Pages

Tuesday, September 21, 2010

Akibat Rencana Membakar Al Quran

“ Sesungguhnya Kami yang menurunkan kitab suci al Quran dan Kami akan tetap memeliharanya “ ( Qs. Al Hijr : 9 )

Rencana Pendeta Terry Jones untuk membakar Al quran dalam peringatan tragedi 19 September yang tidak jadi dilakukan akibat memicu kemarahan dunia islam ternyata dilakukan oleh rekan seprofesinya.. Pelakunya adalah Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen, keduanya membakar Al Quran pada Sabtu (11/9) di hadapan sekelompok orang yang sebagiannya merupakan awak media. Kedua pendeta itu menyiram dua buah Al Quran dan sebuah teks Islam lainnya dengan cairan pembakar, lalu menyulutnya dengan api. Mereka menyaksikan bersama-sama kitab suci umat Islam itu menjadi abu. Aksi dua pendeta itu dilakukan di pekarangan belakang kediaman Old si Springfield, di kawaanTenesse , Amerika Syarikat. Mereka mengatakan aksinya merupakan pesan dari Tuhan.

Malahan menurut pendeta Bob Old mengatakan bahwa gereja telah mengecewakan banyak orang karena tidak mendukung aksinya. "Saya yakin bahwa sebagai negara kita berada dalam bahaya," ujarnya sebagaimana dikutip media online Tennessean.com (12/10). "Ini adalah buku berisi kebencian, bukan cinta," katanya sambil memegang Al Qur`an sebelum kemudian membakarnya. "Ini adalah kitab palsu, Nabi Muhammad adalah nabi palsu dan itu merupakan wahyu palsu," tambahnya. Kedua pendeta itu lantas melakukan apa yang disebutnya sebagai "demonstrasi damai" dengan sedikit gegap gempita. Delapan orang wartawan ikut menyaksikan aksi kedua rohaniwan gereja itu.
Setelah pembakaran tersebut, tersebar berita bahwa Pendeta Bob Old meninggal dunia akibat kecelakaan jalan raya yang terjadi sehingga mobilnya terbakar, dan dirinya ikut tewas dalam kecelakaan tersebut. Demikian berita kecelakaan tersebut tersebar melalui situs seperti firetrainingsite dan beberapa situs yang lain. Walaupun setelah beberapa hari kemudian artik el yang berkaitan dengan peristiwa tersebut tidak dapat dilacak kembali.
Pembakaran al Quran juga terjadi di kawasan lain di Amerika yaitu kawasan Michigan. Pada hari Sabtu bertepatan dengan peringatan 9/11, anggota komunitas setempat mendapati adanya al-Qur`an yang dibakar dan lembaran halamannya dikotori dengan feses. “Membakar Qur`an di masjid sama dengan membakar salib di gereja orang kulit hitam,” kata Dawud Walid, eksekutif direktur dari CAIR-Michigan, merujuk taktik yang biasa digunakan untuk mengintimidasi pihak lawan pada zaman gerakan hak-hak sipil di AS.
Menurut keterangan Lt. Polisi Kevin Daley, peristiwa terjadi antara Jumat (10/9) pukul 11 malam hingga Sabtu (11/9) pukul 01.30 dini hari. Polisi belum mendapatakan tersangka maupun saksi dan keamanan di sekitar masjid yang terletak di Jalan Harisson Selatan itu ditingkatkan. Jurubicara pengurus masjid Abdalmajid Katranji mengatakan, meskipun insiden terjadi pada hari Sabtu, namun pihaknya baru melapor keesokan harinya (12/9). Hal itu untuk menghormati peringatan 9/11. “Kami merasa hari Sabtu memiliki tujuan sendiri, … dan kami ingin memastikan (mereka) fokus pada isu 9/11,” ujar Katranji. “Kami tidak ingin pesannya tercampuraduk. Kami menentang apa yang terjadi pada peristiwa 9/11,” jelasnya.
Oleh sebab itu Council on American-Islamic Relations (CAIR) cabang Michigan, meminta FBI melakukan penyelidikan atas insiden pembakar al-Qur`an di sebuah masjid di East Lansing. Walikota East Lansing Victor Loomis telah bertemu dengan para pengurus masjid. “Itu merupakan tindakan yang tidak dapat diterima dan kami mengecam siapa saja yang melakukan aksi ini,” kata Loomis sebagaimana dikutip Free Press (12/9). “Saya mencurigai, begitu juga pengurus pusat Islam, bahwa pelakunya orang dari luar komunitas kami.”
Sebelumnya, Associated Press melaporkan, hari Rabu (8/9), tiga orang pria diduga melakukan vandalisme atas dinding sebuah masjid di Hudson, New York. Mereka kemudian dikenai tuduhan vandalisme dan tindak kejahatan dengan dasar kebencian.
Di tempat lain , pada Hari Sabtu (11/9) di Phoenix, kaca-kaca jendela sebuah masjid yang sedang dibangun dilempari hingga pecah dan dindingnya dicorat-coret dengan tulisan anti-Muslim. Menurut Arizona Republic, FBI sedang menyelidiki insiden tersebut.

Salinan Al-Quran yang dibakar juga ditemukan di tong sampah di luar masjid San Fransisco minggu lalu. Situs Bay City News (18/9) mengutip sumber CAIR memberitakan, Quran yang telah dibakar itu ditemukan Minggu, di tong sampah di luar gedung Islam Society of San Francisco, yang terletak di 20 Jones Street. Hal itu dikemukakan Zahra Billo , direktur program CAIR cabang Bay Area.
Menurut Billo, Al-Quran yang ditemukan di tong sampah itu telah diambil semalam sebelumnya. “Sebagian sudah menjadi abu, tapi Anda masih bisa melihat bahwa itu adalah mushaf Quran,” katanya. Insiden itu telah dilaporkan kepada CAIR pada hari Senin, dan sejak itu telah dilaporkan ke polisi San Francisco dan kantor FBI San Francisco.
Juru bicara polisi San Francisco Albie Esparza mengkonfirmasi, bahwa mereka sedang menyelidiki insiden itu, dan mengatakan tidak ada penangkapan. “Ini sangat tidak-Amerika dan tidak mencerminkan perilaku warga Bay Area,” kata Billo. CAIR telah meminta masyarakat Muslim untuk waspada terhadap kejahatan berdasar kebencian (anti-Islam) lainnya benci yang mungkin terjadi. “Komunitas antaragama dan orang-orang berhati nurani akan mendukung komunitas kami,” pungkasnya kepada Bay City News.
Upaya untuk membakar Al-Quran yang dilakukan oleh para ekstrimis dari berbagai agama khususnya Kristen di Amerika Serikat ternyata malah membuat meningkatnya warga AS yang masuk Islam, di mana menurut laporan pemantauan pers terjadi lonjakan yang signifikan dalam kasus orang yang masuk Islam di seluruh negeri.

Muhammad Al-Nassir, Direktur Pusat Islam dari wilayah metropolitan Washington, yang meliputi lima area termasuk Maryland, Virginia dan Washington, DC, menyatakan bahwa sekitar 180 orang AS termasuk seorang wanita dari berbagai usia telah menyatakan diri masuk Islam bertepatan dengan adanya ancaman membakar al-Quran pada 11 September lalu dan terkait pro-kontra rencana pembangunan masjid di dekat lokasi Ground Zero di New York, menurut laporan yang diposting situs Al Arabiya.net

Nassir menghubungkan penyebab tingginya warga AS yang menyatakan diri masuk Islam di daerah vital atau kota utama Amerika Serikat karena mereka membaca dan mempelajari tentang Islam dan biografi Nabi Muhammad SAW yang menyebabkan mereka tertarik lebih jauh untuk belajar tentang Islam.

Seorang warga negara Amerika Serikat, bernama Robert Spencer, dari timur laut Washington, DC, yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi “Abdul Rahman” mengatakan: “Saya mengikuti pertumbuhan pesat agama Islam di dunia Barat, dan orang-orang di sini mengakui bahwa jumlah orang yang masuk Islam setiap tahun di dunia Barat sangat besar dan cepat, dalam 12 tahun telah dibangun lebih dari 1200 masjid di Amerika Serikat (rata-rata seratus masjid setahun), dan hal itu adalah aneh bahwa sebagian besar orang-orang yang memeluk Islam adalah warga Amerika yang beralih menjadi pendukung Islam yang kemudian melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang luar biasa! “.

Moran (33 tahun) dari negara bagian Virginia, yang merupakan seorang peneliti menegaskan bahwa 20 ribu orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya setelah peristiwa 11 September.
“Seiring berjalannya waktu, kunjungan warga AS semakin meningkat ke masjid, dan tidak terbatas pada masjid, tetapi mereka juga mengunjungi Islamic Center yang ada di Washington, Virginia, Minnesota dan tempat lainnya,” kata pimpinan Darul Huda AS.
Masyarakat barat adalah masyarakat yang sudah terbiasa dengan sikap pencarian, penelitian, dan pengkajian. Mereka tidak mudah menerima isu, sehingga terlihat imbauan pendeta Tery Jones untuk membakar kitab suci Al Quran hanya dilakukan oleh segelintir kelompok yang fanatik dan ternyata sikap itu mendapat balasan daripada Allah taala. Lebih hebat lagi, imbauan membakar al Quran tersebut menimbulkan sipa pencarian apa itu al Quran, pengkajian al Quran sehingga membuat sekian banyak masyarakat barat yang tertarik dengan al Quran, sehingga mereka mendapatkan cahaya al Quran untuk menerangi kehidupan mereka. Fa’tabiru Ya Ulil albab.

No comments:

Post a Comment