Pages

Sunday, January 30, 2011

IKHLAS : RUH AMAL PERBUATAN

ALHIKAM 10 : IKHLAS ADALAH ROH AMAL PERBUATAN

AMAL PERBUATAN ITU ADALAH KERANGKA SEDANGKAN ROHNYA TERDAPAT PADA KEIKHLASAN YANG TERSEMBUNYI DALAM AMALAN TERSEBUT.( IBNU ATHAILLAH SAKANDARY )

PENJELASAN :
Setiap perbuatan manusia terdapat sesuatu yang dzahir dari perbuatan tersebut, yaitu yang dilakukan oleh anggota badan dan sesuatu yang dalam batin yaitu niat perbuatan yang tersembunyi di dalam hati sanubari si pembuat amal itu sendiri. Nilai suatu perbuatan akan ditentukan oleh kualitas perbuatan dan niat perbuatan, malahan niat perbuatan merupakan landasan dari seluruh perbuatan. Allah Taala hanya menerima perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas bukan berarti kosong, walaupun makna asal kata ikhlas yaitu “kha-la-sa” adalah kosong. Secara definisi ikhlas adalah sesuatu perbuatan yang dilakukan hanya karena Allah Taala. Hal ini dinyatakan dalam kitab suci Al Quran :
QS. Bayinah 5 : Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya untuk menyembah Allah dengan penuh keikhlasan dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

QS. AlKahfi : 110. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
QS.Zumar : 3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).

QS. An Nisa : 146. kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

QS. AlAn’am : 162-163: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Ikhlas adalah melakukan sesuatu perbuatan hanya karena Allah, karena perintah Allah “lillah “. Itulah sbabnya dalam setiap niat terdapat kalimat “lillahi Taala “. Keikhlasan niat karena Allah itu merupakan syarat diterimanya amal perbuatan, sebagaimana dinyatakan dalam hadis nabi : “ Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu dilakukan dengan niat. Dan setiap seuatu itu mendapatkan balasan sesuai dengan niat amal perbuatannya. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan RasulNya maka dia akan mendapatkan Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang berhijrah karena mencari dunia atau mencari perempuan yang akan dinikahinya maka dia akan mendapatkan apa yang diniatkannya ”. ( riwayat Bukhari,Muslim,Abu Daud,Tirmidzi,Nasai ). Dari hadis ini ada tiga kategori tujuan amal yaitu Allah dan rasulNya, dunia ( lambang dari materi ) dan perempuan ( lambang dari hawa nafsu ). Setiap orang dalam berbuat tidak terlepas dari niat karena Allah, nitat karena materi atau niat karena mencari kepuasan hawa nafsu. Dan Allah Taala hanya menerima sesuatu perbuatan yang hanya diniatkan karena Allah, dan untuk Allah. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah dinyatakan : ” Allah akan berkata nanti pada hari kiamat kepada orang yang syirik dalam beramal kepadaNya : Ambillah amal perbuatan itu untuk sesuatu yang engkau tujukan dan niatkan ” ( Hadis riwayat Thabrani dan Hakim ). Dalam hadis dari Abu Hurairah dinyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : ” Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk kamu dan juga kepada tidak melihat kepada badan kamu tetapi Dia hanya melihat kepada hati dan perbuatan kamu ”. Hal ini sesaui dengan ayat Al Quran :

QS. Ali Imran : 29. Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui"

QS. Al hajj : 37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamu itulah yang dapat mencapainya.

Abu Hurairah mendengar nabi bersabda : ” Nanti manusia yang pertama disoal di hari kiamat adalah orang yang berperang di jalan Allah, sewaktu ditanya Allah : Apa yang telah engkau lakukan dalam hidupmu ? Orang itumenjawab : Saya telah berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid ”. Allah menjawab : ” engkau telah berdusta, sebab engkau berperang bukan karena Aku, tetapi agar engkau disebut sebagai pahlawan, dan engkau telah mendapatkan sebutan tersebut, maka neraka tempatmu ”. Manusia kedua orang yang mengajar manusia, ditanya Allah : Apa yang engkau lakukan dalam hidupmu ? Orang itu menjawab : Saya telah mengajar ilmu dan al Quran.” Allah menjawab : “ engkau berdusta, sebab engkau mengajarkan ilmu bukan karena Aku, tetapi agar engkau dianggap sebagai orang alim, dan engkau mengajarkan Quran agar engkau dianggap Qari, dan engkau telah mendapatkan panggilan tersebut, maka ekarang neraka tempatmu “. Manusia ketiga adalah orangkaya yang banyak bersedekah, Allah bertanya : “ Apa yang telah engkau lakukan dalam hidupmu?”.Orang itu menjawab : “ aku telah membelanjakan hartaku , bersedekah siang dan malam “. Allah menjawab : engkau melakukan itu bukan karena Aku tetapi agar engkau dipanggil sebagai seorang yang dermawan, dan engkau telah mendapatkan itu, maka neraka tempatmu “. ( Hadis Muslim /1905). Mengapa Allah tidak menerima amal perbuatan ketiga orang tersebut ? Karena mereka melakukan untuk dipanggil sebagai syahid,alim dan dermawan adalah riya’, dan riya’ itu adalah syirik, dalam arti menduakan niat dalam suatu perbuatan. Orang yang ikhlas dalam al Quran disebut dengan alabrar yaitu mereka yang berkata:


QS. Al Insan : 9. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih ”.

Sebab itu ulama mendefinisikan ikhlas yaitu (1) melakukan perbuatan hanya karena Allah (2) Melupakan pandangan makhluk dan thanya mengharapkan pandangan Allah. Oleh sebab itu Ibnu Qayim menyatakan : ” Barangsiapa yang mengharapkan ucapan ikhlas dari perbuatannya maka dia itu belum mencapai tingkatan ikhlas ”. Sehingga seorang ulama, Fudail berkata : Meninggalkan sesuatu perbuatan karena manusia adalah riya’ dan melakukan perbuatan karena manusia adalah syirik, sedangkan ikhlas adalah engkau selamat dari keduanya. Dengan ikhlas dalam beramal maka kita terhindar dari mereka yang mendapat kerugian beramal sebagaimana dinyatakan dalam al uran :

QS. AlKahfi 103-104 : Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya ”. Wallahu A’lam.

( Muhammad Arifin Ismail/ Pengajian Ummahatul Muslimah, Kuala Lumpur, Jumat 28 Januari 2011)