Pages

Friday, April 29, 2016

WASIAT KEPADA SEMUA NABI DAN RASUL
" tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya ".
( As Syura /42 : 13 )

Ukhuwah , persaudaraan , satu suara, saling tolong menolong , saling dukung mendukung, saling Bantu membantu, dengan mengutamakan kepentingan bersama, kepentingan umat, daripada kepentingan ambisi pribadi, daripada ambisi kelompok, daripada ambisi partai, dan golongan merupakan syarat utama kemenangan umat Islam. Selama umat Islam masih sibuk mengurus partai, kelompok, masing-masing, maka umat islam tidak akan mencapai kemenangan. Ini merupakan peraturan hidup ( sunatullah ) dimanapun umat itu berada. Jika umat Islam bersatu, dan tidak berpecah maka umat islam akan menang, tetapi jika umat Islam bersaing sesame umat islam dalam kelompok dan partai masing-masing, maka umat islam akan hancur dan kalah. Siapa saja yang bersatu maka dia akan memang, dan siapa yang berpecah dalam kelompok dan saling bertengkar, maka dia akan kalah. Itulah sebabnya Allah memperingatkan umat islam agar bersatu, berukhuwah, walaupun berbeda kelompok, dan partai. Al Quran membolehkan umat manusia berkelompok, sebagaimana dinyatakan : Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal " ( QS. AlHujurat/49 : 13 ).

Al Quran menyatakan bahwa berkelompok, berbangsa, berkaum, berpartai memang dibolehkan, tetapi tujuan utama dari berkelompok bukan untuk saling bertengkar, tetapi untuk saling bekerjasama, saling mengenal potensi kelompok, sehingga banyak partai, banyak kelompok dapat menjadi kekuatan umat, bukan menjadi penyebab hancurnya kekuatan umat. Oleh sebab itu jika ada dua kelompok yang saling bertengkar, apalagi lebih dari dua, maka damaikanlah mereka, sebab pertengkaran itu akan mengakibatkan kehancuran dan kekalahan. " Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara, karena itu lakukanlah ishlah diantara dua saudara yang berselisih dan berpecah dan takalah kepada Allah " ( QS. Hujurat/49 : 10 ). Ayat ini menyatakan jika ada dua saudara saja, apa lagi dua kelompok , atau dua kabilah, atau dua partai yang saling berselisih, maka segeralah berdamai. Berdamai dalam arti mari bersatu, cari titik kesamaan, hilangkan perbedaan, hilangkan ambisi pribadi, ambisi kelompok dan partai, dan lakukan langkah-langkah yang dapat menyatukan program, melihat kepada kepentingan umat dan kepentingan agama, dengan cara bertaqwalah kepada Allah. Taqwa dalam arti hilangkan egoisme kelompok, dan utamakan kepentingan umat.

Siapa saja yang akan menang pasti mereka bersatu, baik itu orang lkafir, orang atheis, baik itu preman, atau siapa saja, sebab itu merupakan sunatullah. Irtulah sebabnya dalam Al Quran kita diingatkan bahwa dalam menghadapi umat islam, orang kafir itu akan bersatu, baik itu yahudi, nasrani, atau apapun agamanya . " Sesungguhnya orang kafir itu sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan sama seperti apa yang telah Allah perintahkan ( yaitu bersatu, saling Bantu membantu, dan tidak berpecah ), maka pasti akan terjadi kekacauan dan kerusakan yang besar " ( QS. Al Anfal/8 : 73 ). Ayat diatas mennyuruh kita memperhatikan bahwa orang kafir itu akan bersatu padu dalam menyerang dan mengalahkan orang Islam, maka Allah memperingatkan kita jika umat islam tidak bersatu, maka umat islam akan kalah , sebab tidak ada cara untuk menang hanya dengan bersatupadu. Cukuplah contoh pemilihan kepala daerah (pilkada) di provinsi Kalimantan Timur baru-baru ini. Penduduknya tujuh puluh persen adalah umat Islam, tetapi karena umat Islam mempunyai tiga calon, sedangkan orang kafir mempunyai satu calon, maka kemenngan secara sunatullah akan berpihak kepada mereka, sehingga mereka menang walaupun mereka adalah kelompok minoritas. Renungkanlah wahai umat islam, bahwa pada saat sekarang ini di seluruh indonesia sudah sepuluh provinsi dipimpin oleh umat yang lain.

Peristiwa kekalahan umat islam karena setiap kelompok mengajukan calon masing-masing, setiap partai tidak sepakat dengan partai islam yang lain, itu merupakan sunatullah, sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran : " Dan janganlah kamu bertikai, sebab hal itu akan membuat kamu gagal dan hilang kekuatan, dan sabarlah kamu sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar " ( QS. Al Anfal : 46 ). Al Quran memperingatkan kepada umat Islam agar jangan berpecah, bertikai, berselisih dalam segala hal, walaupun islam membolehkan adanya kelompok, tetapi mengharamkan perpecahan dan pertikaian. Sebab pertikaian dan perpecahan akan menghancurkan kekuatan, sehingga umat islam akan gagal. Oleh sebab itu kepada kelompok yang berselisih, kepada partai segeralah bersabar. Bersabar bukan diam, bersabar adalah carilah calon yang layak untuk memimpin, dan mundurlah jika sudah ada yang calon yang lebih layak untuk memimpin. Istikharah ( minta petunjuk ) kepada Allah siapakah pemimpin yang layak untuk memimpin, dan jika telah dapat sartu calon yang disepakati olegh semua kelompok, dan didapat dari hasil shalat istikharah , maka calon yang lain segera mengundurkan diri, dan semua kelompok wajib berusaha untuk memenangkan satu calon umat. Jika ini dilakukan insya Allah umat islam akan menang, sebab itu merupakaj sunatullah dan janji Allah. Tetapi jika umat Islam memiliki banyak calon dari berbagai macam partai, sedangkan umat lain memiliki satu calon, maka umat lain akan memang, walaupun umat islam tiap hari berdoa kepada Allah, maka dia akan kelah sebab sunatullah kemenangan tidak dijalankan. Bagaimana Allah akan memenangkan umat islam jika umat islam tidak mengikuti perintah Allah dalam mencapai kemenangan.

Perpecahan, pertikaian, tidak bersatu, dan sibuk untuk memenangkan ambisi pribadi dan partai akan menyebabkan kegagalan dan kekalahan sudah banyak terbukti dalam sejarah. Pada zaman rasulullah, walaupun nabi berperang bersama sahabat dalam perang uhud, tetapi disebabkan karena ada sekelompok sahabat yang tidak mengikuti peraturan Rasul, mereka mengedepankan keinginan pribadi dan kelompok daripada kepentingan umat, sehingga kelompok yang mengawal bukit uhud, turun untuk memperebutkan ghanimah perang , dan meninggalkan puncak bukit, maka umat islam dilanda kekalahan. Mengapa mereka kalah, sedangkan disana ada Rasulullah, ada sahabat yang imannya kuat, tetapi mengapa musiuh dapat mengalahkan umat islam ? Karena unat Islam berpecah belah, karena kelompok penjaga bukit uhud yang diamanahkan untuk menjaga bukit, padahal sepatutnya mereka tidak boleh turun apappun yang terjadi di bawah, sebab jika mereka turun dari bukit, maka musuh akan naik ke atas bukit dan menyerang umat Islam dati atas bukit. Itulah sebabnya umat islam harus belajar dari kekalahan perang Uhud, agar umat Islam tidak lagi berpecah dalam menghadapi serangan. Itulah sebabnya dalam Al Quran, Allah telah memberikan wasiat kepada seluruh nabi-nabi dari nabi Nuh sampai nabi Isa agar tetap bersatu, jangan berpecah, sebab perpecahan dan pertikaian merupakan jalan menuju kekalahan. " Kami telah mensyariatkan bagi kamu semua ( umat Islam) tentang agama sebagaimana yang telah diwasiatkan kepada Nuh, dan apa yang telah diwahyukan kepada kamu (muhammad ), dan juga sama seperti apa yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : " tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya ". ( As Syura /42 : 13 ). Ayat ini menyatakan bahwa tegaknya satu agama bukan karena kebenaran agama tersebut, tetapi tegaknya suatu agama, ditentukan oleh tidak pecahnya suatu umat. Tetapi sayang banyak diantara umat yang mengetahui hal ini tetap berpecah juga sebabmereka mendahulukan emosi, dan hasad, atau dengki, sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran : " Dan mereka tidaklah berpecah walaupun sudah datang pengetahuan melainkan karena kedengkian antara mereka " ( As Syuara /42 : 14 ). Mereka sebenarnya mengetahui bahwa jika berpecah, maka akan kalah, tetapi mereka dengki dan hasad sehingga mereka tidak mau melihat kelompok lain menguasai , kelompok lain boleh menang, maka lebih baik sama-sama bertanbding, daripada memberikan peluang kepada yang lain. Inilah yang dimaksdukan oleh ayat bahwa sebenarnya telah datang kepada mereka pengetahuan, tetapi karena perasaan dengki dan hasad maka mereka tidak mau bersatu dan berkerja bersama-sama mengedepankan kepentingan umat, kepentingan agama daripada kepentingan diri dan kelompok. Semoga kelompok islam, partai islam, tidak terkenan penyakit dengki dan hasad kelompok , tetapi dapat mengaplikasikan taqwa dalam melihat pilkada sebagai bagian daripada kepentingan umat, sebagaimana yang telah diwasiatkan Allah kepada para nabi dan rasul. Fa'tabiru ya ulil albab.



ADAB BERKELOMPOK
“ Hai orang yang beriman jangan kamu megolok-olokkan kaum yang lain “
( QS. Al Hujurat : 11 )

Pada saat sekarang ini kita lihat dalam tubuh umat Islam banyak kelompok, dalam pilkada banyak team sukses, sepatutnya banyaknya kelompok atau pendukung tidaklah menjadi penyebab perpecahamn dan sesame kelompok tidaklah boleh menghina, menjatuhka dan mengejek. Sejarah mencatat bahwa dalam kalangan sahabat nabi ada beberapa kelompok seperti kelompok Muhajirin yaitu sahabat yang berasal dari kota Makkah berhijrah ke Madinah, Kelompok Anshat yaitu kelompok sahabat penduduk asal Madinah yang menolong nabi Muhammad, dan kelompok Bani hashim, yaitu kelompok yang berasal dari keluarga dan keturunan yang sama dengan Rasulullah. Adanya kelompok dan “ group feeling “ seseorang dengan suatu kelompok tak dapat dinafikan sebab itu merupakan sifat manusia, tetapi menjaga perasaan berkelompok sehingga tidak menjadi fanatik dan merupakan benih daripada kesombongan, merasa paling hebat yang harus dihindari, sebab itu merupakan penyakit yang akan merusak dan menghancurkan kekuatan jamaah umat.

Pada suatu hari, menurut riwayat daripada Thabrani yang diceritakan oleh Kaab bin Ajrah berkata bahwa : “ Pada suatu hari kami para sahabat dukuk-duduk di hadapan rasulullah di dalam masjid. Waktu itu kami terdiri dari beberapa kelompok ada yang dari Muhajirin, ada yang dari Anshar dan juga ada yang dari Bani Hasyim. Para sahabat sedang bertengkat mengenai siapakah diantara kami atau golongan manakah yang lebih utama dan lebih dikasihi oleh Rasululah. Kaum Anshar berkata : “ Kami lebih utama di sisi Rasulullah . Kami beriman dengan beliau, mengikuti beliau dan berjuang bersama sama dengan beliau, dan kami adalah para pejuang yang selalu siap dan sedia berperang menghadapi musuh-musuh beliau. Oleh karena itu maka kami adalah kelompok yang paling utama dan dikasihi oleh beliau.”.Sahabat-sahabt dari kelompok Muhajirin berkata : “ Kami telah berhijrah bersama-sama dengan Rasulullah. Kami telah meninggalkan ahli keluarga kami, harta benda kami dan kami telah berada di semua tempat dimana kamu semua berada dan kami telah menyertai semua peperangan yang telah kamu ikuti. Oleh sebab itu , maka kami adalah lebih utama di sisi rasulullah saw “.

Sahabat-sahabat dari kelompok Bani Hashim berkata : “ Kami adalah ahli keluarga Muhammad saw . Kami telah berada di semua tempat dimana kamu semua berada, dan kami telah menyertai semua peperangan yang kamu semua ikuti, maka oleh sebab itu kami adalah kelompok yang lebih utama dan dikasisi oleh Rasulullah saw “. Dari pernyataan tiga kelompok tersebut terlihat mereka semua merasa paling hebat dengan mengemukakan argumentasi masing-masing. Kaum Anshar merasa lebih hebat karena menolong rasulullah, kaum Muhajirin merasa hebat karena ikut berhijrah, sedangkan kaum Bani Hasyim merasa hebat karena merupakan keluarga nabi . Semua merasa hebat dengan kelebihan yang dimilikinya. Tak lama kemudian Rasulullah muncul dan berkata : “ Sesungguhnya aku mengetahui bahwa kamu telah berkata mengenai sesuatu “. Untuk lebih jelas lagi, kami memberitahukan apa yang kami katakan tadi kepada Rasulullah. Mendengar ucapan dari orang Anshar , maka Nabi menjawab : “ Kamu telah berkata benar, dan tidak ada orang yang dapat membantah kata-katamu tersebut “.
Setelah itu kelompok Muhajirin menceritakan kembali apa yang telah mereka katakana. Mendengar itu, nabi berkata : “ Kamu juga telah berkata benar, dan tidak ada orang yang akan membantah kata-katamu itu. Kelompok ketiga, bani hashim kemudian menceritakan tentang kelebihan mereka. Nabi mendengar apa yang mereka katakan dan berkomentar : “ Kamu juga benar dan tidak ada orang yang dapat membantah kelebihanmu itu “. Sekarang , kata rasulullah, aku akan memberitahukanmu apa pendapatku terhadap kamu semua. Sahabat menjawab : Boleh ya Rasululah. Nabi berkata : Adapun sesungguhnya kamu wahai orang Anshar, kamu semua adalah saudara-saudaraku “. Mendengar pengakuan Rasul terhadap mereka sebagai saudara Rasul dan itu merupakan sebuah penghormatan bagi mereka, maka kelompok Anshar berkata : “ Allah Maha Besar, demi Tuhan Ka’bah, kami telah memenangi kamu semua “.

Kemudian Nabi berkata kepada kelompok Muhajirin : Adapun kamu wahai kelompok Muhajirin, maka aku adalah dari kalangan kamu semua “. Mendengar pernyataan Rasulullah tersebut maka kelompok Muhajirin merasa gembira dan berteriak : “ Allah Maha Besar , demi Tuhan Ka’bah, kami telah memenagi kamu semua “. Akhirnya Rasululah berkata kepada kelompok Bani Hasyim : “ Adapun kamu semua adalah kalangan aku dan aku bertanggung jawab ke atas kamu “. Mendengar pernyataan Rasul dan penghormatan kepada mereka, maka Bani Hashim langsung berteriak : Allah Maha Besar, dan demi Tuhan Ka’bah, kami telah memenangi kamu semua “.

Dari kisah diatas dapat dilihat bahwa adanya kelompok dalam suatu umat tidak dapat dinafikan, tetapi yang perlu dijaga jangan sampai ada kelompok merasa lebih hebat sehingga dapat membenihkan pertengkaran, perpecahan. Oleh sebab itu, setiap orang harus mengakui kelebihan kelompok masing-masing, sebagaimana terlihat dari pernyataan Rasulullah , dimana Rasul mengakui keutamaan kelompk Anshar, beliau juga mengakui keutamaan kelompok Muhajirin, dan juga kelompok Bani Hashim. Semua kelompok mempunyai kelebihan dari kelompok yang lain. Kelebihan itu yang diakui oleh rasulullah, dan juga harus diakui oleh kelompok yang lain, walau sekecil apapun kelebihan tersebut. Olejh sebab itu dalam sebuah hadis Reasul bersabda : “ Janganlah kamu menghina suatu kebaikan waklau sekecil apapun “. Mengapa demikian..? Sebab tidak mengakui kelebihan kelompok yang lain, atau menghina kebaikan dari yang lain walaupun kecil dapat menjadi benih pertengkaran dan perpecahan.

Perasaan merasa hebat sendiri dan menghina yang lain adalah benih daripada pertengkaran yang harus dihindari. Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Thabrani disebutkan bahwa : "Tinggalkanlah pertengkaran sebab dengan pertengkaran itu tidak akan ada hikmahnya dan tidak akan aman daripada fitnah ( bencana bagi umat ) “. Islam menganjurkan umatnya untuk meninggalkan setiap pertengkaran walaupun seseorang yang bertengkar itu berada dalam pendapat yang benar, tetapi bersikap diam dan mengalah lebih baik daripada terjadinya suatu pertengkaran. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah disebutkan : “ Barangsiapa meninggalkan pertengkaran dan dia dalam pihak yang benar, niscaya akan dibangunkan bagi dirinya sebuah rumah di dalam syurga yang tertinggi; dan barangsiapa yang meninggalkan pertengkaran dan dia dalam pihak yang salah, maka juga akan didirikan baginya suatu rumah di tengah-tengah syurga “.

Dari hadis diantas dapat dilihat bahwa meninggalkan pertengkaran walaupun kita dalam pihak yang benar lebih utama dan mendapat ganjaran rumah di surga yang tertinggi; demikian juga meninggalkan pertengkaran walaupun kita dalam pihak yang salah juga mendapatkan pahala, karena keutamaan meninggalkan sikap bertengkat dan merasa hebat. Oleh sebab itu Bilal bin Saaad berkata : “ Apabila engkau melihat seseorang yang bersikap keras kepala, suka bertengkar dan membanggakan pendapatnya, maka sudah sempurnalah kerugiannya “.

Dalam diri umat islam hari ini banyak kelompok-kelompok. Ada kelompok mazhab fikih seperti mazhab Syafii, Hanbali, Maliki, Hanafi, Wahabi, Dhahiri, dan lain sebagainya; juga ada kelompok organisasi sosial seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al Washliyah dan lain sebagainya, ada lagi kelompok partai politik seperti PPP, PBB, PKS, PBR, dan lain sebagainya; juga ada kelompok harakah dan gerakan seperti gerakan Ikhwanul Muslimin, gerakan Hizbut Tahrir, gerakan Salafi, gerakan Mujahidin dan lain sebagainya. Setiap kelompok pasti mempunyai kelebihan dan keistimewaan dari kelompok yang lain. Oleh sebab itu yang perlu menjadi perhatian kita jangan sampai antar kelompok akan merasa hebat dari kelompok yang lain, membangga-banggakan diri dan jasa, dengan mengecilkan jasa kelompok yang lain; tetapi sebaiknya setiap kelompok mengakui kelebihan kelompok yang lain. Apalagi jika kekurangan dan kelemahan kelompok yang menjadi pembicaraan, maka pasti akan memicu kemarahan dan pertengkaran. Semoga kita dapat belajar dari sejarah bagaimana Rasulullah menggalang silaturahmi dan menghormati setiap kelompok sahabat, sehingga walaupun berbeda kelompok, kita masih mempunyai adab , akhlak yang harus sama-sama kita jaga dalam berlomba untuk kebaikan Waalhu A'lam.


No comments:

Post a Comment