Pages

Friday, July 27, 2007

SIKAP ADIL


“ Adillah kamu karena itu lebih dekat kepada ketaqwaan “ ( QS. Al Maidah : 8 )
Sesudah peperangan Hunain berakhir dan para tawanan telah dikembalikan, ada beberapa sahabat berebut barang-barang rampasan perang sambil berkata berkata, "Wahai Rasulullah bagikanlah kepada kami harta rampasan perang”. Mereka berdesak sehingga mendorong Rasulullah sampai ke suatu pokok, dank arena saling berebut sehingga ada seorang sahabat yang mengambil baju Rasulullah, sehingga beliau berkata, "Kembalikanlah bajuku tersebut.. Demi Allah, andaikata aku mendapat bagian unta sebanyak pokok tihamah, pasti akan kubagikan kepadamu. Kamu tidak akan menemukan aku sebagai orang yang kikir, penakut, dan pembohong “. Kemudian beliau mendekati seekor unta lalu mengambil bulu dari unta tersebut, kemudian menjepitkannya di antara dua jari beliau lalu mengangkatnya keatas seraya berkata, "Wahai saudara-saudara sekalian..Demi Allah, tidak ada bagianku dari rampasan perang ini walaupun sehelai bulu ini kecuali seperlimanya, dan bagianku itupula akan kuberikan kepada kamu semua. Oleh karena itu, serahkanlah semua harta perang sampai kepada benang dan jarumnya, sesungguhnya menyembunyikan barang rampasan perang walaupun sedikit akan menjadi cela dan menjadi api serta menjadi aib pada hari kiamat." Kemudian datanglah seorang dari Anshar dengan membawa benang dari bulu dan berkata, " Ya Rasullullah, aku mengambil gumpalan benang ini untuk membuat tempat duduk di punggung untaku." Rasulullah SAW. berkata, " aku berikan kepadamu yang kuambil daripada bagianku" Orang itu menjawab : "Kalau demikian, maka aku tidak akan mengambilnya sambil meletakkan gumpalan itu Kisah diatas menggambarkan bagaimana adilnya nabi sebagai seorang pemimpin perang, sehingga dia tidak berani memberikan sehelai benangpun untuk diberikan dari pasukan dan beliau rela memberikan dari miliknya sendiri. Demikianlah nabi memberikan contoh kepada umat manusia bagaimana menjadi seorang pemimpin yang adil terutama dalam memakai kekayaan rakyat.

Dalam hadis nabi juga kita dapatkan sekian banyak pernyataan nabi tentang keadilan pemimpin seperti : “Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggungjawab atas tugasmu masing-masing “ ( riwayat Ahmad ) “ Tujuh orang yang akan mendapat perlindungan di hari akhirat nanti, pertama adalah Pemimpin yang adil…( riwayat Bukhari dan Muslim). “ Pemimpin yang adil adalah salah seorang dari tiga orang yang tidak akan ditolak doanya “ ( hadis riwayat Tirmidzi ) “ Orang yang adil akan mendapat minbar dari cahaya disisi Tuhan Yang Maha pemurah “ ( hadis riwayat Muslim dan nasai ) Keadilan seorang pemimpin merupakan ibadah sebagaimana sabda beliau “ Satu jam keadilan yang dilakukan oleh seorang pemimpin nilainya sama dengan ibadah enam puluh tahun “ ( riwayat Thabrani ). “ Satu jam kedzaliman lebih berat disisi Allah daripada kemaksiatan selama enam puluh tahun “ ( Isbahani ). “ Manusia yang paling dicintai Allah adalah pemimpin yang adil “ ( riwayat Tirmidzi ). Demikianlah pahala menjadi seorang pemimpn yang adil.

Malahan shalat dan ibadah seorang pejabat dan pemimpin akan digantung sebelum dia melakukan keadilan dalam memimpin sebagaimana dalam sebuah hadis disebutkan : “ Wahai manusia, sesunguhnya Allah tidak menerima shalat pemimpin yang dzalim ‘ (Hakim ). Dalam hadis yang lain juga disebutkan bahwa “ Barangssiapa yang meminta kekuasaan atas manusia ( seperti dengan pemilihan , atau kampanye ) dan dia mendapatkannya kemudian kedzalimannya mengalahkan keadilannya maka baginya neraka jahannam “ ( riwayat Abu daud ). “Tidak ada seseorang yang memimpin tiga orang atau lebih kecuali tangannya akan terbelenggu dan belenggu itu tidak akan dibukakan kecualid dengan keadilannya “ ( riwayat Ibnu Hibban ). “ Orang yang pertama masuk neraka adalah pemimpin yang memiliki kekayaan dan tidak menunaikan kewajibannya kepada Allah “ ( ibnu khuzaimah ) “Sesiapa yang mendapat kekuasaan kemudian tidak menjaga kekuasaan tersebut sebagaimana menjaga dirinya sendiri maka dia tidak mendapat waanginya surga “ ( riwayat Thabrani ). “Allah selalu bersama seorang pemimpin selama pemimpin itu tidak melakukan kedzaliman, jika dia berbuat kedzaliman, maka Allah akan meninggalkannya dan dia akan berada bersama syetan “ ( Tirmidzi ).“ Sesiapa yang mendapatkan kekuasaan tetapi tidak melihat dan peduli kepada keperluan rakyatnya maka Allah tidak akan melihat kepadanya ‘ ( Thabrani ). “ Barangsiapa yang diberi Allah kekuasaan tetapi dia menipu rakyatnya maka Allah haramkan dia daripada masuk ke dalam surga “ ( Bukhari Muslim ).“ Barangsiapa yang diberi kekuasaan dan tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan sebaik-baiknya maka dia tidak akan masuk ke dalam surga “ ( Muslim dan Thabrani ). “ Sesiapa pemimpin yang menutup pintunya daripada orang yang memerlukan pertolongannya , atau orang faqir dan miskin maka Allah akan menutup pintu langit daripadanya doanya“ ( Hakim ).

Seorang pemimpin juga akan diuji keadilannya dalam memilih pegawainya atau pembantunya sebagaimana dalam sebuah hadis “ Sesiapa yang memilih seseorang karena ta’asub sedangkan diantara mereka ada orang yang lebih layak untuk melakukannya maka dia telah mengkhianati allah , RasulNya dan orang yang beriman “ ( Hakim ). “Sesiapa yang memilih pemimpin karena kecintaan, sedangkan dia tidak layak untuk memimpin maka kutukan Allah akan datang kepadanya “ ( Hakim ). “ Abu Dzar bertanya kepada rasulullah : ya Rasulullah, mengapa baginda tidak memilihku untuk memegang sesuatu kekuasaan? Rasul memegang bahu Abu dzar sambil bersabda : “ Wahai abu dzar, sesungguhnya engkau ini lemah, sedangkan kekuasaan itu adalah amanah, dan amanah itu nanti pada hari kiamat itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat, kecuali orang yang mengambil amanat itu dengan menjalankan kewajiban-kewajibannya “( Muslim ). Hari ini, tambah hari, pejabat , pemimpin yang melakukan korupsi, kolusi bertambah setiap hari, dari pejabat tinggi, sampai pegawai rendah, padahal demikian berat ancaman bagi mereka yang tidak adil dengan memakai dan mempergunakan harta kekayaan negara, uang rakyat untuk kepentingan pribadi, semoga tulisan ini menggugah mereka untuk bersikap adil. Fa’tabiru ya Ulil albaab.