Pages

Monday, August 20, 2007

UJIAN MERDEKA


““ Ini semua (nikmat ) adalah ujian bagiku apakah aku dapat bersyukur atau aku menjadi kufur “.( Surah an naml : 40 ).

Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah bertepatan dengan hari Jum’at , 9 Ramadhan 1364 Hijriyah.Pada tahun ini, sejarah kembali berulang, dimana tanggal tujuh belas agustus bertepatan dengan hari Juma Sepintas lalu, hari kemerdekaan tersebut adalah merupakan peristiwa politik biasa, tanpa dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam. Padahal dalam wawancara dengan Cindy adam, seorang wartawati Amerika, Bung Karno mengakui bahwa pemilihan tanggal tujuh belas Agustus tersebut dipengaruhi oleh kewajiban shalat yang dijalankan oleh setipa muslim sebanyak 17 rakaat dalam setiap hari. Demikian juga jika dalam bulan ramadhan, tanggal tujuh belas merupakan hari nuzulul Quran, turunnya Kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim. Dipilihnya hari Jum’at juga disebabkan karena hari Jum’at dalam ajaran Islam merupakan “ sayyidul ayyam “, hari yang terbaik. Itulah sebabnya Bung karno memilih hari proklamasi tersebut pada hari Jum’at dan bertepatan dengan tanggal tujuh belas.

Dalam pembukaan undang-undang dasar negara disebutkan bvahwa :..kemerdekaan adalah rahmat daripada Tuhan Yang Maha Esa..”. Memang benar, kemerdekaan suatu bangsa dari tangan penjajahan merupakan rahmat yang tidak ternilai harganya, Kemerdekaan hidup adalah rahmat daripada Allah. Rahmat berasal dari kalimat : ra-hi-ma –yarhamu “ yang bermakna sesuatu pemberian dan anugerah. Rahmat biasanya dihubungkan kepada pemberi rahmat , Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab tidak ada yang dapat memberikan sesuatu rahmat kecuali hanya Allah saja. Jika ada seseorang manusia berkeyakinan bahwa rahmat dapat bersumber daripada sealin Allah , maka orang itu telah terjatuh ke dalam kesesatan dan kemusyrikan. Sebab itu setiap bangsa harus meyakini bahwasanya kemerdekaan yang di dapat oleh bangsa Indonesia adalah rahmat daripada Allah semata-mata setelah masyarakat berjuang melawan penjajahan.

Konsekwensi daripada itu, maka setiap rahmat wajib disyukuri. Bangsa Indonesia, apalagi para elite politik yang sedang memegang kekuasaan wajib mensyukuri rahmar kemerdekaan tersebut. Persoalannya sekaarngh adalah bagaimanakah cara mensyukuri rahmat kemerdekaan tersebut..? islam telah mengajarkan bahwa cara mensyukuri nikmat kemerdekaan adalah dengan menjalankan segala perintah dari Allah subhana wa taala, bukan dengan pesta music, hiburan, acara kembang api , yang mengeluarkan uang jutaan rupiah, sehingga menjadi suatu yang sia-suia, apalagi jika acara tersebut mengandung unsur maksiat. Kesyukuran nikmat dalam ajaran islam harus dengan cara melakukan segala sesuatu yang dapat mencapai ridha Allah subhana wa taala. Dalam Al Quran dijelaskan bagaimana doa Nabi Sulaiman untuk dapat mensyukuri nikmat sewaktu beliau mendengar semut memerintahkan anak buahnya untuk masuk ke lobang agar tidak terinjak oleh kaki nabi Sulaiman. Sulaiman merasa bersyukur sebab kakinya tidak menginjak semut yang sednag berjalan maka segera dia berdoa sebagaimana yang diceritakan dalam kitab suci Al Quran : ‘ Ya Tuhanku, berilah kepadaku ilham untuk dapat tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dengan cara mengerjakan amal yang shaleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat_mu ke dalam golongan hamba-Mu yang sholeh “ ( Qs. Al Naml : 27 ). Mengapa nabi sulaiman berdoa agar dapat bersyukur dengan baik dan benar ? Karena dia memahami bahwa segala rahmat dan nikmat merupakan ujian kepada manusia untuk dapat mensyukuri nikmat atau kufur dengan nikmat, sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran : “ Ini semua (nikmat ) adalah ujian bagiku apakah aku dapat bersyukur atau aku menjadi kufur “.( Surah an naml : 40 ).

Mensyukuri nikmat adalah dengan cara melaksanakan segala perintah Allah dan melakukan perbuatan yang sesuai dengan keridhaan-Nya. Jika kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan perintah Allah, atau membiarkan maksiat dan kemungkaran meraja lela di bumi Indonesia, berarti bangsa Indonesia, terutama para elite politik yang sedang berkuasa tidak mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua. Jika hal ini yang kita lakukan, maka tunggulah akibatnya sebagaimana janji Allah dalam Kitab suci Al Quran : “ Jika kamu bersyukur maka Aku akan menambah nikmat itu kepadamu tetapi jika kamu tidak bersyukur dengan melakukan pengingkaran kepada perintah Allah, maka sesungguhnya siksaan-KU amatlah pedih “ ( QS. Ibrahim : 7 ). Sudah saatnya kita merenung dan berpikir, apakah selama ini sejak dari pemerintahan orde lama, orede baru, dan pemerintahan reformasi ini bagsa Indonesia telah mensyukuri rahmat kemerdekaan ini dengan cara yang diridhai oleh Allah subhana wa taala..? Bukankah membiarkan segala kemaksiatan dan kemungkaran perupakan pengingkaran kepada rahmat kemerdekaan daripada Allah.
Banyak orang menyangka bahwa syukur atas rahmat Allah sudah cukup dengan mengatakan ucapan “ Alhamdulillah “, atau ditulis dalam undang-undang sebagaimana disebutkan diatas. Padahal menurut Ibnu Qayim dalam kitab Madarijusalikin, Kesyukuran atas nikmat harus dapat dibuktikan dengan amal perbuatan, sedanmgkan jkka mengucapkan kalimat “alhamduilillah “ itu bukan kesyukuran tetapi hanyalah pujian kepada Tuhan. Seorang ulama sufi, Al Junied ditanya bagaimanakah cara bersyukur? Al Juneid berkata : “ Bersykur dengan rahmat dan nikmat Allah adalah dengan tidak mempergunakan sedikitpun daripada nikmat Allah tersebut di dalam kemaksiatan dan pengingkaran kepadaNya “. Sebab itulah dalam kisah nabi Sulaiman menyatakan bahwa cara dia bersyukur dengan melakukan amal shaleh.
Tetapi sangat disayangkan banyak manusia pada hari ini setelah meyakini bahwa kemerdekaan tersebut merupakan rahmat dari Allah, tetapi setelah mendapat kemerdekaan tersebut, mereka mempergunakan kemerdekaan itu bukan untuk bribadah kepadaNya tetapi untuk melawan dan bermaksiat kepadaNya. Kemerdekaan yang didapat oleh seseorang bukanlah hasil kehebatan dia tetapi tidak darat lepas daripada kekuasaan Allah, rahmat dan kasih sayangNya kepada umat manusia. Maka apakah panttas jika manusia yang telah mendapat kemerdekaan tersebut mempergunakan rahmat yang diberikan untuk melakukan dosa dan kemasiatan..?
Setiap rahmat, nikmat dan pemberian dari Allah semuanya akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di hari akhirat kelak. Dalam sebuah hadis Rasululah sedang memakan sebiji buah kurma dan sahabat-sahabat juga memakan buah kurma, pada itu Rasulullah saw bersabda : “ Ini semua nikmat Alah yang kamu semua akan ditanya pada hari kiamat nanti “. Dalam hadis yang lain juga disebutkan : “ Pada hari kiamat nanti Allah berkata kepada hambaNya : Bukankah Aku telah memberi kemuliaan kepadamu.? Bukankah aAku telah menjadikanmu sebagai penguasa..? Bukankah Aku telah memberimu keluarga..? Bukahkah Aku telah memberimu kenderaan kuda dan unta..? Bukahkah Aku telah membuatmu berkuasa..? …”. Dari hadis ini terlihat bahwa semua kenikmatan yang Allah berikan akan ditanya dan tidak ada suatu yang kecil akan lepas dari pertanyaan Allah di Mahkamah Ilahi.
Bukan saja manusia, sampai binatangpun dalam sebuah hadis akan ditanya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa : “ Sesunguhnya pada hari kiamat nanti seekor kambing yang berkelahi dengan kedua tanduknya juga akan ditanya kenapa dia memakai tanduknya untuk berkelahi “. Dalam sebuah hadis sewaktu seorang sahabat Rasul memukul sahabat yang lain, maka Rasulullah bersabda : “ Demi nyawa Muhammad yang ada ditanganNya..nanti kamu semua akan ditanya sampai kepada kambing yang berkelahi dengan kawannya, dan juga serangga akan ditanya kenapa dia menggigit tangan seseorang lelaki “. Jika seekor kambing saja akan ditanya bagaimana dia memakai tanduknya apakah untuk berkelahi atau bukan, dan seekor serangga akan ditanya mengapa dia menggigit jari seseorang, maka bagaimanakah dengan segala nikmat kemerdekaan hidup yang Allah berikan kepada kita hari ini,,> bagaimanakah dengan nikmat kekuasaan dan kedudukan yang diberikan Allah kepada semua pemimnpin bangsa dan masyarakat..? Bagaimanakah nikmat menjadi pejabat dan penguasa,,? Bagaimanakah nikmat yang diberikan menjadi wakil rakyat..? Semuanya tidak lepas dari pertanyaan Allah. Kemanakah uang negara dipergunakan..? kemanakah kekayaan tanah dan segala sesuatu yang ada di bumi nusantara dipergunakan.? Bagaimanakah engkau mengelola alam, bumi, tanah, air dan segala yang Allah berikan kepda kita selama ini..? Sudahkah engkau pergunakan semuanya untuk melaksanakan perintah Allah dan menegakkan keadilan serta kedamaian di tengah masyarakat.? Ingatlah, jika kita kufur dan tidak mensyukuri dengan cara yang benar atas rahmat kemerdekaan tersebut maka ingatlah azab Allah sangatlah pedih. Semoga kita semua baik itu pejabat negara, presiden, pegawai negeri, sampai rakyat jelata dapat lulus dari ujian rahmat kemedekaan yang telah Allah berikan kepada kita bangsa Indonesia. Fa’tabiru ya Ulil albaab.



No comments:

Post a Comment