TANTANGAN UMAT ISLAM NUSANTARA
a. Sejarah awal perkembangan Islam
Pada tahun 775 Masehi, seratus orang pedagang dari bani khalifah yang bermukim di daerah Timur Tengah ( sekitar kawasan Bahrain sekarng ) berlabuh di pesisir pantai sebelah barat pulau sumatera. Sebagai pedagang yang datang dari jauh, mereka dengan cepat dikenal oleh penduduk tempatan yang masih beragama hindu. Disamping sebagai pedagang, mereka mempunyai akhlak dan sikap yang terhormat, sehingga membuat penduduk tempatan bersimpati dengan mereka. Perbedaan agama antara mereka dengan penduduk tidak menjadi penghalang bagi mereka dalam bergaul, sebab mereka selalu menampakkan akhlak yang mulia, selalu ramah dengan siapa saja, disamping selalu membela yang lemah dan menolong orang yang susah. Sikap mereka ini membuat kedatangan mereka diterima oleh para penbduduk, dan akhirnya mereka menetap dan bermustautin di kawasan tersebut.
Sambil berdagang, dan bergaul mereka menerangkan kepada penduduk tentang ajaran agama yang mereka anut selama ini. Disebabkan sikap mereka yang begitu menarik simpati, sehingga dalam masa yang singkat banyak penduduk tempatan yang mengikuti ajaran agama mereka, bertauhid kepada Allah. Disamping sebagai pedagang, mereka juga melakukan dakwah ajaran tauhid kepada masyarakat, sehingga dalam masa yang singkat banyak penduduk tempatan yang mengikuti ajaran agama mereka. Sebagai pedagang yang sukses, mereka mendapat kedudukan yang terhormat di kalangan istana, dan kesempatan itu dipergunakan mereka untuk mengajak keluarga istana memahami ajaran agama tauhid yang mereka bawa. Diantara mereka ada yang beruntung dapat mempersunting putri raja, sehingga dalam masa yang singkat, keluarga raja telah memeluk ajaran agama Islam, dan pada tahun 825 berdirilah kerajaan islam pertama di Perlak.
Dengan berdirinya kerajaan islam tersebut, maka pengaruh hindu mulai menipis di seluruh nusantara, dan dengan tersebarnya islam di seluruh pelosok nusantara, maka berdirilah kerajaan islam di tempat dan kawasan yang lain seperti kerajaan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Siak di Riau, kerajaan pagaruyung di sumatera barat, kerajaan Malaka di Semenajung Malaya, kerajaan Tumasek ( sekarang bernama Singapore ), kerajaan Demak dan Mataram di pulau Jawa, kerajaan Kutai di kalimantan, kerajaan Ternate dan Tidore di pulau sulawesi, dan kerajaan islam lain yang terus bersambung dari patani di daerah selatan Thailand sampai ke Mindanau di Philipina. Kerajaan islam yang bertebaran di kepulauan nusantara ini bagaikan mutiara di tengah lautan, dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia Islam disebabkan hasil rempah-rempah yang tersebar di seluruh dunia. Itulah sebabnya dalam sejarah islam, kerajaan Islam di nusantara termasuk dari rantai kekhalifahan islam yaitu kerajaan Islam baghdad, kerajaan Islam di Andalusia , kerajaan islam di India, kerajaan islam di Turki, dan kerajaan islam di Nusantara. Secara ekonomi, kerajaan islam di Nusantara menjadi kerajaan yang maju disebabkan perdagangan rempah-rempah ke seluruh dunia. Secara politik, umat islam Nusantara ttelah berjaya menghancurkan kerajaan hindu yang berkuasa sebelumnya. Secara kultural, Islam telah berhasil mengislamisasikan budaya dan adat yang sebe;lumnya berakar pada agama hindu. Secara intelektual , muslim nusantara berhasil melahirkan ulama dan cendekiawan muslim berkaliber dunia seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin ar Raniri, Abdurrauf Singkel, Nawawi Al bantany, Daud al Fatani, Abdul Khatib al Minangkawbawi dan lain sebagainya yang melahirkan karya tulis yang berkualitas tinggi. Oleh sebab dapat dikatakan bahwa sejak dari abad ketujuh sampai abad ketiga belas, umat islam nusantara merupakan umat islam yang berkualitas dalam segala bidang dan merupakan rantai dari kejayaan mumat Islam dunia.
b. Kedatangan Penjajahan di bumi nusantara
Sejarah telah membuktikan bahwa pada abad pertengahan yaitu sekitar abad ke tujuh sampai abad ke ketiga belas, masyarakat Islam merupakan masyarakat yang unggul dalam segala bidang, baik dalam kebudayaan, ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan. Tetapi setelah keruntuhan kekhalifahan Islam di Spanyol ( Andalusia ) pada tahun 1492, maka muncul motivasi dan tekad masyarakat Barat untuk menundukkan dan menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam yang lain yang tersebar dari ujung Afrika sampai di ujung Asia. Untuk merealisasi ide tersebut dipersiapkanlah armada eksipidisi untuk menjelajah dan menaklukkan seluruh kerajaan Islam. Misi penjelajahan tersebut dilaksanakan dibawah pimpinan Christoper Columbus ( 1492 ) sehingga ekspidisi tersebut sampai ke benua Amerika. Misi tersebut kemudian diikuti oleh Vasco da Gama ( 1498 ) menjelajah sampai ke Afrika Selatan dan India; dan kemudian pada tahun 1519 misi tersebut dilanjutkan oleh Ferdinand Magellan.
Tujuan utama dari ekspidisi tersebut adalah menghancurkan kekuatan ummat Islam terutama kekuatan jaringan ekonomi Islam yang terbentang dari Timur Tengah, Goa di Benua India dan sampai ke Maluku di Asia Tenggara. Selama ini seluruh jaringan dan pusat-pusat kekuatan ekonomi tersebut dikuasai oleh pedagang-pedagang muslim, maka dengan eksipidisi mereka berharap dapat menaklukkan jaringan diatas. Di samping itu mereka juga akan menaklukkan kekuatan politik masyarakat Islam, ini terbukti dengan permintaan Alfonso de Albuquerque kepada Raja Portugis, King Emanuel I agar kapal-kapal dagang tersebut juga dibekali dengan alat teknologi persenjataan, sehingga memudahkan mereka untuk menghancurkan kota-kota yang akan mereka kunjungi.
Pada tahun 1502 Vasco da Gama mendarat dan menguasai India dengan cara menyerang dan mengebom kota Calcutta yang pada sat itu dikuasai oleh pedagang Muslim India. Berita penyerangan dan penaklukan Calcutta tersebut diterima gembira oleh King Emanuel I dan segera mengirimkan ekspidisi yang kedua pada tahun 1505 di bawah pimpinan Almeida. Disebabkan oleh usaha pengiriman kapal ekspidisi tersebut, King Emanuel I diberi gelar kehormatan oleh Paus di Vatikan sebagai “ Raja Penakluk Ethiopia, Arab, Parsi dan India “.
Pada tahun 1510 kapal Portugis yang dipimpin oleh Alberqueque menguasai dan menaklukkan kota Goa di India. Kemudian selangkah demi selangkah tanah India dikuasai mereka dengan cara membuat pertentangan-pertentangan antara kerajaan Islam dengan kerajaan hindu seperti antara kerajaan Islam di Bijabur dan kerajaan hindu di Vijayanagar. Dengan politik pecah belah tersebut, mereka akhirnya dengan mudah dapat menguasasi keadaan. Alberquerque setelah penaklukan tersebut menulis surat kepada King Emanuel dan menyatakan bahwa “ kami telah menghancurkan kekuatan Islam dan menyerang setiap muslim yang kami jumpai “.
Setelah itu pemerintahan portugis di Lisbon segera mengadakan riset dan kajian tentang situasi ekonomi dan politik kawasan sekitar Lautan India dan berusaha untuk mengontrol setiap jaringan perdagangan dari Asia sampai ke Eropa. Berdasarkan hasil riset tersebut akhirnya, pada tahun 1510 Portugal menyimpulkan bahwa Aden, Ormuz dan Malaka adalah pusat jaringan perdagangan yang harus dikuasai; dan merupakan tiga pintu utama jaringan ekonomi dunia. Oleh karena itu, untuk menguasai jaringan ekonimi dunia, pada tahun 1511 pemerintahan Purtugal mengirim Alberquerque untuk memimpin armada ekspidisi dengan sembilan belas kapal menuju kerajaan Melaka di kawasan Asia Tenggara.
Pada tanggal 25 Juli 1511 armada kapal Portugis tersebut berlabuh di pelabuhan Melaka dengan menyerang serta menembaki kapal-kapal dagang muslim yang sedang berlabuh disana; sedangkan kapal-kapal dagang China dan Hindu dibiarkan saja. Dalam waktu sembilan bulan akhirnya Makala dapat dikuasai oleh Portugis . Dalam usaha penaklukan Melaka tersebut Alberquerque berkata kepada seluruh anggota eksipidisinya : “ Mari kita hancurkan orang Islam . Jika kita dapat menaklukkan urat nadi perdagangan di Malaka ini maka kita dapat mematahkan jaringan dagang bangsa Arab baik di Kairo dan Mekkah; sehingga dalam waktu singkat pedagang mereka terpaksa harus membeli segala komoditi dagang dari Portugal.” Dan selepas penaklukan tersebut, Alburquerque segera mendirikan benteng dan membangun gereja di Malaka. Disini terlihat bahwa kedatangan mereka adalah untuk melakukan penjajahan ekonomi, penjajahan militer dan juga penyebaran agama mereka.
Setelah menaklukkan Melaka, Alberquerque segera mengirim kapal armada untuk melanjutlkan penjajahan menaklukkan kepulauan Maluku di dekat pulau Sulawesi. Kepulauan Maluku pada saat itu diperintah oleh kesultaan Tidore dan Ternate dan merupakan daerah sumber penghasil rempah-rempah terbesar. Pada tahun 1513 dua skadron armada Portugis mendarat di kepulauan Maluku dan segera menjumpai Sultan Tidore dan Sultan Ternate. Pada tahun 1521 armada Victoria dibawah pimpinan Ferdinand Magellian juga mendarat di pulau Tidore dalam perjalanan kembali pulang ke Spanyol. Bagi Potrugis, dengan menguasasi perdagangan dari kepulauan Maluku dan Melaka berarti mereka telah dapat menguasasi pusat jaringan perdagangan dunia, Dengan kata lain Portugis telah menguasai ekonomi dan politik dunia dengan cara menaklukkan pusat kerajaan-kerajaan Islam yang pada waktu itu menguasasi jaringan perdagangan. Langkah Portugis ini segera memberikan motivasi kepada Inggeris, Perancis dan Belanda untuk ikut ambil bagian dalam penguasaan perdagangan dan politik kerajaan Islam dari Timur Tengah sampai ke Asia Tenggara.
Pada tahun 1596 Belanda memasuki pantai barat pulau Jawa dan segera mengambil alih kekuasaan Portugis dengan menguasai jalur perdagangan kerajaan Islam di Banten, dan kesultanaan Banda di Maluku. Sejak saat itu kerajaan Belanda secara berangsur-angsur menguasasi kepulauan Nusantara dan akhirnya mendirikan East India Company pada tahun 1602 dan akhirnya pada tahun 1619 kekuasaan penjajahan Belanda di kepulauan Nusantara tersebut dipusatkan dii Batavia ( sekarang bernama kota Jakarta ). Sejak itu sampai tiga setengah abad kemudian Belanda menjajah Indonesia dengan cara menghancurkan seluruh kekuatan kerajaan-kerajaan Islam sejak dari kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku sampai kerajaan Aceh di Sumatera.
Untuk melemahkan kekuatan Islam di Nusantara, Belanda menyebarkan agama Kristian, dan menghidupkan kembali budaya-budaya hindu, serta menghancurkan seluruh tatanan budaya dan peninggalan kesultanan Islam. Disamping itu mereka menghancurkan jaringan ekonomi masyarakat muslim bumiputera seperti Syarekat Dagang Islam dan memberikan kesempatan ekonomi kepada warga keturunan Cina. Dan untuk menghancurkan akidah ummat Islam di nusantara, maka penjajah Belanda memberi angin kepada gerakan komunis. Disamping itu mereka berusaha memecah kekuatan ummat Islam dengan memakai politik “ divide et empera “ dengan cara menimbulkan pertentangan-pertentangan antara kaum santri dan kaum abangan, kaum ulama dan kaum priyai, kaum pribumi dan non-pri dan lain sebagainya. Dari tulisan diatas kita dapat memahami bahwa maksud utama dari kedatangan penjajah Belanda bukanlah sekedar menjajah politik dan ekonomi tetapi di balik itu semua adalah untuk menghancurkan akidah dan syariat Islam dari bumi nusantara.
c. Kemerdekaan politik dan penjajahan pemikiran.
Selama tiga ratus lima puluh tahun, penjajah Belanda, Inggeris dan Portugis berusaha dengan segala kekuatan untuk menghancurkan Islam dari bumi nusantara ; tetapi dengan rahmat dan perlindungan Allah bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam tetap dapat memperjuangkan dan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Augustus 1945, dan tak lama kemudian, umat islam di Semenanjung Malaya juga terlepas dari penjajahan British dengan kemerdekaan pada 31 Agustus .
Walaupun penjajah telah tidak dapat menjajah umat islam secara politik, tetapi mereka telah merobah cara berpikir dan cara hidup umat islam melayu, sehingga walaupun telah mendapat kemerdekaan politik, tetapi pengaruh penjajah masih sangat berpengaruh baik dalam undang-undang, ekonomi, pendidikan, budaya, dan militer. Ada beberapa pengaruh penjajah dalam kehidupan umat islam di bumi nusantara.
1. Sekularisasi kehidupan.
Kaum penjajah telah meninggalkan sekularisasi kehidupan bagi umat islam melayu, dengan menjadikan agama hanya berkaitan dalam kehidupan spiritual sahaja, sedangkan kehidupan yang lain seperti ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan terpisah daripada ajaran agama. Agama hanya dipahami dalam konteks ibadah bukan sebagai “ way of life “. Sekularisasi kehidupan ini mengarah kepada dikotomi dalam segala hal, sehingga agama menjadi bagian yang terpisah dari kehidupan. Sekularisai ini terlihat baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, hukum, budaya, dan politik, dan militer.
2. Pendangkalan pemahaman agama.
Kurikulum agama dis ekolah hanya terbatas kepada persoalan ibadah ritual, atau hanya berkisar pada persoalan ibadah. Sedangkan kajian teologi, filsafat, logika, sistem ekonomi islam, sistem politik islam, dan khazanah umat islam tidak menjadi bagian daripada kurikulum sekolah adgama. Jika ada hanya terbatas pada wacana dan pemahaman sepintas bukan kepada pendalalam sebagaimana yang telah menjadi tradisi masyarakat intelektual muslim terdahulu. Pemahaman agama yang diberikan juga dipengaruhi oleh pemikiran orientalis sehingga metode filsafat yang dipakai di barat dalam merekontruksi agama dipakai oleh kelompok muda muslim untuk merekontruksi ajaran agama mereka. Akibat inilah muncul beberapa gerakan modernisme, post modernisme, liberalisme, post-tradisionalisme, yang membongkar ajaran agama dari akarnya, sehingga menimbulkan kebingunan didalam masyarakat.
3. Westernisasi budaya.
Pendangkalan ajaran agama yang memakai metode filsafat barat untuk merekontrusksi nilai-nilai dasar agama, diikuti dengan menyebarkan budaya barat sebagai budaya baru dalam kehidupan masyarakat muslim, melalui infiltrasi budaya bebas nilai, melalui wacana hak asasi manusia dan gerakan feminisme. Pembangunan diartikan sebagai westernisasi yang menghilangkan nilai-nilai timur dan nilai-nilai religius, sehingga menjadikan masyarakat muslim nusantara menjadi masyarakat yang hilang jati diri.
4. Kristenisasi dan atheis.
Gerakan sekularisasi, westernisasi, dan pendangkalan ajaran agama akan ditujukan kepada kristenisasi masyarakat muslim nusantara, sehingga dalam masa yang tidak terlalu lama, masyarakat muslim di nusantara yang telah berjaya di masa lampau akan rusak dan hancur, dan akhirnya akan menerima ajaran agama yang lain seberti kristen , hindu, atau tidak beragama sama sekali ( atheis 0 sebagaiman yang diinginkan oleh kelompok komunis yang berbaju sosialis atau islam kiri yang sekarang sedang muncul menjadi gerakan alternatif di kalngan generasi muda muslim.
d. Islamisasi ilmu dan madanisasi kehidupan.
Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan usaha secara terpadu dari semua kelompok untuk kembali menempatkan islam sebagai basis utama masyarakat melayu, sehingga kegemilangan muslim melayu akan tercapai. Masyarakat muslim melayu adalah merupakan umat muslim terbesar , lebih besar darupada umat muslim Arab. Oleh sebab itu jika masyarakat muslim melayu hancur berarti sebagian besar umat islam akan hancur, demikian sebaliknya jika masyarakat muslim melayu berjaya, sebagian besar umat islam dunia akan berjaya. Inilah sebabnya kelompok non-muslim menjadikan masyarakat muslim melayu sebagi sasaran utama gerakan mereka sejak dahulu sampai sekarang.
Untuk mengembalikan kejayan masyarakat muslim melayu, diperlukan pusat kajian islmisasi ilmu pengetahuan dan madanisasi masyarakat yang mengadakan kajian keilmuan, penerbitan jurnal, buku dan risalah, disamping mengadakan pelatihan dan latihan untuk generasi muslim nusantara.. Hal itu diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi langkah pertama untuk kembali menapak kejayaan masyarakat melayu dan islam di kepulauan nusantara Wallahu Alam.
Tuesday, January 25, 2011
THE MIRACLE OF AL QURAN
Muhamad Arifin Ismail
The Quran is Allah’s greatest blessing for you. It is the fulfilment of His promise to Adam and his descendants : “ there shall come to tou guidance from me, neither shall they sorrow “ ( 2 : 38 ).The Quran is the word of the Ever-living God, it has sent down to guide man for all times to come. No book can be like it. As you come to the quran , Allah speaks to tou. To read the Quran is to hear Him, even to converse with Him, and to walk in His ways. It is the encounter of life with the Life-giver . “ God-there is no god but He, the Ever-living, The Self subsisting ( by whom all subsist ). He jas sent down upon you the Book with the Truth..as guidance unto mankind…( 3 : 2-3 ). It is the only weapon to help your frail existence as you struggle against the forces of evil and temptation in this world. It is only means to overpower your fear and anxiety. It is only light as you grope in the darkness, wuth which to find your way to success and salvation. It is only healing for your inner sicknesses, as well as the social ills that may surround you. It is the constant reminder ( dzikr ) of your true nature, and destiny, of your station, your duties, your rewardss, and your perils. Therefore such conditions we should fulfill to encounter with it :
1. We must realize what the Quran as the word of God is and means to us, and bring all reverence, love, longing, and will to act that this realization demands.
2. We must read it as it asks to be read, as Allah’s massenger instructed us, as he and his Companions read it.
3. We must bring each word of the Quran to bear upon our own realities and concerns by trancending the barriers of time, culture, and change.
The Quran has certain features which make it unique and of inimitable quality. This inimitability is called the miraculous nature of the Quran ( ija’z al quran ). The word ijaz is derived from the root “ ajaza” which has various meanings, ranging from ‘to be incapable, to make powerless, to be impossible, to be inimitable. In technical languange it means the inimitable and unique nature of the Quran which leaves its opponents powerless or incapable of meeting the challenge wich the revelation poses to them. It is also said that the Quran is the mu’jiza, the miracle of Prophet Muhammad.
Narrated Abu Huraira : The prophet said “ Every prophet was given miracles because of which people believed but what I have been is divine inspiration which Allah has revealed to me so I hope that my followers will outnumber the followers of the other prophets on the Day of Resurrection “.
The Muslim scholaral al – Qurtubi ( d.656/1258) in his commentary on the Quran has indicated the following ten aspects of the miracles of Al Quran :
1. Its language excels all other Arabic language.
2. Its style excels all other Arabic style.
3. Its comprehensiveness cannot be matched.
4. Its legislation cannot be surpassed.
5. Its narration about the unknown can only result from revelation.
6. Its lack of contradiction with the sound natural science.
7. Its fulfilment of all that it promises, both good tidings and threat.
8. The knowledge it comprises ( both legal and concerning the creation ).
9. Its fulfilment of human needs.
10. Its effect on the hearts of men.
Science and the Quran
The classical scholars while dealing with the unique nature of the Quran has already pointed aout that the Quran contains information about the nature things, the material environment, etc. and that this information is not in conflict with man’s perspective and experience. Furthermore, the development of science and its immediate effect upon the lives and societies of Muslims, especially during the last and in the present century, have led many Muslims to look at science against the backround of the Quran, and they have made numerous suggestions about the correct description in the Quran of certain secientific facts.
Among some of the very important aspects of this line of thought, i.e. that the Quran contains information on scientific facts which are in perfect agreement with the findings of man’s scientific pursuits , are the following :
- That the earth was previously part of the sun and only after separation from it became a habitable palce for mankind ( 21 : 30 ).
- That all life originated from water ( 21 :30 ).
- That the universe was in the shape of a fiery gas ( which Qiuran calls “Dukhan “) ( 41 : 11 ).
- That matter is made up of minute particles ( 10 : 62 ).
- That the oxygen content of the air is reduced at higher altidutes (6 : 125).
- That the embryo in the womb is enclosed by three coverings ( 39 : 6 ).
- That in nature everything consists of complementary elements, not only man and animals, but also plants and inorganic matter ( 36 ; 36 ).
- That fertilisation of certain plants is done by the wind ( 15 :22 ).
- That microsopic organisms exist that are not visible to the naked eye, such as spermatozoon ( 96 : 1 ).
- That each human being has permanent individual fingerprints ( 75 : 4 ).
All these matters which are in agreement with scientific findings could not, it is argued, have been known to any human being at the time of the revelation of the Quran. They were only discovered many centuries later after intense scientific research. Hence, their inclusion in the Quran shows the heavenly origin of the book. This heavenly origin is further corroborated by the correctness of the description of the scientific facts.
How to study The Quran
There are such basic state and attitude of heart and mind are necessary prerequisite to any fruitfull relationship with the Quran :
1. Come to the Quran with a strong and deep faith that it is the word of Allah, your Creator and Lord.
2. Read the Quran with no purpise other than to receive guidance from your Lord, to come nearer to Him, and to seek His good pleasure.
3. Make yourself constantly alert with intense praise and gratitude to your Lord for having blessed you with His greatest gift – the Quran – and for having guided you to its reading and study.
4. Accept and trust without the least doubt or hesitation, every knowledge and guidance that the quran conveys to you.
5. Bring the will, resolve and readiness to obey whatever the quran says , and change your life, attitudes and behaviour –inwardly and outwardly- as desired by it.
6. Always remain aware that as you embark upon reading the Quran , satan will create every possible hazard and obstacle to stalk you on your way to the great riches of the Quran.
7. Trust, exclusively and totally, in Allah to lead you to the full rewards of reading the Quran.
The Quranic criteria of inner participation.
1. Say to your self : My Quran reading will not be truly tilawah ( reading 0 unless my inner self participates in it as allah desires it to participate.
2. Say to your self : I am in Allah’s presence, he is seeing me.
3. say to your self : I am hearing from Allah.
4. Say to your self : Allah adresses me directly, through His Massenger, when I read the Quran.
5. Say to your self : Every word in the Quran is meant for me.
6. Say to your self : I am conversing with Allah when I am reading the Quran.
7. Say to yourself : Allah surely give me all the rewards he has promised me through His messenger for reading the Quran and following it.
There are such actions of your heart and body wich will greatly help you in immersing your inner self reading of the Quran :
1. Let your heart become alive and respond to whatever the Quran says.
2. Let your tongue express in words the appropriate response to what you read in the Quran.
3. Let the response in your heart overflow through your eyes – tears of joy or of fear- an answer to what you read in the Quran.
4. Adopt an outward posture that reflects your inner reverence, devotion and submission for the words of your Lord.
5. Read the Quran with perfect reading ( tartil ).
6. Purify yourself as much as you can.
7. Ask Allah for His help, mercy, guidance, and protection while you read the Quran.
Etiquette with the Quran
1. Keep the Quran in a clean place.
2. Seek only Allah’s pleasure not any worldly gain.
3. Concentrate fully and leaves aside all other preoccupations.
4. Be ritually clean, and sit on clean ground.
5. Preferably sit facing the Qibla.
6. Observe humility, tranquality and respect.
7. Begin with “ A’udzubilahi…Bismillah…”.
8. Read with a good voice.
9. Ask Allah’s Blessing when reading a verse which contains a promise, and ask Allah’s help when reading a verse which contains a threat.
10. Repeat important verses many times.
11. say “ sadaqallahul adzim “ at the end of the recitation, and close with a “ du’a “ that Allah may accept it from you.
12. Let no day pass without reading the quran.
13. Do not read in a manner that disturbs others.
14. Observe basic rules of reading ( ilm tajwid )
15. Memorise as much as you can.
How to memorise passages from the Quran.
1. Make memorisation a part of your daily routine. Do a little at time but do it regularly.
2. Choose a passage which is paticularly meaningful to you. It should not be very long.
3. Read this passage aloud a few times.
4. Write this passage on a small piece of paper.
5. Memorise it.
6. Read it from memory.
7. Ask someone to read it for you from the book.
8. Write down what he has read
9. Recite the portion in your prayers.
10. After you have memorised the passage, repeat it on many occasion ( such as during prayer, etc.) which will deeply engrave it in your memory.
11. Choose another passage and do likewise.
THE DIVORCE
The divorce in islamic legation is the release of the tie of marriage and ending up marital relation. The settlement of the marital life is a goal of the goals which the islam is cautious to safeguard. The marriage contract , but is convened for the continuous, and for the eternity till the ends, that it would be easy for the spouses to make of the house a cradle to come to it, and they enjoy in its abundant shadow, to enable to breed their children a righteous breeding. Because of this, the tie between the two spouses is the holiest ties and the most authentic. Allah said in the Quran : “ And they have taken from you a solemn covenant “ ( /4 : 21 ).
Every matter concerned to weaken this tie, and to loosen of its affair is loathed to islam, because of missing the benefits, and the losing of the affairs of each of the two spouses. The messenger Muhammad had said :
“ The most loathed of the lawful as to allah is the divorce “ ( narrated by Abu daud and Hakim ).
“ He is not of us who sows dissension of a woman on her husband “.
“ The women doesnot ask the divorce of her to replace her, and to marry the husband, but it is for her what is ordained for her “.
“ Any women who asks her husband to divorce her with no anguish, then the smell of paradise is forbidden on her “.
“ Allah exalted cursed every one who tastes the relish of marriage and divorces “.
Muhamad Arifin Ismail
The Quran is Allah’s greatest blessing for you. It is the fulfilment of His promise to Adam and his descendants : “ there shall come to tou guidance from me, neither shall they sorrow “ ( 2 : 38 ).The Quran is the word of the Ever-living God, it has sent down to guide man for all times to come. No book can be like it. As you come to the quran , Allah speaks to tou. To read the Quran is to hear Him, even to converse with Him, and to walk in His ways. It is the encounter of life with the Life-giver . “ God-there is no god but He, the Ever-living, The Self subsisting ( by whom all subsist ). He jas sent down upon you the Book with the Truth..as guidance unto mankind…( 3 : 2-3 ). It is the only weapon to help your frail existence as you struggle against the forces of evil and temptation in this world. It is only means to overpower your fear and anxiety. It is only light as you grope in the darkness, wuth which to find your way to success and salvation. It is only healing for your inner sicknesses, as well as the social ills that may surround you. It is the constant reminder ( dzikr ) of your true nature, and destiny, of your station, your duties, your rewardss, and your perils. Therefore such conditions we should fulfill to encounter with it :
1. We must realize what the Quran as the word of God is and means to us, and bring all reverence, love, longing, and will to act that this realization demands.
2. We must read it as it asks to be read, as Allah’s massenger instructed us, as he and his Companions read it.
3. We must bring each word of the Quran to bear upon our own realities and concerns by trancending the barriers of time, culture, and change.
The Quran has certain features which make it unique and of inimitable quality. This inimitability is called the miraculous nature of the Quran ( ija’z al quran ). The word ijaz is derived from the root “ ajaza” which has various meanings, ranging from ‘to be incapable, to make powerless, to be impossible, to be inimitable. In technical languange it means the inimitable and unique nature of the Quran which leaves its opponents powerless or incapable of meeting the challenge wich the revelation poses to them. It is also said that the Quran is the mu’jiza, the miracle of Prophet Muhammad.
Narrated Abu Huraira : The prophet said “ Every prophet was given miracles because of which people believed but what I have been is divine inspiration which Allah has revealed to me so I hope that my followers will outnumber the followers of the other prophets on the Day of Resurrection “.
The Muslim scholaral al – Qurtubi ( d.656/1258) in his commentary on the Quran has indicated the following ten aspects of the miracles of Al Quran :
1. Its language excels all other Arabic language.
2. Its style excels all other Arabic style.
3. Its comprehensiveness cannot be matched.
4. Its legislation cannot be surpassed.
5. Its narration about the unknown can only result from revelation.
6. Its lack of contradiction with the sound natural science.
7. Its fulfilment of all that it promises, both good tidings and threat.
8. The knowledge it comprises ( both legal and concerning the creation ).
9. Its fulfilment of human needs.
10. Its effect on the hearts of men.
Science and the Quran
The classical scholars while dealing with the unique nature of the Quran has already pointed aout that the Quran contains information about the nature things, the material environment, etc. and that this information is not in conflict with man’s perspective and experience. Furthermore, the development of science and its immediate effect upon the lives and societies of Muslims, especially during the last and in the present century, have led many Muslims to look at science against the backround of the Quran, and they have made numerous suggestions about the correct description in the Quran of certain secientific facts.
Among some of the very important aspects of this line of thought, i.e. that the Quran contains information on scientific facts which are in perfect agreement with the findings of man’s scientific pursuits , are the following :
- That the earth was previously part of the sun and only after separation from it became a habitable palce for mankind ( 21 : 30 ).
- That all life originated from water ( 21 :30 ).
- That the universe was in the shape of a fiery gas ( which Qiuran calls “Dukhan “) ( 41 : 11 ).
- That matter is made up of minute particles ( 10 : 62 ).
- That the oxygen content of the air is reduced at higher altidutes (6 : 125).
- That the embryo in the womb is enclosed by three coverings ( 39 : 6 ).
- That in nature everything consists of complementary elements, not only man and animals, but also plants and inorganic matter ( 36 ; 36 ).
- That fertilisation of certain plants is done by the wind ( 15 :22 ).
- That microsopic organisms exist that are not visible to the naked eye, such as spermatozoon ( 96 : 1 ).
- That each human being has permanent individual fingerprints ( 75 : 4 ).
All these matters which are in agreement with scientific findings could not, it is argued, have been known to any human being at the time of the revelation of the Quran. They were only discovered many centuries later after intense scientific research. Hence, their inclusion in the Quran shows the heavenly origin of the book. This heavenly origin is further corroborated by the correctness of the description of the scientific facts.
How to study The Quran
There are such basic state and attitude of heart and mind are necessary prerequisite to any fruitfull relationship with the Quran :
1. Come to the Quran with a strong and deep faith that it is the word of Allah, your Creator and Lord.
2. Read the Quran with no purpise other than to receive guidance from your Lord, to come nearer to Him, and to seek His good pleasure.
3. Make yourself constantly alert with intense praise and gratitude to your Lord for having blessed you with His greatest gift – the Quran – and for having guided you to its reading and study.
4. Accept and trust without the least doubt or hesitation, every knowledge and guidance that the quran conveys to you.
5. Bring the will, resolve and readiness to obey whatever the quran says , and change your life, attitudes and behaviour –inwardly and outwardly- as desired by it.
6. Always remain aware that as you embark upon reading the Quran , satan will create every possible hazard and obstacle to stalk you on your way to the great riches of the Quran.
7. Trust, exclusively and totally, in Allah to lead you to the full rewards of reading the Quran.
The Quranic criteria of inner participation.
1. Say to your self : My Quran reading will not be truly tilawah ( reading 0 unless my inner self participates in it as allah desires it to participate.
2. Say to your self : I am in Allah’s presence, he is seeing me.
3. say to your self : I am hearing from Allah.
4. Say to your self : Allah adresses me directly, through His Massenger, when I read the Quran.
5. Say to your self : Every word in the Quran is meant for me.
6. Say to your self : I am conversing with Allah when I am reading the Quran.
7. Say to yourself : Allah surely give me all the rewards he has promised me through His messenger for reading the Quran and following it.
There are such actions of your heart and body wich will greatly help you in immersing your inner self reading of the Quran :
1. Let your heart become alive and respond to whatever the Quran says.
2. Let your tongue express in words the appropriate response to what you read in the Quran.
3. Let the response in your heart overflow through your eyes – tears of joy or of fear- an answer to what you read in the Quran.
4. Adopt an outward posture that reflects your inner reverence, devotion and submission for the words of your Lord.
5. Read the Quran with perfect reading ( tartil ).
6. Purify yourself as much as you can.
7. Ask Allah for His help, mercy, guidance, and protection while you read the Quran.
Etiquette with the Quran
1. Keep the Quran in a clean place.
2. Seek only Allah’s pleasure not any worldly gain.
3. Concentrate fully and leaves aside all other preoccupations.
4. Be ritually clean, and sit on clean ground.
5. Preferably sit facing the Qibla.
6. Observe humility, tranquality and respect.
7. Begin with “ A’udzubilahi…Bismillah…”.
8. Read with a good voice.
9. Ask Allah’s Blessing when reading a verse which contains a promise, and ask Allah’s help when reading a verse which contains a threat.
10. Repeat important verses many times.
11. say “ sadaqallahul adzim “ at the end of the recitation, and close with a “ du’a “ that Allah may accept it from you.
12. Let no day pass without reading the quran.
13. Do not read in a manner that disturbs others.
14. Observe basic rules of reading ( ilm tajwid )
15. Memorise as much as you can.
How to memorise passages from the Quran.
1. Make memorisation a part of your daily routine. Do a little at time but do it regularly.
2. Choose a passage which is paticularly meaningful to you. It should not be very long.
3. Read this passage aloud a few times.
4. Write this passage on a small piece of paper.
5. Memorise it.
6. Read it from memory.
7. Ask someone to read it for you from the book.
8. Write down what he has read
9. Recite the portion in your prayers.
10. After you have memorised the passage, repeat it on many occasion ( such as during prayer, etc.) which will deeply engrave it in your memory.
11. Choose another passage and do likewise.
THE DIVORCE
The divorce in islamic legation is the release of the tie of marriage and ending up marital relation. The settlement of the marital life is a goal of the goals which the islam is cautious to safeguard. The marriage contract , but is convened for the continuous, and for the eternity till the ends, that it would be easy for the spouses to make of the house a cradle to come to it, and they enjoy in its abundant shadow, to enable to breed their children a righteous breeding. Because of this, the tie between the two spouses is the holiest ties and the most authentic. Allah said in the Quran : “ And they have taken from you a solemn covenant “ ( /4 : 21 ).
Every matter concerned to weaken this tie, and to loosen of its affair is loathed to islam, because of missing the benefits, and the losing of the affairs of each of the two spouses. The messenger Muhammad had said :
“ The most loathed of the lawful as to allah is the divorce “ ( narrated by Abu daud and Hakim ).
“ He is not of us who sows dissension of a woman on her husband “.
“ The women doesnot ask the divorce of her to replace her, and to marry the husband, but it is for her what is ordained for her “.
“ Any women who asks her husband to divorce her with no anguish, then the smell of paradise is forbidden on her “.
“ Allah exalted cursed every one who tastes the relish of marriage and divorces “.
ANTARA ISLAM DAN IDEOLOGI
Islam yang dimaksudkan dalam judul diatas adalah pandangan hidup yang berpandukan kepada ajaran agama yang fitrah, yaitu agama islam, bersumberkan pada wahyu Ilahi, Al Quranul karim dan Sunnah rasulullah saw. Sedangkan ideologi menurut Rosenthal dalam Dictionary of Philosophy adalah sebuah sistem dari pemikiran atau idea, baik itu berkenaan dengan politik, hukum, moral, seni, agama, dan filsafat. Sebenarnya Islam tidak dapat dibandingkan dengan segala ideologi sebab Islam adalah agama bersumber dari wahyu sedangkan Ideologi bersumber dari pemikiran manusia. Umat islam sepatutnya menjadikan islam sebagai sistem hidup baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, etika, seni dan lain sebagainya. Tetapi dalam kondisi dunia hari ini, kita dapat melihat bahwa islam sebagai satu sistem kehidupan berhadapan dengan ideologi – ideologi seperti Kapitalisme, Sosialisme - Komunisme , dan Sekularisme yang telah menjadi sistem hidup bagi masyarakat Barat. Dalam perkembangan masyarakat, terlebih lagi dengan globalisasi dunia sekarang ini, maka akan umat islam dapat saja terpengaruh dengan sistem hidup yang berdasarkan ideologi barat tersebut, apalagi jika mereka hanya memahami islam sebagai agama ibadah bukan sebagai suatu sistem dalam kehidupan..
Dalam tulisan di bawah ini penulis hanya membicarakan beberapa ideologi yang berkaitan erat dengan sikap hidup umat Islam dewasa ini baik dalam sistem sosial , ekonomi, politik dan budaya. Pada garis besarnya ada beberapa ideologi yang berkembang saat ini seperti ideologi Kapitalisme, Socialisme , Komunisme, Sekularisme, Post-Modernisme, Perennialisme, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan ini kita tidak membahas ideologi ini secara lengkap, tetapi lebih kepada pengaruhnya dalam kehidupan beragama, sebagaimana judul tulisan ini untuk mendudukkan posisi agama islam di antara segala ideologi tersebut.
KAPITALISME
1. Tujuan hidup adalah materi.
Kapitalisme berasal dari kata-kata Kapital yang bermakna modal. Kapitalisme adalah ajaran yang menumpukan perhatian hanya kepada pemilik modal. Pemilikan modal adalah pemilikan pada materi. Itulah sebabnya maka Ideologi kapitalisme berlandaskan pada filsafat materialisme. Materialisme adalah berasal dari kata-kata materi. Materialisme jadi merupakan cara berpikir dan pemahaman bahwa segala sesuatu berasal dari materi. Materi adalah sesuatu yang nampak, berarti kebenaran sesuatu hanya dapat diukur dari kewujudan materi. Filsafat materialisme berpendapat bahwa yang primer adalah materi ( matter ) sedangkan pikiran ( mind ) adalah sekunder. Akibat dari pemahaman ini maka Filsafat materialisme berpendapat bahwa Dunia ini adalah sesuatu yang eternal ( kekal ) dan terjadi dengan sendirinya tanpa dibuat oleh Tuhan. Dalam pemahaman filsafat ini sesuatu itu dikatakan ada jika sesuatu itu dapat dibuktikan secara materi. Oleh sebab itu karena Tuhan tidak dapat dibuktikan secara materi, maka Tuhan itu tidak ada. Secara umum, berarti ideologi materialisme ini merupakan ideologi yang menolak secara yang bersifat ghaib, seperti Tuhan, Hari Akhirat, dan lain sebagainya. Segala sesuatu hanya diukur dengan materi, sehingga dalam filsafat materialisme tujuan hidup hanyalah untuk mencari kepuasan materi ( kebendaan ) tanpa menghiraukan kehidupan ukhrawi.
2. Kebebasan individu tanpa batas.
Ideologi kapitalisme memberi penekanan kepada individu secara mutlak. Bagi mereka kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat, oleh sebab itu individu mempunyai kebebasan mutlak baik dalam ekonomi, sosio-politik, dan pemikiran. Dalam ekonomi, individu mempunyai kekuasaan mutlak , boleh memupuk kekayaan tanpa menghiraukan keadaan masyarakat, kalau perlu segala sesuatu diekspliotasi untuk melipat gandakan kapital dan untuk meraih keuntungan sebanyak mungkin. Ekonomi kapitalisme ini akan mengakibatkan monopoli individu atas segala kegiatan ekonomi, tanpa menghiraukan para pekerja dan masyarakat. Tujuan utama adalah bagaimana mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal sedikit. Akibat dari sistem ekonomi kapitalisme ini akan menimbulkan jarak yang besar anatara yang kaya dan yang miskin, disamping menimbulkan monopoli ekonomi di tangan segelintir masyarakat.
Kebebasan individu dalam politik dinamakan dengan istilah demokrasi, sehingga setiap individu mempunyai kebebasan mutlak tanpa batas walaupun kebebasan itu akan menabrak nilai-nilai agama atau kepentingan orang banyak. Sikap bebas tanpa batas dengan slogan hak asasi manusia dan demokrasitanpa batas ini dapat merusak agama, sehingga setiap individu dapat berbuat apa saja tanpa lagi menghiraukan nilai-nilai dan peraturan agama. Kebebasan individu dalam sosio-politik ini juga dapat membahayakan masyarakat, karena semua orang dapat berbuat apa saja tanpa melihat kepada peraturan dan hukum yang berlaku di masyarakat.
Kebebasan pemikiran berarti semua orang bebas berpendapat dan berpikir tanpa harus tunduk kepada kaidah hukum. Kebebasan berpikir ini dapat membahayakan agama sebab setiap orang dapat bebas berpikir tanpa melihat apakah dia mempunyai otoritas atau ilmu dalam memahami ajaran agama tersebut. Dari kebebasan berpikir inlah sekarang timbul di dalam masyarakat Islam liberal, dimana setiap orang berhak untuk memikirkan cara pengamalan ajaran Islam tanpa melihat kepada nash-nash agama. Kebebasan individu ini juga dapat merebak ke dalam budaya, etika dan seni, sehingga setiap orang merasa bebas berbuat apa saja, bebas memakai pakaian apa saja, kalau perlu bebas telanjang, tanpa menghiraukan etika – moral dan budaya masyarakat.
SOSIALISME
Socialisme adalah sistem hidup yang berdiri pada pendapat bahwa kepentingan sosial dan orang banyak lebih utama daripada kepentingan individu. Ideologi sosialisme ini dalam berawal dari filsafat Dialectical Materialism., yaitu pemahaman bahwasanya suatu itu akan berkembang dengan adanya dialiektika atau pertentangan. Sesuatu yang asal menjadi “ Thesis “, kemudian berkembang dan berubah menjadi sesuatu yang lain menjadi “sinthese “. Pertentangan antara thesis dengan sinthesis ini menjadi sesuatu yang baru lagi yang disebut dengan istilah “anti thesis” . Dari pemahaman ini maka dalam dunia ini tidak ada suatu yang pasti, yang absolut, tetapi segala sesuatu harus dikembangkan dengan cara membuang yang lama dan membuat yang baru yang berbeda dengan yang lama. Dengan demikian, kebenaran itu adalah mengikuti keperluan masyarakat bukan berdasarkan pada nilai-nilai yang murni dan baku. Filsafat Dialektikal Materialisme ini bermula dari ajaran Hegel ( 1770 – 1831 ) yang dikembangkan oleh Karl Marx ( 1818-1883 ) dan Frederick Engels ( 1820- 1895 ).
Karl Mark berpendapat bahwa jika kapitalisme sudah mencapai puncaknya, maka akan muncul kaum pemilik modal yang hidup senang dan kaum buruh yang terus tertindas. Untuk itu maka kaum buruh harus melawan kaum pemilik modal dengan mengadakan perlawanan dan pertentangan terus menerus. Dari penomena sejarah ini maka pemahaman materialisme berkembang menjadi Historical Materialisme yang menuju pada perjuangan kelas, dimana suatu masyarakat itu akan maju jika dikembangkan dengan dibuat pertentangan yang terus menerus di dalam masyarakat. Metode Materialisme Sejarah inilah yang menimbulkan pertentangan antara kaum buruh dengan majikan, antara penguasa dan rakyat, antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Dari pemahaman inilah muncul istilah rvolusi sebagai suatu jalan untuk menuju perbaikan dalam masyarakat, agama, budaya , politik dan lain sebagainya. Pemahaman ini berpengaruh dalam pemahaman agama, sehingga suatu agama itu dikatakan maju apabila agama itu meninggalkan nilai-nilai yang tradisional dan membuat sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan dan keperluan masyarakat.
Dalam pandangan kaum sosialis, ajaran agama itu adalah ajaran yang akan menghalangi kaum buruh dari kemajuan, sebab disan terdapat ajaran sabar, tawakkal dan lain sebagainya. Ajaran agama juga dapat menjadi pelindung bagi kaum pemodal dengan bersedekah, melalui harta kekayaan yang di dapat. Oleh sebab itu agama itu harus diperangi sehingga menurut Karl Marx : “ agama adalah keluh kesah makhluk yang tertindas, hati nurani dari dunia yang tidak berhati, maka dia adalah candu bagi rakyat “. Ungkapan ini dilanjutkan oleh Lenin : ‘ Agama adalah candu rakyat. Perkataan Karl Marx ini merupakan pandangan dunia Marxisme terhadap agama. Oleh sebab itu Marxisme menganggap agama dan gereja, serta semua organisasi agama , apapun juga, selalu merupakan alat reaksioner kaum pemodal untuk melindungi penindasan dan penghisapannya terhadap kaum buruh. Kita harus memerangi agama..maka lenyaplah agama dan hiduplah atheisme, maka penyebaran atheisme adalah tugas utama kita “
Dari kajian diatas dapat dilihat bahwa ideologi Sosialisme akan berakibat kepada sikap anti agama dan anti Tuhan ( atheis ) yang juga mencari tujuan utama daripada ajaran komunisme. Antara sosialisme dan kommunisme tak dapat dipisahkan, sebab Komunisme adalah pemahaman yang berdasarkan bahwa pemilikan ekonomi dan harta itu tidak bersivat individu dan pribadi tetapi bersifat “ common “ ( orang banyak ), sehingga dalam pemahaman komunisme tidak ada harta pribadi, semuanya adalah harta negara.
SEKULARISME
Menurut istilah, kata sekular berasal dari bahasa latin saeculum yang memiliki arti waktu dan lokasi. Waktu menunjukkan pada pengertian sekarang sedangkan lokasi menunjuk kepada dunia. Jadi saeculum berarti zaman ini atau masa kini dan zaman ini tersebut menunjuk kepada peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia atau peristiwa yang terjadi pada masa kini. Oleh sebab itu sekularisasi didefinisikan oleh Syed Naquib al Attas sebagai “ pembebasan manusia pertama-tama dari agama dan kemudian dari metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya “. Itu berarti “ terlepasnya dunia dari pengertian religius dan religius semu, terusirnya semua pandangan dunia yang tertutup, terpatahkannya semua mitos supranatural dan lambang-lambang suci “. Dengan kata lain sekularisasi adalah pemisahan dunia daripada kehidupan agama.
Alam pemikiran barat bermula dari filsafat rasionalisme yang dikembangkan oleh Rene Descartes ( 1596-1650 ) yang menyatakan bahwa kebenaran itu hanya sesuatu yang dapat dipikirkan dan dibuktikan oleh akal. Filsafat ini kemudian hari dilanjutkan oleh Francis Bacon ( 1561 – 1626 ) dengan filsafat empirisme yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar jika sesuatu itu telah dapat dibuktikan secara empiris. Filsafat rasionalisme dan empirisme ini memacu kemajuan ilmu dan teknologi dengan begitu pesat dan kemudian dilanjutkan dengan filsafat Positivisme oleh August Comte ( 1778- 1857 ) yang menganggap bahwa setiap kebenaran harus dapat dibuktikan secara exprimental.
Akibat dari perkembangan filsafat rasionalisme, empirisme, dan positivisme ini, maka kedudukan agama mulai tergugat karena banyak doktrin agama yang tidak dapat dibuktikan secara rasional, empiris, dan teruji secara exprimental. Itulah sebabnya August Comte pada pertengahan abad ke-19 telah membayangkan adanya kebangunan ilmu pengetahuan dan keruntuhan agama, sehingga baginya masyarakat telah berevolusi dan berkembang dari tingkat primitif kepada tingkat modern. Dalam pemikiran August Comte, masyarakat berkembang dari agama pemahaman kepada agama, kemudian naik kepada pemahaman metafisik dan diakhiri dengan tingkat terakhir yaitu pemahaman ilmu dan teknologi. Dengan demikian, jika masyarakat sudah sampai peda tingkat ilmu dan teknologi, maka agama tidak diperlukan lagi, apalagi konsep keagamaan seperti Tuhan dan akhirat adalah sesuatu yang tidak dapat dibuktikan secara empiris dan eksprimental, maka kepercayan kepada tuhan menurut Comte adalah suatu sikap kolot.
Pemikiran Comte ini berkembang melalui muridnya Ludewig Feurbach ( 1804-1872 ) yang juga merupakan guru kepada Hegel ( 1770 – 1831 ) yang kemudian dikembangkan dan dianjutkan oleh Karl Marx ( 1818-1883 ). Pemikiran agama ini terus berkembang di dunia eropah sehingga Fiedrich Nietzche berani menyatakan bahwa Tuhan telah mati. Dalam psikologi analisa, Sigmund Frued ( 1856 – 1939 ) menyatakan bahwa manusia dalam era psikologi berangkat dari alam takhayul ( supersition ) kepada alam agama ( religion ) dan kemudian kepada alam ilmu pengetahuan ( science ). Dengan demikian menurutnya dalam era ilmu pengetahuan sekarang ini, semua agama telah ketinggalan zaman. Sehingga seorang penulis barat Somerset Mugham menyatakan bahwa : ..suatu Tuhan baru telah ditemukan di Eropah dewasa ini yaitu ilmu pengetahuan sedangkan Tuhan yang lama telah mereka campakkan “.
Itulah sebabnya kaum intelektual barat pada masa itu berkata kepada gereja : “ Ambillah kembali Tuhanmu itu yang dengan atas namanya kalian telah memperbudak kami, serta membebani kami dengan kewajiban-kewajiban berat, dan menundukkan kami di bawah kediktatoran serta takhayul yang tirani. Keimanan pada Tuhanmu itu menuntut kami untuk menempuh kehidupan dngan ketergantungan kepada pendeta , maka kami tolak ajaranmu itu, karena kami akan punya Tuhan baru yang memiliki segala sifat Tuhan yang pertama, tetapi tanpa gereja yang memperbudak kami, dan juga ia tidak akan memberatkan kami dengan kewajiban moral, intelektual atau kebendaan apapun, seperti yang diperbuat oleh Tuhanmu “. Hal ini muncul sebab sejarah telah menceritakan bahwa gereja pada mulanya adalah sangat membenci pada ilmu pengetahuan. Dengan dalih agama, ilmu pengetahuan dikekang sebagaimana yang terjadi pada Socrates dan Bruno, sehingga pada masa Reinessance maka pemikir ilmu pengetahuan tidak segan-segan untuk membuang agama sebagai tindakan bals dendam kepada kekejaman gereja terhadap ilmu pengetahuan.
Sekularisasi dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam bidang sosio-politik, dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam bidang keagamaan. Dalam bidang sosio-politik, menurut pandangan kaum sekular, negara modern adalah negara yang memisahkan antara agama dan negara. Agama modern adalah agama yang lahir dengan sendirnyadan terpisah dari agama dan gereja. Negara bukanlah bagian daripada gereja, dan juga bukan merupakan bagian daripada masyarakat keagamaan. Dengan demikian sekularisasi politik adalah proses sosial dimana bentuk struktur politik tradisional mengalami perbedaan radikal, yang menghasilkan pemisahan bidang ketatanegaraan dari struktur keagamaan, penggantian legitimasi politik berdasarkan pada norma-norma sekular, dan usaha untuk meluaskan kekuasan politik di bidang yang semula diatur oleh kaidah agama. Sekularisasi politik inilah yang dikenal dengan nama desakralisasi politik yaitu penghapusan legitimasi sakrak kekuasaan politk, yang merupakan syarat perubahan politik. Agama dipandang sesuatu yang sakral sedangkan politik adalah sesuatu yang kotor, maka kedua hal itu harus dipisahkan dan dijauhkan.
Sekularisasi dalam ilmu pengetahuan, maksudnya adalah menjauhkan ilmu pengetahuan daripada nilai-nilai agama, sehingga akhirnya kalau perlu ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama. Agama hars dipisahkan daripada ilmu pengetahuan, sehingga tujuan ilmu hanyalah dunia, bukan untuk melaksnakan ajaran agama. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dibangun dengan riset dan eksprimental, sedangkan agama adalah sesuatu keyakinan yang hanya dapat dipercayai tanpa dapat dibuktikan secara roset dan eksprimental. Itulah sebabnya segala sesuatu yang berhubungan dengan agama adalah sesuatu yan tidak ilmiah, dan itulah sebabnya maka agama tidak perlu diajarkan dalam bangku sekolah. Jika agama diajarkan itupun hanya setakat untuk keprluan hubungan pribadi dengan tuhan. Bagi mereka kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran yang mutlak karena dapat dibuktikan dengan pemikiran yang logik dan rasional sedangkan kebenaran agama adalah kebenaran yang nisbi. Sekularisasi ilmu pengetahun ini muncullah teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera karena dibuktikan oleh perkembangan kerangka manusia yang sama dengan kerangka monyet. Sigmund Frued juga menyatakan bahwa perbuatan manusia adalah sikap yang dibentuk oleh desakan seksual ( libido sex ) sehingga tidak ada kehidupan yang fitrah bagi manusia.
Dalam ilmu antropologi kita melihat bahwa manusia ini pada mulanya adalah masyarakat yang tidak bertuhan, kemudian baru meningkat kepada masyarakat berthan dengan tuhan yang banyak, kemudian dilanjutkan kepada masyarakat bertuhan satu dengan agama monotisme, dan akhirnya dilanjutkan dengan masyarakat berilmu pengetahuan yang tidak bertuhan. Padahal dalam agama islam kita dapati bahwmanusia pada mulanya telah bertuhan dengan tuhan monotosme yang satu sebagaimana Allah wahyukan kepada Adam sebagai manusia pertama di dunia.
Sekularisasi ilmu pengetahuan ini telah begitu masuk ke dlam masyarakat dari sejak staman kanak-kanak sampai pasca sarjana, sehingga semua ilmu yang dipelajari dapat membuat mereka jauh daripada nilai-nilai agama. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan yang membahas manusia sebagai individu ( psikologi ), ilmu pengetahuan yang mengkaji manusia sebagai bagian dari kelompok ( sosiologi dan sejarah ), ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang organisasi dan kelembagaan ( manajemen ), ilmu yang mengontrol aktivitas ekonomi ( ilmu ekonomi ) , ilmu pengetahuan yang mengatur cara hidup bernegara ( ilmu hukum ), ilmu pengeahuan tentang keindahan ( seni budaya ) semuanya telah mengalami proses sekularisasi dan perlu untuk dikaji ulang dengan menyatukan nilai-nilai agama melalui proses islamisasi.
Sekularisasi ilmu pengathuan berdampak pada sekularisasi teknologi sehingga pemakaian teknologi tidak lagi dilandaskan pada nilai-nilai agama tetapi lebih banyak dilandaskan pada nilai-nilai sekular, yang hanya dipakai untuk mewujudkan cita-cita kapitalisme, sosialisme, yang tidak menghiraukan nilai-nilai agama dan etika. Sekularisasi teknologi akan membuat teknologi itu terlepas daripada nilai-nilai agama dan etika, sehingga lebih banyak kepada pemuasan hawanafsu dan materi.
Sekularisasi pemahaman keagamaan mengakibatkan pada pemahaman bahwa agama adalah hak individu dan hanya mengatur hubungan individu kepada tuhan, seperti berdoa dan sembahyang. Sedangkan kegiatan yang lain seperti kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, seni dan budaya tidak ada hubungannya dengan agama. Begitu juga dengan sikap dan tingkah laku, tidak lagi harus mengikuti nilai-nilai agama. Bagi mereka kegiatan ekonomi seperti bekerja bukanlah bagian daripada ibadah, tetapi hanya untuk tujuan dunia. Cara bekerja dan sistem ekonomi juga harus dipisahkan daripada ajaran agama. Demikian juga dengan kegiatan seni dan budaya. Seni hanya untuk seni, sehingga segala sesuatu atas nilai seni tanpa ada hubungan dengan nilai-nilai agama. Berpakaian juga tidak punya hubungan dengan ajaran agama, sehingga setiap orang bebas untuk memkai apa saja, kalau perlu tanpa busana. Hubungan sesama manusia juga bukan lagi berlandaskan pada nilai-nilai agama, tetapi nilai kepentingan. Itulah sebabnya dalam masyarakat sekular timbul pergaulan bebas, freesex, dan lain sebagainya, dengan alsan bahwa masalah pergaulan bukanlah masalah agama. Sekularisasi kehidupan inilah yang menimbulkan budaya hedonisme, budaya permissive, budaya liberal, yang telah melanda masyarakat modern hari ini.
Akibat dari pemisahan agama dari kegiatan sehari-hari ini menjadikan manusia hidup dalam kehidupan yang gersang, sehingga akhir-akhir ini timbul kesadaran manusia untuk mencari agama yang memadukan agama menjadi satu. Inilah yang dikenal dengan Filsafat perennialisme yang menyatakan bahwa pada dataran batin sebenarnya semua agama ini adalah satu. Dari filsafat inilah muncul pemikiran bahwa agama adalah benar semua, dan tidak ada agama yang paling benar. Ini diakibatkan oleh pemikiran filsafat post-modernisme, dimana dalam filsafat ini tidak ada kebenaran yang absolut, semua kebenaran adalah relatif walaupun kebenaran agama . Semua orang boleh perpendapat dan semua orang boleh dianggap benar, sehingga dalam masyarakat tidak ada lagi nilai-nilai yang dijadikan ukuran kebenaran.
Inilah gambaran bagi perkembangan ideologi dan filsafat hari ini yang banyak berpengaruh dalam pemahaman keagamaan terutama dalam pengamalan ajaran agama Islam. Untuk itu setiap muslim diperlukan usaha serius untuk memahami ajaran agamanya sehinga tidak terbawa oleh arus pemikiran dan ideologi yang berkembang dengan begitu cepat apalagi dalam era globalisasi dewasa ini. “ Al haqqu min rabbika fala takunanna minal mumtarin…”.
Bahan bacaan :
1. Syed Muhammad Naquib Al attas, Islam dan Sekularisasi.
2. Imam Munawir, Posisi Islam di tengah pertarungan ideologi dan keyakinan.
3. Muhammad Baqir Sadr , Falsafatuna.
4. Fritchjof Schoun, Islam and the Perennial Philosophy.
5. M. Rosenthal dan P. Yudin, A Dictionary of Philosophy.
Kuala Lumpur, 28 Juni 2001/ 6 Rabiul Akhir 1421
Muhammad Arifin Ismail.
Islam yang dimaksudkan dalam judul diatas adalah pandangan hidup yang berpandukan kepada ajaran agama yang fitrah, yaitu agama islam, bersumberkan pada wahyu Ilahi, Al Quranul karim dan Sunnah rasulullah saw. Sedangkan ideologi menurut Rosenthal dalam Dictionary of Philosophy adalah sebuah sistem dari pemikiran atau idea, baik itu berkenaan dengan politik, hukum, moral, seni, agama, dan filsafat. Sebenarnya Islam tidak dapat dibandingkan dengan segala ideologi sebab Islam adalah agama bersumber dari wahyu sedangkan Ideologi bersumber dari pemikiran manusia. Umat islam sepatutnya menjadikan islam sebagai sistem hidup baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, etika, seni dan lain sebagainya. Tetapi dalam kondisi dunia hari ini, kita dapat melihat bahwa islam sebagai satu sistem kehidupan berhadapan dengan ideologi – ideologi seperti Kapitalisme, Sosialisme - Komunisme , dan Sekularisme yang telah menjadi sistem hidup bagi masyarakat Barat. Dalam perkembangan masyarakat, terlebih lagi dengan globalisasi dunia sekarang ini, maka akan umat islam dapat saja terpengaruh dengan sistem hidup yang berdasarkan ideologi barat tersebut, apalagi jika mereka hanya memahami islam sebagai agama ibadah bukan sebagai suatu sistem dalam kehidupan..
Dalam tulisan di bawah ini penulis hanya membicarakan beberapa ideologi yang berkaitan erat dengan sikap hidup umat Islam dewasa ini baik dalam sistem sosial , ekonomi, politik dan budaya. Pada garis besarnya ada beberapa ideologi yang berkembang saat ini seperti ideologi Kapitalisme, Socialisme , Komunisme, Sekularisme, Post-Modernisme, Perennialisme, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan ini kita tidak membahas ideologi ini secara lengkap, tetapi lebih kepada pengaruhnya dalam kehidupan beragama, sebagaimana judul tulisan ini untuk mendudukkan posisi agama islam di antara segala ideologi tersebut.
KAPITALISME
1. Tujuan hidup adalah materi.
Kapitalisme berasal dari kata-kata Kapital yang bermakna modal. Kapitalisme adalah ajaran yang menumpukan perhatian hanya kepada pemilik modal. Pemilikan modal adalah pemilikan pada materi. Itulah sebabnya maka Ideologi kapitalisme berlandaskan pada filsafat materialisme. Materialisme adalah berasal dari kata-kata materi. Materialisme jadi merupakan cara berpikir dan pemahaman bahwa segala sesuatu berasal dari materi. Materi adalah sesuatu yang nampak, berarti kebenaran sesuatu hanya dapat diukur dari kewujudan materi. Filsafat materialisme berpendapat bahwa yang primer adalah materi ( matter ) sedangkan pikiran ( mind ) adalah sekunder. Akibat dari pemahaman ini maka Filsafat materialisme berpendapat bahwa Dunia ini adalah sesuatu yang eternal ( kekal ) dan terjadi dengan sendirinya tanpa dibuat oleh Tuhan. Dalam pemahaman filsafat ini sesuatu itu dikatakan ada jika sesuatu itu dapat dibuktikan secara materi. Oleh sebab itu karena Tuhan tidak dapat dibuktikan secara materi, maka Tuhan itu tidak ada. Secara umum, berarti ideologi materialisme ini merupakan ideologi yang menolak secara yang bersifat ghaib, seperti Tuhan, Hari Akhirat, dan lain sebagainya. Segala sesuatu hanya diukur dengan materi, sehingga dalam filsafat materialisme tujuan hidup hanyalah untuk mencari kepuasan materi ( kebendaan ) tanpa menghiraukan kehidupan ukhrawi.
2. Kebebasan individu tanpa batas.
Ideologi kapitalisme memberi penekanan kepada individu secara mutlak. Bagi mereka kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat, oleh sebab itu individu mempunyai kebebasan mutlak baik dalam ekonomi, sosio-politik, dan pemikiran. Dalam ekonomi, individu mempunyai kekuasaan mutlak , boleh memupuk kekayaan tanpa menghiraukan keadaan masyarakat, kalau perlu segala sesuatu diekspliotasi untuk melipat gandakan kapital dan untuk meraih keuntungan sebanyak mungkin. Ekonomi kapitalisme ini akan mengakibatkan monopoli individu atas segala kegiatan ekonomi, tanpa menghiraukan para pekerja dan masyarakat. Tujuan utama adalah bagaimana mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal sedikit. Akibat dari sistem ekonomi kapitalisme ini akan menimbulkan jarak yang besar anatara yang kaya dan yang miskin, disamping menimbulkan monopoli ekonomi di tangan segelintir masyarakat.
Kebebasan individu dalam politik dinamakan dengan istilah demokrasi, sehingga setiap individu mempunyai kebebasan mutlak tanpa batas walaupun kebebasan itu akan menabrak nilai-nilai agama atau kepentingan orang banyak. Sikap bebas tanpa batas dengan slogan hak asasi manusia dan demokrasitanpa batas ini dapat merusak agama, sehingga setiap individu dapat berbuat apa saja tanpa lagi menghiraukan nilai-nilai dan peraturan agama. Kebebasan individu dalam sosio-politik ini juga dapat membahayakan masyarakat, karena semua orang dapat berbuat apa saja tanpa melihat kepada peraturan dan hukum yang berlaku di masyarakat.
Kebebasan pemikiran berarti semua orang bebas berpendapat dan berpikir tanpa harus tunduk kepada kaidah hukum. Kebebasan berpikir ini dapat membahayakan agama sebab setiap orang dapat bebas berpikir tanpa melihat apakah dia mempunyai otoritas atau ilmu dalam memahami ajaran agama tersebut. Dari kebebasan berpikir inlah sekarang timbul di dalam masyarakat Islam liberal, dimana setiap orang berhak untuk memikirkan cara pengamalan ajaran Islam tanpa melihat kepada nash-nash agama. Kebebasan individu ini juga dapat merebak ke dalam budaya, etika dan seni, sehingga setiap orang merasa bebas berbuat apa saja, bebas memakai pakaian apa saja, kalau perlu bebas telanjang, tanpa menghiraukan etika – moral dan budaya masyarakat.
SOSIALISME
Socialisme adalah sistem hidup yang berdiri pada pendapat bahwa kepentingan sosial dan orang banyak lebih utama daripada kepentingan individu. Ideologi sosialisme ini dalam berawal dari filsafat Dialectical Materialism., yaitu pemahaman bahwasanya suatu itu akan berkembang dengan adanya dialiektika atau pertentangan. Sesuatu yang asal menjadi “ Thesis “, kemudian berkembang dan berubah menjadi sesuatu yang lain menjadi “sinthese “. Pertentangan antara thesis dengan sinthesis ini menjadi sesuatu yang baru lagi yang disebut dengan istilah “anti thesis” . Dari pemahaman ini maka dalam dunia ini tidak ada suatu yang pasti, yang absolut, tetapi segala sesuatu harus dikembangkan dengan cara membuang yang lama dan membuat yang baru yang berbeda dengan yang lama. Dengan demikian, kebenaran itu adalah mengikuti keperluan masyarakat bukan berdasarkan pada nilai-nilai yang murni dan baku. Filsafat Dialektikal Materialisme ini bermula dari ajaran Hegel ( 1770 – 1831 ) yang dikembangkan oleh Karl Marx ( 1818-1883 ) dan Frederick Engels ( 1820- 1895 ).
Karl Mark berpendapat bahwa jika kapitalisme sudah mencapai puncaknya, maka akan muncul kaum pemilik modal yang hidup senang dan kaum buruh yang terus tertindas. Untuk itu maka kaum buruh harus melawan kaum pemilik modal dengan mengadakan perlawanan dan pertentangan terus menerus. Dari penomena sejarah ini maka pemahaman materialisme berkembang menjadi Historical Materialisme yang menuju pada perjuangan kelas, dimana suatu masyarakat itu akan maju jika dikembangkan dengan dibuat pertentangan yang terus menerus di dalam masyarakat. Metode Materialisme Sejarah inilah yang menimbulkan pertentangan antara kaum buruh dengan majikan, antara penguasa dan rakyat, antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Dari pemahaman inilah muncul istilah rvolusi sebagai suatu jalan untuk menuju perbaikan dalam masyarakat, agama, budaya , politik dan lain sebagainya. Pemahaman ini berpengaruh dalam pemahaman agama, sehingga suatu agama itu dikatakan maju apabila agama itu meninggalkan nilai-nilai yang tradisional dan membuat sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan dan keperluan masyarakat.
Dalam pandangan kaum sosialis, ajaran agama itu adalah ajaran yang akan menghalangi kaum buruh dari kemajuan, sebab disan terdapat ajaran sabar, tawakkal dan lain sebagainya. Ajaran agama juga dapat menjadi pelindung bagi kaum pemodal dengan bersedekah, melalui harta kekayaan yang di dapat. Oleh sebab itu agama itu harus diperangi sehingga menurut Karl Marx : “ agama adalah keluh kesah makhluk yang tertindas, hati nurani dari dunia yang tidak berhati, maka dia adalah candu bagi rakyat “. Ungkapan ini dilanjutkan oleh Lenin : ‘ Agama adalah candu rakyat. Perkataan Karl Marx ini merupakan pandangan dunia Marxisme terhadap agama. Oleh sebab itu Marxisme menganggap agama dan gereja, serta semua organisasi agama , apapun juga, selalu merupakan alat reaksioner kaum pemodal untuk melindungi penindasan dan penghisapannya terhadap kaum buruh. Kita harus memerangi agama..maka lenyaplah agama dan hiduplah atheisme, maka penyebaran atheisme adalah tugas utama kita “
Dari kajian diatas dapat dilihat bahwa ideologi Sosialisme akan berakibat kepada sikap anti agama dan anti Tuhan ( atheis ) yang juga mencari tujuan utama daripada ajaran komunisme. Antara sosialisme dan kommunisme tak dapat dipisahkan, sebab Komunisme adalah pemahaman yang berdasarkan bahwa pemilikan ekonomi dan harta itu tidak bersivat individu dan pribadi tetapi bersifat “ common “ ( orang banyak ), sehingga dalam pemahaman komunisme tidak ada harta pribadi, semuanya adalah harta negara.
SEKULARISME
Menurut istilah, kata sekular berasal dari bahasa latin saeculum yang memiliki arti waktu dan lokasi. Waktu menunjukkan pada pengertian sekarang sedangkan lokasi menunjuk kepada dunia. Jadi saeculum berarti zaman ini atau masa kini dan zaman ini tersebut menunjuk kepada peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia atau peristiwa yang terjadi pada masa kini. Oleh sebab itu sekularisasi didefinisikan oleh Syed Naquib al Attas sebagai “ pembebasan manusia pertama-tama dari agama dan kemudian dari metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya “. Itu berarti “ terlepasnya dunia dari pengertian religius dan religius semu, terusirnya semua pandangan dunia yang tertutup, terpatahkannya semua mitos supranatural dan lambang-lambang suci “. Dengan kata lain sekularisasi adalah pemisahan dunia daripada kehidupan agama.
Alam pemikiran barat bermula dari filsafat rasionalisme yang dikembangkan oleh Rene Descartes ( 1596-1650 ) yang menyatakan bahwa kebenaran itu hanya sesuatu yang dapat dipikirkan dan dibuktikan oleh akal. Filsafat ini kemudian hari dilanjutkan oleh Francis Bacon ( 1561 – 1626 ) dengan filsafat empirisme yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar jika sesuatu itu telah dapat dibuktikan secara empiris. Filsafat rasionalisme dan empirisme ini memacu kemajuan ilmu dan teknologi dengan begitu pesat dan kemudian dilanjutkan dengan filsafat Positivisme oleh August Comte ( 1778- 1857 ) yang menganggap bahwa setiap kebenaran harus dapat dibuktikan secara exprimental.
Akibat dari perkembangan filsafat rasionalisme, empirisme, dan positivisme ini, maka kedudukan agama mulai tergugat karena banyak doktrin agama yang tidak dapat dibuktikan secara rasional, empiris, dan teruji secara exprimental. Itulah sebabnya August Comte pada pertengahan abad ke-19 telah membayangkan adanya kebangunan ilmu pengetahuan dan keruntuhan agama, sehingga baginya masyarakat telah berevolusi dan berkembang dari tingkat primitif kepada tingkat modern. Dalam pemikiran August Comte, masyarakat berkembang dari agama pemahaman kepada agama, kemudian naik kepada pemahaman metafisik dan diakhiri dengan tingkat terakhir yaitu pemahaman ilmu dan teknologi. Dengan demikian, jika masyarakat sudah sampai peda tingkat ilmu dan teknologi, maka agama tidak diperlukan lagi, apalagi konsep keagamaan seperti Tuhan dan akhirat adalah sesuatu yang tidak dapat dibuktikan secara empiris dan eksprimental, maka kepercayan kepada tuhan menurut Comte adalah suatu sikap kolot.
Pemikiran Comte ini berkembang melalui muridnya Ludewig Feurbach ( 1804-1872 ) yang juga merupakan guru kepada Hegel ( 1770 – 1831 ) yang kemudian dikembangkan dan dianjutkan oleh Karl Marx ( 1818-1883 ). Pemikiran agama ini terus berkembang di dunia eropah sehingga Fiedrich Nietzche berani menyatakan bahwa Tuhan telah mati. Dalam psikologi analisa, Sigmund Frued ( 1856 – 1939 ) menyatakan bahwa manusia dalam era psikologi berangkat dari alam takhayul ( supersition ) kepada alam agama ( religion ) dan kemudian kepada alam ilmu pengetahuan ( science ). Dengan demikian menurutnya dalam era ilmu pengetahuan sekarang ini, semua agama telah ketinggalan zaman. Sehingga seorang penulis barat Somerset Mugham menyatakan bahwa : ..suatu Tuhan baru telah ditemukan di Eropah dewasa ini yaitu ilmu pengetahuan sedangkan Tuhan yang lama telah mereka campakkan “.
Itulah sebabnya kaum intelektual barat pada masa itu berkata kepada gereja : “ Ambillah kembali Tuhanmu itu yang dengan atas namanya kalian telah memperbudak kami, serta membebani kami dengan kewajiban-kewajiban berat, dan menundukkan kami di bawah kediktatoran serta takhayul yang tirani. Keimanan pada Tuhanmu itu menuntut kami untuk menempuh kehidupan dngan ketergantungan kepada pendeta , maka kami tolak ajaranmu itu, karena kami akan punya Tuhan baru yang memiliki segala sifat Tuhan yang pertama, tetapi tanpa gereja yang memperbudak kami, dan juga ia tidak akan memberatkan kami dengan kewajiban moral, intelektual atau kebendaan apapun, seperti yang diperbuat oleh Tuhanmu “. Hal ini muncul sebab sejarah telah menceritakan bahwa gereja pada mulanya adalah sangat membenci pada ilmu pengetahuan. Dengan dalih agama, ilmu pengetahuan dikekang sebagaimana yang terjadi pada Socrates dan Bruno, sehingga pada masa Reinessance maka pemikir ilmu pengetahuan tidak segan-segan untuk membuang agama sebagai tindakan bals dendam kepada kekejaman gereja terhadap ilmu pengetahuan.
Sekularisasi dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam bidang sosio-politik, dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam bidang keagamaan. Dalam bidang sosio-politik, menurut pandangan kaum sekular, negara modern adalah negara yang memisahkan antara agama dan negara. Agama modern adalah agama yang lahir dengan sendirnyadan terpisah dari agama dan gereja. Negara bukanlah bagian daripada gereja, dan juga bukan merupakan bagian daripada masyarakat keagamaan. Dengan demikian sekularisasi politik adalah proses sosial dimana bentuk struktur politik tradisional mengalami perbedaan radikal, yang menghasilkan pemisahan bidang ketatanegaraan dari struktur keagamaan, penggantian legitimasi politik berdasarkan pada norma-norma sekular, dan usaha untuk meluaskan kekuasan politik di bidang yang semula diatur oleh kaidah agama. Sekularisasi politik inilah yang dikenal dengan nama desakralisasi politik yaitu penghapusan legitimasi sakrak kekuasaan politk, yang merupakan syarat perubahan politik. Agama dipandang sesuatu yang sakral sedangkan politik adalah sesuatu yang kotor, maka kedua hal itu harus dipisahkan dan dijauhkan.
Sekularisasi dalam ilmu pengetahuan, maksudnya adalah menjauhkan ilmu pengetahuan daripada nilai-nilai agama, sehingga akhirnya kalau perlu ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama. Agama hars dipisahkan daripada ilmu pengetahuan, sehingga tujuan ilmu hanyalah dunia, bukan untuk melaksnakan ajaran agama. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dibangun dengan riset dan eksprimental, sedangkan agama adalah sesuatu keyakinan yang hanya dapat dipercayai tanpa dapat dibuktikan secara roset dan eksprimental. Itulah sebabnya segala sesuatu yang berhubungan dengan agama adalah sesuatu yan tidak ilmiah, dan itulah sebabnya maka agama tidak perlu diajarkan dalam bangku sekolah. Jika agama diajarkan itupun hanya setakat untuk keprluan hubungan pribadi dengan tuhan. Bagi mereka kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran yang mutlak karena dapat dibuktikan dengan pemikiran yang logik dan rasional sedangkan kebenaran agama adalah kebenaran yang nisbi. Sekularisasi ilmu pengetahun ini muncullah teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera karena dibuktikan oleh perkembangan kerangka manusia yang sama dengan kerangka monyet. Sigmund Frued juga menyatakan bahwa perbuatan manusia adalah sikap yang dibentuk oleh desakan seksual ( libido sex ) sehingga tidak ada kehidupan yang fitrah bagi manusia.
Dalam ilmu antropologi kita melihat bahwa manusia ini pada mulanya adalah masyarakat yang tidak bertuhan, kemudian baru meningkat kepada masyarakat berthan dengan tuhan yang banyak, kemudian dilanjutkan kepada masyarakat bertuhan satu dengan agama monotisme, dan akhirnya dilanjutkan dengan masyarakat berilmu pengetahuan yang tidak bertuhan. Padahal dalam agama islam kita dapati bahwmanusia pada mulanya telah bertuhan dengan tuhan monotosme yang satu sebagaimana Allah wahyukan kepada Adam sebagai manusia pertama di dunia.
Sekularisasi ilmu pengetahuan ini telah begitu masuk ke dlam masyarakat dari sejak staman kanak-kanak sampai pasca sarjana, sehingga semua ilmu yang dipelajari dapat membuat mereka jauh daripada nilai-nilai agama. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan yang membahas manusia sebagai individu ( psikologi ), ilmu pengetahuan yang mengkaji manusia sebagai bagian dari kelompok ( sosiologi dan sejarah ), ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang organisasi dan kelembagaan ( manajemen ), ilmu yang mengontrol aktivitas ekonomi ( ilmu ekonomi ) , ilmu pengetahuan yang mengatur cara hidup bernegara ( ilmu hukum ), ilmu pengeahuan tentang keindahan ( seni budaya ) semuanya telah mengalami proses sekularisasi dan perlu untuk dikaji ulang dengan menyatukan nilai-nilai agama melalui proses islamisasi.
Sekularisasi ilmu pengathuan berdampak pada sekularisasi teknologi sehingga pemakaian teknologi tidak lagi dilandaskan pada nilai-nilai agama tetapi lebih banyak dilandaskan pada nilai-nilai sekular, yang hanya dipakai untuk mewujudkan cita-cita kapitalisme, sosialisme, yang tidak menghiraukan nilai-nilai agama dan etika. Sekularisasi teknologi akan membuat teknologi itu terlepas daripada nilai-nilai agama dan etika, sehingga lebih banyak kepada pemuasan hawanafsu dan materi.
Sekularisasi pemahaman keagamaan mengakibatkan pada pemahaman bahwa agama adalah hak individu dan hanya mengatur hubungan individu kepada tuhan, seperti berdoa dan sembahyang. Sedangkan kegiatan yang lain seperti kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, seni dan budaya tidak ada hubungannya dengan agama. Begitu juga dengan sikap dan tingkah laku, tidak lagi harus mengikuti nilai-nilai agama. Bagi mereka kegiatan ekonomi seperti bekerja bukanlah bagian daripada ibadah, tetapi hanya untuk tujuan dunia. Cara bekerja dan sistem ekonomi juga harus dipisahkan daripada ajaran agama. Demikian juga dengan kegiatan seni dan budaya. Seni hanya untuk seni, sehingga segala sesuatu atas nilai seni tanpa ada hubungan dengan nilai-nilai agama. Berpakaian juga tidak punya hubungan dengan ajaran agama, sehingga setiap orang bebas untuk memkai apa saja, kalau perlu tanpa busana. Hubungan sesama manusia juga bukan lagi berlandaskan pada nilai-nilai agama, tetapi nilai kepentingan. Itulah sebabnya dalam masyarakat sekular timbul pergaulan bebas, freesex, dan lain sebagainya, dengan alsan bahwa masalah pergaulan bukanlah masalah agama. Sekularisasi kehidupan inilah yang menimbulkan budaya hedonisme, budaya permissive, budaya liberal, yang telah melanda masyarakat modern hari ini.
Akibat dari pemisahan agama dari kegiatan sehari-hari ini menjadikan manusia hidup dalam kehidupan yang gersang, sehingga akhir-akhir ini timbul kesadaran manusia untuk mencari agama yang memadukan agama menjadi satu. Inilah yang dikenal dengan Filsafat perennialisme yang menyatakan bahwa pada dataran batin sebenarnya semua agama ini adalah satu. Dari filsafat inilah muncul pemikiran bahwa agama adalah benar semua, dan tidak ada agama yang paling benar. Ini diakibatkan oleh pemikiran filsafat post-modernisme, dimana dalam filsafat ini tidak ada kebenaran yang absolut, semua kebenaran adalah relatif walaupun kebenaran agama . Semua orang boleh perpendapat dan semua orang boleh dianggap benar, sehingga dalam masyarakat tidak ada lagi nilai-nilai yang dijadikan ukuran kebenaran.
Inilah gambaran bagi perkembangan ideologi dan filsafat hari ini yang banyak berpengaruh dalam pemahaman keagamaan terutama dalam pengamalan ajaran agama Islam. Untuk itu setiap muslim diperlukan usaha serius untuk memahami ajaran agamanya sehinga tidak terbawa oleh arus pemikiran dan ideologi yang berkembang dengan begitu cepat apalagi dalam era globalisasi dewasa ini. “ Al haqqu min rabbika fala takunanna minal mumtarin…”.
Bahan bacaan :
1. Syed Muhammad Naquib Al attas, Islam dan Sekularisasi.
2. Imam Munawir, Posisi Islam di tengah pertarungan ideologi dan keyakinan.
3. Muhammad Baqir Sadr , Falsafatuna.
4. Fritchjof Schoun, Islam and the Perennial Philosophy.
5. M. Rosenthal dan P. Yudin, A Dictionary of Philosophy.
Kuala Lumpur, 28 Juni 2001/ 6 Rabiul Akhir 1421
Muhammad Arifin Ismail.
ISLAM DAN BARAT
TRANSMISI PEMIKIRAN ISLAM
KEPADA PEMIKIRAN DAN PERADABAN BARAT
Pengantar
Robert Gulick dalam bukunya “ Muhammad the Educator “ menyatakan bahwa “ sangatlah sedikit kaum terpelajar yang dapat membantah pengaruh budaya Islam terhadap renaissance di Eropah. Sekian banyak terjemahan yang dilakukan telah menunjukkan bagaimana pengaruh revolusi Islam menimbulkan semangat revolusi Perancis. Jika seandainya penelitian terhadap sumbangan Islam tersebut kurang diperhatikan, hal ini akan mengakibatkan timbulnya konklusi negatif sumbangan Islam terhadap peradaban kontemporer “.
C.H. Haskin dalam bukunya “ Studies in the History of medieval Science “ juga menyatakan bahwa kenyatan yang tidak bisa dibantah bahwa kebudayaan Arab Spanyol adalah sumber utama ilmu pengetahuan bangsa barat di Eropah”. Secara rinci hal ini dikemukakan oleh Robert Briffault Dunlop Robert Hammond G. Sarton, dan Mehdi Nakosten. .
Kebudayaan manusia memang merupakan formulasi ide yang berlangsung secara kontinyu dari suatu kelompok masyarakat kepada masyarakat yang lain. Oleh karena itu sudah merupakan suatu tugas daripada ilmuwan dan cendekiawan budaya untuk menyingkap jalur transmisi dari suatu budaya dengan budaya lain, sehingga terdapat suatu titik singgung antar budaya dan pemikiran. Titik singgung antar budaya dan pemikiran tersebut menciptakan rantai peradaban umat manusia sejak dahulu hingga masa mendatang, tanpa menafikan keistimewaan dan karakteristik pemikiran dan budaya suatu masyarakat dari masyarakat yang lain.
Transmisi pemikiran Islam ke Barat.
Peradaban dan filsafat Yunani ( Graeco-Roman ) tidak lepas dari pengaruh filsafat dan budaya Hindu, Babilonia, dan Mesir Kuno. Filsafat Yunani juga mempengaruhi perkembangan dan filsafat Islam. Filsafat islam juga mempunyai andil yang besar dalam perkembangan pemikiran dan peradaban Eropah, yang dikenal dengan peradaban modern dewasa ini.
Hubungan kultural antara Islam dan barat berlangsung melalui beberapa tempat seperti Spanyol, Sicilia, naples, dan juga melalui pergaulan antara Muslim dan pasukan nasrani dalam perang Salib Pusat perdagangan Itali seperti kota genoa, Vinice, Milan, dan Florence, juga merupakan media pertemuan budaya islam dan Eropah. Para pasukan salib ( 1095 – 1270 ) yang kembali ke Eropah membawa semangat kebebasan, toleransi, persaudaraan yang mereka lihat dalam masyarakat Islam, sedangkan pada masa tersebut masyarakat eropah masih dalam “ age of darkness “.
Adapun transmisi pemikiran Islam bada bangsa Eropah tersebut dilakuka dalam tiga tahapan :
1. Pelajar dan Mahasiswa Eropah mendatangi universitas – universitas Islam di Cordova, granada, Seville, baghdad, dan cairo. Sebagai contoh, mahasiswa eropah yang kemudian dikenal sebagai Pope Sylvester II ( menduduki jabatan tertinggi dalam agama Katholik ) adalah salah seorang alumni universitas cardova. Ini memberikan bukti bahwa universitas islam dan sekolah – sekolah Islam memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang tanpa membedakan ras, bangsa dan agama.
2. Para mahasiswa Eropah setelah menamatkan pelajarannya dari Universitas Islam mereka kembali ke negara asalnya dan mendirikan Universitas, dan mereka menjadi tenaga pengajar di sekolah/ universitas tersebut. Universitas yang mereka bangun mencontoh gaya, arsitektur, kurikulum, dan metode pengajaran dari universitas Islam.
3. Disamping mendirikan universitas, mereka juga mengadakan kelompok-kelompok penterjemahan seluruh literatur Islam ke dalam bahasa latin. Proses penerjemahan literatur Islam ini berlangsung selama abad ke sebelas dampai abad ke tiga belas.
Adelard Bart, Plato Trivoli, Gerad Cremona, dan Robert Chester adalah nama-nama penterjemah buku-buku Arab yang dikenal pada masa tersebut. Michael Scott ( 1926) menterjemahkan karya Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, ke dalam bahasa latin. Gerard Cremona ( 1187 ) menterjemahkan buku karya Al farghani, Al farabi, dan buku bahasa Arab sebanyak 71 buah ke dalam bahasa latin. Joannes Seville ( 1135 ) menterjemahkan karya Al Kindi , Al Ghazali dan bku-buku astronomi , kedokteran dan matematika.
Setelah penaklukan Cordova, Bishop Raymond I ( 1126 – 1152 ) membentuk akademi terjemahan pada tahun 1135. kemudian di Toledo didirikan Akademi studi ketimuran ( School of Oriental Stuides ) pada tahun 1250.
Nama –nama Penerjemah Literatur islam
A. Dari bahasa Arab ke dalam bahasa latin :
1. Adelard of bath.
2. Alfred of Sarashel.
3. Armengandus, Son of Blaise.
4. Bonacosa.
5. Constantinus Africanus.
6. Domigo Gundasalvo
7. Faraj bin Salim
8. Givanni da Brescia, Joannes Brixiensis.
9. Gustav Flugel.
10. Herman the german.
11. Herman the Dalmation.
12. Hugo Sancceliensis
13. John of Seville.
14. Joannes saracenus Afflacius
15. Marc of Toledo
16. Michael Scott
17. Moses of Palermo
18. Peter of Cluny
19. Peter Gallego
20. Plato of Tiboli ( Plato Tiburtinus )
21. Philip of Tripoli
22. Rudolf of Bruges.
23. Robert of Chester
24. salio of Padua
25. Stephen of Antioch
26. Stepanus Arnoldi
27. Stephen of saragosa
28. Theodore of Antioch
29. Gerard of Cremona
30. Wilbelmus de Linisapud Neapolim
B. Dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol.
1. Abraham of Toledo
2. Alfonso X
3. Dinis ( Diniz )
4. Isaac bin Sid
5. udah bin Moses
6. Judah bin Moses Hakosen
7. Sanuel Ha-levi Abul Afia
C. dari bahasa Arab/ latin ke bahasa Hebrew / Ibrani
1. Abraham ben Hayya Ha Nasi
2. Abraham ben Meir Ibn Ezra
3. Abraham ben Nathan Ha Yarhi
4. Abraham ben samuel Ibn Hasdai Ha-Levi
5. Ahitub ben Isaac
6. David ibn Ya-Ish
7. Isaac ben Nathan of Cordova
8. Jacob ben Abba Mari ben Simon
9. Jacob ben Moses Ibn Abbasi Ha-Bedarshi
10. Jacob ben Abi Abraham Isaac ben Al carsono
11. Joseph ben Isaac Qimbi
12. Joseph been Joshua I
13. Joseph ben Joshoua II
14. jacob ben mahir ibn Tibbon
15. Judah ben Saul Ibn Tibbon
16. Judah ben Solomon al Harizi
17. Judah ben Solomon Ibn Labbi
18. Judah ben Solomon Nathan
19. Moses ben Solomon of Beaucaire
20. Moses Ibn Tibbon
21. Nathan ben Elizar
22. Qalomonymos ben David the Elder
23. Salama
24. Samuel ben Jacob of Capua
25. Solomon ben Joseph Ibn Ayyub Ha-sefardi
26. Samuel ben judah of Marselle
27. samuel ben Judah Ibn tibbon
28. Salomon ben labi
29. salomon ben Peter
30. samson ben salomon
31. samuel ben Solomon Ha-Meati
32. samuel ibn Motot
33. Shem –top ben Isaac
34. Solomon Bonirac
35. tadros tadrosi
36. Zerahiah Gracian
37. Qaloynos ben Qolamos.
Dengan adanya proses penerjemahan tersebut, maka karya-karya intelektual muslim tersebut menjadi bahan bacaan utama dan referensi perkembangan pemikiran di Eropah yang akhirnya menimbulkan gerakan Renaisance, sebagaimana dijelaskan oleh J. Bronowski : ‘ Kita menyangka bahwa Itali adalah tempat kelahiran Renaisance. Padahal cikal bakal Itali tersebut adalah Spanyol pada abad kdua belas , dan itu disimbolkan dengan adanya sekolah-sekolah terkenal di toledo “.
Pengaruh pemikiran Islam di Barat
MM. Sharif dalam “ History of Muslim Philosophy “ melihat bahwa pengaruh filsafat islam terhadap perkembangan pemikiran di barat dapat ditinjau dari beberapa hal :
1. Filsafat islam memberikan inisiatif gerakan humanisme dalam masyarakat barat.
2. Memperkenalkan kepada Barat tentang ilmu sejarah dan metode kritik historis.
3. Memperkenalkan metodologi riset ilmiah pada masyarakat Eropah.
4. Mengadakan perpaduan antara filsafat dan ajaran agama.
5. Memberikan stimulasi atas gerakan mistis di Eropah.
6. Memberikan dasar-daras Renaisance dan kerangka pemikiran filsafat Barat baik Pra-Descartes maupun Post-Kantian.
A.Pengaruh Pemikiran rasionalis
Masih anyak kaum terpelajar yang beranggapan bahwa pemikiran rasionalis berasal dari barat, dan mereka merupakan penemu dan peletak dasar sains modern. Tanpa mengecilkan sumbangan mereka dalam perkembangan pemikiran rasionalis, sebenarnya aliran filsafat rasionalis berhulu dari nilai-nilai rasionalis yang berkembang dalam islam, dan buku-buku filsafat Islam.
Roger Bacon, yang dikenal sebagai salah seorang peletak dasar bagi pemikiran rasionalis barat ternyata mempelajari bahasa Arab dan banyak membaca buku-buku-buku pengatahuan islam, dan dia merupakan salah seorang team penterjemahan literatusr islam dari Universitas Oxford. Sejak Roger Bacon , barulah semangat pengkajian ilmiah dengan metode ekspriment berkembang di seluruh Eropah.
G.R.kaye dalam ‘ A Guide to Old Observation “ mengatakan bahwa kaum intelektual arab dan astronom muslim mengadakan metode penelitian yang lain daripada pendahulu mereka. Mereka para ilmuwan muslim tersebut melakukan observasi , membangun pusat-pusat penelitian, dan menciptakan instrumen penelitian, juga mengadakan koreksian terhadap rumus-srumus yang ditemukan oleh Ptolemius.
Dengan demikian, ternyata bahwa semangat pengkajian dan penelitian ilmiah, metode investigasi, metode ekspriment, observasi, dan pengukuran yang merupakan dasar pemikiran rasionalis dan ilmu matematika bukanlah ditemukan dari budaya yunani tetapi diambil dari peradaban dan pemikiran Islam.
Oleh sebab itu pemikiran –pemikiran Ibnu Sina dapat kita jumpai dalam karya Bishop Jhon Toledo , Gundisalvi, William Auverguoe (1249) Alexander Hales ( 1245) , jean de la Rochele ( 1245 ), St. Bonaventure ( 1274 ), Robert Grossette ( 1253 ), dan Jhon Peckasm ( 1292 ), demikian juga dalam karya Albertus magnus dan st. thomas Aquinas.
Risalah Hayy bin Yaqdzan karya ibnu Tufail telah diterjemahkan ke dalam bahsa latin oleh Picodella Mirandola ( 1491) dan Edward Peacock ( 1961 ) . dan terjemahan bahasa Inggeris dilakukan oleh G. Keith and Quaker ( 1674 ), ke dalam bahasa Belanda pada tahun 1672 dan 1701 , dalam bahasa jerman oleh J.G. pritius ( 1726 ) , T.G.Eichborn ( 1783 ) dan dalam bahasa perancis oleh L. Gauthier ( 1900 ) dan dalam bahasa Rusia oleh J. Kuzmin ( 1920 ).
B. Pengaruh pemikiran teologis.
St. Thomas aquinas belajar di universitas naples, dan banyak memakai argumentasi Al Ghazali dalam mengkritik filsafat yunani. Dalam karyanya “ Summa Theologica “ banyak terdapat persamaan ide dengan pemikiran Al ghazali tentang bukti adanya tuhan dengan dalil “ contingency “ dan ‘ necessity “, nama-nama, sifat, dan ilmu Tuhan, kebenaran kenabian, dan kebangkitan manusia.
Asin palacios melihat bahwa pemikiran teologis Al Ghazali juga mempengaruhi ide Pascal yang terkenal dalam filsafat agama. Theori Pascal : “ If youn win you shal win all, if you loss you will loose nothing “, merupakan teori Al ghazali yang diteruskan oleh raymond Martini dan kemudian dipakai oleh Pascal.
Robert Hammond telah mengadakan studi komparasi antara St.Thomas Aquinas dan Al Farabi dalam persoalan bukti dan argumentasi tentang Tuhan seperti bukti adanya gerak dalam setiap sesuatu , hukum kausalitas aktif , dan Tuhan sebagai “eternal being “.
Pengaruh pemikiran Filosofis.
Karya-karya Al kindi telah diterjemahkan ke dlam bahasa latin oleh Plato trivoli, Arnold Villanova, Robert the Englishman, John of Seville, dan gerard of Cremona.
Kitab Ihsa’ul ulum karya Al Farabi diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Gundisalvus ( 1151 ). Ide Al Farabi tentang argumentasi kosmologis tentang Tuhan, dilanjutkan oleh Maimonides, St. Thomas Aquinas, kemudian oleh Spinoza, Leibniz, dan Kant. Menurut D. Borkowski yang mengadakan pengkajian tentang pemikiran Spinoza mengatakan bahwa siapa yang membaca dan meneliti karya Spinoza “ de Emendatione Intelectus “ akan mendapatkan kesamaan ide dengan pemikiran Al farabi dalam ‘ manahijul Adillah “ karena adanya kesamaan sentral ide, motivasi, dan konsklusi dari kedua buku tersebut.
Pemikiran Ibnu Sina juga berpengaruh dalam perkembangan pemikiran Barat, sehingga William Auverge , sepoarng pemikir Latin dikenal dengan nama latin Avicennism, sedangkan Roger bacon juga mengikuti teori-teori etika sosial, konsepsi kota dan negara dan filsafat aama Ibnu Sina
Menurut M. saed Sheikh, Descartes juga mengkuti ide Ibnu Sina dlam beberapa hal :
1. Metodologi keraguan.
2. Thesis : “ Cogito Ergo Sum “.
3. Argumen ontologis dan kosmologis tentang Tuhan.
Ibnu Sina berpendapat bahwa segala sesuatu di dunia ini berstatus mungkin. Kemungkinan tersebut merupakan dasar eksistensi segala sesuatu. Sedangkan Descartes menyatakan bahwa untuk meyakini sesuatu harus didahului dengan suatu kemungkinan untuk diragukan, dan hanya satu yang tidak mungkin diragukan yaitu “ saya berfikir maka saya ada “ ( Cogito Ergu Sum ).
Pembagian antara “infinite” dan “indifinite” demikian juga ide ‘ substance “ Spinoza, bermula dari konsep Tuhan menurut Al Ghazali. Empirisme Kant dalam level tingkatan “ sense –experience “ dan “ moral consciousness “, juga bermula daripada empirisme Al Ghazali dalam “ mistical experience “.Keduanya menitik beratkan pada “ moral will “, sebagai landasan ‘ noumena “ dan “ ultimate reality “. Seperti Al Ghazali, Hume juga menyatakan bahwa kita tidak dapat memiliki pengetahuan tanpa hukum kausalitas dalam phenomena, demikian juga ide-ide Al ghazali banyak mempengaruhi pemikiran Schopenhear dan Bergson.
Karya Descartes “ Discourse de la methode “ mempunyai kesamaan dengan ‘ Al Munqidh minandhalal “ Al ghazali. Keduanya berupa tulisan autobiography, yang dimulai dengan kisah seorang pemuda yang mempunyai beberapa tradisi dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat sehinga kemudian pemuda tersebut berpendapat tidak perlu mengikuti segala bentuk tradisi dan kebiasaan karena hal inderawi tidak dapat dijadikan sebagai suatu dasar keyakinan.
Pemuda tersebut baik menurut Al ghazali maupun dalam tulisan Descartes akhirnya berkesimpulan bahwa metode untuk mencari sesuatu kebenaran adalah dengan menghilangkan segala kemungkinan dari keraguan. Sehingga pemuda tersebut menyatakan bahwa untuk mencapai kebenaran diperlukan suatu kepastian sebagaimana dalam matematika. Hal inilah yang membuat Henry Lewis berpendapat bahwa thesis “ I think therefore I am “ yang dikemukakan oleh Descartes berasal dari thesis Al Ghazali “ I will, therefore I am “.
Ibnu Rusyd dikenal sebagai interpreter pemikiran Aristotle, tetapi Rusyd bukan hanya menterjemahkan pemikiran Aristotle secara mutlak, tetapi mempunyai lompatan-lompatan ide yang berada di luar pemikiran Yunani. Menurut M.M.Sharif, ide-ide Ibnu Rusyd yang menjadi landasan pencerahan pemikiran Barat adalah :
1. Interpretasi allogorical terhadap Kitab suci.
2. Teori “ Dualism “.
3. Teori “ pan-psychism “.
4. Eternalitas dan potensialitas “ matter “.
5. Emasipasi wanita.
Teori ‘ dualism “ bagi ibnu Rusyd menyatakan bahwa materi adalah eternal dan materi tersebut memproduksi huku-hukum yang eternal dan sainstifik. Materi dan hukum-hukum formulasi materi tersebut adalah dua kebenaran yang diberikan kepada manusia dari Pemilik Kebenaran agar manusia dapat berpikir secara sainstifik , dalam mencari suatu kebenaran. Sedangkan teori “ pan-psychism “ menyatakan bahwa dalam alam ini terdapat kekekalan jiwa kemanusiaan universal, dan kefanaan jiwa pribadi.
Leibniz sebagaimana Al ghazali berpendapat bahwa dunia adalah phenomena. Pengetahuan manusia tidak dapat berdiri sendiri dalam mencapai kebenran universal, tetapi harus juga berdasarkan kepada inderawi ( sense 0 . maka al ghazali dan leibniz membedakan antara konsep dan persepsi. Sedangkan ruang dan waktu menurut keduanya adalah merupakan “ idea of relation “.
Schopenhaur sebagaimana Al Ghazali berpendapat bahwa kemauan –bukan pemikiran- merupakan realitas fundamental.
Sedangkan bergson menyatakan bahwa intuisi adalah sumber pengetahuan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Al Ghazali bahwa pengalaman intuisi ( termasuk intuisi kenabian ) juga merupakan dasar pengetahuan dan lebih utama daripada “ sense experience ‘.
Kant dalam “ Antinomies of Pure Reason “ mengemukakan empat thesis :
1. Alam terdiri dari “ finite “ dan “ indifinite” , maka segala sesuatu harus diawali dengan waktu dan berada dalam ruang yang tidak terbatas.
2. Segala sesuatu adalah “ infinitely divisible “ atau terdiri dari bagian yang tidak terbatas.
3. Segala sesuatu secara mekanis harus mempunyai keterbatasan, dalam hukum kausalitas.
4. Di Akhir hukum kausalitas terdapat “ necessary being “ yang bersifat “ causeless cause “.
Thesis diatas sama dengan thesis yang dikemukakan oleh Ibnu Sina :
1. Alam bersifat sternal dan baharu.
2. Jism ( badan segala sesuatu) dapat dibagi pada potensi yang tidak terbatas.
3. Segala sesuatu mempunyai sebab dan berakhir pada sesuatu yang tidak mempunyai sebab yaitu tuhan .
4. Alam bersifat “ possible “ dan ‘ necessary “.
Pengaruh pemikiran filsafat islam terhadap perkembangan pemikiran di barat tidak dapat dipisahkan dari pengaruh pemikiran Ibnu Khaldun, dimana ibnu Khaldun telah dikenal sebagai bapak Sosiologi dan peletak dasar Fiulsafat sejarah. Konsep ibnu Khaldun mengenai perubahan sosial, demography, klasifikasi masyarakat kepada masyarakat desa dan kota, masih berlaku hingga saat ini. Sebagaimana hal tersebut dapat dijumpai dalam teori sosiologi barat seperti Boldin, Malthus, Adam Smith, Mills, dan sosiolog yang lain,
Pengaruh pemikiran humanis
Pengaruh peradaban muslim terhadap peradaban barat meliputi seluruh aspek kehidupan, baik secara materi maupun intelektual. Hal ini berlangsung dikarenakan adanya kontak antara bangsa eropah dan umat islam dalam bidang kebudayaan, pendidikan, lembaga ilmiah, dan terutama dalam kebebasan dan semangat pencerahan pemikiran, menggantikan suasana Eropah dimasa abad pertengahan yang masih berada dalam tirani dan dogma gereja serta diktator feodalisme.
Semangat kebebasan yang mereka lihat dalam masyarakat muslim memberikan motivasi kepada bangsa eropah untuk bangkit mancari kebebasan berpikir dan kebebasan berbicara. Gerakan kebebasan mulai muncul di eropah pada abad ke 11 dan abad ke 12 . Faktor yang utama dari gerakan kebebasan ini adalah dengan kembalinya pasukan perang salib dari Jerussalem.
Kehidupan liberal dan “ freedom of thinking “ yang mereka temukan dan lihat pada masyarakat muslim , kemudian hari mereka kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat London terutama di kawasan Universitas Oxford ( 1163 ) dan terus mempengaruhi pola pikir masyarakat menengah dan masyarakat atas. Pada saat kebebasan ini berkembang dengan pesatnya, King Richard meninggal ( pada 1199) dan digantikan oleh King John. Pada saat itu suasana kebebasan berpendapat menjadi keperluan seluruh masyarakat, terutama di kalangan masyarakatb menengah dan atas. Hal ini yang menjadi cikal bakal dikeluarkannya piagam “ Magna Carta ‘ oleh King John pada bulan Juni 121, sebagaimana dijelaskan : “ Keadaan inilah yang menyebabkan masyarakat melihat oeluang untuk mempunyai hak kebebasan lebih daripada sebelumnya sehingga dikeluarkannya piagam “ Magna Carta “. Dari paiagam ini bermula suasana demokrasi dalam masyarakat barat dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa gerakan humanisme yang berporos pada demokrasi di barat bersumber dari gerakan humanisme yang terdapat dalam masyarakat muslim.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa peradaban dan pemikiran Islam merupakan “ starting point “ bagi perkembangan pemikiran dan peradaban barat, dan merupakan cikal bakal peradaban masyarakat modern.
KEPADA PEMIKIRAN DAN PERADABAN BARAT
Pengantar
Robert Gulick dalam bukunya “ Muhammad the Educator “ menyatakan bahwa “ sangatlah sedikit kaum terpelajar yang dapat membantah pengaruh budaya Islam terhadap renaissance di Eropah. Sekian banyak terjemahan yang dilakukan telah menunjukkan bagaimana pengaruh revolusi Islam menimbulkan semangat revolusi Perancis. Jika seandainya penelitian terhadap sumbangan Islam tersebut kurang diperhatikan, hal ini akan mengakibatkan timbulnya konklusi negatif sumbangan Islam terhadap peradaban kontemporer “.
C.H. Haskin dalam bukunya “ Studies in the History of medieval Science “ juga menyatakan bahwa kenyatan yang tidak bisa dibantah bahwa kebudayaan Arab Spanyol adalah sumber utama ilmu pengetahuan bangsa barat di Eropah”. Secara rinci hal ini dikemukakan oleh Robert Briffault Dunlop Robert Hammond G. Sarton, dan Mehdi Nakosten. .
Kebudayaan manusia memang merupakan formulasi ide yang berlangsung secara kontinyu dari suatu kelompok masyarakat kepada masyarakat yang lain. Oleh karena itu sudah merupakan suatu tugas daripada ilmuwan dan cendekiawan budaya untuk menyingkap jalur transmisi dari suatu budaya dengan budaya lain, sehingga terdapat suatu titik singgung antar budaya dan pemikiran. Titik singgung antar budaya dan pemikiran tersebut menciptakan rantai peradaban umat manusia sejak dahulu hingga masa mendatang, tanpa menafikan keistimewaan dan karakteristik pemikiran dan budaya suatu masyarakat dari masyarakat yang lain.
Transmisi pemikiran Islam ke Barat.
Peradaban dan filsafat Yunani ( Graeco-Roman ) tidak lepas dari pengaruh filsafat dan budaya Hindu, Babilonia, dan Mesir Kuno. Filsafat Yunani juga mempengaruhi perkembangan dan filsafat Islam. Filsafat islam juga mempunyai andil yang besar dalam perkembangan pemikiran dan peradaban Eropah, yang dikenal dengan peradaban modern dewasa ini.
Hubungan kultural antara Islam dan barat berlangsung melalui beberapa tempat seperti Spanyol, Sicilia, naples, dan juga melalui pergaulan antara Muslim dan pasukan nasrani dalam perang Salib Pusat perdagangan Itali seperti kota genoa, Vinice, Milan, dan Florence, juga merupakan media pertemuan budaya islam dan Eropah. Para pasukan salib ( 1095 – 1270 ) yang kembali ke Eropah membawa semangat kebebasan, toleransi, persaudaraan yang mereka lihat dalam masyarakat Islam, sedangkan pada masa tersebut masyarakat eropah masih dalam “ age of darkness “.
Adapun transmisi pemikiran Islam bada bangsa Eropah tersebut dilakuka dalam tiga tahapan :
1. Pelajar dan Mahasiswa Eropah mendatangi universitas – universitas Islam di Cordova, granada, Seville, baghdad, dan cairo. Sebagai contoh, mahasiswa eropah yang kemudian dikenal sebagai Pope Sylvester II ( menduduki jabatan tertinggi dalam agama Katholik ) adalah salah seorang alumni universitas cardova. Ini memberikan bukti bahwa universitas islam dan sekolah – sekolah Islam memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang tanpa membedakan ras, bangsa dan agama.
2. Para mahasiswa Eropah setelah menamatkan pelajarannya dari Universitas Islam mereka kembali ke negara asalnya dan mendirikan Universitas, dan mereka menjadi tenaga pengajar di sekolah/ universitas tersebut. Universitas yang mereka bangun mencontoh gaya, arsitektur, kurikulum, dan metode pengajaran dari universitas Islam.
3. Disamping mendirikan universitas, mereka juga mengadakan kelompok-kelompok penterjemahan seluruh literatur Islam ke dalam bahasa latin. Proses penerjemahan literatur Islam ini berlangsung selama abad ke sebelas dampai abad ke tiga belas.
Adelard Bart, Plato Trivoli, Gerad Cremona, dan Robert Chester adalah nama-nama penterjemah buku-buku Arab yang dikenal pada masa tersebut. Michael Scott ( 1926) menterjemahkan karya Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, ke dalam bahasa latin. Gerard Cremona ( 1187 ) menterjemahkan buku karya Al farghani, Al farabi, dan buku bahasa Arab sebanyak 71 buah ke dalam bahasa latin. Joannes Seville ( 1135 ) menterjemahkan karya Al Kindi , Al Ghazali dan bku-buku astronomi , kedokteran dan matematika.
Setelah penaklukan Cordova, Bishop Raymond I ( 1126 – 1152 ) membentuk akademi terjemahan pada tahun 1135. kemudian di Toledo didirikan Akademi studi ketimuran ( School of Oriental Stuides ) pada tahun 1250.
Nama –nama Penerjemah Literatur islam
A. Dari bahasa Arab ke dalam bahasa latin :
1. Adelard of bath.
2. Alfred of Sarashel.
3. Armengandus, Son of Blaise.
4. Bonacosa.
5. Constantinus Africanus.
6. Domigo Gundasalvo
7. Faraj bin Salim
8. Givanni da Brescia, Joannes Brixiensis.
9. Gustav Flugel.
10. Herman the german.
11. Herman the Dalmation.
12. Hugo Sancceliensis
13. John of Seville.
14. Joannes saracenus Afflacius
15. Marc of Toledo
16. Michael Scott
17. Moses of Palermo
18. Peter of Cluny
19. Peter Gallego
20. Plato of Tiboli ( Plato Tiburtinus )
21. Philip of Tripoli
22. Rudolf of Bruges.
23. Robert of Chester
24. salio of Padua
25. Stephen of Antioch
26. Stepanus Arnoldi
27. Stephen of saragosa
28. Theodore of Antioch
29. Gerard of Cremona
30. Wilbelmus de Linisapud Neapolim
B. Dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol.
1. Abraham of Toledo
2. Alfonso X
3. Dinis ( Diniz )
4. Isaac bin Sid
5. udah bin Moses
6. Judah bin Moses Hakosen
7. Sanuel Ha-levi Abul Afia
C. dari bahasa Arab/ latin ke bahasa Hebrew / Ibrani
1. Abraham ben Hayya Ha Nasi
2. Abraham ben Meir Ibn Ezra
3. Abraham ben Nathan Ha Yarhi
4. Abraham ben samuel Ibn Hasdai Ha-Levi
5. Ahitub ben Isaac
6. David ibn Ya-Ish
7. Isaac ben Nathan of Cordova
8. Jacob ben Abba Mari ben Simon
9. Jacob ben Moses Ibn Abbasi Ha-Bedarshi
10. Jacob ben Abi Abraham Isaac ben Al carsono
11. Joseph ben Isaac Qimbi
12. Joseph been Joshua I
13. Joseph ben Joshoua II
14. jacob ben mahir ibn Tibbon
15. Judah ben Saul Ibn Tibbon
16. Judah ben Solomon al Harizi
17. Judah ben Solomon Ibn Labbi
18. Judah ben Solomon Nathan
19. Moses ben Solomon of Beaucaire
20. Moses Ibn Tibbon
21. Nathan ben Elizar
22. Qalomonymos ben David the Elder
23. Salama
24. Samuel ben Jacob of Capua
25. Solomon ben Joseph Ibn Ayyub Ha-sefardi
26. Samuel ben judah of Marselle
27. samuel ben Judah Ibn tibbon
28. Salomon ben labi
29. salomon ben Peter
30. samson ben salomon
31. samuel ben Solomon Ha-Meati
32. samuel ibn Motot
33. Shem –top ben Isaac
34. Solomon Bonirac
35. tadros tadrosi
36. Zerahiah Gracian
37. Qaloynos ben Qolamos.
Dengan adanya proses penerjemahan tersebut, maka karya-karya intelektual muslim tersebut menjadi bahan bacaan utama dan referensi perkembangan pemikiran di Eropah yang akhirnya menimbulkan gerakan Renaisance, sebagaimana dijelaskan oleh J. Bronowski : ‘ Kita menyangka bahwa Itali adalah tempat kelahiran Renaisance. Padahal cikal bakal Itali tersebut adalah Spanyol pada abad kdua belas , dan itu disimbolkan dengan adanya sekolah-sekolah terkenal di toledo “.
Pengaruh pemikiran Islam di Barat
MM. Sharif dalam “ History of Muslim Philosophy “ melihat bahwa pengaruh filsafat islam terhadap perkembangan pemikiran di barat dapat ditinjau dari beberapa hal :
1. Filsafat islam memberikan inisiatif gerakan humanisme dalam masyarakat barat.
2. Memperkenalkan kepada Barat tentang ilmu sejarah dan metode kritik historis.
3. Memperkenalkan metodologi riset ilmiah pada masyarakat Eropah.
4. Mengadakan perpaduan antara filsafat dan ajaran agama.
5. Memberikan stimulasi atas gerakan mistis di Eropah.
6. Memberikan dasar-daras Renaisance dan kerangka pemikiran filsafat Barat baik Pra-Descartes maupun Post-Kantian.
A.Pengaruh Pemikiran rasionalis
Masih anyak kaum terpelajar yang beranggapan bahwa pemikiran rasionalis berasal dari barat, dan mereka merupakan penemu dan peletak dasar sains modern. Tanpa mengecilkan sumbangan mereka dalam perkembangan pemikiran rasionalis, sebenarnya aliran filsafat rasionalis berhulu dari nilai-nilai rasionalis yang berkembang dalam islam, dan buku-buku filsafat Islam.
Roger Bacon, yang dikenal sebagai salah seorang peletak dasar bagi pemikiran rasionalis barat ternyata mempelajari bahasa Arab dan banyak membaca buku-buku-buku pengatahuan islam, dan dia merupakan salah seorang team penterjemahan literatusr islam dari Universitas Oxford. Sejak Roger Bacon , barulah semangat pengkajian ilmiah dengan metode ekspriment berkembang di seluruh Eropah.
G.R.kaye dalam ‘ A Guide to Old Observation “ mengatakan bahwa kaum intelektual arab dan astronom muslim mengadakan metode penelitian yang lain daripada pendahulu mereka. Mereka para ilmuwan muslim tersebut melakukan observasi , membangun pusat-pusat penelitian, dan menciptakan instrumen penelitian, juga mengadakan koreksian terhadap rumus-srumus yang ditemukan oleh Ptolemius.
Dengan demikian, ternyata bahwa semangat pengkajian dan penelitian ilmiah, metode investigasi, metode ekspriment, observasi, dan pengukuran yang merupakan dasar pemikiran rasionalis dan ilmu matematika bukanlah ditemukan dari budaya yunani tetapi diambil dari peradaban dan pemikiran Islam.
Oleh sebab itu pemikiran –pemikiran Ibnu Sina dapat kita jumpai dalam karya Bishop Jhon Toledo , Gundisalvi, William Auverguoe (1249) Alexander Hales ( 1245) , jean de la Rochele ( 1245 ), St. Bonaventure ( 1274 ), Robert Grossette ( 1253 ), dan Jhon Peckasm ( 1292 ), demikian juga dalam karya Albertus magnus dan st. thomas Aquinas.
Risalah Hayy bin Yaqdzan karya ibnu Tufail telah diterjemahkan ke dalam bahsa latin oleh Picodella Mirandola ( 1491) dan Edward Peacock ( 1961 ) . dan terjemahan bahasa Inggeris dilakukan oleh G. Keith and Quaker ( 1674 ), ke dalam bahasa Belanda pada tahun 1672 dan 1701 , dalam bahasa jerman oleh J.G. pritius ( 1726 ) , T.G.Eichborn ( 1783 ) dan dalam bahasa perancis oleh L. Gauthier ( 1900 ) dan dalam bahasa Rusia oleh J. Kuzmin ( 1920 ).
B. Pengaruh pemikiran teologis.
St. Thomas aquinas belajar di universitas naples, dan banyak memakai argumentasi Al Ghazali dalam mengkritik filsafat yunani. Dalam karyanya “ Summa Theologica “ banyak terdapat persamaan ide dengan pemikiran Al ghazali tentang bukti adanya tuhan dengan dalil “ contingency “ dan ‘ necessity “, nama-nama, sifat, dan ilmu Tuhan, kebenaran kenabian, dan kebangkitan manusia.
Asin palacios melihat bahwa pemikiran teologis Al Ghazali juga mempengaruhi ide Pascal yang terkenal dalam filsafat agama. Theori Pascal : “ If youn win you shal win all, if you loss you will loose nothing “, merupakan teori Al ghazali yang diteruskan oleh raymond Martini dan kemudian dipakai oleh Pascal.
Robert Hammond telah mengadakan studi komparasi antara St.Thomas Aquinas dan Al Farabi dalam persoalan bukti dan argumentasi tentang Tuhan seperti bukti adanya gerak dalam setiap sesuatu , hukum kausalitas aktif , dan Tuhan sebagai “eternal being “.
Pengaruh pemikiran Filosofis.
Karya-karya Al kindi telah diterjemahkan ke dlam bahasa latin oleh Plato trivoli, Arnold Villanova, Robert the Englishman, John of Seville, dan gerard of Cremona.
Kitab Ihsa’ul ulum karya Al Farabi diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Gundisalvus ( 1151 ). Ide Al Farabi tentang argumentasi kosmologis tentang Tuhan, dilanjutkan oleh Maimonides, St. Thomas Aquinas, kemudian oleh Spinoza, Leibniz, dan Kant. Menurut D. Borkowski yang mengadakan pengkajian tentang pemikiran Spinoza mengatakan bahwa siapa yang membaca dan meneliti karya Spinoza “ de Emendatione Intelectus “ akan mendapatkan kesamaan ide dengan pemikiran Al farabi dalam ‘ manahijul Adillah “ karena adanya kesamaan sentral ide, motivasi, dan konsklusi dari kedua buku tersebut.
Pemikiran Ibnu Sina juga berpengaruh dalam perkembangan pemikiran Barat, sehingga William Auverge , sepoarng pemikir Latin dikenal dengan nama latin Avicennism, sedangkan Roger bacon juga mengikuti teori-teori etika sosial, konsepsi kota dan negara dan filsafat aama Ibnu Sina
Menurut M. saed Sheikh, Descartes juga mengkuti ide Ibnu Sina dlam beberapa hal :
1. Metodologi keraguan.
2. Thesis : “ Cogito Ergo Sum “.
3. Argumen ontologis dan kosmologis tentang Tuhan.
Ibnu Sina berpendapat bahwa segala sesuatu di dunia ini berstatus mungkin. Kemungkinan tersebut merupakan dasar eksistensi segala sesuatu. Sedangkan Descartes menyatakan bahwa untuk meyakini sesuatu harus didahului dengan suatu kemungkinan untuk diragukan, dan hanya satu yang tidak mungkin diragukan yaitu “ saya berfikir maka saya ada “ ( Cogito Ergu Sum ).
Pembagian antara “infinite” dan “indifinite” demikian juga ide ‘ substance “ Spinoza, bermula dari konsep Tuhan menurut Al Ghazali. Empirisme Kant dalam level tingkatan “ sense –experience “ dan “ moral consciousness “, juga bermula daripada empirisme Al Ghazali dalam “ mistical experience “.Keduanya menitik beratkan pada “ moral will “, sebagai landasan ‘ noumena “ dan “ ultimate reality “. Seperti Al Ghazali, Hume juga menyatakan bahwa kita tidak dapat memiliki pengetahuan tanpa hukum kausalitas dalam phenomena, demikian juga ide-ide Al ghazali banyak mempengaruhi pemikiran Schopenhear dan Bergson.
Karya Descartes “ Discourse de la methode “ mempunyai kesamaan dengan ‘ Al Munqidh minandhalal “ Al ghazali. Keduanya berupa tulisan autobiography, yang dimulai dengan kisah seorang pemuda yang mempunyai beberapa tradisi dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat sehinga kemudian pemuda tersebut berpendapat tidak perlu mengikuti segala bentuk tradisi dan kebiasaan karena hal inderawi tidak dapat dijadikan sebagai suatu dasar keyakinan.
Pemuda tersebut baik menurut Al ghazali maupun dalam tulisan Descartes akhirnya berkesimpulan bahwa metode untuk mencari sesuatu kebenaran adalah dengan menghilangkan segala kemungkinan dari keraguan. Sehingga pemuda tersebut menyatakan bahwa untuk mencapai kebenaran diperlukan suatu kepastian sebagaimana dalam matematika. Hal inilah yang membuat Henry Lewis berpendapat bahwa thesis “ I think therefore I am “ yang dikemukakan oleh Descartes berasal dari thesis Al Ghazali “ I will, therefore I am “.
Ibnu Rusyd dikenal sebagai interpreter pemikiran Aristotle, tetapi Rusyd bukan hanya menterjemahkan pemikiran Aristotle secara mutlak, tetapi mempunyai lompatan-lompatan ide yang berada di luar pemikiran Yunani. Menurut M.M.Sharif, ide-ide Ibnu Rusyd yang menjadi landasan pencerahan pemikiran Barat adalah :
1. Interpretasi allogorical terhadap Kitab suci.
2. Teori “ Dualism “.
3. Teori “ pan-psychism “.
4. Eternalitas dan potensialitas “ matter “.
5. Emasipasi wanita.
Teori ‘ dualism “ bagi ibnu Rusyd menyatakan bahwa materi adalah eternal dan materi tersebut memproduksi huku-hukum yang eternal dan sainstifik. Materi dan hukum-hukum formulasi materi tersebut adalah dua kebenaran yang diberikan kepada manusia dari Pemilik Kebenaran agar manusia dapat berpikir secara sainstifik , dalam mencari suatu kebenaran. Sedangkan teori “ pan-psychism “ menyatakan bahwa dalam alam ini terdapat kekekalan jiwa kemanusiaan universal, dan kefanaan jiwa pribadi.
Leibniz sebagaimana Al ghazali berpendapat bahwa dunia adalah phenomena. Pengetahuan manusia tidak dapat berdiri sendiri dalam mencapai kebenran universal, tetapi harus juga berdasarkan kepada inderawi ( sense 0 . maka al ghazali dan leibniz membedakan antara konsep dan persepsi. Sedangkan ruang dan waktu menurut keduanya adalah merupakan “ idea of relation “.
Schopenhaur sebagaimana Al Ghazali berpendapat bahwa kemauan –bukan pemikiran- merupakan realitas fundamental.
Sedangkan bergson menyatakan bahwa intuisi adalah sumber pengetahuan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Al Ghazali bahwa pengalaman intuisi ( termasuk intuisi kenabian ) juga merupakan dasar pengetahuan dan lebih utama daripada “ sense experience ‘.
Kant dalam “ Antinomies of Pure Reason “ mengemukakan empat thesis :
1. Alam terdiri dari “ finite “ dan “ indifinite” , maka segala sesuatu harus diawali dengan waktu dan berada dalam ruang yang tidak terbatas.
2. Segala sesuatu adalah “ infinitely divisible “ atau terdiri dari bagian yang tidak terbatas.
3. Segala sesuatu secara mekanis harus mempunyai keterbatasan, dalam hukum kausalitas.
4. Di Akhir hukum kausalitas terdapat “ necessary being “ yang bersifat “ causeless cause “.
Thesis diatas sama dengan thesis yang dikemukakan oleh Ibnu Sina :
1. Alam bersifat sternal dan baharu.
2. Jism ( badan segala sesuatu) dapat dibagi pada potensi yang tidak terbatas.
3. Segala sesuatu mempunyai sebab dan berakhir pada sesuatu yang tidak mempunyai sebab yaitu tuhan .
4. Alam bersifat “ possible “ dan ‘ necessary “.
Pengaruh pemikiran filsafat islam terhadap perkembangan pemikiran di barat tidak dapat dipisahkan dari pengaruh pemikiran Ibnu Khaldun, dimana ibnu Khaldun telah dikenal sebagai bapak Sosiologi dan peletak dasar Fiulsafat sejarah. Konsep ibnu Khaldun mengenai perubahan sosial, demography, klasifikasi masyarakat kepada masyarakat desa dan kota, masih berlaku hingga saat ini. Sebagaimana hal tersebut dapat dijumpai dalam teori sosiologi barat seperti Boldin, Malthus, Adam Smith, Mills, dan sosiolog yang lain,
Pengaruh pemikiran humanis
Pengaruh peradaban muslim terhadap peradaban barat meliputi seluruh aspek kehidupan, baik secara materi maupun intelektual. Hal ini berlangsung dikarenakan adanya kontak antara bangsa eropah dan umat islam dalam bidang kebudayaan, pendidikan, lembaga ilmiah, dan terutama dalam kebebasan dan semangat pencerahan pemikiran, menggantikan suasana Eropah dimasa abad pertengahan yang masih berada dalam tirani dan dogma gereja serta diktator feodalisme.
Semangat kebebasan yang mereka lihat dalam masyarakat muslim memberikan motivasi kepada bangsa eropah untuk bangkit mancari kebebasan berpikir dan kebebasan berbicara. Gerakan kebebasan mulai muncul di eropah pada abad ke 11 dan abad ke 12 . Faktor yang utama dari gerakan kebebasan ini adalah dengan kembalinya pasukan perang salib dari Jerussalem.
Kehidupan liberal dan “ freedom of thinking “ yang mereka temukan dan lihat pada masyarakat muslim , kemudian hari mereka kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat London terutama di kawasan Universitas Oxford ( 1163 ) dan terus mempengaruhi pola pikir masyarakat menengah dan masyarakat atas. Pada saat kebebasan ini berkembang dengan pesatnya, King Richard meninggal ( pada 1199) dan digantikan oleh King John. Pada saat itu suasana kebebasan berpendapat menjadi keperluan seluruh masyarakat, terutama di kalangan masyarakatb menengah dan atas. Hal ini yang menjadi cikal bakal dikeluarkannya piagam “ Magna Carta ‘ oleh King John pada bulan Juni 121, sebagaimana dijelaskan : “ Keadaan inilah yang menyebabkan masyarakat melihat oeluang untuk mempunyai hak kebebasan lebih daripada sebelumnya sehingga dikeluarkannya piagam “ Magna Carta “. Dari paiagam ini bermula suasana demokrasi dalam masyarakat barat dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa gerakan humanisme yang berporos pada demokrasi di barat bersumber dari gerakan humanisme yang terdapat dalam masyarakat muslim.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa peradaban dan pemikiran Islam merupakan “ starting point “ bagi perkembangan pemikiran dan peradaban barat, dan merupakan cikal bakal peradaban masyarakat modern.
AL MALIK
Al MALIK ( Tuhan Yang Maha Kuasa )
Makna al Malik : Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki ( Surah al hasyr /23 : 23 )
Sebutan al malik dapat juga disebutkan kepada manusia tetapi dengan keyakinan bahwa pemilikan dan kekuasaan itu adalag datang dari Allah ( Surah al baqarah /2 : 246 , Surah Ali Imran /3 : 26 ).
Al Malik dalam al Quran memiliki makna :
a.Menghidupkan dan Mematikan ( Surah at taubah /9 : 116 ).
b.memberi rezeki ( Surah an Nahl/16 : 73 )
c. Memberi dzurriyat kepada manusia ( surah as Syura/42 : 49 ).
d. Menguasai pendengaran dan penglihatan ( Surah Yunus/10 : 31 ).
e. Menentukan mudharat dan manfaat ( surah al Maidah /5 : 76 ; al Isra/17 : 56 )
f.Menguasai hari pembalasan di hari akhirat
( surah Al fatihah/1 : 4 , Al An’am/6 : 73, Al hajj/22 : 56 , al Furqan/25 : 26 , Ghafir/40 : 16).
g.Mengazab dan memaafkan ( surah al maidah/5:40, alFath/48 :14 ).
h.Memberi syafaat ( surah az Zumar/39 : 44 )
i.Menguasai manusia sepenuhnya ( an nas/114:2 )
j.Menguasai segala sesuatu ( surah ali Imran/3 : 189 ).
Sikap manusia dengan memahami sifat al malik :
a. Beribadah kepadaNya ( alMukminun/23 : 116 ).
b. Meminta ditambahkan ilmu ( surah taha/20 :118 ).
c.Meyakini bahwa segala sesuatu akan kembali kepadaNya ( surah Nur/24:42)
d.Bertasbih memujiNya ( Yasin/36:83, AlJumuah/62:1, Taghabun/64:1)
e.Berdoa dengan meminta kekuasaan kepadaNya ( Ali Imran/3:26)
Hadis tentang kekuasaan :
“Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggungjawab atas kepemimpinannya masing-masing “ ( hadis riwayat Ahmad )
“Tujuh orang yang akan mendapat perlindungan di hari akhirat nanti, pertama adalah Pemimpin yang adil ‘ ( riwayat Bukhari dan Muslim).
“ Pemimpin yang adil adalah salah seorang dari tiga orang yang tidak akan ditolak doanya “ ( hadis riwayat Tirmidzi )
“ Orang yang adil akan mendapat minbar dari cahaya disisi Tuhan Yang Maha pemurah “ ( hadis riwayat Muslim dan nasai )
“ Satu jam keadilan yang dilakukan oleh seorang pemimpin nilainya sama dengan ibadah enam puluh tahun “ ( riwayat Thabrani ).
“ Satu jam kedzaliman lebih berat disisi Allah daripada kemaksiatan selama enam puluh tahun “ ( Isbahani ).
“ Wahai manusia, sesunguhnya Allah tidak menerima shalat pemimpin yang dzalim ‘ (Hakim )
“ Sesiapa yang meminta kekuasaan atas manusia dan dia mendapatkannya kemudian kedzalimannya mengalahkan keadilannya maka baginya neraka jahannam “ ( riwayat Abu daud ).
“ Manusia yang paling dicintai Allah adalah pemimpin yang adil “ ( riwayat Tirmidzi )
“Tidak ada seseorang yang memimpin tiga orang atau lebih kecuali tangannya akan terbelenggu dan belenggu itu tidak akan dibukakan kecualid dengan keadilannya “ ( riwayat Ibnu Hibban ).
“ Orang yang pertama masuk neraka adalah pemimpin yang memiliki kekayaan dan tidak menunaikan kewajibannya kepada Allah “ ( ibnu khuzaimah )
“Sesiapa yang mendapat kekuasaan kemudian tidak menjaga kekuasaan tersebut sebagaimana menjaga dirinya sendiri maka dia tidak mendapat waanginya surga “ ( riwayat Thabrani ).
“Allah selalu bersama seorang pemimpin selala pemimpin itu tidak melakukan kedzaliman, jika dia berbuat kedzaliman, maka Allah akan meninggalkannya dan dia akan berada bersama syetan “ ( Tirmidzi ).
“ Sesiapa yang mendapatkan kekuasaan tetapi tidak melihat kepada keperluan dan hajat orang ramai maka Allah tidak akan melihat kepadanya ‘ ( Thabrani ).
“ Sesiapa yang diberi Allah kekuasaan tetapi dia menipu rakyatnya maka Allah haramkan dia daripada masuk ke dalam surge “ ( Bukhari Muslim ).
“ Sesiapa yang diberi kuasa dan tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan sebaik-baiknya maka dia tidak akan masuk ke dalam surga “ ( Muslim dan Thabrani ).
“ Sesiapa pemimpin yang menutup pintunya daripada orang yang menghajatkan pertolongannya , atau orang faqir dan miskin maka Allah akan menutup langit daripadanya “ ( Hakim ).
“ Sesiapa yang memilih seseorang karena ta’asub sedangkan diantara mereka ada orang yang lebih layak untuk melakukannya maka dia telah mengkhianati allah , RasulNya dan orang yang beriman “ ( Hakim ).
“Sesiapa yang memilih pemimpin karena kecintaan, sedangkan dia tidak layak untuk memimpin maka kutukan Allah akan datang kepadanya “ ( Hakim ).
“ Abu Dzar bertanya kepada rasulullah : ya Rasulullah, mengapa baginda tidak memilihku untuk memegang sesuatu kekuasaan? Rasul memegang bahu Abu dzar sambil bersabda : “ Wahai abu dzar, sesungguhnya engkau ini lemah, sedangkan kekuasaan itu adalah amanah, dan amanah itu nanti pada hari kiamat itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat, kecuali orang yang mengambil amanat itu dengan menjalankan kewajiban-kewajibannya “( Muslim ).
( Abu dzar adalah sahabat nabi yang sangat taat dalam menjalankan agama, dan termasuk ahli suffah ( kelompok yang selalu beribadah , berzikir di tempat belakang rumah nabi ), tetapi nabi tidak memberikannya kekuasaan disebabkan dia orang yang lemah, maka nabi tidak memberikannya kekuasaan walaupun dia orang yang rajin beribadah ).
Wallaahu a’lam.
Makna al Malik : Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki ( Surah al hasyr /23 : 23 )
Sebutan al malik dapat juga disebutkan kepada manusia tetapi dengan keyakinan bahwa pemilikan dan kekuasaan itu adalag datang dari Allah ( Surah al baqarah /2 : 246 , Surah Ali Imran /3 : 26 ).
Al Malik dalam al Quran memiliki makna :
a.Menghidupkan dan Mematikan ( Surah at taubah /9 : 116 ).
b.memberi rezeki ( Surah an Nahl/16 : 73 )
c. Memberi dzurriyat kepada manusia ( surah as Syura/42 : 49 ).
d. Menguasai pendengaran dan penglihatan ( Surah Yunus/10 : 31 ).
e. Menentukan mudharat dan manfaat ( surah al Maidah /5 : 76 ; al Isra/17 : 56 )
f.Menguasai hari pembalasan di hari akhirat
( surah Al fatihah/1 : 4 , Al An’am/6 : 73, Al hajj/22 : 56 , al Furqan/25 : 26 , Ghafir/40 : 16).
g.Mengazab dan memaafkan ( surah al maidah/5:40, alFath/48 :14 ).
h.Memberi syafaat ( surah az Zumar/39 : 44 )
i.Menguasai manusia sepenuhnya ( an nas/114:2 )
j.Menguasai segala sesuatu ( surah ali Imran/3 : 189 ).
Sikap manusia dengan memahami sifat al malik :
a. Beribadah kepadaNya ( alMukminun/23 : 116 ).
b. Meminta ditambahkan ilmu ( surah taha/20 :118 ).
c.Meyakini bahwa segala sesuatu akan kembali kepadaNya ( surah Nur/24:42)
d.Bertasbih memujiNya ( Yasin/36:83, AlJumuah/62:1, Taghabun/64:1)
e.Berdoa dengan meminta kekuasaan kepadaNya ( Ali Imran/3:26)
Hadis tentang kekuasaan :
“Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggungjawab atas kepemimpinannya masing-masing “ ( hadis riwayat Ahmad )
“Tujuh orang yang akan mendapat perlindungan di hari akhirat nanti, pertama adalah Pemimpin yang adil ‘ ( riwayat Bukhari dan Muslim).
“ Pemimpin yang adil adalah salah seorang dari tiga orang yang tidak akan ditolak doanya “ ( hadis riwayat Tirmidzi )
“ Orang yang adil akan mendapat minbar dari cahaya disisi Tuhan Yang Maha pemurah “ ( hadis riwayat Muslim dan nasai )
“ Satu jam keadilan yang dilakukan oleh seorang pemimpin nilainya sama dengan ibadah enam puluh tahun “ ( riwayat Thabrani ).
“ Satu jam kedzaliman lebih berat disisi Allah daripada kemaksiatan selama enam puluh tahun “ ( Isbahani ).
“ Wahai manusia, sesunguhnya Allah tidak menerima shalat pemimpin yang dzalim ‘ (Hakim )
“ Sesiapa yang meminta kekuasaan atas manusia dan dia mendapatkannya kemudian kedzalimannya mengalahkan keadilannya maka baginya neraka jahannam “ ( riwayat Abu daud ).
“ Manusia yang paling dicintai Allah adalah pemimpin yang adil “ ( riwayat Tirmidzi )
“Tidak ada seseorang yang memimpin tiga orang atau lebih kecuali tangannya akan terbelenggu dan belenggu itu tidak akan dibukakan kecualid dengan keadilannya “ ( riwayat Ibnu Hibban ).
“ Orang yang pertama masuk neraka adalah pemimpin yang memiliki kekayaan dan tidak menunaikan kewajibannya kepada Allah “ ( ibnu khuzaimah )
“Sesiapa yang mendapat kekuasaan kemudian tidak menjaga kekuasaan tersebut sebagaimana menjaga dirinya sendiri maka dia tidak mendapat waanginya surga “ ( riwayat Thabrani ).
“Allah selalu bersama seorang pemimpin selala pemimpin itu tidak melakukan kedzaliman, jika dia berbuat kedzaliman, maka Allah akan meninggalkannya dan dia akan berada bersama syetan “ ( Tirmidzi ).
“ Sesiapa yang mendapatkan kekuasaan tetapi tidak melihat kepada keperluan dan hajat orang ramai maka Allah tidak akan melihat kepadanya ‘ ( Thabrani ).
“ Sesiapa yang diberi Allah kekuasaan tetapi dia menipu rakyatnya maka Allah haramkan dia daripada masuk ke dalam surge “ ( Bukhari Muslim ).
“ Sesiapa yang diberi kuasa dan tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan sebaik-baiknya maka dia tidak akan masuk ke dalam surga “ ( Muslim dan Thabrani ).
“ Sesiapa pemimpin yang menutup pintunya daripada orang yang menghajatkan pertolongannya , atau orang faqir dan miskin maka Allah akan menutup langit daripadanya “ ( Hakim ).
“ Sesiapa yang memilih seseorang karena ta’asub sedangkan diantara mereka ada orang yang lebih layak untuk melakukannya maka dia telah mengkhianati allah , RasulNya dan orang yang beriman “ ( Hakim ).
“Sesiapa yang memilih pemimpin karena kecintaan, sedangkan dia tidak layak untuk memimpin maka kutukan Allah akan datang kepadanya “ ( Hakim ).
“ Abu Dzar bertanya kepada rasulullah : ya Rasulullah, mengapa baginda tidak memilihku untuk memegang sesuatu kekuasaan? Rasul memegang bahu Abu dzar sambil bersabda : “ Wahai abu dzar, sesungguhnya engkau ini lemah, sedangkan kekuasaan itu adalah amanah, dan amanah itu nanti pada hari kiamat itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat, kecuali orang yang mengambil amanat itu dengan menjalankan kewajiban-kewajibannya “( Muslim ).
( Abu dzar adalah sahabat nabi yang sangat taat dalam menjalankan agama, dan termasuk ahli suffah ( kelompok yang selalu beribadah , berzikir di tempat belakang rumah nabi ), tetapi nabi tidak memberikannya kekuasaan disebabkan dia orang yang lemah, maka nabi tidak memberikannya kekuasaan walaupun dia orang yang rajin beribadah ).
Wallaahu a’lam.
YA RAHMAN
RAHMAN DAN RAHIM
1. Makna rahman : Yang Maha Pengasih ( Surah ar Rahman /55 : 1-7 ).
Makna Rahim : Yang Maha Penyayang
( Surah al baqarah/2 : 105 ; Al Araf/7 : 156 , Al Ahzab/33 : 43.
2. Sifat yang menerangkan ar Rahman
a. Menciptakan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya
( Al Furqan/25 :59 , Al Mulk/67:3 )
b. Menurunkan al Quran yang merupakan petunjuk hidup
( Al Fushilat/41 :2 )
c. Mengajarkan Al Quran dan menetangkan penjelasannya
( ar Rahman/55 : 1-4 ).
d.Memberikan pertolongan kepada hamba-hambaNya.
( Al Mulk /67 : 20 ).
e. Memberikan penangghuna azab ( al Maryam/19 : 75 ).
f. Memberikan kasih sayang ( Maryam/19 :96 ).
g.Berkuasa ke atas makhlukNya di dunia ( al Mulk/67:19 ).
h.Berkuasa atas makhluk di akhirat ( an naba/78 : 37-38 ).
3. Sikap setelah memahami ar Rahman
a. Senantiasa beriman dan bertawakkal kepada Allah ( al Mulk/67 : 29 ).
b. Meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap perkara ( al Fatihah/1 :1)
c.Bersyukur dan berterima kasih kepada Allah ( al Fatihah/1:2 ).
d.Beribadah kepada Allah ( al hasyr/59 :22 ).
e.Menyeru dan memohon pertolongan hanya kepada Allah
(Maryam/19:18; AlIsra/17:110 , An naml/27 : 30)
f. Merendahkan diri di hadapan Allah ( al Furqan/25 : 63 ).
g.Senantiasa berasa takut terhadap murka Allah ( ysain/36 : 11 ).
h.Senantiasa mengingat Allah Yang Maha Pengasih ( Azzukhruf/43:63 ).
4. Makna Rahim dalam al Quran
a.Menerima taubat ( Al baqarah/2 : 37, 54 ).
b.Memberi pahala ( AlBaqarah /2 : 143 ).
c. Mengutus rasulullah ( Anbiya/21 : 107 ).
d.Melembutkan hati ( Ali Imran/3 : 159 ).
e.Memberikan keselamatan ( Yunus/10:86;Hud/11: 66,94 ).
f. Memberikan penyembuhan ( Anbiya/21 : 84 ).
g.Memelihara HambaNya dari mengikuti hawa nafsu ( Yusuf/12 : 53 ).
h.Memelihara hambaNya sehingga tidak mengikuti syetan ( an nisa/4:83 ).
i. Menjadikan wajah orang beriman berseri ( Ali Imran/3 : 107 ).
j.Menjauhkan azab daripada hambaNya di dunia dan akhirat ( Nur/24 : 14 ).
5.Sikap setelah memahami ar rahim
a. mentaati Allah dan rasul ( ali Imran/3 : 132 ).
b. Meminta diberi rahmat ( Ali Imran/3 :8, al A’raf/7 :23, al Kahfi/18: 10 ).
c. Mendengarkan al Quran ( al A’raf/7 : 204 ).
d. mengikuti al Quran ( al Al’am /6 : 155 ).
e. Beriman, berhijrah dan berjihad ( Al Baqarah /2 : 218 ).
6.Doa dengan nama Rahman
a. membaca Bismilahirahmanirahim dalam permulaan setiap pekerjaan dengan memahami makna bahwa segala yang dikerjakan maka Allah akan membrikan rahmat dan kasih sayangNya.
b.membaca Ya rahman Ya rahim : Wahai Allah Yang maha Pengasih dan maha Penyayang, sehingga Allah memebrikan rahmat kepada diri kita dalam menghadapi setiap kesulitan.
c. Membaca : Ya Arhamarrahimin irhamna…
Ya Allah yang maha Pengasih dan Penyayang kasihanilah kami, agar setiap apa yang apa yang terjadi merupakan rahmat daripada Allah, dan Allah akan memberikan kasihsayangNya.
1. Makna rahman : Yang Maha Pengasih ( Surah ar Rahman /55 : 1-7 ).
Makna Rahim : Yang Maha Penyayang
( Surah al baqarah/2 : 105 ; Al Araf/7 : 156 , Al Ahzab/33 : 43.
2. Sifat yang menerangkan ar Rahman
a. Menciptakan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya
( Al Furqan/25 :59 , Al Mulk/67:3 )
b. Menurunkan al Quran yang merupakan petunjuk hidup
( Al Fushilat/41 :2 )
c. Mengajarkan Al Quran dan menetangkan penjelasannya
( ar Rahman/55 : 1-4 ).
d.Memberikan pertolongan kepada hamba-hambaNya.
( Al Mulk /67 : 20 ).
e. Memberikan penangghuna azab ( al Maryam/19 : 75 ).
f. Memberikan kasih sayang ( Maryam/19 :96 ).
g.Berkuasa ke atas makhlukNya di dunia ( al Mulk/67:19 ).
h.Berkuasa atas makhluk di akhirat ( an naba/78 : 37-38 ).
3. Sikap setelah memahami ar Rahman
a. Senantiasa beriman dan bertawakkal kepada Allah ( al Mulk/67 : 29 ).
b. Meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap perkara ( al Fatihah/1 :1)
c.Bersyukur dan berterima kasih kepada Allah ( al Fatihah/1:2 ).
d.Beribadah kepada Allah ( al hasyr/59 :22 ).
e.Menyeru dan memohon pertolongan hanya kepada Allah
(Maryam/19:18; AlIsra/17:110 , An naml/27 : 30)
f. Merendahkan diri di hadapan Allah ( al Furqan/25 : 63 ).
g.Senantiasa berasa takut terhadap murka Allah ( ysain/36 : 11 ).
h.Senantiasa mengingat Allah Yang Maha Pengasih ( Azzukhruf/43:63 ).
4. Makna Rahim dalam al Quran
a.Menerima taubat ( Al baqarah/2 : 37, 54 ).
b.Memberi pahala ( AlBaqarah /2 : 143 ).
c. Mengutus rasulullah ( Anbiya/21 : 107 ).
d.Melembutkan hati ( Ali Imran/3 : 159 ).
e.Memberikan keselamatan ( Yunus/10:86;Hud/11: 66,94 ).
f. Memberikan penyembuhan ( Anbiya/21 : 84 ).
g.Memelihara HambaNya dari mengikuti hawa nafsu ( Yusuf/12 : 53 ).
h.Memelihara hambaNya sehingga tidak mengikuti syetan ( an nisa/4:83 ).
i. Menjadikan wajah orang beriman berseri ( Ali Imran/3 : 107 ).
j.Menjauhkan azab daripada hambaNya di dunia dan akhirat ( Nur/24 : 14 ).
5.Sikap setelah memahami ar rahim
a. mentaati Allah dan rasul ( ali Imran/3 : 132 ).
b. Meminta diberi rahmat ( Ali Imran/3 :8, al A’raf/7 :23, al Kahfi/18: 10 ).
c. Mendengarkan al Quran ( al A’raf/7 : 204 ).
d. mengikuti al Quran ( al Al’am /6 : 155 ).
e. Beriman, berhijrah dan berjihad ( Al Baqarah /2 : 218 ).
6.Doa dengan nama Rahman
a. membaca Bismilahirahmanirahim dalam permulaan setiap pekerjaan dengan memahami makna bahwa segala yang dikerjakan maka Allah akan membrikan rahmat dan kasih sayangNya.
b.membaca Ya rahman Ya rahim : Wahai Allah Yang maha Pengasih dan maha Penyayang, sehingga Allah memebrikan rahmat kepada diri kita dalam menghadapi setiap kesulitan.
c. Membaca : Ya Arhamarrahimin irhamna…
Ya Allah yang maha Pengasih dan Penyayang kasihanilah kami, agar setiap apa yang apa yang terjadi merupakan rahmat daripada Allah, dan Allah akan memberikan kasihsayangNya.
SIRR ( RAHASIA )
SIRR ( RAHASIA/SEMBUNYI)
Makna Sirr adalah rahasia, tetapi sirr dalam ibadah maksudnya adalah mengadakan hubungan dan bertaqarrub kepada Allah dengan rahasia (tanpa diketahui oleh orang ramai ) dan juga Allah akan menghubungkan diri kepada hambanya dengan secara rahasia ( sirr ).
Hal ini berlandaskan kepada ayat suci Al Quran :
" Dan Aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan Aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) Aku mengatakan: "Bahwa Sesungguhnya Aku adalah malaikat", dan tidak juga Aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; Sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim ( Surah Hud /11 : 31 ).
Ulama menafsirkan maksud ayat " Allah lebih mengetahui apa yang ada pada dalam diri mereka ", maksudnya adalah Allah mengetahui segala apa saja yang ada dalam diri mereka , baik itu yang mereka rahasiakan ataupun yang tidak mereka rahasiakan.
Dalam sebuah hadis bahwa Saad bin Abi Waqqas ditanya oleh anaknya : wahai ayah, mengapa ayah berada disini, sedangkan orang ramai sedang sibuk berselisih mengenai kepemimpinan umat dan khilafah ?". Saad bin Abi waqqas menjawab : " Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : " Sesungguhnya Allah menyukai hambaNya yang bertaqwa, kaya dan sembunyi-sembunyi (tentang keadaan dirinya )".
Demikian juga dalam hadis yang lain disebutkan :
Berapa banyak orang rambutnya pakaian dan rambutnya berdebu, tertolak di depan pintu , tidak dipedulikan manusia tetapi jika dia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah akan segera mengabulkannya ". Hadis ini menyatakan bahwa keadaan seorang mansuia yang tidak dikenal, tetapi dia mempunyai hubungan rahasia dengan Tuhan, sehingga Tuhan akan mengabulkan permintaannya dengan segera.
Pada suatu hari seorang sahabat berjalan di depan sahabat yang lain, maka rasulullah bertanya kepada sahabat-sahabat beliau : " Apakah komen kamu semua terhadap orang itu ? Sahabat-sahabat nabi segera menjawab : " Dia itu orang yang baik dan pantas. Jika dia memnita syafaat, pastilah diberi; dan jika dia mengajukan lamaran untuk menikah , pastilah dia akan diterima; dan jika dia berkata, pastilah didengar orang perkataannya ". Tak lama kemudian berjalanlah di depan sahabat nabi tersebut seorang sahabayt yang lain, dan nabi segera bertanya kepada sahabat-sahabatnya : "Bagaimana pula komen kalian kepada orang itu ? ". Sahabat-sahabat menjawab ; Dia itu orang yang biasa-biasa saja, jika dia meminta syafaat , maka dia itu tidak layak mendapatkan pertolongan, dan jika dia itu mengajukan lamaran, maka dia akan ditolak, dan jika dia berkata-kata, maka perkataannya tidak layak untuk didengar ". Mendengar komen sahabat beliau, rasulullah bersabda : " Orang ini lebih baik daripada isi dunia semuanya ".
Orang yang memiliki rahasisa (sirr ) ini terbagi dalam tiga kelompok :
Kelompok pertama adalah golongan yang mempunyai hasrat yang tinggi, tujuan yang bersih, dengan perjalanan yang benar, tidak berhenti pada suatu bentuk, dan tidak mengkaitkan kepada sesuatu nama dan mereka tidak dianggap oleh manusia . Merekalah simpanan-simpanan Allah.
Mereka mempunyai hasrat yang tinggi, maksudnya bahwa mereka tidak mempunyai keinginan dan hasrat kecuali hanya untuk Allah semata-mata. Keinginan mereka, hanyalah mencari keridhaan Allah, kegembiraan mereka hanyalah bersama allah, kecintaan mereka adalah berjumpa dengan Allah Hasrat mereka ini tidak boleh dikotori dengan keinginan diri, keinginan nafsu, keinginan materi, keinginan dunia, sebab segala sesuatu hanyalah untuk Allah.
Tujuan yang bersih maksudnya tujuan amal perbuatan dan ibadah mereka hanyalah Allah, matlamat hidup hanyalah Allah; tujuan mereka hanyalah penghambaan kepada allah, melaksanakan perintah Allah, mencari keridhaan Allah; tidak ada dalam hatinya tujuan keduniaan atau tujuan hawa nafsu, semuanya hanya untuk mengabdikan diri kepada Allah.
Perjalanan yang benar, maksudnya dalam melaksanakan perintah Allah, dalam beribadah kepada allah semuanya dilaksanakan dengan cara yang benar sesuai dengan yang dicontohkan dan diarahkan oleh Rasulullah. Ibnu Qayim dalam menjelaskan perjalanan yang benar menyatakan ada tiga cara :
a. Harus berada di jalan yang dilalui oleh Rasulullah, bukan jalan yang dibuat-buat oleh mansuia.
b. Berjalan yang benar bermaksud tidak memenuhi panggilan-pangilan yang bathil dan panggilan yang membuatnya harus menghentikan perjalanan.
c. Berjalan yang benar, juga bermakna bahwa dalam perjalanan itu harus melihat kepada tujuan, sehingga tidak salah arah.
Tidak berhenti pada suatu bentuk maksudnya, bahwa perjalanan itu tidak akan berhenti, sebelum mencapai tujuan , mencari ridha Allah. Perjalanan itu tidak berhenti disebabkan oleh orang ramai, atau oleh orang lain.
Perjalanan ibadah juga tidak dikaitkan dengan suatu nama, sebab ibadah dilakukan karena Allah, dengan mengikuti sunnah Rasul, bukan karena nama tertentu, atau kelompok tertentu, atau sebab tertentu.
Tidak dikenal oleh manusia, maksudnya adalah menjadi kebiasaan mereka menyembunyikan amal ibadahnya, sehingga orang lain tidak mengetahui ketekunan ibadahnya , sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis : " Setiap orang yang beramal mempunyai ketekunan, dan setiap ketekunan mempunyai waktu rehat. Jika dia benar-benar beramal dan bertaqarrub, maka engkau boleh berharap kepadanya, dan jika dia dalam beramal ibadah menginginkan tunjuk jari orang kepadanya , maka janganlah kamu menganggap sedikitpun kepadanya ". Sewaktu ditanya kepada nabi, apa maksud orang yang ingin ditunjuk dengan jari , nabi menjawab : Itulah orang yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama dan yang berbuat kerusakan dengan dunianya ".
Golongan kedua adalah golongan yang mempunyai kalimat-kalimat yang diucapkannya dengan pemahaman yang berkaitan dengan Allah, sedangkan mansuia akan memahaminya dengan pemahaman yang berlainan dengan pemahaman orang tersebut. Contohnya adalah :jika mereka berkata : " Aku adalah kaya ", maksudnya bahwa kaya itu adalah kaya dengan Allah, cukup dengan Allah; sedangkan orang lain memahami makna kaya itu adalah kekayaan dunia. Orang ini akan selalu menjaga adab-adab seperti tawadhu, dan menjaga maruah, sehingga mereka terpelihara daripada sangkaan orang ramai. Jika mereka bersama orang ramai, maka dia akan memakai bahasa orang ramai, tanpa memperlihatkan kelebihannya daripada orang ramai, dan mereka tidak akan berbicara dengan manusia dengan bahasa yang asing, atau yang tidak dapat dipahami. Orang menyangkan mereka manusia biasa walaupun sebenarnya merwka manusia yang lebih daripada biasa. Dalam hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwasanya nabi isa berkata kepada : " Apabila kamu sedang berpuasa, maka beri minyaklah rambutmu, dan sapulah (basahkanlah) kedua bibirmu, sehingga jika engkau keluar kepada orang ramai, nanti orang akan berkata bahwasanya dia itu tidak berpuasa ".
Kelompok yang ketiga adalah kelompok yang kelompok yang sibuk beribadah kepada Allah, sibuk berbuat baik kepada orang lain,, tetapi Allah menyembunyikan amal ibadahnya, dan kebaikannya, sehingga tidak ada manusia yang nampak kebaikannya, hanya Allah sahaja yang mengatahuinya. Mereka ini tidak akan hina walaupun manusia menghinanya, sebab tujuan mereka adalah hnya Allah bukan manusia.
Contoh manusia yang disembunyikan Allah daripada mansuia yang lain adalah Uwais al Qarni. Pada suatu hari Rasulullah saw bersabda kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib : " wahai umar dan ali, pada suatu hari nanti apabila kamu berjumpa dengan orang yang bernama Uwais al qarni, maka mintalah agar dia mendoakan agar kamu mendapat ampunan Allah, sebab dia adalah orang yang dimakbulkan Allah setiap doanya ". Wahai umar dan ali, Uwais al Qarni itu mempunyai rambut yang merah, jauh jarak antara kedua bahunya, sederhana tingginya, berkulit hitam campur putih, senantiasa merapatkan dagunya ke dadanya,(selalu menunduk), tangan kanannya diletakkan diatas tangan kirinya, senantiasa membaca al Quran,. Dia mempunyai kain buruk daripada bulu, dia tidak dikenal oleh manusia di muka bumi, tetapi terkenal di atas langit ".
Selama sepuluh tahun, Umar dan Ali mencari orang yang disifatkan oleh rasulullah, sehingga pada suatru musim haji, datanglah kabilah dari yaman. Ali bertanya kepada pengetua kabilah : " Apakah tidak ada lagi orang dalam kabilahntuan ? ". Pengetahua kabilah berkata : " ada seorang pemuda yang tidak terkenal, pengembala kambing, pakaiannya buruk, dia kami beri upah satu dirham ". Ali bertanya : apakah orang itu mempunyai sifat-sifat mempunyai rambut pirang, selalu menundukkan kepala..?". Pengetua kabilah membenarkan segala sifat tersebut.". Ali dan Umar segera bertanya dimana pemuda tersebut, dan mereka berlomba untuk mendapatkannya. Sampai mereka di jabal Qubais, terlihat seorang pemuda pengembala kambing, Ali dan Umar segera memberi salam : dan setelah salam itu dijawab oleh pemuda, Ali dan Umar bertanya : Siapakah tuan ini? Pemuda menjawab : Saya adalah pengembala dengan menerima upah ". Umar tanya lagi ; Siapakah nama anda ? Pemuda menjawab : saya adalah hamba Allah. Umar menjawab : Kami tahu dibumi ini semua hamba allah, tetapi siapakah nama tuan ? ".
Pemuda menjawab : apakah maksud tuan menanyakan nama saya ?" Akhirnya Ali dan Umar menceritakan hadis rasulullah, dan sifat-sifat itu ada pada diri tuan.
Ali dan Umar segera memintakan doa kepada pemuda itu : Saya tidak pernah mengkhususkan doa kepada seseorang, saya hanya mendoakan untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat ". Pemuda itu bertanya : Siapakah anda berdua? Ali menjawab : Ini adalah Umar, amirul mukminin, dan saya adalah Ali. Mendengar itu, pemuda tadi memberi salam kepada amirul mukminin dan ali . Umar berkata : Wahai Uwais, ajarilah kami ". Uwais menjawab : tuntutlah rahmat Allah ketika melaksanakan ketaatan kepadanya dan berharaplah tuan dicelah-celah amal tersebut". Ali berkaya : " wahai Uwais, rasulullah pernah bersabda : " Uwais adalah semulia-mulia tabi'in ", maka bagaimanakah engkau dapat menggembirakan nabi? ". Uwais menjawab : Wahai Ali, tuan telah beroleh nikmat bersahabat dengan nabi, tuan bahagia dapat melihat nabi, sedangkan saya hanya melihat nabi dengan mata hati. Nabi adalah cahaya yang memancar memenuhi alam dan menjalar kepada seklain yang ada, saya lihat Rasulullah kepalanya sampai ke arsy, dan kakinya di bawah biumi yang ketujuh ".
Khalifah Umar bertanya ; " bagaimana keadaan engkau wahai Uwais ? Uwais menjawab : " Bagaimana seorang lelaki ketika pada pagi hari dia mengira tidak akan sampai pada petang hari, dan jika hari petang maka dia mengira tidak sampai pada pagi hari ".
Umar bertanya lagi : " bagaimana engkau dapat mencapai kedudukan yangb mulia sebagaiman disebutkan oleh rasululah ? ". Uwais menjawab : " Saya hidup dengan takut kepada Allah , dan jika seseorang sudah takut kepada Tuhan maka dia akan takut berbuat dosa sekecil apapun juga ".
Umar memberikan pakaian dan belanja kepada Uwais, tetapi Uwais menolak dan berkata : " Apa gunanya pakaian dan benja ini buat saya. Bukankah tuan melihat, pakaian saya dari bulu, apakah dia akan habis? Pekerjaan saya mengembala kambing dengan upah empat dirham, cuba tuan kira berapa lama saya memakan uang yang empat dirham itu, sedangkan di depan saya dan di depan tuan banyak rintangan yang sukar untuk dilalui, oleh sebab itu wahai Umar tinggalkanlah dunia ini, takutlah akan suatu hari dimana tidak berguna harta dan anak ".
Uwais akan pergi, Ali memegang tangannya, dan berkata : kami dating hendak berbicara dengan tuan, mengapa tuan pergi? Uwais menjawab : " Aneh sekali tuan Ali, saya kira tidak seorangpun yang mengenal tuhannya akan merasa senang dan tenteram dengan selain daripada Tuhannya ". Setelah berkata demikian, dia berlari dengan kencang meninggalkan Ali dan Umar.
Demikianlah contoh manusia "sirr", Uwais al Qarni yang lebih senang mendengarkan kalam Tuhan daripada ucapan mansuia, dan selalu berusaha berhubungan dengan Tuhan secara bersendirian, sembunyi-sembunyi, sehingga manusia tidak mengenalnya, tetapi alah mengenalnya. Di akhir hayatnya, Uwais meninggal sebagai syahid dalam peperangan antara umat islam dngan pasukan Romawi, gugur sebagai syuhada.Wallahu A'lam ( muhammad Arifin ismail , 15 rabiul awal 1427/3April2007)
Makna Sirr adalah rahasia, tetapi sirr dalam ibadah maksudnya adalah mengadakan hubungan dan bertaqarrub kepada Allah dengan rahasia (tanpa diketahui oleh orang ramai ) dan juga Allah akan menghubungkan diri kepada hambanya dengan secara rahasia ( sirr ).
Hal ini berlandaskan kepada ayat suci Al Quran :
" Dan Aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan Aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) Aku mengatakan: "Bahwa Sesungguhnya Aku adalah malaikat", dan tidak juga Aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; Sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim ( Surah Hud /11 : 31 ).
Ulama menafsirkan maksud ayat " Allah lebih mengetahui apa yang ada pada dalam diri mereka ", maksudnya adalah Allah mengetahui segala apa saja yang ada dalam diri mereka , baik itu yang mereka rahasiakan ataupun yang tidak mereka rahasiakan.
Dalam sebuah hadis bahwa Saad bin Abi Waqqas ditanya oleh anaknya : wahai ayah, mengapa ayah berada disini, sedangkan orang ramai sedang sibuk berselisih mengenai kepemimpinan umat dan khilafah ?". Saad bin Abi waqqas menjawab : " Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : " Sesungguhnya Allah menyukai hambaNya yang bertaqwa, kaya dan sembunyi-sembunyi (tentang keadaan dirinya )".
Demikian juga dalam hadis yang lain disebutkan :
Berapa banyak orang rambutnya pakaian dan rambutnya berdebu, tertolak di depan pintu , tidak dipedulikan manusia tetapi jika dia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah akan segera mengabulkannya ". Hadis ini menyatakan bahwa keadaan seorang mansuia yang tidak dikenal, tetapi dia mempunyai hubungan rahasia dengan Tuhan, sehingga Tuhan akan mengabulkan permintaannya dengan segera.
Pada suatu hari seorang sahabat berjalan di depan sahabat yang lain, maka rasulullah bertanya kepada sahabat-sahabat beliau : " Apakah komen kamu semua terhadap orang itu ? Sahabat-sahabat nabi segera menjawab : " Dia itu orang yang baik dan pantas. Jika dia memnita syafaat, pastilah diberi; dan jika dia mengajukan lamaran untuk menikah , pastilah dia akan diterima; dan jika dia berkata, pastilah didengar orang perkataannya ". Tak lama kemudian berjalanlah di depan sahabat nabi tersebut seorang sahabayt yang lain, dan nabi segera bertanya kepada sahabat-sahabatnya : "Bagaimana pula komen kalian kepada orang itu ? ". Sahabat-sahabat menjawab ; Dia itu orang yang biasa-biasa saja, jika dia meminta syafaat , maka dia itu tidak layak mendapatkan pertolongan, dan jika dia itu mengajukan lamaran, maka dia akan ditolak, dan jika dia berkata-kata, maka perkataannya tidak layak untuk didengar ". Mendengar komen sahabat beliau, rasulullah bersabda : " Orang ini lebih baik daripada isi dunia semuanya ".
Orang yang memiliki rahasisa (sirr ) ini terbagi dalam tiga kelompok :
Kelompok pertama adalah golongan yang mempunyai hasrat yang tinggi, tujuan yang bersih, dengan perjalanan yang benar, tidak berhenti pada suatu bentuk, dan tidak mengkaitkan kepada sesuatu nama dan mereka tidak dianggap oleh manusia . Merekalah simpanan-simpanan Allah.
Mereka mempunyai hasrat yang tinggi, maksudnya bahwa mereka tidak mempunyai keinginan dan hasrat kecuali hanya untuk Allah semata-mata. Keinginan mereka, hanyalah mencari keridhaan Allah, kegembiraan mereka hanyalah bersama allah, kecintaan mereka adalah berjumpa dengan Allah Hasrat mereka ini tidak boleh dikotori dengan keinginan diri, keinginan nafsu, keinginan materi, keinginan dunia, sebab segala sesuatu hanyalah untuk Allah.
Tujuan yang bersih maksudnya tujuan amal perbuatan dan ibadah mereka hanyalah Allah, matlamat hidup hanyalah Allah; tujuan mereka hanyalah penghambaan kepada allah, melaksanakan perintah Allah, mencari keridhaan Allah; tidak ada dalam hatinya tujuan keduniaan atau tujuan hawa nafsu, semuanya hanya untuk mengabdikan diri kepada Allah.
Perjalanan yang benar, maksudnya dalam melaksanakan perintah Allah, dalam beribadah kepada allah semuanya dilaksanakan dengan cara yang benar sesuai dengan yang dicontohkan dan diarahkan oleh Rasulullah. Ibnu Qayim dalam menjelaskan perjalanan yang benar menyatakan ada tiga cara :
a. Harus berada di jalan yang dilalui oleh Rasulullah, bukan jalan yang dibuat-buat oleh mansuia.
b. Berjalan yang benar bermaksud tidak memenuhi panggilan-pangilan yang bathil dan panggilan yang membuatnya harus menghentikan perjalanan.
c. Berjalan yang benar, juga bermakna bahwa dalam perjalanan itu harus melihat kepada tujuan, sehingga tidak salah arah.
Tidak berhenti pada suatu bentuk maksudnya, bahwa perjalanan itu tidak akan berhenti, sebelum mencapai tujuan , mencari ridha Allah. Perjalanan itu tidak berhenti disebabkan oleh orang ramai, atau oleh orang lain.
Perjalanan ibadah juga tidak dikaitkan dengan suatu nama, sebab ibadah dilakukan karena Allah, dengan mengikuti sunnah Rasul, bukan karena nama tertentu, atau kelompok tertentu, atau sebab tertentu.
Tidak dikenal oleh manusia, maksudnya adalah menjadi kebiasaan mereka menyembunyikan amal ibadahnya, sehingga orang lain tidak mengetahui ketekunan ibadahnya , sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis : " Setiap orang yang beramal mempunyai ketekunan, dan setiap ketekunan mempunyai waktu rehat. Jika dia benar-benar beramal dan bertaqarrub, maka engkau boleh berharap kepadanya, dan jika dia dalam beramal ibadah menginginkan tunjuk jari orang kepadanya , maka janganlah kamu menganggap sedikitpun kepadanya ". Sewaktu ditanya kepada nabi, apa maksud orang yang ingin ditunjuk dengan jari , nabi menjawab : Itulah orang yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama dan yang berbuat kerusakan dengan dunianya ".
Golongan kedua adalah golongan yang mempunyai kalimat-kalimat yang diucapkannya dengan pemahaman yang berkaitan dengan Allah, sedangkan mansuia akan memahaminya dengan pemahaman yang berlainan dengan pemahaman orang tersebut. Contohnya adalah :jika mereka berkata : " Aku adalah kaya ", maksudnya bahwa kaya itu adalah kaya dengan Allah, cukup dengan Allah; sedangkan orang lain memahami makna kaya itu adalah kekayaan dunia. Orang ini akan selalu menjaga adab-adab seperti tawadhu, dan menjaga maruah, sehingga mereka terpelihara daripada sangkaan orang ramai. Jika mereka bersama orang ramai, maka dia akan memakai bahasa orang ramai, tanpa memperlihatkan kelebihannya daripada orang ramai, dan mereka tidak akan berbicara dengan manusia dengan bahasa yang asing, atau yang tidak dapat dipahami. Orang menyangkan mereka manusia biasa walaupun sebenarnya merwka manusia yang lebih daripada biasa. Dalam hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwasanya nabi isa berkata kepada : " Apabila kamu sedang berpuasa, maka beri minyaklah rambutmu, dan sapulah (basahkanlah) kedua bibirmu, sehingga jika engkau keluar kepada orang ramai, nanti orang akan berkata bahwasanya dia itu tidak berpuasa ".
Kelompok yang ketiga adalah kelompok yang kelompok yang sibuk beribadah kepada Allah, sibuk berbuat baik kepada orang lain,, tetapi Allah menyembunyikan amal ibadahnya, dan kebaikannya, sehingga tidak ada manusia yang nampak kebaikannya, hanya Allah sahaja yang mengatahuinya. Mereka ini tidak akan hina walaupun manusia menghinanya, sebab tujuan mereka adalah hnya Allah bukan manusia.
Contoh manusia yang disembunyikan Allah daripada mansuia yang lain adalah Uwais al Qarni. Pada suatu hari Rasulullah saw bersabda kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib : " wahai umar dan ali, pada suatu hari nanti apabila kamu berjumpa dengan orang yang bernama Uwais al qarni, maka mintalah agar dia mendoakan agar kamu mendapat ampunan Allah, sebab dia adalah orang yang dimakbulkan Allah setiap doanya ". Wahai umar dan ali, Uwais al Qarni itu mempunyai rambut yang merah, jauh jarak antara kedua bahunya, sederhana tingginya, berkulit hitam campur putih, senantiasa merapatkan dagunya ke dadanya,(selalu menunduk), tangan kanannya diletakkan diatas tangan kirinya, senantiasa membaca al Quran,. Dia mempunyai kain buruk daripada bulu, dia tidak dikenal oleh manusia di muka bumi, tetapi terkenal di atas langit ".
Selama sepuluh tahun, Umar dan Ali mencari orang yang disifatkan oleh rasulullah, sehingga pada suatru musim haji, datanglah kabilah dari yaman. Ali bertanya kepada pengetua kabilah : " Apakah tidak ada lagi orang dalam kabilahntuan ? ". Pengetahua kabilah berkata : " ada seorang pemuda yang tidak terkenal, pengembala kambing, pakaiannya buruk, dia kami beri upah satu dirham ". Ali bertanya : apakah orang itu mempunyai sifat-sifat mempunyai rambut pirang, selalu menundukkan kepala..?". Pengetua kabilah membenarkan segala sifat tersebut.". Ali dan Umar segera bertanya dimana pemuda tersebut, dan mereka berlomba untuk mendapatkannya. Sampai mereka di jabal Qubais, terlihat seorang pemuda pengembala kambing, Ali dan Umar segera memberi salam : dan setelah salam itu dijawab oleh pemuda, Ali dan Umar bertanya : Siapakah tuan ini? Pemuda menjawab : Saya adalah pengembala dengan menerima upah ". Umar tanya lagi ; Siapakah nama anda ? Pemuda menjawab : saya adalah hamba Allah. Umar menjawab : Kami tahu dibumi ini semua hamba allah, tetapi siapakah nama tuan ? ".
Pemuda menjawab : apakah maksud tuan menanyakan nama saya ?" Akhirnya Ali dan Umar menceritakan hadis rasulullah, dan sifat-sifat itu ada pada diri tuan.
Ali dan Umar segera memintakan doa kepada pemuda itu : Saya tidak pernah mengkhususkan doa kepada seseorang, saya hanya mendoakan untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat ". Pemuda itu bertanya : Siapakah anda berdua? Ali menjawab : Ini adalah Umar, amirul mukminin, dan saya adalah Ali. Mendengar itu, pemuda tadi memberi salam kepada amirul mukminin dan ali . Umar berkata : Wahai Uwais, ajarilah kami ". Uwais menjawab : tuntutlah rahmat Allah ketika melaksanakan ketaatan kepadanya dan berharaplah tuan dicelah-celah amal tersebut". Ali berkaya : " wahai Uwais, rasulullah pernah bersabda : " Uwais adalah semulia-mulia tabi'in ", maka bagaimanakah engkau dapat menggembirakan nabi? ". Uwais menjawab : Wahai Ali, tuan telah beroleh nikmat bersahabat dengan nabi, tuan bahagia dapat melihat nabi, sedangkan saya hanya melihat nabi dengan mata hati. Nabi adalah cahaya yang memancar memenuhi alam dan menjalar kepada seklain yang ada, saya lihat Rasulullah kepalanya sampai ke arsy, dan kakinya di bawah biumi yang ketujuh ".
Khalifah Umar bertanya ; " bagaimana keadaan engkau wahai Uwais ? Uwais menjawab : " Bagaimana seorang lelaki ketika pada pagi hari dia mengira tidak akan sampai pada petang hari, dan jika hari petang maka dia mengira tidak sampai pada pagi hari ".
Umar bertanya lagi : " bagaimana engkau dapat mencapai kedudukan yangb mulia sebagaiman disebutkan oleh rasululah ? ". Uwais menjawab : " Saya hidup dengan takut kepada Allah , dan jika seseorang sudah takut kepada Tuhan maka dia akan takut berbuat dosa sekecil apapun juga ".
Umar memberikan pakaian dan belanja kepada Uwais, tetapi Uwais menolak dan berkata : " Apa gunanya pakaian dan benja ini buat saya. Bukankah tuan melihat, pakaian saya dari bulu, apakah dia akan habis? Pekerjaan saya mengembala kambing dengan upah empat dirham, cuba tuan kira berapa lama saya memakan uang yang empat dirham itu, sedangkan di depan saya dan di depan tuan banyak rintangan yang sukar untuk dilalui, oleh sebab itu wahai Umar tinggalkanlah dunia ini, takutlah akan suatu hari dimana tidak berguna harta dan anak ".
Uwais akan pergi, Ali memegang tangannya, dan berkata : kami dating hendak berbicara dengan tuan, mengapa tuan pergi? Uwais menjawab : " Aneh sekali tuan Ali, saya kira tidak seorangpun yang mengenal tuhannya akan merasa senang dan tenteram dengan selain daripada Tuhannya ". Setelah berkata demikian, dia berlari dengan kencang meninggalkan Ali dan Umar.
Demikianlah contoh manusia "sirr", Uwais al Qarni yang lebih senang mendengarkan kalam Tuhan daripada ucapan mansuia, dan selalu berusaha berhubungan dengan Tuhan secara bersendirian, sembunyi-sembunyi, sehingga manusia tidak mengenalnya, tetapi alah mengenalnya. Di akhir hayatnya, Uwais meninggal sebagai syahid dalam peperangan antara umat islam dngan pasukan Romawi, gugur sebagai syuhada.Wallahu A'lam ( muhammad Arifin ismail , 15 rabiul awal 1427/3April2007)
Makrifah (Mengenal Allah)
M A K R I F A H
Makrifah berasal dari akar kata “a-ra-fa”, yang bermakna mengenal akan sesuatu. SEcara bahasa , makrifah berarti meliputi sesuatu sebagaimana apa adanya . Dalam kitab suci Al Quran disebutkan:
“ Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul ( Muhammad ) kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui “ ( Surah al Maidah : 83 ),
“ Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenal ( Muhammad ) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri “ ( Surah al An’am : 20 ).
Dalam Hadis Rasulullah saw bersabda :
“ Aku adalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut kepadaNya “. ( Kitab Madarijussalikin, jilid 3, m.s.338)
“ takutlah kamu ( bertaqwa ) kepada Allah, dengan mengambil perhatian atas apa yang engkau kenal akan Dia dan dengan meninggalkan apa yang dilarangNya “ ( riwayat Ahmad ).
“ Iman itu adalh mengenal Allah dengan hati “ ( Ibnu Majah )
“ Iman itu adalah mengenal dengan hati, mengakui dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan “ ( riwayat Thabrani dan Baihaqi )
“ Hati orang munafiq mengenal Allah tetapi mereka mengingkariNya “ ( riwayat Ahmad ).
Ibnu Qayim menyatakan bahwa orang yang bermakrifat (arif) adalah orang yang memiliki makrifat tentang Allah dengan segala sifat, asma dan perbuatanNya, kemudian Allah membenarkan muamalahnya, memurnikan tujuan dan niatnya, melepaskan akhlak-akhlaknya yang buruk, sabar menerima ketetapan hukum Allah, baik yang berupa nokmat atau musibah, kemudian berdoa kepadaNya berdasarkan bashirah terhadap agama dan ayat-ayat Allah, memurnikan seruan hanya kepada Allah seperti yang dibawa oleh Rasulullah, tidak dicampuri dengan keinginan , pemikiran dan hawa nafsu.
Sebagian ulama berkata bahwa diantara tanda makrifat kepada Allah adalah munculnya rasa takut kepada Allah, sehingga sesiapa yang lebih mengenal Allah maka dia akan lebih takut kepadaNya, sebagaimana yang dinyatakan oleh hadis nabi diatas.
Ada yang menyatakan bahwa makrifat akan mendatangkan ketenangan jiwa, sehingga sesiapa yang bermakrifat kepada Allah maka dia akan merasakan bertambahnya ketenangan jiwa “.
Ada orang yang bertanya : Apakah tanda makrifat kepada Allah ? Ulama Salaf menjawab bahwa tanda makrifat kepada Allah adalah kebersamaan hati dengan Allah dan merasakan kedekatan hati dengan Allah “.
Ulama tasawuf, Syibli berkata : “ Orang yang arif tidak mempunyai ikatan, orang yang mencintai tidak mengeluh, hamba yang arif tidak akan mengadu, bagi hamba yang takut tidak akan merasa aman dari siksa Allah, tetapi dia juga mengakui tidak akan dapat lari daripada Allah “.
Ulama sufi yang lain, Ahmad bin Ashim berkata : “ Sesiapa yang paling memiliki makrifat kepada Allah, maka dia akan merasa paling takut dengan siksa Allah “.
Ada lagi yang mengatakan bahwa ; Sesiapa yang makrifat kepada Allah, maka dia merasa sempitnya dunia karena rindu ingin berjumpa dengan Allah “
Ada yang menyatakan “ Makrifat kepada Allah akan melapangkan segala kesempitan “. Hal ini disebabkan dia mengenal sifat-sifat Allah, sehingga tidak ada kesulitan dan kesempitan dalam hidup ini, sebab dia yakin dengan segala sifat-sifat Allah.
Ulama lain berkata : “ Sesiapa yang memiliki makrifat kepada Allah, maka hidupnya menjadi jernih dan tenang, segala sesuatu takut kepadanya, dia tidak takut kepada apapun dan hatinya merasakan dekatnya seakan-akan berada di sisi Allah “.
Subagian ulama menyatakan : “ Makrifat kepada Allah maka dia akan merasa senang kepada Allah, senang dengan kematian, dan semuanya akan senang kepadanya, sementara sesiapa yang tidak memiliki makrifat kepada Allah maka dia akan merasakan terputusnya dunia, ( dunia tidak member manfaat bagi kehidupannya dimasa mendatang ), dan sesiapa yang makrifat kepada Allah tidak akan membiarkan sedikiktpun dari masa dan kesenangan di dunia kecuali hanya dipergunakan untuk mencari keridhaan Allah, dan jika memakai kesenangan hanya untuk dirinya berarti dia telah mendustakan makrifatnya kepada Allah. Sesiapa yang memilkiki makrifat kepada Allah, maka AllahTaala akan mencintainya, tergantung dari ukuran makrifatnya kepada Allah. Sesiapa yang makrifat kepada Allah, maka dia sangat takut kepadaNya ( khauf ), selalu berharap kepadaNya ( raja’ ), bertawakkal dan berserah diri kepadaNya, selalu merindukan perjumpaan dengan Nya, merasa malu kepadaNya ( jika tidak melakukan perintahNya), mengagungkanNya dan memuliakanNya “.
Diantara tanda orang yang arif adalah jika dia melihat dan mendengar informasi yang ghaib maka hatinya segera menjadi cermin mengajak kepada beriman, seberapa jauh kejernihan cermin hati itu, maka sejauh itu dia merasakan kehadirran Allah, merasakan kehidupan akhirat, merasakan wujudnya surge dan neraka, merasakan kehadiran rasul dan malaikat.
Ada orang yang bertanya kepada seorang ulama tasawuf Al Junaid bahwa ada segolongan orang yang mengaku telah mendapat tingkat makrifat sehingga merasa tidak perlu lagi menjalankan shalat dalam gerakan, cukup dengan mengenal Allah saja, dan mereka menyangka itulah suatu kebajikan , maka AlJunaid berkata : “ Mereka itu adalah orang yang dengan sengaja menggugurkan amal ibadah. Dalam pandangan saya ini merupakan masalah yang berat,karena orang yang berzina atau mencuri lebih baik daripada mereka yang berpendapat demikian. Orang yang memiliki makrifat tentang Allah sepatutnya mengambil berat setiap amal ibadah kepada Allah dan hanya ditujukan kepada Allah. Andaikata aku ( aljunaid ) berumur seribu tahun lagi, maka aku tidak akan mengurangi amal ibadah walaupun sebesar atom kecuali jika umurka telah dihentikan “.
Diantara tanda orang yang arif adalah tidak menyesali apa yang lepas daripada tangannya, dan tidak gembira karena sesuatu yang diterimanya, sebab dia melihat bahwa segala sesuatu tidak akan kekal ( fana ), dan segala sesuatu itu adalah milik Allah, semua datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
AlJunaid berkata : Orang tidak disebut arif kecuali dia menjadi seperti tanah yang siap dipijak oleh orang baik dan orang yang buruk, atau menjadi seperti awan yang akan memberikan perlindungan kepada segala sesuatu, atau seperti hujan yang akan memberikan airnya kepada orang yang disukai ataupun tidak disukai ‘.
Ulama lain berkata : Orang tidak disebut arif kecuali jika dia memiliki harta sebanyak diberikan kepada nabi Sulaiman, tetapi harta itu tidsak membuatnya berpaling sedikitpun daripada Allah”.
Seorang ulama sufi Dzun Nun al Masri berkata : “ Tanda orang arif itu tiga macam : Cahaya makrifatnya tidak memadamkan cahaya wara’nya. Kedua tidak mempercayai ilmu batin dapat mengalahkan ilmu hukum secara zahir. Ketiga, limpahan nikmat Allah tidak membuatnya merusak tabir yang telah diharamkan Allah kepadanya “.
Dzun Nun ditanya dengan apa engkau mengenal Allah ? Maka dia menjawab : “ Aku mengenal Tuhan dengan Tuhanku, jikalau bukan karena TuhanKu maka aku tidak akan mengenal Tuhanku “.
Orang arif akan tetap menjaga hubungannya dengan Allah walaupun dalam keadaan tidur, sehingga ada yang berkata : Tidurnya orang arif sama dengan berjaga dan nafasnya orang arif merupakan tasbih, oleh sebab itu tidurnya orang arif lebih baim daripada shalatnya orang yang lalai “.
Ulama berkata bergaul dengan orang arif akanmengajakmu kepada enam perkara ; “ Mengajakmu dari keraguan kepada keyakinan, dari riya kepada ikhlas, dari lalai kepada dzikir, dari keinginan terhadap dunia kepada keinginan kepada akhirat, dari takabur kepada tawadhu, dan dari buruk sangka kepada nasihat “.
Orang arif adalah orang yang selalu mengisi waktunya dengan amal kebajikan, dan membagun waktunya untukmkehidupan dimasa mendatang.
Oleh sebab itu Muhammad bin al Fadl berkata : Makrifat itu adalah hidupnya hati seorang hamba bersama Allah.
Walahu A’lam
Masjid AlGhufron, 7 Ogos 2007/23Rajab 1428
Muhammad Arifin bin Ismail.
Makrifah berasal dari akar kata “a-ra-fa”, yang bermakna mengenal akan sesuatu. SEcara bahasa , makrifah berarti meliputi sesuatu sebagaimana apa adanya . Dalam kitab suci Al Quran disebutkan:
“ Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul ( Muhammad ) kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui “ ( Surah al Maidah : 83 ),
“ Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenal ( Muhammad ) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri “ ( Surah al An’am : 20 ).
Dalam Hadis Rasulullah saw bersabda :
“ Aku adalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut kepadaNya “. ( Kitab Madarijussalikin, jilid 3, m.s.338)
“ takutlah kamu ( bertaqwa ) kepada Allah, dengan mengambil perhatian atas apa yang engkau kenal akan Dia dan dengan meninggalkan apa yang dilarangNya “ ( riwayat Ahmad ).
“ Iman itu adalh mengenal Allah dengan hati “ ( Ibnu Majah )
“ Iman itu adalah mengenal dengan hati, mengakui dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan “ ( riwayat Thabrani dan Baihaqi )
“ Hati orang munafiq mengenal Allah tetapi mereka mengingkariNya “ ( riwayat Ahmad ).
Ibnu Qayim menyatakan bahwa orang yang bermakrifat (arif) adalah orang yang memiliki makrifat tentang Allah dengan segala sifat, asma dan perbuatanNya, kemudian Allah membenarkan muamalahnya, memurnikan tujuan dan niatnya, melepaskan akhlak-akhlaknya yang buruk, sabar menerima ketetapan hukum Allah, baik yang berupa nokmat atau musibah, kemudian berdoa kepadaNya berdasarkan bashirah terhadap agama dan ayat-ayat Allah, memurnikan seruan hanya kepada Allah seperti yang dibawa oleh Rasulullah, tidak dicampuri dengan keinginan , pemikiran dan hawa nafsu.
Sebagian ulama berkata bahwa diantara tanda makrifat kepada Allah adalah munculnya rasa takut kepada Allah, sehingga sesiapa yang lebih mengenal Allah maka dia akan lebih takut kepadaNya, sebagaimana yang dinyatakan oleh hadis nabi diatas.
Ada yang menyatakan bahwa makrifat akan mendatangkan ketenangan jiwa, sehingga sesiapa yang bermakrifat kepada Allah maka dia akan merasakan bertambahnya ketenangan jiwa “.
Ada orang yang bertanya : Apakah tanda makrifat kepada Allah ? Ulama Salaf menjawab bahwa tanda makrifat kepada Allah adalah kebersamaan hati dengan Allah dan merasakan kedekatan hati dengan Allah “.
Ulama tasawuf, Syibli berkata : “ Orang yang arif tidak mempunyai ikatan, orang yang mencintai tidak mengeluh, hamba yang arif tidak akan mengadu, bagi hamba yang takut tidak akan merasa aman dari siksa Allah, tetapi dia juga mengakui tidak akan dapat lari daripada Allah “.
Ulama sufi yang lain, Ahmad bin Ashim berkata : “ Sesiapa yang paling memiliki makrifat kepada Allah, maka dia akan merasa paling takut dengan siksa Allah “.
Ada lagi yang mengatakan bahwa ; Sesiapa yang makrifat kepada Allah, maka dia merasa sempitnya dunia karena rindu ingin berjumpa dengan Allah “
Ada yang menyatakan “ Makrifat kepada Allah akan melapangkan segala kesempitan “. Hal ini disebabkan dia mengenal sifat-sifat Allah, sehingga tidak ada kesulitan dan kesempitan dalam hidup ini, sebab dia yakin dengan segala sifat-sifat Allah.
Ulama lain berkata : “ Sesiapa yang memiliki makrifat kepada Allah, maka hidupnya menjadi jernih dan tenang, segala sesuatu takut kepadanya, dia tidak takut kepada apapun dan hatinya merasakan dekatnya seakan-akan berada di sisi Allah “.
Subagian ulama menyatakan : “ Makrifat kepada Allah maka dia akan merasa senang kepada Allah, senang dengan kematian, dan semuanya akan senang kepadanya, sementara sesiapa yang tidak memiliki makrifat kepada Allah maka dia akan merasakan terputusnya dunia, ( dunia tidak member manfaat bagi kehidupannya dimasa mendatang ), dan sesiapa yang makrifat kepada Allah tidak akan membiarkan sedikiktpun dari masa dan kesenangan di dunia kecuali hanya dipergunakan untuk mencari keridhaan Allah, dan jika memakai kesenangan hanya untuk dirinya berarti dia telah mendustakan makrifatnya kepada Allah. Sesiapa yang memilkiki makrifat kepada Allah, maka AllahTaala akan mencintainya, tergantung dari ukuran makrifatnya kepada Allah. Sesiapa yang makrifat kepada Allah, maka dia sangat takut kepadaNya ( khauf ), selalu berharap kepadaNya ( raja’ ), bertawakkal dan berserah diri kepadaNya, selalu merindukan perjumpaan dengan Nya, merasa malu kepadaNya ( jika tidak melakukan perintahNya), mengagungkanNya dan memuliakanNya “.
Diantara tanda orang yang arif adalah jika dia melihat dan mendengar informasi yang ghaib maka hatinya segera menjadi cermin mengajak kepada beriman, seberapa jauh kejernihan cermin hati itu, maka sejauh itu dia merasakan kehadirran Allah, merasakan kehidupan akhirat, merasakan wujudnya surge dan neraka, merasakan kehadiran rasul dan malaikat.
Ada orang yang bertanya kepada seorang ulama tasawuf Al Junaid bahwa ada segolongan orang yang mengaku telah mendapat tingkat makrifat sehingga merasa tidak perlu lagi menjalankan shalat dalam gerakan, cukup dengan mengenal Allah saja, dan mereka menyangka itulah suatu kebajikan , maka AlJunaid berkata : “ Mereka itu adalah orang yang dengan sengaja menggugurkan amal ibadah. Dalam pandangan saya ini merupakan masalah yang berat,karena orang yang berzina atau mencuri lebih baik daripada mereka yang berpendapat demikian. Orang yang memiliki makrifat tentang Allah sepatutnya mengambil berat setiap amal ibadah kepada Allah dan hanya ditujukan kepada Allah. Andaikata aku ( aljunaid ) berumur seribu tahun lagi, maka aku tidak akan mengurangi amal ibadah walaupun sebesar atom kecuali jika umurka telah dihentikan “.
Diantara tanda orang yang arif adalah tidak menyesali apa yang lepas daripada tangannya, dan tidak gembira karena sesuatu yang diterimanya, sebab dia melihat bahwa segala sesuatu tidak akan kekal ( fana ), dan segala sesuatu itu adalah milik Allah, semua datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
AlJunaid berkata : Orang tidak disebut arif kecuali dia menjadi seperti tanah yang siap dipijak oleh orang baik dan orang yang buruk, atau menjadi seperti awan yang akan memberikan perlindungan kepada segala sesuatu, atau seperti hujan yang akan memberikan airnya kepada orang yang disukai ataupun tidak disukai ‘.
Ulama lain berkata : Orang tidak disebut arif kecuali jika dia memiliki harta sebanyak diberikan kepada nabi Sulaiman, tetapi harta itu tidsak membuatnya berpaling sedikitpun daripada Allah”.
Seorang ulama sufi Dzun Nun al Masri berkata : “ Tanda orang arif itu tiga macam : Cahaya makrifatnya tidak memadamkan cahaya wara’nya. Kedua tidak mempercayai ilmu batin dapat mengalahkan ilmu hukum secara zahir. Ketiga, limpahan nikmat Allah tidak membuatnya merusak tabir yang telah diharamkan Allah kepadanya “.
Dzun Nun ditanya dengan apa engkau mengenal Allah ? Maka dia menjawab : “ Aku mengenal Tuhan dengan Tuhanku, jikalau bukan karena TuhanKu maka aku tidak akan mengenal Tuhanku “.
Orang arif akan tetap menjaga hubungannya dengan Allah walaupun dalam keadaan tidur, sehingga ada yang berkata : Tidurnya orang arif sama dengan berjaga dan nafasnya orang arif merupakan tasbih, oleh sebab itu tidurnya orang arif lebih baim daripada shalatnya orang yang lalai “.
Ulama berkata bergaul dengan orang arif akanmengajakmu kepada enam perkara ; “ Mengajakmu dari keraguan kepada keyakinan, dari riya kepada ikhlas, dari lalai kepada dzikir, dari keinginan terhadap dunia kepada keinginan kepada akhirat, dari takabur kepada tawadhu, dan dari buruk sangka kepada nasihat “.
Orang arif adalah orang yang selalu mengisi waktunya dengan amal kebajikan, dan membagun waktunya untukmkehidupan dimasa mendatang.
Oleh sebab itu Muhammad bin al Fadl berkata : Makrifat itu adalah hidupnya hati seorang hamba bersama Allah.
Walahu A’lam
Masjid AlGhufron, 7 Ogos 2007/23Rajab 1428
Muhammad Arifin bin Ismail.
FANA
FANA
Fana dalam bahasa artinya adalah kebinasaan. Dalam kitab suci Al Quran disebutkan : “Semua yang ada dibumi ini akan binasa. Dan tetaplah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan “ ( Surah ar Rahman : 26-27).
Sikap fana dalam mendekatkan diri kepada Allah adalah fana dalam kecintaan dan ketaatan kepada Allah, dan mencari keridhaan Allah sehingga mengantarkannya kepada kehidupan dan kedudukan yang kekal.
Sikap Fana juga dimaksudkan adalah fana hati dari seluruh kehidupan dunia, dan ketergantungan kepada alam dan makhluk yang fana, dan hanya bergantung kepada Dzat Allah yang kekal dan Yang Maha tinggi. Oleh sebab itu sebgain ulama menyatakan bahwa makna ayat Al Quran tersebut seakan-akan menyatakan : “ Jika engkau bergantung kepada yang fana, maka ketergantungan itu akan berakhir pada waktu benda itu menjadi fana ; tetapi jika engkau bergantung kepada Dzat yang kekal, maka ketergantungan itu tidak akan putus dan terus berlanjut “. Kefanaan dalam hal ini berarti puncak dan akhir ketergantungan seseorang dalam kepada makhluk, dan hanya menyerahkan segala keputusan dalam qudrah dan iradah Allah.
Ulama menyatakan ada dua tingkatan fana :
1. Fana dalam makrifat menegnal dzat Alah, sehingga tidak ada sesuatu dialam ini yang kekal kecuali Allah subhana wataala.
2. Fana dalam keilmuan, sehingga tidak ada sesuatu di dalam hati kecuali hanya mengingat dan dzikir kepada Allah.
3. Fana dalam kesaksian :
a. fana dalam kesaksian rububiyah dan qayumiyah. Maksudnya adalah kesaksian terhadap sifat Allah yang qayum ( berdiri sendiri ) bahwa Dialah sebagai pengatur, pencipta, pemberi rezki, pemberi manfaat dan mudharat, dan semua makhluk dan hamba wajib tunduk dibawah hukum rububiyah Allah subhana wataala.
b. Fana dalam kesaksian ilahiyah, maksudnya kefanaan dari kehendak kepada selain Allah, baik dalam cinta, tawakkal, takut dan harap, dengan penuh ketaatan sehingga tidak ada perintah dan larangan selain perintah Allah, tidak ada kehidupan selain mengikuti segala yang telah ditentukan Allah dalam syariatNya.
Penyimpangan pemahaman dalam fana :
1. Wahdatul wujud.
Wahdatul wujud artinya adalah kesatuan yang wujud. Maksudnya bahwa segala ala mini sebenarnya fana, dan yang wujud adalah Allah, dan semua makhluk itu adalah pancaran daripada Allah, oleh sebab itu jika kita melihat makhluk sama dengan kita melihat Allah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh al Hallaj ( Abul Mughist Husain al hallaj hidup dari tahun 858 M – 922 , lahir di Marokko dan wafat di Baghdad ) yang berkata : “ Anal haq, Aku adalah Tuhan “. Dan dalam kesempatan lain dia juga berkata : “ Tidak ada dalam jubahku selain Allah “. Pernyataan ini diungkapkannya karena melihat bahwa dirinya secara Dzat telah fana dan yang ada hanya Dzat allah, sehingga jika aku melihat diriku, maka sebenarnya diriku telah fana, maka yang ada adalah Dzat Allah. Akhirnya ulama memfatwakan bahwa al hallaj adalah sesat dan hukuman bagi pernyataannya adalah dibunuh.
Pemikiran al hallaj ini berkembang ke nusantara sehingga Syekh Siti Jenar di Jawa juga berkata : Aku adalah Tuhan “, dan akhirnya Syekh siti Jenar di pulau jawa juga difatwakan oleh kumpulan ulama di jawa ( Wali Songo ) adalah sesat dan dibunuh.
Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Hamzah Fansuri dalam syairnya :
Satukan hangat dengan dingin
Tinggal loba dan ingin
Hancur hendak seperti lilin
Maka dapat kerjamu licin
Hapuskan akal dan rasamu
Lenyapkan badan dan nyawamu
Pecahkan hendak kedua matamu
Disanalah lihat permai rupamu
Hunuskan pedang bakarkan sarung
Isbatkan Allah nafikan patung
Laut tauhid juga kau harung
Disanalah engkau dapat bernaung
Hamzah fansuri di dalam Makkah
Mencari Tuhan di Baitul Ka’bah
Dari Barus ke Kudis terlalu payah
Akhirnya dapat di dalam rumah
2. Ittihad.
Ittihad secara bahasa adalah bersatu. Hal ini dimaksudkan adalah bersatunya diri manusia dengan dzat Tuhan, sehingga diri manusia fana ( binasa ) dan yang ada adalah Dzat Tuhan. Jika wahdatul wujud menyatunya alam dengan Tuhan sehingga setiap alam seebnarnya adalah Dzat Tuhan yang memancar dalam alam, maka ittihad adalah diri manusia dengan dekatnya kepada Tuhan maka dia akan menyatu dengan tuhan, sebab itulah al hallaj berkata “ Anal Haq “, akulah Tuhan.
3. Hulul
Hulul adalah hilangnya diri dalam Dzat Tuhan, itulah sebabnya dalam syair tersebut Hamzah Fansuri berkata : Hapuskan akal dan rasamu, lenyapkan badan dan nyawamu, pecahkan hendak kedua matamu, disanalah lihat permai rupamu. Wallaahu A’lam.
Fana dalam bahasa artinya adalah kebinasaan. Dalam kitab suci Al Quran disebutkan : “Semua yang ada dibumi ini akan binasa. Dan tetaplah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan “ ( Surah ar Rahman : 26-27).
Sikap fana dalam mendekatkan diri kepada Allah adalah fana dalam kecintaan dan ketaatan kepada Allah, dan mencari keridhaan Allah sehingga mengantarkannya kepada kehidupan dan kedudukan yang kekal.
Sikap Fana juga dimaksudkan adalah fana hati dari seluruh kehidupan dunia, dan ketergantungan kepada alam dan makhluk yang fana, dan hanya bergantung kepada Dzat Allah yang kekal dan Yang Maha tinggi. Oleh sebab itu sebgain ulama menyatakan bahwa makna ayat Al Quran tersebut seakan-akan menyatakan : “ Jika engkau bergantung kepada yang fana, maka ketergantungan itu akan berakhir pada waktu benda itu menjadi fana ; tetapi jika engkau bergantung kepada Dzat yang kekal, maka ketergantungan itu tidak akan putus dan terus berlanjut “. Kefanaan dalam hal ini berarti puncak dan akhir ketergantungan seseorang dalam kepada makhluk, dan hanya menyerahkan segala keputusan dalam qudrah dan iradah Allah.
Ulama menyatakan ada dua tingkatan fana :
1. Fana dalam makrifat menegnal dzat Alah, sehingga tidak ada sesuatu dialam ini yang kekal kecuali Allah subhana wataala.
2. Fana dalam keilmuan, sehingga tidak ada sesuatu di dalam hati kecuali hanya mengingat dan dzikir kepada Allah.
3. Fana dalam kesaksian :
a. fana dalam kesaksian rububiyah dan qayumiyah. Maksudnya adalah kesaksian terhadap sifat Allah yang qayum ( berdiri sendiri ) bahwa Dialah sebagai pengatur, pencipta, pemberi rezki, pemberi manfaat dan mudharat, dan semua makhluk dan hamba wajib tunduk dibawah hukum rububiyah Allah subhana wataala.
b. Fana dalam kesaksian ilahiyah, maksudnya kefanaan dari kehendak kepada selain Allah, baik dalam cinta, tawakkal, takut dan harap, dengan penuh ketaatan sehingga tidak ada perintah dan larangan selain perintah Allah, tidak ada kehidupan selain mengikuti segala yang telah ditentukan Allah dalam syariatNya.
Penyimpangan pemahaman dalam fana :
1. Wahdatul wujud.
Wahdatul wujud artinya adalah kesatuan yang wujud. Maksudnya bahwa segala ala mini sebenarnya fana, dan yang wujud adalah Allah, dan semua makhluk itu adalah pancaran daripada Allah, oleh sebab itu jika kita melihat makhluk sama dengan kita melihat Allah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh al Hallaj ( Abul Mughist Husain al hallaj hidup dari tahun 858 M – 922 , lahir di Marokko dan wafat di Baghdad ) yang berkata : “ Anal haq, Aku adalah Tuhan “. Dan dalam kesempatan lain dia juga berkata : “ Tidak ada dalam jubahku selain Allah “. Pernyataan ini diungkapkannya karena melihat bahwa dirinya secara Dzat telah fana dan yang ada hanya Dzat allah, sehingga jika aku melihat diriku, maka sebenarnya diriku telah fana, maka yang ada adalah Dzat Allah. Akhirnya ulama memfatwakan bahwa al hallaj adalah sesat dan hukuman bagi pernyataannya adalah dibunuh.
Pemikiran al hallaj ini berkembang ke nusantara sehingga Syekh Siti Jenar di Jawa juga berkata : Aku adalah Tuhan “, dan akhirnya Syekh siti Jenar di pulau jawa juga difatwakan oleh kumpulan ulama di jawa ( Wali Songo ) adalah sesat dan dibunuh.
Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Hamzah Fansuri dalam syairnya :
Satukan hangat dengan dingin
Tinggal loba dan ingin
Hancur hendak seperti lilin
Maka dapat kerjamu licin
Hapuskan akal dan rasamu
Lenyapkan badan dan nyawamu
Pecahkan hendak kedua matamu
Disanalah lihat permai rupamu
Hunuskan pedang bakarkan sarung
Isbatkan Allah nafikan patung
Laut tauhid juga kau harung
Disanalah engkau dapat bernaung
Hamzah fansuri di dalam Makkah
Mencari Tuhan di Baitul Ka’bah
Dari Barus ke Kudis terlalu payah
Akhirnya dapat di dalam rumah
2. Ittihad.
Ittihad secara bahasa adalah bersatu. Hal ini dimaksudkan adalah bersatunya diri manusia dengan dzat Tuhan, sehingga diri manusia fana ( binasa ) dan yang ada adalah Dzat Tuhan. Jika wahdatul wujud menyatunya alam dengan Tuhan sehingga setiap alam seebnarnya adalah Dzat Tuhan yang memancar dalam alam, maka ittihad adalah diri manusia dengan dekatnya kepada Tuhan maka dia akan menyatu dengan tuhan, sebab itulah al hallaj berkata “ Anal Haq “, akulah Tuhan.
3. Hulul
Hulul adalah hilangnya diri dalam Dzat Tuhan, itulah sebabnya dalam syair tersebut Hamzah Fansuri berkata : Hapuskan akal dan rasamu, lenyapkan badan dan nyawamu, pecahkan hendak kedua matamu, disanalah lihat permai rupamu. Wallaahu A’lam.
Subscribe to:
Posts (Atom)