang yang puasa tidak berbuka ditambah lagi dengan pahala orang yang melakukan shalat terus menerus. Jika dia melahirkan anak tersebut maka baginya setiap merasakan sakit bagaikan pahala orang yang memerdekakan seorang hamba. Apabila dia menyusukan anaknya maka berserulah para malaikat dari atas langit : “ Lakukanlah itu dengan cara yang baik, karena Allah telah memberikan ampunan kepadamu “

Menurut Aisyah, Rasulullah saw telah bersabda : “ Ketahuilah wahai seluruh perempuan, bahwasanya setiap wanita yang hamil maka baginya pahala orang yang sedang berpuasa dan berjihad di jalan Allah. Apabila dia diceraikan dalam keadan hamil, maka baginya pahala yang sangat banyak, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah. Apabila dia melahirkan anaknya maka setiap rasa sakit yang dirasakannya dia akan mendapat pahala bagaikan pahala orang yang memerdekakan hamba sahaya, apabila dia menyusukan anaknya maka malaikat akan memanggilnya dari langit : “ Wahai wanita yang sedang menyusukan anaknya, lakukanlah pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya, dan pahala menyusu itu sangatlah banyak sehingga sudah cukup bagimu “ ( Kitab Adabunnisa, 270 ).



KEWAJIBAN SUAMI

Firman Allah swt dalam itab suci Al Quran:

“ Dan pergaulilah isteri-isterimu dengan baik “
( QS. An Nisa : 19 )

“ Dan para isteri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang baik, akan tetapi suami itu mempunyai kewajiban yang lebih daripada isteri “.
( QS. Al Baqarah : 228 )

“ Perintahkanlah kepada keluargamu agar mereka mendirikan shalat “ ( QS. Thaha : 132 )

“ Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu, dan keluargamu daripada siksa api neraka “. Menurut Ibnu Abas , maksud ayat ini adalah seoang suami berkewajiban untuk memberikan pendidikan agama dan pelajaran akhlak yang baik kepada keluarganya “.( QS. Tahrim : 6 )

Dalam haji yang terakhir ( haji wada’ ) Rasulullah berwasiat kepada umatnya tentang amanat wanita :

“ Ingatlah wahai kaumku, terimalah wasiatku ini…
Berbuat baiklah kalian kepada isteri-isteri kalian..
Isteri itu adalah penolong dalam kehidupan yang selalu berada di sampingmu..
Kamu mengambilnya sebagai isteri dengan amanat dari Allah
Dan dihalalkannya bagimu dengan kalimat Allah..
Kamu tidak dapat memiliki apapun dari mereka kecuali hanya berbuat baik
Kamu tidak dapat memiliki apapun dari mereka kecuali hanya berbuat baik
Kecuali jika isterimu itu melakukan perbuatan keji yang jelas maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai.
Kalau isterimu itu taat kepadamu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka...

Ingatlah.sesunguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isterimu dan isterimu juga mempunyai kewajiban terhadapmu..
Kewajiban isteri terhadapmu ialah mereka tidak boleh mempersilahkan tempat tidurmu didatangi oleh orang yang tidak kamu senang akan kehadirannya, dan mereka tidak boleh mengijinkan orang yang tidak kamu senangi masuk ke dalam rumahmu…

Ingatlah kewajibanmu terhadap mereka ialah kamu melayani mereka dengan baik, baik dalam pakaian maupun dalam makanan mereka “ (Hadis riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah / Uqudullujian,2 /Tuhfatul Urus,140).

Rasulullah saw juga bersabda : “ Takutlah kamu kepada Allah dalam menjaga isteri-isterimu, karena sesungguhnya mereka adalah amanat yang ada disampingmu, maka barangsiapa yang tidak memerintahkan shalat kepada isterinya dan tidak mengajarkan agama kepadanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan kepada rasul-Nya “ ( Uqudullujain, 7 ).

Seorang lelaki dari Qayis bertanya kepada rasul : ya rasul, apakah kewajiban suami terhadap isterinya.?” Rasululah saw menjawab : “ Kewajiban suami terhadap isteri ialah suami harus memberikan makanan apabila dia ingin makan, dan memberikan pakaian kepadanya apabila dia ingin berpakaian, dan tidak boleh memukul mukanya dan tidak boleh menjelek-jelekkannya, dan tidak boleh meninggalkannya kecuali dalam tempat tidur, ketika isteri itu tidak thaat dan membangkang. ( Adabunnikah,257/ Uqudullujain, ).

“ Seorang lelaki yang mengawini perempuan dengan maskawin sedikit atau banyak, sedangkan dalam hatinya ia berniat untuk tidak memberikan maskawin itu kepadanya , maka itu berarti dia telah menipunya, seandainya dia meninggal dan belum memberikan maskwain itu kepada isterinya, maka dia akan menjumpai Allah dalam keadan berzina “.

“ Sesungguhnya yang termasuk golongan mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang mempunyai akhlak yang baik dan mereka yang paling lembut bergaul dengan keluarganya “

“ Orang yang terbaik diantara kamu adalah mereka yang baik dalam bergaul dengan keluarganya, dan saya adalah orang yang terbaik dalam bergaul dengan keluarga “

“ Barangsiapa yang sabar atas perbuatan jelek dari isterinya, maka Allah memberinya pahala sama dengan yang diberikan kepada nabi Ayub karena sabar atas cobaan hidup. Dan isteri yang sabar atas perbuatan jelek dari suaminya, maka dia akan mendapat pahala Aisyah, isteri Firaun. “

“ Tidak ada seseorang lelaki yang menjumpai Allah dengan membawa dosa yang lebih besar daripada seorang suami yang tidak peduli dengan keadaan anak dan isterinya “


TANGGUNG JAWAB SUAMI :

Dalam Kitab Uqudullujain disebutkan bahwa tangung jawab suami terhadap anak dan isteri ialah :

1. Menjadi pemimpin terhadap anak dan isteri di dalam rumah tangga.

2. Mengajarkan ilmu fardhu ain kepada anak isteri yang meliputi ilmu tauhid, fikah dan akhlak. Ilmu tauhid diajarkan agar dia mempunyai keimanan dan keyakinanyang benar. Ilmu fiqah diajarkan agar dia dapat melaksnakan ibadah dengan benar. Ilmu tasauf diajarkan agar dia dapat menjaga amalanya dan perbuatannya dari penyakit-penyakit hati.

3. Memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dari uang dan usaha yang halal. “ Sekali membelikan pakian anak isteri yang menyukakan hati mereka dan halal maka suami mendapat pahala selama tujuh puluh tahun beribadah “ , demikian ungkap seorang ulama sebagaimana disebutkan dalam kitab Uqudullujain ( uqudullujain,45).

4. Tidak mendzalimi anak dan isteri yaitu dengan :
a. Memberikan pendidikan agama.
b. Memberi nafkah lahir dan bathin
c. Memberi nasehat serta menegur dan memberi tunjukajar jika mereka melakukan kesalahan.
d. Bila memukul jangan sampai melukai.

5. Memberikan nasehat kepada isteri jika isteri suka menghasud, atau jika isteri melakukan sesuatu yang bercanggah dengan perintah agama.


SIFAT SUAMI YANG SHOLEH :

1. Bertanggungjawab dalam memimpin rumah tangga.
2. Tidak kedekut atau terlalu bermewah-mewah dalm memberi nafkah makan, minum , pakaian dan tempat tinggal, serta sehgala kepeluan anak dan isteri.
3. Kasih sayang, nesra serta senantiasa mengambil berat tentang mereka.
4. Tidak terburu-buru dalam menerima fitnah serta bertindak segera tanpa usul selidik terlebih dahulu.
5. Tidak gemar memandang perempuan yang lain.
6. Tidak gemar bergaul dengan perempuan yang lain.
7. Tidak minum arak, main judi, dan tidak suka membuang masa dengan kerja sia-sia.
8. Jujur dan senantiasa menepati janji terhadap anak-isteri.
9. Senantiasa menjaga kebersihan diri lahir dan batin.
10. Cemburu dalam hal yang mendatangkan maksiat terhadap dirinya, anaknya dan isterinya.




KEWAJIBAN ISTERI

Allah berfirman dalam Kitab suci Al Quran :

“ Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka ( laki-laki ) atas sebagian yang lain ( wanita ) , dan karena mereka telah menafkahkan harta mereka , sebab itu maka seorang wanita yang shaleh ialah wanita yang taat kepada Allah, lagi dapat memelihara diri di balik kehadiran suaminya, oleh karena Alah telah memelihara mereka. Wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka “ ( QS. AnNisa : 34 )

Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata :

“ Sejelek-jelek sifat kaum lelaki adalah sebaik-baik sifat bagi wanita, yaitu sifat kikir dan bersikap keras dan takut. Karena jika perempuan itu kikir, maka ia akan memelihara harta suaminya, dan jika dia bersikap keras, maka dia akan menjaga dirinya dari berbicara kepada setiap orang dengan perkataan yang mesra yang dapat menimbulkan persangkaan yang jelek. Jika dia bersikap penakut, maka dia takut dari segala sesuatu yang akan terjadi, maka dia tidak berani keluar dari rumahnya dan akan menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan kecurigaan karena takut kepada suaminya…

Ali juga melanjutkan bahwa ada beberapa kewajiban isteri terhadap suami :

1. Senantiasa malu terhadap suaminya.
2. Menundukkan penglihatannya di hadapan suaminya.
3. Mentaati perintah suaminya.
4. Dia ketika suami sedang berbicara
5. Berdiri ketika suaminya datang dan pergi dari rumah.
6. Menyerahkan dirinya kepada suaminya dikala hendak tidur.
7. Memakai wangi-wangian.
8. Memelihara mulutnya agar tetap wangi
9. Senantiasa berhias di depan suami
10. Tidak berhias jika suami tidak ada
11. Tidak berkhianat kepada suaminya ketika tidak ada di dalam tempat tidurnya dan di dalam hartanya.
12. Menghormati keluarga suami dan kerabatnya
13. Merasa puas jika diberi sedikit oleh suaminya
14. Tidak mencegah dirinya jika diajak suami untuk berhubungan walaupun ketika berada di punggung unta.
15. Tidak menjalankan puasa sunat kecuali dengan izin suami.
16. Tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin daripada suami. ( uqudullujain, 12 ).

Aisyah berkata ; “ Wahai kaum wanita..! Seandainya kamu mengerti kewajibanmu terhadap suamimu, tentu seorang isteri akan mengusap debu dari kedua tellapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya “. ( Kitab Uqudullujain, 13 ).



Rasulullah saw bersabda :

“ Empat macam perempuan yang akan berada di surga dan empat macam perempuan berada di neraka. Empat macam perempuan yang berada di surga yaitu :
1. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada allah dan suaminya.
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati dengan keadaan yang serba kekurangan ( dalam kehidupan ) bersama suaminya.
3. Perempuan yang bersifat pemalu, dan jika suaminya pergi, maka dia menjaga dirinya dan harta suaminya. Jika suaminya datang, amka dia menjaga mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan dia mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu dia menjaga dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena khawatir jika kawin akan membuat anaknya terlantar.

Rasululah melanjutkan bahwa empat perempuan penghuni neraka yaitu :
1. Perempuan yang mulutnya kotor terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, maka dia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang dia memarahinya.
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberikan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh suaminya.
3. Perempuan yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar dari rumahnya dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya ( untuk menarik perhatian kaum lelaki ).
4. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum, tidur dan dia tidak berbakti kepada Allah dan juga tidak senang untuk berbakti kepada rasul dan juga tidak mau berbakti kepada suaminya.

Perempuan yang bersifat dengan sifat yang empat ini , maka dia akan menjadi penghuni neraka kecuali jika dia benar-benar bertaubat. ( Uqudullujain, 16,17).

Ali bin Abi Thalib berkata : Aku masuk rumah rasulullah bersama fatimah. Kami melihat Rasul sedang menangis, kemudian aku berkata : Demi ayah dan ibuku.!.Apakah yang membuatmu menangis ya rasulullah..! Nabi menjawab : Wahai Ali, pada malam aku diangkat ke langit ( isra mi’raj ) aku melihat perempuan dari umatku disiksa di neraka dengan bermacam-macam siksa, maka aku menagis karena begitu berat siksaan mereka yang aku lihat.

Aku melihat perempuan yang digantungkan dengan rambutnya serta otaknya mendidih. Aku juga melihat perempuan yang digantungkan dengan lidahnya sedang air panas yang dituangkan pada tenggorokannya dan aku melihat perempuan yang benar-benar diikat kedua kakinya sampai kedua buahdadanya dan diikat kedua tangannya sampai ubun-ubunnya dan Allah mengerahkan ular dan kalajengking untuk menyengatnya. Aku melihat perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai yang sednag ditimpa dengan sejuta siksaan. Aku melihat perempuan berbentuk anjing dan api itu masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya dan malaikat memukul kepalanya dengan palu yang besar dari api neraka. Mendengar itu Fatimah berdiri dan berkata : “ Wahai kekasihku dan buah hatiku..perbuatan apakah yang dilakukan mereka sehingga mereka mendapat siksaan yang begitu berat “

Rasulullah saw menjawab : “ Wahai anakku..adapun perempuan yang digantung dengan rambutnya karena dia tidak menutup rambutnya daripada pandangan kaum lelaki yang lain.
Adapun perempuan yang digantung dengan lidahnya karena dia selalu menyakiti suaminya.
Adapun perempuan yang digantung dengan kedua payudaranya karena dia telah mempersilahkan orang lain untuk datang ke tempat tidur suaminya.
Adapun perempuan yang diikat kedua kakinya sampai kedua payudaranya dan diikat kedua angannya sampai ke ubun-ubunnya dan Allah mengerahkan ular serta kalajengking untuk menyengatinya adalah perempuan yang tidak mandi dari janabat dan haidh serta meningalkan shalat.
Adapun perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai adalah karena dia tukang mengadu domba dan pembohong.
Adapun perempuan yang berbentuk anjing dan api masuk dari mulutnya keluar dari duburnya karena dia adalah tukang hasud dan mengungkapkan aib orang lain.
Wahai anakku..celakalah bagi perempuan yang tidak berbakti kepada suaminya. ( Uqudullujain, 21 ).



ADAB SUAMI - ISTERI

Ibrahim bin Adham bercerita bahwa Abu darda’ berkata kepada isterinya : “ Apabila aku marah maka hendaklah engkau merelakannya ( diam ), dan apabila engkau marah maka aku akan merelakannya ( diam ) juga. Maka hendaknya kita tidak melakukan sesuatu yang dapt membuat kita bertengkar “.( Kitab adabunnisa , 161 ).

Rasulullah berwasiat : “ Takutlah kamu kepada Allah dalam menghadapi dua orang yang lemah, yaitu wanita dan hamba sahaya “ ( Adabunnisa, 255 ).

Pada suatu hari Rasulullah bersabda ; “ Janganlah kamu memukul isterimu “. Para sahabat mematuhi perintah tersebut dan tidak memukul isteri mereka. Tak lama kemudian datanglah Umar bin Khattab berkata kepada rasul : “ Ya Rasulullah..banyak isteri-isteri yang tidak taat kepada suami mereka “. Mendengar pengaduan itu, maka rasul mengizinkan suami untuk memukul isterinya. Tak lama kemudian, datanglah isteri sahabat kepada keluarga Rasul mengadukan perlakuan suami mereka sehingga Rasul berkata : “ telah datang kepada keluargaku tujuh puluh perempuan yang mengadukan suami-suami mereka. Para suami yang demikian itu bukanlah orang yang baik diantara kamu “. ( Adabunnisa , 248 )

Rasul membolehkan suami untuk memukul isteri kemudian beliau bersabda ; “ Pukullah mereka, dan suami yang baik tidak akan memukul mereka “. ( Adabunnisa, 248 ).

Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya aku sangat membenci jika melihat lelaki yang garang dan marah lalu memukul isterinya “. ( Adabunnisa , 255 ).

“ Barangsiapa yang sabar atas kejelekan sikap isterinya maka baginya dalam setiap hari mendapat pahala orang yang mati syahid “ ( Adabunnisa , 253 ).

“ Jika seorang isteri memaki suaminya maka Allah akan membukakan baginya tujuh puluh pintu kutukan dan Allah marah kepadanya, juga para malaikat yang ada di bumi dan di atas langit, semuanya akan mengutuk kepadanya “. ( Adabunisa , 288 ).

Jika ada seorang isteri yang berkata kepada suaminya : “ Demi Allah, aku tidak melihat sedikitkun kebaikan ada pada dirimu “, maka Allah akan mengharamkan baginya segala kenikmatan surga dan dituliskan baginya dosa bagaikan pasir banyaknya dan dalam setiap hari dan malam akan datang kepadanya seribu kali kutukan “. ( Adabunnisa, 288 ).

“ Jika seorang isteri menolak ajakan suaminya untuk tidur bersama, maka semua Allah akan menghancurkan segala amalannya selama tujuh puluh tahun “ ( Adabunisa, 288 ).

“ Jika seorang isteri berkata kepada suaminya dengan penuh penghinaan : “ Engkau makan dari hartaku dan berpakaian dari uang pemberian dariku “ , maka Allah akan marah kepadanya selama delapan puluh hari, walaupun si isteri itu mempunyai harta sebanyak harta qarun dan harta itu dikeluarkan untuk bersedekah di jalan Allah, maka sedekahnya itu tidak akan diterima “.( Adabunnisa, 289 ).

“ Jika seorang isteri menghina suaminya yang ada disampingnya maka binasalah shalatnya selama tujuh puluh tahun, dan jika isteri tidak bersyukur dengan suaminya maka Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat “ ( Adabunnisa, 257 ).

“ Jika seorang isteri bermuka masam kepada suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah sehingga ia dapat membuat suasana yang riang gembira kepada suaminya dan mohon kerelaannya “ ( Uqudullujain, 13 ).

“ Jika seorang isteri meminta cerai dari suaminya tanpa ada sesuatu sebab , maka Allah mengharamkan wangi surga kepadanya “ ( Uqudullujain , 14 ).

“ Sesungguhnya jika seorang suami melihat kepada isterinya dan isterinya juga memandang kepadanya, maka Allah telah melihat kepada mereka berdua dengan pandangan rahmat. Dan jika seorang lelaki memegang telapak tangan isterinya maka gugurlah dosa mereka berdua dari sela-sela jari tangan keduanya” ( Uqudullujain, 29 ).

Rasululah bersabda : ‘ Aku pernah melihat di dalam surga lalu aku melihat yang terbanyak ahli syurga ialah orang faqir dan aku juga melihat neraka dan melihat yang terbanyak daripada ahli neraka adalah perempuan-perempuan. Demikian itu karena kurang baktinya kepada allah dan kepada suaminya serta kebanyakan mereka menghias diri ( dengan berlebih-lebihan ) jika hendak keluar dari rumahnya “. ( uqudullujjain, 25).



TANDA ISTERI YANG BAIK

Dalam Kitab Uqudullujain disebutkan bahwa tanda perempuan yang baik muruahnya adalah :

1. Baik perangainya tehadap suaminya, anak-anaknya, ibubapanya, rakan-rakannya, jiran-jirannya dan masyarakat lainnya, iaitu :
- Dengan suami bersopan santun dalam segala percakapan dan tindakan.
- Dengan anak-anak bercakap dengan bahasa yang baik, dan tidak suka memaki atau berbahasa kesat.
- Dengan ibubapa bersopan santun dan beradab.
- Dengan rakan-rakan, jiran dan masyarakat tidak suka bertengkar dan memfitnah.

2. Dapat menjaga mulut dan tidak gemar mengadu-adukan hal keburukan suami kepada ibubapa, rakan-rakan dan jiran-jiran.

3. Banyak bersabar di dalam menempuh segala kesusahan ujian Allah, dan dalam menjalankan perintah-Nya.

4. Tidak berhias ketika keluar rumah karena kecantikan isteri hanyalah untuk suaminya sahaja dan bukan untuk orang lain.

5. Tidak cepat berkeluh kesah dalam menempuh kehidupan, tidak bersyukur dan tidak sabar.

6. Tidak memaksa suami untuk memenuhi keinginannya.


7. Merelakan dengan apa-apa pemberian suami .

8. Tidak gemar banyak cakap, tetapi cakap seperlu sahaja.

9. Patuh kepada suami samada dalam keadaan susah atau senang kecuali pada hal yang dilarang oleh agama.

10. Menjadi penorong serta penasehat suami dalam hal-hal kebajikan.

11. Memahami hal yang tidak digemari dan dibenci oleh suami.

12. Selalu melakukan perbuatan yang menyenangkan hati suami.

13. Senantiasa mendoakan keselamatan suami dalam setiap waktu terutama selepas shalat.

14. Senantiasa menambah ilmu agama serta amalan-amalan dengan gemar membaca, mendengar kaset-kaset, syarahan agama, dan pengajian.

15. Senantiasa menjaga diri dan rumah tangga.



DOA UNTUK KELUARGA

“ Ya Tuhan , berikanlah kepadaku keturunan yang baik “
( QS. Ali Imran/3 : 38 ).

“ Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami isteri-isteri dan anak-anak yang dapat menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin diantara orang-orang yang bertaqwa “ ( QS.Al Furqan /25: 74 ).

“ Ya Tuhan, jadikanlah aku dan anak-anak keturunanku diantara orang-orang yang tetap mendirikan shalat “
( QS. Ibrahim/14 : 40 ).

“ Ya Tuhan, berikanlah kepadaku kemampuan untuk dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan juga kepada kedua orangtua, sehingga aku dapat beramal shaleh yang Engkau ridhai. Dan perbaikilah keturunanku..Sesunguhnya aku bertobat kepadamu Tuhan kami, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri “ ( QS. Al Ahqaf /46 : 15 ).

“ Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang menyerahkan diri ( ber-islam ) kepadamu dan jadikanlah keturunan kami juga termasuk orang yang ber-islam kepadamu “ ( QS. Al Baqarah /2 : 128 ).


@

Thursday, November 18, 2010

MAKNA IDUL ADHA : ANTARA HAJI DAN QURBAN

Hari Raya Haji atau Idul Adha merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang muslim, sebab hari tersebut berkaitan dengan sejarah kemanusiaan yang direkam lewat ibadah Haji dan Qurban. Ibadah haji yang terdiri dari umrah dan haji merupakan titik kulminasi dari proses pencarian kesempurnaan hidup baik secara individu dan sosial. Ibadah umrah adalah gambaran tahapan yang harus ditemnpuh seseorang untuk mencapai tingkat kesempurnaan diri secara personal sebgai seorang muslim, dan ibadah haji adalah tahapan dan proses yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk mencapai kesempurnaan hidup secara berjamaah, umat yang berkualitas, umat terpandang dalam sejarah kemanusiaan. Itulah sebabnya dalam al Quran, perintah haji dan umrah diawali kalimat : " Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah " ( QS. Al Baqarah : 196 ). Hal ini berbeda dengan perintah shalat dengan ucapan : “ Dirikanlah” atau perintah zakat dengan ucapan : “ Tunaikanlah”. Dalam haji perintahnya adalah “sempurnakan” Mengapa bukan “tunaikan”, atau “dirikan”m tetapi “sempurnakan” ? Sebab dalam ibadah umrah dan haji ada nilai-nilai kesempurnaan hidup yang dapat diambil baik secara individu maupun secara sosial, sehingga dengan ibadah haji dan umrah setiap muslim menjadi individu terbaik dan menjadi umat terbaik (khairu ummah), dan kesempurnaan itu diikuti dengan jiwa pengorbanan yang harus ada dalam setiap perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan.

PELAJARAN DARI IBADAH UMRAH DAN HAJI

Mari kita meneliti apakah tahapan dan proses kesempurnaan hidup yang dapat kita petik dalam proses pelaksanaan haji di Tanah suci. Ibadah haji melalui dua tahapan yaitu umrah dan haji. Umrah adalah ibadah yang dilakukan secara berturut-turut dari Ihram ( ditandai dengan memakai pakaian ihram ) , Tawaf berkeliling ka'bah, Sai yaitu berjalan antara bukit safa dan Marwa , dan Tahallul ( menggunting rambut ). Sedangkan haji dilakukan dengan melaksanakan prosesi Wukuf di Arafah, Mengambil batu di Muzdalifah pada waktu malam hari, Melontar Jumrah di Mina, Thawaf Ifadah, diikuti dengan menyembelih hewan Qurban Banyak orang menyangka bahwa ibadah ini hanya bersifat ritual, padahal al Quran menyuruh kita mencari hikmah dibalik haji dan umrah sehingga dapat dijadikan model hidup yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam al Quran : " Dan serukanlah kepada manusia untuk melakukan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta dari segenap penjuru yang jauh, agar supaya mereka menyaksikan manfaat mereka " ( QS. Al Hajj : 27-28 ). Dalam ayat ini Allah menyuruh umat manusia untuk melakukan haji dan melihat serta memperhatikan manfaat, hikmah daripada prosesi ibadah haji tersebut. Dengan demikian dalam prosesi ibadah umrah dan haji manusia harus dapat mengambil pelajaran, pendidikan, strategi, falsafah hidup, sehingga meraka dapat menjadi individu sempurna ( perfect personality ), dan menjadi umat dan jamaah yang terbaik (Khairu umah). Pribadi terbaik inilah yang harus dibuktikan dalam sikap sehingga dapat menjadi " insan mabrur ", baik mabrur secara individu, dan mabrur secara sosial berjamaah. Untuk mendapatkan mabrur tersebut, maka mansuia harus memenuhi syarat dan rukun yaitu :



1. Ihram : Kesucian diri dengan mengontrol keinginan dan nafsu.

Langkah pertama untuk menjadi manusia sempurna adalah keupayaan diri untuk mengontrol diri, dari keinginan dan hawa nafsu. Dalam ihram seseorang diharamkan dari memakai sesuatu yang halal. Ini merupakan gambaran bahwa seorang individu harus dapat mengontrol antara keperluan dan keinginan. Seorang yang sukses adalah individu yang dapat melihat antara keperluan dan keinginan. Berarti Ihram adalah bagaimana seseorang dapat mengontrol diri dari memakai kekayaan yang berlebihan, memakai kekuasaan semau-gue, memakai sesuatu milik dengan tidak berguna , mubazir, dan lain sebagainya. Konglomerat ihram adalah konglomerat dan orang kaya yang memakai kekayaan tanpa kemewahan Pemimpin , pejabat dan penguasa ihram adalah pemimpin, dan penguasa yang dapat memakai wewenang kekuasaan hanya untuk kemaslahatan rakyat, bukan untuk meraih keuntungan pribadi. Angota dewan yang ihram adalah angota dewan yang mengeluarkan undang-undang dan peraturan untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan diri, partai atau kelompok tertentu. Kontraktor ihram adalah kontraktor yang tidak melakukan mark-up dalam proyek, dan lain sebagainya. Pribadi yang ihram adalah pribadi yang selalu memakai waktu dengan sebaik-baiknya, bukan untuk permainan dan hiburan, mempergunakan kekayaan dengan sebaik-baiknya, bukan berbelanja sepuas-puasnya, selalu memperhatikan mana yang merupakan keperluan dan mana yang bersifat keinginan, terhindar dari sifat " mubazir" dan " lagha " ( perbuatan, perkataan sia-sia ). Inilah kunci dan syarat pertama untuk menjadi manusia 'mabrur", manusia sempurna.

2. Thawaf : Hidup dalam lingkaran ibadah.

Thawaf adalah mengelilingi ka'bah tujuh kali. Ini merupakan gambaran dari setiap individu yang ingin mencapai titik kesempurnaan hidup agar dapat menjadikan seluruh kegiatan dan aktivitasnya dalam rangka ibadah, pendekatan diri kepada Tuhan. Thawaf juga bermakna bahwa segala gerak dan langkah hanya dilakukan dalam kerangka syariah, hukum-hukum dan perintah Tuhan. Manusia adalah bagian daripada alam semesta, dan alam dengan seluruh planetnya malakukan thawaf demikian juga malaikat melakukan thawaf di Baitul Makmur, maka manusia juga secara fisik, rohani, pemikiran, kejiwaaan dan sistem kehidupan harus tawaf kepada Allah. Thawaf dalam tujuan mencari petunjuk Ilahi untuk meniti kehidupan. Thawaf juga bermakna selalu melihat dan memperhatikan ( muhasabah ) diri apakah seluruh aktifitas keduniaan kita dari belajar, mengajar, berniaga, berpolitik, berbudaya, apakah sudah dalam kerangka hukum-hukum Allah dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apakah setiap langkah yang kita lakukan selama tujuh hari tujuh malam, baik di atas bumi ataupun diatas langit semuanya mengacu kepada mencari keridhaan Allah. Individu yang dapat melakukan thawaf kehidupan ini merupakan manusia sempurna di depan Allah, sebab semua gerak dan langkah hanya untuk beribadah kepadaNya, sebab tujuan hidup seorang muslim adalah untuk beribadah kepadaNya dalam arti yang seluas-luasnya. Politikus tawaf adalah politikus yang melakukan segala langkah politik untuk tujuan yang suci, sehingga politik mrupakan ibadah. Bisnisman thawaf adalah peniaga yang mengembangkan ekonomi dalam sistem syariah dan menjadikan kegiatan bisnis bagian daripada ibadah. Pendidik dan ilmuwan yang thawaf adalah mereka yang melakukan aktifitas keilmuan sebagai ibadah kepada Allah.. Demikianlah makna thawaf dalam kehidupan sehingga seluruh langkah merupakan bagian daripada pendekatan diri kepada Tuihan, sehingga aktifitas tersebut bukan saja merupakan asset dunia tetapi menjadi asset untuk kehidupan lebih panjang dan kekal di akhirat kelak.

3. Sai : Meningkatkan etos kerja sebagai khalifah.

Manusia mendapat tugas menjadi khalifah di muka bumi, sehingga seluruh kekayaan alam dapat menjadi modal yang berguna bagi kehidupan manusia Khalifah adalah menguasai bumi, dengan kerja keras. Itulah yang digambarkan dalam ibadah Sai, berjalan dan berlari-lari kecil dari bukit Safa menuju bukit Marwa. Sudah menjadi sunatullah, siapa yang mempunyai etos kerja yang tinggi maka dia akan menguasai dunia, baik dia itu seorang muslim, kafir, atau atheis. Penguasan dunia (khalifah) tidak mungkin di dapat dengan beribadah, berzikir, dan berdoa semata-mata tetapi harus dilakukan dnegan penguasaan ilmu , kerja yang professional, bekerja keras, disiplin dan ketabahan, dengan manajemen yang rapi, dan semangat pantang menyerah. Penguasaan dunia hanya dapat dicapai dengan landasan keilmuan, yang diperoleh melalui riset dan penelitian, ( istikhlaf ) diaplikasikan dalam inovasi teknologi ( taskhir ) yang dipergunakan untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat global ( isti'mar ). Hal ini hanya dapat dicapai dengan etos kerja yang tinggi, semangat membaja, sebagaimana Siti Hajar berusaha untuk menaklukkan bukit safa dan marwa seorang diri di tengah padang pasir yang tandus.

Insan Sa’i adalah insan yang berusaha dengan sungguh-sungguh, disiplin tinggi, semangat membara, pantang menyerah, dalam bidang dan profesi masing-masing, sebagaimana dicontohkan oleh para nabi dan rasul. Nabi Adam menjadi khalifah sebagai pembuat roti yang handal. Nabi Nuh menjadi khalifah sebagai pembuat kapal. Nabi Idris menjadi khalifah sebagai perancang dan penjahit baju. Nabi Musa sebagai khalifah sebagai peternak professional. Nabi Daud sebagai khalifah dalam industri baju besi, sehingga dia dapat memproduk 25 baju besi dalam sehari. Nabi Isa menjadi khalifah dalam bidang perubatan. Nabi Sulaiman menjadi khalifah dalam bidang komunikasi, sebab beliau dapat berkomunikasi dengan semua makhluk.

Nabi Muhammad menjadi khalifah dalam semua bidang baik dalam pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan militer. Masyarakat muslim terdahulu menjadi masyarakat khalifah sebab menguasai ilmu dan teknologi yang dicontohkan oleh Ibnu Sina dalam bidang Kedokteran, Al Khawarizmi dalam bidang Matematika, Ibnu Haytam dalam bidang optik, Ibnu Majid dalam bidang Maritim, Ibnu Khaldun dalam sosiologi, Al Mawardi dalam bidang politik, Ibnu Baitutah dalam bidang pariwisata, Abu Hasan Asyari, Fakhrurazi dalam bidang theology, dan Imam Syafii, Maliki, Hanbali dalam bidang fiqih, dan lain sebagainya. Ini semua disebabkan mereka mempunyai semanagt dan etos kerja yang tinggi , semangat ibadah Sai, semangat untuk menguasai kehidupan dunia sebagai aplikasi tugas khalifah Allah dimuka bumi. Dengan aplikasi ibadah Sai dalam menghadapi dan menjalani kehidupan inilah maka umat Islam terdahulu menjadi umat teladan, umat terbaik, umat yang berprestasi dalam segala bidang kehidupan, dan menjadi umat yang tercatat dengan catatan emas dalam sejarah kemanusiaan.

4. Tahalul : Pelayanan sosial secara individual.

Tahalul adalah menggunting rambut bagi jamaah yang telah melakukan prosesi sai dalam umrah. Sai adalah bagaimana seorang individu dapat mencapai prestasi tertinggi di dlam bidang masing-masing. Sorang ilmuwan yang sai adalah ilmuwan yang dapat terus berprestasi dalam disiplin ilmunya sehingga menemukan teori-teri yang baru. Seorang teknokrat yang Sai adalah teknokrat yang dapat melakukan inovasi teknologi. Seorang busnismen yang Sai adalah busnismen yang dapat sukses dalam terobosan baru dalam bidang ekonomi. Politisi yang sai adalah politisi yang handal dalam bidangnya. Itu semuanya harus dapat di " tahalul "kan dalam arti , seluruh kepandaian, keilmuan, pemikiran, kerja politik, kerja ekonomi, harus dapat menjadi sumbangsih kepada individu yang lain dan kepada kemaslahatan masyarakat yang lain, sehingga seorang ilmuwan akan mendapat pahala jariyah dari teori keilmuan yang dihasilkan, seorang teknokrat dapat pahala jariyah dari inovasi teknologinya, seorang politisi dapat pahala jariyah dari terobosan politiknya, dan seorang peniaga dapat pahala jariyah dari sumbangan sedekah, infaq kepada orang yang memerlukan dari kekayaan yang dimilikinya. . Inilah yang dimaksudkan dengan "tahalul" profesi, dan keilmuan dalam berbagai bidang kehidupan, dalam arti ilmu, profesi, kekayan, karier yang dimilinya tersebut bukan hanay dinikmati oleh dirinya secara individu, tetapi juga dapat membantu orang yang lain, sehingga secara individu dia telah mealkukan kewajiban sosial secara personal. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda : " Sebaik-baik manusia adalah mereka yang hidupnya berguna dan bermanfaat bagimanusia yang lain ".

Dengan demikian barulah seorang muslim menjadi manusia sempurna secara individu, sebab kehidupan , kekayaan, bukan hanya dipakai untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmunya, kekayaannya, profesi dan kepakarannya, kedudukan dan pangkatnya, kekuasaan dan karier politiknya juga dapat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan makhluk dan manusia yang lain. Kesempurnaan hidup manusia secara individu tergantung pada kualitas dan prestasi serta berapa banyak manfaat profesi yang dimiliknyasebagai bantuan dan sumbangannya bagi kehidupan manusia yang berada disekelilingnya, sebagai pengabdian kepada Allah Taala.

Dengan Umrah, manusia sedang berproses manjadi manusia sempurna secara individu. Tetapi kesempurnaan individu tidak berguna jika tidak dilengkapi dengan kesempurnaan sosial dalam berjamaah. Sebab itulah kesalehan individual harus diikuti dengan kesalehan jamaah. Tugas individu telah selesai, tetapi ada tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan jamaah, umat islam. Seorang ilmuwan, negarawan, bisnismen, teknokrat, politisi, konglomerat muslim mempunyai tanggungjawab agar profesi yang ada pada diri mereka dapat menjadi potensi bersama, potensi jamaah, sehingga kekuatan individu jika terkumpul akan menjadi potensi jamaah. Potensi jamaah merupakan sunatullah untuk mencapai kemenangan tingkat jamaah. Individu muslim yang berkualitas harus dapat menjadi bagian daripada umat yang berkualitas. Umat yang berkualiats hanya dapat dicapai jika adanya komunikasi, jaringan kerjasama, perpaduan potensi, program bersama, strategi yang terpadu, dalam menghadapi ancaman dan gangguan lawan, serta menghadapi tantangan masa depan. Inilah yang dimaksud dengan Ibadah haji, yang melakukan prosesi wukuf di Arafah, mengambil batu di mina, melontar jumrah dan menyembelih hewan Qurban di Mina.

5. Wukuf : Menggalangpotensi dan jaringan, menyusun langkah dan program umat, mengatur strategi, menghadapi tantangan dan masa depan.

Wukuf adalah berhenti. Wukuf berarti individu muslim yang telah berprestasi dalam bidang masing-masing diharapkan dapat berhenti sejenak, bukan berhenti untuk tidak berkarya, tetapi berhenti untuk menyatukan langkah, menggalang jaringan dan potensi, menyusun program untuk menghadapi tantangan dan masa depan. Wukuf berarti membentuk jaringan inter disiplin dan antar disiplin. Wukuf berarti membangun kerjasama antar kelompok umat, antar jamaah, antar firqahh, menyususn program bersama untuk satu tahun mendatang. Wukuf adalah kongres umat islam sedunia dalam dibang dan profesi masing-masing.

Dengan wukuf, maka setiap individu dapat mengenal bagaimana hubungan dirinya dengan Allah. Dengan wukuf berarti setiap muslim harus mengenal dirinya, mengadakan refleksi kehidupan dalam profesi masing-masing. Dengan wukuf berarti seorang itu mengenal potensi dirinya masing-masing, dan juga mengenal kelemahan dan kekurangan dirinya. Dengan wukuf, berarti setiap orang dapat mengenal kelebihan orang lain, sehingga dia dapat menjalin kerjasama. Dengan wukuf juga berarti antar kelompok dan jamaah umat dapat duduk bersama menyusun program terpadu. Dengan wukuf juga berarti setiap muslim mengenal dan mencari informasi bagaimana strategi musuh umat islam yang selalu berusaha menghancurkan islam di setiap kawasan. Itulah sebabnya wukuf tersebut berada di bumi Arafah.. Arafah dalam bahasa arab artinya mengenal, diharapkan dengan wukuf, setiap muslim dalam melakukan analisa " SWOT " sebagaimana dilakukan dalam bidang manajemen.

Dengan adanya kerjasama antar individu dan kelompok, dengan mengenal diri, mengenal kawan, mengenal musuh, mengenal potensi, maka barulah setiap individu menjadi "rahmat " bagi suatu umat. Seorang ilmuwan dapat menjadi rahmat bagi umat, dengan ilmunya. Seorang konglomerat dapat menjadi rahmat dengan kekayaannya. Seorang teknokrat dapat menjadi rahmat bagi umat Islam dengan inovasi teknologinya. Seorang politisi dapat menjadi rahmat bagi umat dengan terobosan dan partai politiknya. Inilah yang dimaksudkan dengan adanya Jabal Rahmah, di Arafah. Dengan wukuf, setiap individu dapat menjadi rahmat ( bukan musibah ) bagi kelangsungan umat, dan kemanusiaan. Dengan wukuf, setiap kelompok masyarakat, mazhab, firqah, menjadi " sparing partner " bagi kelompk yang lain, untuk berlomba dalam kebaikan ( fastabiqul khairat ) bukan menjadi musuh dan lawan yang saling bermusuhan. Dengan wukuf, setiap kelompok berbagi tugas dalam membangun umat, bukan berebut mencari jamaah dengan menghina dan merendahkan kelompok yang lain. Wukuf adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh utusan berbagai profesi , dan kelompok umat untuk menganalisa situasi umat dan menysuun langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan masa depan. Inilah kekuatan haji, dan keutamaan wukuf sehingga dalam sebuah hadis rasulullah saw telah bersabda : “ Haji itu adalah Wukuf di Arafah ". ( hadis riwayat Muslim )

6. Muzdalifah : Persiapan menghadapi ancaman dan tantangan.

Dari prosesi wukuf maka umat islam harus dapat melihat apa saja tantangan baik secara internal maupun eksternal. Ancaman dan tantangan tersebut harus dihadapi dengan kekuatan lahir dan batin. Kekuatan jiwa dan batin dengan mendekatkan diri kepada Allah, melakukan qiyamul lain, bermunajat kepadaNya. Itulah sebabnya mengambil batu di Muzdalifah dilakukan di malam hari lewat tengah malam, bukan disiang hari. Setiap individu, seorang pemimpin dalam menghadapi tantangan dan problematikan kehidupan harus mendekatkan diri kepada Tuhan meminta pertolongan, petunjuk, dan kekuatan. Tetapi kekuatan batin harus diikuti dengan kekuatan lahir, yaitu mempergunakan senjata apapun yang mungkin dapat dipakai sesuai dengan bentuk tantangan dan serangan. Batu adalah melambangkan manusia harus berinisiatif mencari alat untuk melawan kekuatan lawan, baik dengan inovasi teknologi dan sistem. Serangan ekonomi,harus dilawan dengan kekuatan ekonomi, serangan teknologi dengan kekuatan teknologi, serangan budaya dengan kekuatan budaya, serangan keilmuan dengan kekuatan keilmuan dan lain sebagainya. Melawan musuh dengan strategi yang tepat itulah yang disebut dalam al Quran : " Dan persiapkanlah dirimu dengan kekuatan apa saja untuk menghadapi musuh ".( QS. Al Anfal : 60 ). Dengan semangat batu di Muzdalifah berarti umat Islam harus mempersiapkan diri dengan kekuatan ilmu dan teknologi, kekuatan ekonomi, kekuatan budaya, kekuatan politik dan kekuatan militer sehingga umat Islam tidak dipermaikan oleh umat yang lain, sehingga umat Islam sebagaimana yang terjadi selama ini, di Irak, Palestina, Kashmir, Kurdistan, dan lain sebagainya.

7. Melontar Jumrah di Mina : Semangat perjuangan

Setelah dari Muzdalifah, jamaah haji akan berangkat menuju Mina untuk melontar Jamrah. Sebaik sampai, jamaah melontar Jamrah Aqabah, dan hari-hari selanjutnya melontar Jamrah Ula, Jamrah Wustha, dan Jamrah Aqabah. Apakah maksud dan hikmah dari melontar Jumrah tersebut. Melontar Jumrah adalah lambang perjuangan yang harus dilakukan oleh umat Islam secara bersama, dengan bidang profesi , kepakaran masing-masing dengan memakai kekuatan yang dimiliki. Semuanya harus ikut berperan dalam perjuangan umat dengan profesi masing-masing. Perjuangan tersebut harus dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan, sebagaimana melontar Jumrah dilakukan dengan teratur dari Jamrah ula , Jumrah wustha dan jamrah Aqabah. Perjuangan juga dilakukan dengan terus berkesinambungan sebagaimana melontar Jamrah tersebut dilakukan pada hari pertama, kedua dan ketiga. Perjuangan juga harus mempersiapkan generasi pelanjut, sebagaimana melontar jumrah dapat dilakukan dengan nafar awwal ( melakukan pada 10,11,12 Dzul Hijjah sahaja ) atau juga dengan nafar tsani ( melakukan lontar sampai 13 Dzul hijjah ), sehingga ini menunjukkan setiap perjuangan harus memiliki estafet, yang berkesinambungan dari satu generasi kepada generasi selanjutnya.

Dengan melontar Jaumrah di Mina juga berarti bahwa kekayaan yang dimiliki, kepakaran teknologi, kekuatan ekonomi, budaya dan politik setiap individu dan kelompok muslim, harus dapat dipakai sebagai alat perjuangan umat Islam, bukan sebaliknya sebagaimana sekarang ini, dimana kekuatan ekonomi umat islam merupakan pendapatan dan kekayaan bagi umat yang lain.
Sebagai contoh, pada hari-hari ini seluruh jamaah haji dan umat Islam melakukan penyembelihan hewan kambing, sapid an unta. Sepatutnya hewan tersebut disediakan oleh peternak muslim untuk umat islam sehingga proses penyembelihan qurban merupakan mata-rantai ekonomi umat. Tetapi sekarang ini yang terjadi bahwa sebagian besar hewan tersebut dipasok dari negeri Australia, sehingga umat islam yang berqurban, akan menambah kekayaan dan kekuatan ekonomi kelompok yang lain. Mengapa demikian terjadi, sebab umat islam tidak menjadikan okonomi sebagai pendukung kekuatan umat, padahal Imam Nawawi dalam kitab al Majmu' menyatakan bahwa umat islam wajib memproduk segala keperluan hidupnya walaupun membuat sebatang jarum yang kecil. Inilah perjuangan ekonomi umat yang harus dilakukan agar umat menjadi kuat. Dengan perjuangan melontar Jumrah di Mina sepatutnya menyadarkan kita bahwa umat islam harus berjuang dalam segala bidang dan profesi. Inilah yang disebut dengan jihad ekonomi, jihad teknologi, jihad media , jihad pfofesi, jihad budaya, jihad politik, bukan hanya jihad emosi sebagaimana yang terjadi selama ini.




8. Menyembelih Qurban : Pengorbanan.

Perjuangan yang dilakukan baik secara individu, apalagi secara kolektif, dalam segala bidang diats, memerlukan pengorbanan yang tinggi. Tanpa pengorbanan yang tinggi mustahil suatu perjuangan akan berhasil, sebagaimana diungkapkan dalam surah al Kausar : " Sesunguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka lakukanlah shalat dan berqurbanlah. Sesungguhnya ( dengan pengorbanan tersebut) maka musuh engkau akan hancur " ( QS. Al kautsar : 1-3). Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa pengorbanan merupakan syarat untuk dapat mengalahkan pertahanan dan kekuatan musuh. Saya contohkan, jika seorang bekerja tiga jam, maka jika seseorang yang lain ingin mengalahkannya, maka dia harus dapat bekerja lebih dari orang tersebut, emat atau lima jam. Inilah pengorbanan yang dapat mengalahkan pertahanan lawan. Demikian juga umat islam jika ingin menang , maka mereka harus melakukan pengorbanan dalam setiap bidang perjuangan. Pengorbanan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi , bukan untuk kepentingan kelompok, mazhab, dan partai, tetapi untuk kepentingan umat islam seluruhnya. Hari ini banyak umat islam yang berpotensi, tetapi potensi mereka tidak dipakai untuk perjuangan umat islam. Banyak negara islam yang kaya, tetapi kekayaan mereka tidak bermanfaat bagi negara islam yang lain , habis untuk memperlihatkan kemewahan dan kesombongan. Banyak umat islam berkualitas, sebagai pemimpin tetapi kepemimpinan mereka bukan untuk umat islam seluruhnya tetapi hanya untuk kelompokmya masing-masing, dan setelah menjadi pemimpin juga hanya memikirkan dirinya, dan kelompoknya masing-masing. Padahal silakan berpacu dalam ekonomi, budaya, politik dan pilkada, tetapi ingat bahwa itu semua merupakan alat untuk perjuangan umat. Banyak calon yang ikut pilkada mengorbankan kekayaannya tetapi tidak menguntungkan umat secara menyeluruh, hanya menguntungkan sebagian team-sukses dan simpatisannya masing-masing. Padahal setiap individu, kelompok dengan semangat Mina diajar bagaimana pengorbanan tersebut bukan untuk hawa nafsu, bukan untuk diri sendiri, bukan untuk kelompok dan partai tertentu, tetapi untuk seluruh umat, semua rakyat. Itulah sebabnya dalam hukum fiqih, daging korban tidak boleh dimakan sendiri, atau untuk keluarga saja, tetapi juga harus kepada semua orang, baik itu faqir miskin, atau kepada jiran tetangga, atau sanak saudara, malahan juga boleh dibagikan penganut agama lain.

Demikianlah nilai-nilai ibadah umrah dan haji yang harus menjadi pedoman umat islam dalam proses mencapai kesempurnaan hidup baik secara individu maupun secara berjamaah. Mungkin kalau dibandingkan dengan kursus motivasi, maka ibadah Umrah adalah kursus pencapaian prestasi ( Achievement motivation training ) , dan ibadah haji adalah kursus kerja dalam berjamaah ( team-work ). Jika seorang individu dapat berkualitas secara pribadi, dan dapat bekerja sama dalam jamaah maka suatu perusahaan akan mencapai kegemilangan, demikian juga dengan umat Islam. Jika umat islam secara individu berkualitas, kemudian dapat berkerja bersama-sama dalam satu jamaah dalam segala bidang dan profesi, baik kerjasama antar individu dan antar kelompok, barulah umat islam menjadi umat yang teladan. Semoga ibadah haji dan Qurban ini dapat membuat kita lebih tercerahkan sehingga merupakan alat untuk muhasabah diri, menilai kembali kerja dan langkah yang telah dilakukan, dan mempersiapkan program-program untuk menghadapi tantangan di masa depan, lengkap dengan "action-plan" perjuangan dan pengorbanan, sehingga umat Islam menjadi umat yang mabrur, umat teladan sepanjang zaman.



B. QURBAN : SUNATULAH PENGOBANAN.
Pada pagi hari raya , tanggal sepuluh Dzul Hijjah takbir dan tahmid bergema di seluruh pelosok tanah air dan seluruh penjuru dunia sebagai pernyataan tauhid, sebagai pernyataan identitas seorang muslim dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Sejak pagi hari sara Idul Adha sampai waktu ashar hari 13 Dzulhijjah umat Islam melaksanakan takbir, dan menyelbelih qurban. Hal ini merupakan symbol dan pendidikan kepada umat Islam bahwa sunatullah kemenangan dalam perjuangan yang harus dilakukan dengan landasan tauhid sebagimana ucapan takbir yang terus bergema, dilakukan dengan penuh ukhuwah persaudaraan antar umat yang dilambangkan dalam jamaah, dengan perjuangan semaksimal mungkin sampai tingkat pengorbanan. Tauhid, ukhuwah dan pengorbanan inilah merupakan sunnah kemenangan bagi setiap umat dalam kehidupan. Inilah pesan utama daripada hari raya idul adha, dan disunatkannya menyembelih qurban bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji.
Kita mulai segala aktivitas kehidupan dengan ucapan takbir “ Allahu Akbar “, agar kita dapat merasakan kehadiran Allah Yang Maha Kuasa dalam setiap sisi kehidupan. Dengan tahmid “ walillahilhamd “, kita menyatakan bahwa tiada kehidupan tanpa rahmat dan nikmat daripada Allah, sebab Allah sebagai “rabbul alamin “. Dengan takbir dan tahmid, kita mengakui bahwa tiada kehidupan yang kita nikmati tanpa rahmat dan karunia daripada Allah, dan dengan takbir kita siap menghadapi segala resiko dan tantangan sebab Allah akan bersama kita dimanapun kita berada, memberikan hidayahNya, pertolonganNya, dan taufiqNya.Tidak ada suatu gerakanpun di unia yang lepas dari kekuasaan Allah, dan bagaimanapun hebatnya otak manusia dan canggihnya teknologi tetap manusia tidak dapat lepas dari kuasa Allah. Sebagai bukti kekuasan Allah, baru-baru ini kita dikejutkan dengan bencana Tsunami yang menelan jiwa ratusan ribu manusia, menghancurkan bangunan dan segala yang ada dia atas bumi; tetapi di saat yang sama kita saksikan bagaimana Allah menjaga masjid-masjid terhindar daripada bencana tersebut.
Setelah kita meyakini bahwa kekuasan Allah yang tak dapat ditandingi walau dengan teknologi secanggih apapun, dan kemustahilan manusia untuk lepas dari rahmat dan nikmat Allah, barulah kita sadar dan insaf bahwa segala kenikmatan yang telah Allah berikan, segala kehidupan ini sepatutnya kita pergunakan hanya dengan tujuan beribadah kepadaNya. “ Laa Na’budu Illa Iyyah “,.Kami tidak menyembah selain kepada Allah, “ Walau karihal kafirun “, walaupun orang kafir, akan membenci kami akan mengatakan kami sebagai kolot, fundamentalis, teroris, dan lain sebagainya hanya disebabkan oleh iman kami, ibadah kami, keyakinan kami . Ini adalah sikap dan identitas seorang muslim. Sudahkah kita selama ini mempergunakan segala kenikmatan hidup kita untuk menyembah dan beribadah kepada Allah. Apakah akal dan ilmu pengatahuan yang telah diberikan kepada kita dipergunakan untuk beribadah kepadaNya, ataumenjadikan kita kafir kepadaNya sebab kita mengagungkan akal sehingga hukum Tuhan dirobah, sebagaimana dilakukan oleh kelompok Islam liberal dan lain sebagainya. Harta kekayaan diberikan agar kita dapat beribadah kepadaNya dengan infaq dan sedekah bukan untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu di tempat-tempat maksiat. Kekuasaan yang diberikan sepatutnya dipergunakan untuk ibadah, menolong masyarakat, beramal jariyah bukan untuk menindas dan memeras rakyat, dengan melakukan kolusi, korupsi dan lain sebagainya. La Na’budu Illa Iyyah, Ya Tuhan , segala nikmatMu hanya untuk beribadah kepadaMu.
Inilah makna daripada “ Labbaikallahumma Labbaik”…Ya Allah kami datang dengan segenap jiwa, harta, pangkat, kuasa, hanya untuk memenuhi panggilanMu, menjalankan perintahMu…”Laabbaika Laa Syariika laka labbaik”, kami beribadah kepadaMu tanpa ada sedikitpun unsur kemusyirikan Ya Allah, kami beribadah dengan niat ikhlas, tanpa riya, tanpa tujuan yang lain. Kami bekerja, membantu , membangun, hanya untukMu, bukan untuk mencari populeritas,mencari nama, tujuan politis agar terpilih menjadi kepala daerah, dan lain sebagainya. “Innal hamda.”.segala nikmat yang Engkau berikan seperti kesehatan, tenaga, tanah, bumi, anak, keluarga, pekerjaan, semuanya datang dariMu dan akan kami pergunakan hanya untuk menyembahmu. “Wannikmata” demikian juga segala kenikmatan seperti kekayaan, gaji, kenderaan, rumah , semuanya berasal dari anugerah dan rahmatMu, bukan karena kehebatanku, bukan karena kepintaranku, bukan karena kecanggihan teknologi, tetapi semua berdasarkan rahmat dan kasih sayangMu. “Wal Mulk “ demikian juga pangkat, jabatan, kedudukan, menjadi lurah, bupati, direktur, walikota, menteri, anggota parlemen , presiden, semuanya adalah anugerahMu kepadaku. Oleh karena itu sebagai hambaMu, maka aku mempergunakan itus emua hanya untuk beribadah kepadaMu, bukan untuk riya, “ La syarika laka “ bukan untuk mencari populeritas, prestise, kesombongan dan lain sebagainya.
Pernyataan diri untuk beribadah secara totalitas inilah yang dimaksudkan dalam kalimat “ Mukhlisin lahuddin “, kami menyembah dan beribadah, melakukan segala aktivitas, bekerja, berpolitik, bermasyarakat, berkeluarga, dan seluruh kehidupan kami hanya kami lakukan dengan penuh keikhlasan mencari dan mengharapkan ridha Allah, bukan untuk gengsi, bukan karena mencari pangkat, kedudukan, harta dan populeritas. Inilah sikap tauhid yang menafikan dan menghilangkan segala “ personal interest “, kepentingan diri , kepentingan kelompok , kepentingan dunia, kepentingan hawa nafsu dalam berbuat dan beramal, jika kita inginkan segala perbuatan tersebut akan mendapat predikat ibadah kepada Allah. Mengapa demikian, sebab tidak ada nilai suatu perjuangan dan pengorbanan jika kita masih mendahulukan kepentingan diri dan kelompok daripada kepentingan yang lebih besar, kepentingan kesejahteraan umat manusia . Untuk ini diperlukan pendidikan hati yang bersih, nurani yang jernih, niat yang suci, dan tujuan yang luhur, dalam melakukan setiap aksi dan aktivitas kehidupan.
Untuk menghadapi tantangan dan segala macam ujian, godaan dan maka seorang muslim diharapkan hanya meninta pertolongan kepada Allah, tanpa mencemarinya dengan kemusyrikan. Inilah yang dituntut dalam kalimat takbir : “ Shadaqa wa’dah….Dia adalah Tuhan yang pasti akan melaksanakan segala janji Allah…Janji kemenangan bagi mereka yang beriman. Janji pertolongan bagi mereka yang berbuat mencari ridhaNya.. Ini merupakan pembentukan motivasi untuk berani menghadapi segala tantangan dan godaan sebesar apapun dari pihak luar, sebab Allah pasti akan menepati janjiNya.
“ Wa nashara ‘abdah .” (Dan Dia akan menolong hambaNya). Ini memberikan keyakinan bahwa J\jika hambaNya berada dalam kesulitan, kesusahan, ataupun dalam ancaman musuh; selama hambaNya telah beriman kepadanya dan benar-benar telah melaksanakan segala perintahNya, pasti Allah akan memberikan pertolongan dalam setiap langkah perjuangan menghadapi setiap tantangan ini merupakan kekuatan diri untuk mencapai kemenangan. Dengan keyakinan akan pertolongan Allah maka apapun yang akan menghalangi kita, janganlah gentar dan takut sebab Allah akan menghancurkan mereka “ Wa Hazamal Ahzaaba wahdah “ Dia akan menghancurkan segala potensi lawan jika kita telah melakukan ikhtiar, berusaha, dengan juga bekerja keras dengan mengerahkan segala kemampuan dan kekuatan, potensi dan tenaga, dalam melakuan aktivitas kehidupan. Keyakinan akan kekuatan dari Allah yang akan menghancurkasn segala potensi lawan ini merupakan motiovasi diri yang paling utama untyuk mencapai kemenangan. Inilah makna firman Allah dalam Al Quran “ Sungguh kewajiban kami untuk memberikan kememangan kepada orang yang beriman “ ( QS. Ar Ruum (30 ) : 48 ).
Identitas tauhid dengan ucapan takbir, sehingga menjadi manusia yang ikhlas, melakukan sesuatu dengan tujuan mulia, hati yang suci tanpa dicemari oleh kepentingan pribadi, mencari kedudukan, pangkat dan dunia dan diikuti dengan motivasi keyakinan akan pertolongan Allah dalam segala keadaan inilah yang merupakan tongak utama pribadi tauhid, sebagai landasan dasar dalam kehidupan untyuk mencapai kemenangan dan kejayaan dalam aktivitas kehidupan. Bekerja karena Allah, berkeluarga karena Allah, bermasyarakat karena Allah, berorganisasi karena Allah, berpolitik karena Allah. Inilah yang wajib ada dalam pribadi setiap muslim. Inilah yang sekarang telah hilang di tengah masyarakat; sebab banyak umat islam yang sibuk bekerja hanya karena mencari kenikmatan dunia, aktif dalam partai politik karena ingin dapat kursi dan posisi, berniaga karena ingin cepat kaya, berkiprah dan berkarya untuk mencari nama dan populeritas dan lain sebagainya. Jika motivasi tauhid ini telah berganti menjadi motivasi nafsu, motivasi dunia, maka umat islam tidak akan pernah dapat menang sebab sebab dilakukan bukan dengan niat ikhlas, bukan untuk kepentingan umat, tetapi untuk kepentingan diri, hawa nafsu dan kelompok yang mengakibatkan timbulnya persaingan tidak sehat, jegal menjegal, sikut menyikut, fanatik buta, dan lain sebagainya. Inilah sebabnya mengapa umat islam sampai hari ini belum menunjukkan kemenangan dalam segala bidang, dalam ekonomi, pendidikan, sosial kemasyarakat dan politik; sebab motivasi utama adalah prestasi kelompok dan diri bukan berprestasi untuk mendapat ridha Ilahi.
Pada pagi hari ini juga, sekian banyak umat islam melakukan ibadah qurban , menyembelih hewan qurban sebagai rasa dan sikap taqwa kepada Allah dan aplikasi daripada ukhuwah , tanggungjawab sesama umat manusia. Motivasi tauhid merupakan kunci mendapatkan pahala ibadah kepada Allah. Persatuan dan Ukhuwah merupakan jalan untuk mencapai kemenangan. Ukhuwah tersebut harus dapat dibuktikan dengan kesiapan untuk menghadapi segala cabaran dengan memberikan perlawanan, dan pengorbanan sekuat tenaga. Mereka yang tidak berani berkorban dalam perjuangan maka mustahil akan mendapat kemenangan, sebab kehancuran musuh, hanya akan dicapai jika kita dapat berbuat lebih banyak daripada lawan, dan saingan. Untuk mencapai kemenangan, setiap umat harus dapat berbuat secara bersama dengan kepakaran masing-masing dan pembagian tugas yang telah dimusyawarahkan secara bersama “ wukuf “, dengan tujuan yang sama, dengan jalan yang berbeda. Inilah makna daripada jamaah haji yang berangkat ke Mudzdalifah setelah berwukuf. Mereka berangkat mencari batu di tengah malam sesuai dengan kelompok dan kloter masing-masing. Umat islam harus dapat mempersiapkan diri dengan senjata ilmu, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain keahlian apa saja sesuai dengan bidang masing-masing; kemudian semua potensi ini dikerahkan untuk menghadapi lawan dan musuh. Inilah makna mengapa jamaah haji diharuskan mencari batu kemudian melempar ke Jamrah Aqabah. Mencari batu sendiri dan berkelompok. Kemudian berjalan menuju Mina juga secara berkelompok, tetapi menuju tempat yang satu, Jamrah Aqabah melemparkan batu dari berbagai sudut yang mungkin dapat melempar. Umat islam harus berbuat sesuai dengan bidang dan kepakaran masing-masing, kemudian mempergunakan kepakaran dan keahliannya sesuai dengan profesi dan kemampuan dengan berbagai cara dan jalan tetapi dengan tujuan musuh yang satu. Segala kepakaran, kepandaian, bidang dan potensi dari individu dan kelompok umat hanya diarahkan untuk menghadapi musuh bersama, bukan untuk menghadapi kawan sendiri. Inilah makna melempar batu Jumrah di Mina. Sayangnya, filsafat dan strategi menghadapi musuh ini tidak diamalkan umat islam tetapi oleh umat yang lain..Lihat bagaimana kelompok yahudi, salibi, walaupun mereka berbeda tetapi dalam menghadapi Islam mereka bersatu dan bergandengan tangan. Sedangkan umat islam yang katanya bersatu, tetapi sewaktu menghadapi musyuh mereka saling cakar-cakaran, musuh utama tidak ketahuan, kawan sendiri akhirnya menjadi lawan.
Menghadapi tantangan walaupun telah dilakukan secara bersama dengan berbagi tugas dan fungsi serta keahlian masing-masing, tidak akan membawa kepada kemenangan sebelum setiap orang bersedia untuk mengorbankan apa yang dimilikinya untuk perjuangan. Inilah makna mengapa setelah melontar Jumrah jamaah haji diharuskan untuk menyembelih hewan qurban; demikian juga mengapa umat islam juga disunatkan untuk menyembelih hewan qurban di waktu hari raya idul Adha yang mulia ini. Sebab setiap strategi yang telah dirancang, program yang telah tersusun, dan kerja bersama yang telah dilakukan oleh semua kelompok umat islam tidak akan mencapai kemenangan jika seandainya tidak ada jiwa dan semangat berkorban untuk umat , bukan berkorban untuk kelompok, bukan berkorban untuk diri, tetapi berkorban yang dapat dinikmati oleh seluruh umat. Mengapa harus demikian ? Sebab kadangkala yang sangat memerlukan bantuan, dan pengorbanan adalah kelompok yang lain, maka kewajiban setiap kelompok untuk berlomba untuk memberikan bantuan dan pengorbanan kepada mereka walaupun mereka bukan dari kelompoknya. Pengorbanan harus dapat dilakukan dengan menghilangkan nepotisme kelompok dan golongan. Pengorbanan harus dapat dilakukan dengan mendahulukan kepentingan bersama, kepentingan umat, bangsa dan negara daripada kepentingan diri, kelompok dan golongan.
Kalau kita melihat kepada sejarah umat, maka akan terlihat bahwa pengorbanan merupakan syarat kegemilangan. Rasululah mengorbankan diri, harta dan segalanya untuk Islam, sehingga sejarah mencatat beliau pernah memberikan delapan ratus kuda untuk perjuangan,sedangkan beliau cukup dengan tidur diatas tikar dan makan apa adanya. Abubakar memberikan seratus persen kekayaannya untuk islam. Umar bin Khattab memberikan separuh harta kekayaannya untuk perjuangan, sedangkan dirinya rela dengan makan roti kering selama berhari-hari. Penguasa dan konglomerat muslim di zaman kegemilangan Islam di Baghdad dan Cordova berlomba-lomba unruk memberikan wakaf untuk pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan, perpustakaan, dan pelayan sosial; sehingga tercata di Cordova ribuan sekolah, perpustakaan, pusat riset, rumah sakit, jalan, sampai kamar mandi yang diwakafkan untuk umat. Bayangkan sekarang konglomerat muslim bukan memberikan wakaf sekolah, rumah sakit, tetapi menjadikan sekolah, rumah sakit menjadi lahan bisnis yang baru selain dari perusahaan yang dimilikinya.
Sikap pengorbanan untuk masyarakat inilah yang juga dilakukan oleh konglomerat Amerika . Sebagai mana dalam majalah “ Business Week “ terbitan awal desember 2003 yang lalu disebutkan bahwa konglomerat Amerika berlomba-lomba untuk memberikan sumbangan sosial untuk kesehatan, pendidikan, riset, dan pelayanan sosial. Bill Gate mendermakan empat puluh persen kekayaannya yang bernilai triryunan rupiah untuk kesehatan dan pendidikan. George Soros mendermakan enam puluh dua persen kekayaannya untuk masyarakat liberal. Pemilik Pizza Hutt mendermakan delapan puluh dua persen kekayaannya untuk sekolah-sekolah katholik. Mengapa pendidikan,riset,ilmu pengetahuan masyarakat barat menjadi terunggul ? Ini disebabkan sekian banyak konglomerat Amerika berani berkorban sebagian besar dari kekayaan untuk hal tersebut. Bagaimana dengan konglomerat muslim? Berapa persen kekayaan mereka yang telah mereka berikan kepada umat untuk program pendidikan, kesehatan, riset, dan pelayan sosial..? Dimanakah semangat berkorban yang dianjurkan dan dicontohkan oleh nabi dan sahabat. Padahal semangat berkorban inilah rahasia kegemilangan suatu peradaban dalam masyarakat dunia. Mengapa umat islam zaman dahulu dapat mencapai kemenangan ? Ini disebabkan mereka siap dan sedia mengorbankan apa yang dimilikinya dalam berbagai bidang untuk kejayaan umat. Mengapa tamadun dan peradaban umat Islam di masa Rasulullah, masa Khulafa Rasyidin, Dinasti Abbasiyah, Kerajan Islam di Cordova mencapai zaman keemasan? Karena penguasa, dan intelektual, profesional dan konglomerat umat berkorban untuk membangun peradaban umat dan kejayaan Islam. Setiap individu muslim berpikir tantang apa yang akan disumbangkan untuk kejayaan umat, sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing.Abubakar Shiddiq telah mengorbankan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Umar bin Khattab mengorbankan setengah dari harta kekayaannya untuk perjuangan Islam. Usman bin Affan mengorbankan harta kekayaannya untuk membantu dan menolong umat dan perjuangan Islam. Salman memberikan kepakarannya dalam perang Khandaq. Malahan sewaktu turun ayat al Quran : “ Kamu tidak akan sampai kepada kebaikan sebelum kamu memberikan yang paling kamu sayangi dari apa yang diberikan kepadamu “ ( QS.Ali Imran : 92) Mendengar ayat tersebut, setiap sahabat memberikan harta kekayaan yang terbaik dan paling dicintainya untuk perjuangan Islam sehingga Umar bin Khattab segera memberikan kebun kurma yang terbaik di kawasan Khaibar ( lihat kitab Hayatus Sahabah, hal. 377, bab. “infaq apa yang dicintai” ).
Mengapa umat islam pada hari ini masih kalah dalam segala bidang ? Hal ini disebabkan karena penghayatan tauhid masih lemah, ibadah kita masih parsial dan setengah-setengah dan yang lebih utama lagi umat Islampada hari ini, belum berani berkorban dengan memberikan sebagian besar kekayaan dan potensi diri yang dimilikinya untuk kepetingan dan kemajuan umat baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, sosial, pendidikan , pelayanan sosial dan lain sebagainya. Semangat berkorban dalam perjuangan dalam semua bidang dan lini sesuai dengan kemampuan dan posisi masing-masing inilah yang merupakan makna melempar jumrah dan berkorban di Mina. Itulah juga sebabnya mengapa umat Islam berhari raya Idul Adha pada waktu jamah haji berada di Mina, bukan sewaktu mereka wukuf di padang Arafah. Semangat ketaqwaan pengorbanan inilah yang merupakan inti dari pada Idul Adha dan penyembelihan qurban sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah : “ Sesungguhnya Allah tidak menerima darah dan daging hewan sembelihan qurban tersebut, tetapi Allah hanya menerima ketaqwaan daripada kamu sekalian “( QS. AlHaj : ) . Semangat ketaqwaan dalam mengorbankan segala potensi dalam berbagai profesi untuk perjuangan umat merupakan kunci kemenangan sebagaimana dinyatakan Allah dalam firmanNya: “ “ Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu AlKausar, nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat dan berkorbanlah. Sesungguhnya ( dengan pengorbananmu tersebut) maka musuh-musuhmu akan hancur “. ( QS. Al Kautsar : 1-3 ).
Inna a’tahinaka al Kausar “, Kami telah memebrikan kepada engkau al Kausar. Apa itu al Kausar. Banyak hadis meriwayatkan bahwa makna al Kausar disini adalah telaga al Kausar yang diberikan nanti di dalam surga ( Hadis riwayat Bukhari, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah ). Al Kaustar dapat juga bermakna nikmat yang banyak, sebab kalimat Kausar berasal dari Kasura yang berarti “banyak :. Sahabat nabi, Ibnu Abbas menyatakan bahwa Al Kausar juga bermakna “ al khair al kastir “, kebaikan yang banyak, nikmat yang banyak. dan Mujahid juga menyatakan bahwa Kausar adalah “ kebaikan di dunia dan di akhirat “ ( tafsir Ibnu Kasir, Juz 4, hal. 628). Oleh karena itu ayat “ Inna A’thainaka kal kausar “ juga dapat diterjemahkan dengan redaksi : “ Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak “. Dalam ayat ini Allah menekankan kepada kita bahwa segala nikmat yang didapat adalah pemberinan Allah. Artinya jika engkau mendapat nikmat, mendapat rezeki, mendapat kekuasaan, mendapat pekerjaan, mendapat kesenangan, mendapat kesehatan, maka ingatlah bahwa itu semua merupakan pemberian Allah kepadamu. Kerja keras, ketrampilan dan kepakaran, adalah merupakan ikhtiyar, sebab manusia diwajibkan berusaha dan bekerja. Tetapi hasil yang didapat, itu semua hanya kita dapatkan dari rahmat, nikmat dan pemberian Allah.
“ Fa shalli li rabbika wanhar “ , maka dirikanlah shalat kepada Tuhanmu dan berkorbanlah. Kalimat Fa shalli menurut sahabat bukan saja bermakna dirikanlah shalat, tetapi juga bermakna : “ bersyukurlah kepada Allah atas nikmat yang engkau dapatkan tersebut.”. Ayat ini adalah mendidik manusia bagaimana mempergunakan nikmat yang telah didapat. Nikmat terebut tidak boleh disia-siakan pada kegiatan yang tidak berguna, tetapi harus dapat dipakai secara positif dan produktif. “ Fa shalli” artinya dirikanlah shalat, dengan maksud jika engkau menyedari bahwa pemberi nikmat adalah Allah, maka dirikanlah shalat sebagai bukti pengabdianmu kepada Allah. Menurut sahabat nabi Ikrimah “ Fa shalli li rabbika“ juga bermakna “ usykur li rabbika , bersyukurlah kepada Tuhanmu “. ( Tafsir Durarur Mansur, Jilid 6, hal. ) Oleh karena itu ayat tersebut, dapat juga diterjemahkan dengan redaksi : “ Jika engkau telah mendapat nikmat yang banyak, maka bersyukurlah kepada Tuhanmu”. Bersyukur maksudnya adalah mempergunakan nikmat tersebut dengan cara yang baik, tidak mubazir, tidak untuk maksiat, tetapi untuk beribadah kepada Tuhan yang mencipta alam.
Pemakaian nikmat tersebut selain untuk keperluan diri sendiri dan keluarga, juga harus dapat dipergunakan untuk kepentingan orang lain dan masyarakat. Oleh karena itu maka Allah menyambung ayat “Fa shalli li rabbika” dengan kalimat “ wan Har “ , yang bermakna “ dan berkorbanlah “, sebab dalam harta kekayaan tersebut terdapat hak orang lain sebagaimana dinyatakan dalam ayat ” Fi amwalihim haqqun lissail wal mahrum ”, dalam harta kekayan mereka itu terdapat hak orang yang meminta dan orang yang memerlukan walaupun otang itu tidak meminta ”.( Surah Dzariyat : 19 ). Kekayan dan kenikmatan yang diberikan Allah adalah dimaksudkan untuk dapat dipergunakan bagi memnuhi keperluan indovidu, keluarga dan juga keperluan orang lain, sebaagimana dinyatakan dalam hadis nabi : “ Sesungguhnya Allah telah mengkhususkan suatu kaum dengan nikmat yang diberikan kepada mereka agar mereka dapat memberi manfaat bagi orang lain “ ( hadis riwayat Thabrani daripada Abdullah bin Umar ).
Pemberian dan pengorbanan kepada orang lain tersebut sesuai dengan kenikmatan yang didapat, sehingga tidak dapat dinilai dengan bilangan tetapi diukur dengan besarnya nikmat, sebagaimana dinyatakan dalam hadis : “ Bertambah besar nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang itu, maka bertambah besar keperluan manusia kepada orang yang memiliki nikmat tersebut “ ( Hadis dari Aisyah diriwayatkan oleh Thabrani ). Oleh sebab itu sebuah hadis menyatakan : “ Sedekah satu dirham dapat mengalahkan seratus dirham “. Sahabat nabi bertanya : “ Bagaimana mungkin ya Rasulullah hal tersebut dapat terjadi ?. Rasulullah menjawab : “ Seseorang yang memiliki dua dirham, dan dia bersedekah dengan satu dirham, sedangkan seorang lagi mempunyai seribu dirham, dan dia bersedekah dengan seratus dirham; maka sedekah satu dirham tersebut, lebih utama dan lebih besar pahalanya daripada sedekah seratus dirham “ ( hadis riwayat ) Mengapa demikian, sebab sedekah satu dirham dari dua dirham adalah limapuluh persen daripada harta yang dimilikinya, sedangkan sedekah seratus dirham dari harta seribu dirham adalah sepuluh persen dari kekayaannya. Oleh sebab itu pahala sedekah satu dirham ( dari dua dirham ) lebih besar dari pahala sedekah seratus dirham.
Setiap muslim yang memiliki kemampuan dan kekayaan mempunyai tanggungjawab sosial kemasyarakatan, apalagi terhadap kelangsungan dan perjuangan agama, dengan memberikan sebagian harta kekayaan tersebut untuk keperluan orang lain dan keperluan perjuangan agama. Itulah sebabnya dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda : “ Siapa yang memiliki kelapangan pada hari ini ( harui raya Idul Adha ) dan dia tidak mau berkorban, maka janganlah dia dekat-dekat dengan tempat shalat kami ini ( masjid nabi ). “.Hadis riwayat Ahmad,dan Ibnu Majah. Maksud hadis ini adalah jika seorang muslim memiliki kekayaan dan kelapangan, maka hendaklah dia melakukan pengorbanan kepada agama dengan melaksanakan korban. Jika dia tidak mau berkorban sedangkan dia memiliki kekayaan berarti dia bukan bagian dari umat Islam ( dalam arti jamaah ), sebab dia tidak memiliki tanggungjawab sosial. Oleh sebab itu lebih baik dia tidak datang ke masjid, sebab kedatangan ke masjid adalah sebagai tanda memiliki kepedulian sosial dan sedia untuk berkorban demi agama. Sebab tujuan shalat jamaah adalah untk memperkuat jamaah dan umat, sedangkan kekuatan jamaah hanya dengan pengorbanan umatnya terhadap agama dan keoedulian terhadap jamaah yang lain.
Pengorbanan kepada agama dengan harta kekayaan merupakan syarat kemengan suatu agama, sebab itulah dalam kitab suci al Quran, banyak dijumpai ayat yang menyatakan “ “ Jahidu fi sabilillah bi amwalikum wa anfusikum “, berjihadlah, berjuanglah di jalan Allah dengan harta kamu dan diri kamu “. Sikap bersedia untuk berkorban inilah merupakan kunci kemenangan dalam perjuangan. Siapapun yang lebih berkorban, maka dia akan meraih kemenangan; dan dapat mengalahkan perlawanan musuh. Ini merupakan sunatullah, peraturan hidup dalam setiap perjuangan. Itulah sebabnya setelah perintah berkorban, Allah menyatakan dalam ayat selanjutnya “ Inna Syani’aka huwal abtar “, Sesungguhnya musuh-musuh engkau akan kalah “. Seakan-akan makna ayat adalah : Jika engkau telah mengorbankan harta kekayaan engkau, kenikmatan yang engkau terima untuk perjuangan dalam menegakkan agama , maka barulah musuh-musuh engkau akan kalah “. Ini merupakan sunatullah, merupakan hukum bagi kehidupan. Siapa aja, agama apa saja, umat apa saja, yang lebih banyak berkorban, yang lebih banyak mengorbankan segala sesuatu untuk agamanya, maka agamanya akan menang dibandingkan agama-agama yang lain. Umat apa saja yang peduli dengan saudaranya yang lain, maka umat tersebut akan unggul dibandingkan denganumat yang lain.
Baru-baru ini seluruh kita dikejutkan oleh Tsunami di Mentawai, Banjir di Papua, dan Gunung Merapi yang begitu hebat. Itu semua adalah taqdir Allah yang diberikan kepada bangsa Indonesia dengan penuh hikmah. Paling tidak dengan bencana tersebut mengingatkan kita akan kekuasaan Tuhan. Insya Allah bagi mereka yang wafat akibat gempa tsunami, mereka menjadi syahid sebagaimana dalam hadis dinyatakan bahwa : “ Barangsiapa yang mati tenggelam maka kematiannya adalah syahid “( Riwayat Muslim ) Bagi yang terkena musibah, cidera dan lain keluarga yang ditinggalkan, insya Allah mendapat pahala kesabaran dan ketabahan, dan ampunan dosa, sebab dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa : “ Apa saja musibah atau sakit yang dialami oleh seorang mukmin, dia akan mendapat ampunan bagi dosa-dosa yang dilakukan “( riwayat Ahmad ). Semoga bencana dan musibah tersebut dapat memperikan pelajaran agar lebih cepat kembali kepada Alah, membersihkan diri daripada dosa, bertobat, dan meningkatkan kepedulian kepada sesama dan segera membantu mereka yang memerlukan.
Semoga tulisan ringkas ini dapat menjadi bahan renungan kepada kita semua, agar dengan Idul Adha membuat kita sehingga kita terhindar daripada syirik,dan dosa dan dapat menggalang persatuan dan ukhuwah yang dibuktikan dalam program bersama yang dijalankan dengan manajemen yang professional dan rapi, serta meningkatkan pengorbanan diri dalam segala bidang. Keimanan yang kuat , kehidupan yang bersih daripada syirik, dosa dan kemaksiatan, ditambah dengan ukhuwah yang digalang, beserta pengorbanan dalam berjuang inilah yang merupakan syarat kemenangan suatu umat, dan kegemilangan suatu peradaban sebagaimana ditunjukkan sejak dari Nabi Adam dan Siti Hawa di Arafah, dicontohkan oleh Nabi Ibrahim, Ismail dan Hajar dalam membangun Ka’bah dan melontar Jumrah di Mina, serta perjuangan Nabi Muhammad dari kota Makkah sampai ke Madinah membangun peradaban Madani berlandaskan tauhid, dan ukhuwah. Tantangan umat bertambah lama betambah berat. Serangan terhadap akidah , pemikiran, budaya, akhlak terus mengancam umat Islam dan generasi muslim di masa mendatang. Serangan datang dari berbagai lini, bidang dengan kecanggihan teknologi. Oleh sebab itu umat Islam harus dapat menghadapi tantangan pemikiran, akidah, budaya tersebut dengan perjuangan yang simultan secara bersama. Untuk itu diperlukan ukhuwah dan persaudaraan yang kuat, sehingga umat Islam tidak lagi terpecah belas hanya disebabkan oleh perkara yang remeh temeh seperti maalah khilafiyah dan hal-hal yang sunat. Perjuangan untuk menghadapi serangan liberalisasi pemikiran, pengrusakan akidah, budaya dan akhlak dalam seluruh bidang tersebut memerlukan dana dan pengorbanan yang besar. Jika Soros mengeluarkan sebagian dari kekayaannya untuk mewujudkan masyarakat liberal ( liberal society ), dengan membuat pusat-pusat leberalisasi di seluruh dunia, maka sudah berapa banyak pengorbanan konglomerat muslim untuk menghadapi serangan liberalisasi tersebut ? Dapatkah serangan pemikiran dilawan dengan umrah dan haji berkali-kali, atau membangun surau dan masjid dengan bangunan yang megah. Apakah yang telah dilakukan umat Islam hari ini untuk melawan serangan barat dengan memberikan bantuan keuangan, bantuan pelatihan dan pendidikan kepada lembaga pendidikan dari madrasah, pesantren sampai perguruan tingi Islam, dan memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa muslim.
Sebagai contoh baru-baru ini di Jakarta sedang dibangun pusat budaya Amerika tercanggih di dunia. Menurut info dari Detiknews dinyatakan bahwa : “Pusat budaya yang diberi nama @america itu merupakan pusat budaya Amerika yang baru, yang menampilkan teknologi tinggi dan desain canggih. Ini merupakan tempat untuk mempelajari budaya Amerika, keragaman, sejarah, pendidikan dan inovasi Amerika.
Bertempat di Pacific Place Mall, Lantai 3, Unit 325, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, @america menempati areal seluas 600 meter persegi. Ini merupakan tempat untuk program-program dan event-event di mana warga Indonesia dan Amerika bisa menjalin hubungan dan memperkuat hubungan. Fasilitas ini akan juga akan menyatukan warga muda Indonesia bersama-sama warga muda Amerika dengan menggunakan teknologi Amerika sebagai kendaraan untuk menciptakan dialog. @america dilengkapi dengan 21 unit proyektor berukuran 1,6 m x 1,2 m hingga 5,22m x 2,25m. Ada pula pula 22 unit monitor berukuran 17” hingga 42”. Ditambah lagi dengan 50 unit iPad berukuran 9,7”. Juga terdapat 1 unit smart board berukuran 50” yang merupakan interactive white board dengan kontrol layar sentuh serta 3 unit Telepresence berukuran 65” yang merupakan tiga layar yang menampilkan video interaktif langsung. @america juga memiliki ruang khusus mirip ruang teater di mana para pengunjung bisa menyaksikan pemutaran film layaknya di bioskop. @america yang baru akan dibuka secara resmi pada bulan depan, merupakan pusat budaya Amerika berteknologi tinggi pertama di dunia. Pemilihan Indonesia sebagai lokasi pusat budaya AS ini tak lepas dari status Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.
"Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Indonesia juga merupakan negara muslim terbesar di dunia. Ditambah lagi Indonesia merupakan jumlah pengguna Facebook terbesar kedua di dunia," kata Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Ted Osius di @america, Rabu (10/11/2010). @america yang pembangunannya dilakukan sejak 1,5 tahun silam ini berada langsung di bawah Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta. Melalui @america, Kedubes AS ingin menjangkau lebih banyak warga muda Indonesia untuk bisa lebih mengenal Amerika. "Indonesia merupakan negara yang penting di mata AS sehingga kami menganggap ini sangat penting dibangun di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan kami akan membangun pusat budaya serupa di negara lain, namun saat ini kami fokus ke Indonesia," ujar Don Q. Washington yang menjabat Penasihat Diplomasi Publik Kedubes AS kepada detikcom saat menyambangi @america. (http://us.detiknews.com/read/2010/11/10/145732/1491409/10/pusat-budaya-berteknologi-tinggi-as-pertama-di-dunia-dibuka-di-jakarta?992204topnews)
Sudah waktunya umat Islam bersatu sebagaimana bersatunya jamaah dalam ibadah haji, dan melakukan pengorbanan yang lebih besar setelah pengorbanan hewan sembelihan di hari saya Idul Adha. Korban hewan di Hari Idul Adha adalah symbol untuk melaksanakan pengorbanan untuk perjuangan Islam dalam bidang pendidikan, social, ekonomi, pemikiran, profesi, keilmuan, teknologi.budaya, informasi dan lain sebagainya. Berbagai kelompok, bukan untuk berpecah tetapi untuk berbagi bidang dalam menghadapi serangan dan tantangan. Semangat Idul Adha harus dapat memicu semangat berjamaah dan berkorban yang terus menyala sepanjang tahun. Itulah sebabnya mengapa ibadah haji dan qurban di bukan terakhir dari kalender hijriyah, supaya setelah itu sejak dari bulan muharam umat Islam segera berjamaah dan berkorban menghadapi tantangan tahun hijriyah mendatang. Semoga semangat Idul Adha, ibadah Haji dan penyembelihan Qurban terwsebut dapat kita aplikasikan dalam kehidupan. Selamat Hari Raya Idul Adha. Selamat berqurban, Taqabbalahhu Mina Wa minkumm, taqabbal Ya Kariim,Wallahu A’lam.( Muhammad Arifin Ismail Kuala Lumpur, 13 November 2010).