Pages

Sunday, December 6, 2009

KHUTBAH ARAFAH

KHUTBAH NABI DI ARAFAH

Sewaktu Rasulullah melakukan haji yang pertama dan terakhir, beliau meninggalkan pesan dan khutbah yang dibacakan sewaktu beliau Wukuf di Arafah. Khutbah ini juga dikenal dengan nama Khutbatul Wada’ ( khutbah perpisahan nabi dengan umatnya ). Teks khutbah tersebut adalah sebagai berikut :

“ Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengathui apakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini.

Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan ( haram dirusak oleh orang lain ) bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.

Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan ( seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain ) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. ( Sebagai contoh ) hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu.

Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi.

Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syetan itu masih terus berusaha ( untuk menganggu kamu ) dengan cara yang lain . Syetan akan merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik.

Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah sdan mengharamkan apa yang telah dihalalkanNya.

Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut : Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.

Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka ( menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.

Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.

Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah menyampaikannya..

Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah ( Al Quran ) dan sunnah nabiNya ( al hadis ).

Wahai manusia sekalian..dengarkanlah dan ta’atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran kitabullah ( al Quran ) kepada kalian semua.

Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.

Wahai manuisia sekalian.
Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah.

Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri.

Ya Allah..sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka..?

Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.

Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini.

Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan ? Semua yang hadir menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, Nabi Muhammad kemudian bersabda : ” Ya allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini..Ya allah saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini ” ( Hadis Bukhari dan Muslim ).

Inilah khutbah yang dibaca Nabi Muhammad saw pada waktu beliau wukuf pada waktu haji di padang Arafah, dan tidak ada khutbah arafah yang lain sebab nabi hanya melakukan haji sekali dalam seumur hidup. Oleh sebab itu pesan-pesan dalam khutbah ini menjadi perhatian setiap orang yang haji sewaktu mereka berada di padang arafah, dan juga menjadi perhatian kita dalam khutbah shalat idul adha. Kandungan khutbah ini sangat lengkap dan bersifat universal. Di awal khutbah Rasulullah memperingati kita tentang nilai-nilai persaudaraan umat manusia dimana setiap orang wajib menjaga hak dan kehormatan orang lain. Selanjutnya nabi memberi peringatan agar umat Islam tidak memakai lagi sistem hukum jahiliyah baik dalam hukum pidana seperti pembunuhan dan hukum ekonomi yang mengandung unsur riba.Kemudian nabi memperingati agar umat islam tidak berpecah belah dan bertengkar sebab itu merupakan godaan syetan yang terberat. Dengan menghindari pertengkaran itulah baru seseorang dapat menjaga agamanya, dan perpecahan itu akan menghancurkan kekuatan agama. Selanjutnya nabi memperingati agar umat islam jangan merubah-rubah hukum Allah sesuai dengan keinginan sebagaimana yang dibuat oleh masyarakat jahiliyah dalam menentukan bulan-bulan haram.Kemudian nabi memperingati agar umatnya hati-hati dalam menjaga hak-hak wanita. Dan bagaimana tangungjawab suami atas mereka. Rasulullah selanjutnya memperingati tentang kewajiban rakyat kepada pemimpin dan kewajiban seorang pemimpin kepada rakyatnya, demikian juga kewajiban majikan kepada pegawai, pembantu dan hamba sahaya yang dimilikinya. Di akhir khutbah sekali lagi Rasulullah berpesan agar setiap orang menjaga kehormatan saudaranya yang lain, sebagaimana dia menjaga kehormatan dirinya sendiri. Demikian intisari pesan Rasulullah kepada umat manusia, semoga umat Islam yang sedang haji dan mereka yang sedang merayakan hari raya Idul Adha setiap tahun di seluruh pelosok dunia dapat membacanya kembali, merenungi makna yang terkandung di dalamnya dan mengamalkannya. Semoga khutbah ini dapat menjadi pedoman hidup kita baik secara individu, maupuni dalam keluarga, juga dalam bernegara, dan berinteraksi dengan masyarakat dunia.Selamat Hari Raya Haji 1430 Hijrah.( Muhammad Arifin Ismail ).

No comments:

Post a Comment