Pages

Thursday, November 28, 2013

SEJARAH HITAM QARAMITHAH

Qaramithah adalah suatu kelompok yang merupakan bagian dari pengikut ajaran Syiah Ismailiyah dibawah pimpinan Hamdan al Qaramit, sehingga pengikutnya disebut dengan Qaramithah. Ajaran Qaramithah terus berkembang dalam masyarakat terutama diantara kelompok Syiah Ismailiyah. Pada waktu itu Ismailiyah Fatimiyah mengaku bahwa Imam al Mahdi akan datang dari keturunan mereka, sedangkan menurut Qaramithah datangnya Imam Mahdi tetap dengan munculnya Imam ke-tujuh Ismail bin yang sedang menghilang hingga waktu tertentu. Qaramithah sangat membenci kelompok Nasibi, yaitu kelompok yang mengakui kepemimpinan Abubakar, Umar dan Usman bin Affan. Malahan mereka selalu menganggu dan membunuhnya. Pada tahun 294 Hijriyah mereka pernah menghadang jamaah haji yang pulang dari tanah suci dan membunuhnya. Mereka selalu mengintai jamaah haji yang pulang dari menunaikan jamaah haji dan menganggu mereka, atau merampas harta mereka malahan sampai kadang kala membunuh mereka. Khalifah Islam pada waktu itu sangat lemah, sehingga kaum pemberontak Qaramithah sangat berleluasa menganggu keamanan dan ketenteraman umat. Mereka kaum Qaramithah menganggap bahwa tanah Karbala, tempat terbunuhnya Husein itu lebih suci daripada Ka’bah, sebagaimana termaktub dalam halaman 370 dari kitab “ Fiqhul wal Aqaid” karangan ulama mereka Muhammad Huseini Syirazi menyatakan bahwa : “ Dikatakan bahwa tanah Karbala lebih utama daripada tanah Makkah, dan sujud diatas tanah makam Husein itu lebih utama daripada sujud di atas tanah Masjidil haram , apakah itu benar ? Syirazi menjawab : Ya itu benar “. Oleh sebab itu dalam sejarah kaum Qaramithah pernah menyerang Ka’bah, merusak Hajaral Aswad dan membunuh jamaah haji yang ada pada waktu itu. Ibnu Kasir dalam kitab Bidayah wan Nihayah menceritakan bahwa pada hari Tarwiyah yaitu hari kedelapan Zulhijah tahun 317 Hijriyah bertepatan dengan musim Haji 929 Masehi, pasukan tentera Syiah Qaramithah diketuai oleh Hamadan Ibn Al-Ashath Al-Qurmuti menyerang kota Makkah dan membunuh semua jemaah haji yang datang peda waktu itu. Kemudian Hamdan menyerang Kaabah, dan menageluarkan batu hitam Hajar Aswad dari tempatnya di sudut Ka’bah serta memecah batu tersebut menjadi dekapan potongan kecil, sebagaimana yang terlihat pada batu Hajaral Aswad sekarang. Hamdan juga menarik keluar pintu Kaabah dan kemudian memecahkannya, menarik kain Kabah dan memotongnya kecil-kecil dan memberikannya kepada sahabat-sahabat beliau. Setelah itu beliau mengarahkan pengikut-pengikut beliau untuk memusnahkan Mizab Al-Kabah, saluran untuk menyalurkan air (sekiranya hujan) yang terletak datas Kaabah. Sewaktusalah seorang pengikut beliau mencoba untuk memusnahkan saluran ini, pengikut yang disuruh tersebut terjatuh dari bumbung Kaabah dan mati. Hamadan kemudiannya menyuruh pengikutnya mencampakkan mayat-mayat jemaah haji yang telah mereka bunuh ke atas bumbung Kaabah, sehingga Mizab (saluran air) dari atas Kabah itu mengalirkan darah orang muslim buat pertama kalinya dalam sejarah. Beliau kemudian mencampakkan mayat-mayat jamaah haji yang lain kedalam telaga Zam-Zam sehingga telaha zam-zam penuh dan kemudian menutup telaga ini dengan batu yang besar. Wanita Qaramithah akan membawa air kononnya untuk menyiram mayat-mayat jemaah haji ini atau memberi minum kepada jemaah haji yang tercedera, akan tetapi apabila mereka berjumpa dengan jemaah haji yang masih hidup, mereka akan membunuhnya tanpa memberi air. Wanita Qaramithah percaya bahwa jika mereka perlu membunuh sekurang-kurangnya 3 orang Sunni (Nasibi, gelaran yang mereka berikan pada orang Sunni) yang dahaga itu , maka mereka mendapat tempat di Surga. Sebagian mayat-mayat yang lain ada yang ditanam di dalam Masjidil Haram dimana mereka (jemaah haji) dibunuh tanpa dikafankan, tanpa simandikan dan tanpa disolatkan. Kemudian Hamadan pemimpin Qaramithah yang menyerang Makkah tersebut berdiri di depan pintu Kaabah dan menjerit ke langit dan berkata: “ Akulah yang berani mencabar ALLAH, akulah yang berani mencabar Tuhan, DIA mencipta kamu dan aku membunuh kamu semua (jemaah haji)”. Pengikut-pengikutnya yang turut memusnahkan Hajar Aswad juga menjerit ke langit: “Dimana burung-burung Ababil ENGKAU? Dimana batu Sijjil (batu dari tanah yang terbakar) ENGKAU?” Merujuk kepada peristiwa serangan bergajah yang dipimpin oleh raja Abrahah sebelum kedatangan agama Islam. Kemudian Hamdan Qaramitah membawa batu Hajar Aswad ke arah timur yaitu le kota Al-Qatif dengan menggunakan 70 ekor unta sebab dalam perjalanan setiap unta yang membawa batu Hajar Aswad akan jatuh sakit dan kemudian mati di tengah padang pasir. Jika unta yang membawa batu Hajar aswad itu mati, maka Hamdan menggantikan unta itu dengan unta yang lain, sehingga seluruh unta yang membawa sampai ke bilangan tujuh puluh. Di kota al Qatif mereka membangun bangunan seperti Ka’bah yang mereka namakan ‘AinulKuaibah’ dan meletakkan batu Hajar Aswad di bangunan tersebut dan menyuruh orang ramai untuk mengerjakan haji di tempat tersebut, tetapi tidak seorangpun orang muslim yang pergi kesana kecuali pengikut Qaramithah saja. Batu Hajarl Aswad di kuasai oleh Qaramithah selama 22 tahun, hingga pada tahun 339 Hijriyah / 952 Masehi datanglah pasukan Khalifah Al-Muktadir Billah sebanyak 80 ribu tentara menyerang pengikut-pengikut Qarmatiah dan menyerang tiga ribu pasukan Qaramithah. Khalifah al Muktadir Billah setelah mengalahkan pasukan Qaramithah, kemudian baginda mengembalikan batu Hajaral Aswad ketempatnya semula sebagaimana yang kita lihat sekarang. Itulah sebabnya jika kita memperhatikan keadaan batu Hajaral Aswad sekarang terlihat jelas bekas pecahan potingan kecil yang disatukan kembali. Syukur Alhamdulillah batu tersebut tidak dihanciurkan atau dihilangkan tetapi masih dapat ditemukan walaupun telah hilang dari tempatnya selama 22 tahun. Penyerangan Khalifah terhadap pasukan Qaramithah tersebut telah melemahkan kekuatan Qaramithah dan menghilangkan jejak mereka, tetapi diantara pasukan Qaramithah tersebut, terdapat kumpulan kecil, lebih kurang 10 buah keluarga lolos dari serbuan dan dapat melarikan diri ke Syria dan bersembunyi di pegunungan Arab dalam bebrapa lama agar mereka tidak dibunuh. Kelompok kecil ini lama-kelamaan menjadi besar dan menurut kajian sejarah diantara kelompok tersebut lahirlah masyarakat Syiah Nusriyah, Syiah Alawiyah dan diantara mereka terdapat keluarga Al-Assad, yang memerintah Syria pada hari ini. Dari kilasan sejarah diatas dapat kita lihat bagaimana sejarah mencatat bahwa ada sebagian kelompok Syiah yang sangat membenci masyarakat Islam, sehingga dapat membunuh orang-orang islam yang lain, malahan menyerang Makkah dan mengeluarkan batu Hajaral Aswad dari tempatnya. Oleh sebab itu kita tidak heran jika pada saat ini, pasukan Basyar Assad dengan ringannya membunuh umat Islam dengan alasan pemberontakan atas negara dan lain sebagainya. Padahal ajaran agama Islam sangat melarang umat Islam saling membunuh, malahan tindakan tersebut dinyatakan dalam al Quran : “ Barangsiapa yang membunuh manusia seorang manusia bukan karena dia telah membunuh yang lain, dan bukan karena telah membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya “ ( QS. AlMaidah : 32 ). Jika kita semua menghayati makna dan mengamalkan maksud ayat tersebut, maka perdamaian di dunia akan terwujud, dan sejarah Qaramithah tidak akan terulang lagi. Fa’tabiru Ya Ulil Albab.

No comments:

Post a Comment