TANTANGAN UMAT ISLAM NUSANTARA
a. Sejarah awal perkembangan Islam
Pada tahun 775 Masehi, seratus orang pedagang dari bani khalifah yang bermukim di daerah Timur Tengah ( sekitar kawasan Bahrain sekarng ) berlabuh di pesisir pantai sebelah barat pulau sumatera. Sebagai pedagang yang datang dari jauh, mereka dengan cepat dikenal oleh penduduk tempatan yang masih beragama hindu. Disamping sebagai pedagang, mereka mempunyai akhlak dan sikap yang terhormat, sehingga membuat penduduk tempatan bersimpati dengan mereka. Perbedaan agama antara mereka dengan penduduk tidak menjadi penghalang bagi mereka dalam bergaul, sebab mereka selalu menampakkan akhlak yang mulia, selalu ramah dengan siapa saja, disamping selalu membela yang lemah dan menolong orang yang susah. Sikap mereka ini membuat kedatangan mereka diterima oleh para penbduduk, dan akhirnya mereka menetap dan bermustautin di kawasan tersebut.
Sambil berdagang, dan bergaul mereka menerangkan kepada penduduk tentang ajaran agama yang mereka anut selama ini. Disebabkan sikap mereka yang begitu menarik simpati, sehingga dalam masa yang singkat banyak penduduk tempatan yang mengikuti ajaran agama mereka, bertauhid kepada Allah. Disamping sebagai pedagang, mereka juga melakukan dakwah ajaran tauhid kepada masyarakat, sehingga dalam masa yang singkat banyak penduduk tempatan yang mengikuti ajaran agama mereka. Sebagai pedagang yang sukses, mereka mendapat kedudukan yang terhormat di kalangan istana, dan kesempatan itu dipergunakan mereka untuk mengajak keluarga istana memahami ajaran agama tauhid yang mereka bawa. Diantara mereka ada yang beruntung dapat mempersunting putri raja, sehingga dalam masa yang singkat, keluarga raja telah memeluk ajaran agama Islam, dan pada tahun 825 berdirilah kerajaan islam pertama di Perlak.
Dengan berdirinya kerajaan islam tersebut, maka pengaruh hindu mulai menipis di seluruh nusantara, dan dengan tersebarnya islam di seluruh pelosok nusantara, maka berdirilah kerajaan islam di tempat dan kawasan yang lain seperti kerajaan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Siak di Riau, kerajaan pagaruyung di sumatera barat, kerajaan Malaka di Semenajung Malaya, kerajaan Tumasek ( sekarang bernama Singapore ), kerajaan Demak dan Mataram di pulau Jawa, kerajaan Kutai di kalimantan, kerajaan Ternate dan Tidore di pulau sulawesi, dan kerajaan islam lain yang terus bersambung dari patani di daerah selatan Thailand sampai ke Mindanau di Philipina. Kerajaan islam yang bertebaran di kepulauan nusantara ini bagaikan mutiara di tengah lautan, dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia Islam disebabkan hasil rempah-rempah yang tersebar di seluruh dunia. Itulah sebabnya dalam sejarah islam, kerajaan Islam di nusantara termasuk dari rantai kekhalifahan islam yaitu kerajaan Islam baghdad, kerajaan Islam di Andalusia , kerajaan islam di India, kerajaan islam di Turki, dan kerajaan islam di Nusantara. Secara ekonomi, kerajaan islam di Nusantara menjadi kerajaan yang maju disebabkan perdagangan rempah-rempah ke seluruh dunia. Secara politik, umat islam Nusantara ttelah berjaya menghancurkan kerajaan hindu yang berkuasa sebelumnya. Secara kultural, Islam telah berhasil mengislamisasikan budaya dan adat yang sebe;lumnya berakar pada agama hindu. Secara intelektual , muslim nusantara berhasil melahirkan ulama dan cendekiawan muslim berkaliber dunia seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin ar Raniri, Abdurrauf Singkel, Nawawi Al bantany, Daud al Fatani, Abdul Khatib al Minangkawbawi dan lain sebagainya yang melahirkan karya tulis yang berkualitas tinggi. Oleh sebab dapat dikatakan bahwa sejak dari abad ketujuh sampai abad ketiga belas, umat islam nusantara merupakan umat islam yang berkualitas dalam segala bidang dan merupakan rantai dari kejayaan mumat Islam dunia.
b. Kedatangan Penjajahan di bumi nusantara
Sejarah telah membuktikan bahwa pada abad pertengahan yaitu sekitar abad ke tujuh sampai abad ke ketiga belas, masyarakat Islam merupakan masyarakat yang unggul dalam segala bidang, baik dalam kebudayaan, ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan. Tetapi setelah keruntuhan kekhalifahan Islam di Spanyol ( Andalusia ) pada tahun 1492, maka muncul motivasi dan tekad masyarakat Barat untuk menundukkan dan menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam yang lain yang tersebar dari ujung Afrika sampai di ujung Asia. Untuk merealisasi ide tersebut dipersiapkanlah armada eksipidisi untuk menjelajah dan menaklukkan seluruh kerajaan Islam. Misi penjelajahan tersebut dilaksanakan dibawah pimpinan Christoper Columbus ( 1492 ) sehingga ekspidisi tersebut sampai ke benua Amerika. Misi tersebut kemudian diikuti oleh Vasco da Gama ( 1498 ) menjelajah sampai ke Afrika Selatan dan India; dan kemudian pada tahun 1519 misi tersebut dilanjutkan oleh Ferdinand Magellan.
Tujuan utama dari ekspidisi tersebut adalah menghancurkan kekuatan ummat Islam terutama kekuatan jaringan ekonomi Islam yang terbentang dari Timur Tengah, Goa di Benua India dan sampai ke Maluku di Asia Tenggara. Selama ini seluruh jaringan dan pusat-pusat kekuatan ekonomi tersebut dikuasai oleh pedagang-pedagang muslim, maka dengan eksipidisi mereka berharap dapat menaklukkan jaringan diatas. Di samping itu mereka juga akan menaklukkan kekuatan politik masyarakat Islam, ini terbukti dengan permintaan Alfonso de Albuquerque kepada Raja Portugis, King Emanuel I agar kapal-kapal dagang tersebut juga dibekali dengan alat teknologi persenjataan, sehingga memudahkan mereka untuk menghancurkan kota-kota yang akan mereka kunjungi.
Pada tahun 1502 Vasco da Gama mendarat dan menguasai India dengan cara menyerang dan mengebom kota Calcutta yang pada sat itu dikuasai oleh pedagang Muslim India. Berita penyerangan dan penaklukan Calcutta tersebut diterima gembira oleh King Emanuel I dan segera mengirimkan ekspidisi yang kedua pada tahun 1505 di bawah pimpinan Almeida. Disebabkan oleh usaha pengiriman kapal ekspidisi tersebut, King Emanuel I diberi gelar kehormatan oleh Paus di Vatikan sebagai “ Raja Penakluk Ethiopia, Arab, Parsi dan India “.
Pada tahun 1510 kapal Portugis yang dipimpin oleh Alberqueque menguasai dan menaklukkan kota Goa di India. Kemudian selangkah demi selangkah tanah India dikuasai mereka dengan cara membuat pertentangan-pertentangan antara kerajaan Islam dengan kerajaan hindu seperti antara kerajaan Islam di Bijabur dan kerajaan hindu di Vijayanagar. Dengan politik pecah belah tersebut, mereka akhirnya dengan mudah dapat menguasasi keadaan. Alberquerque setelah penaklukan tersebut menulis surat kepada King Emanuel dan menyatakan bahwa “ kami telah menghancurkan kekuatan Islam dan menyerang setiap muslim yang kami jumpai “.
Setelah itu pemerintahan portugis di Lisbon segera mengadakan riset dan kajian tentang situasi ekonomi dan politik kawasan sekitar Lautan India dan berusaha untuk mengontrol setiap jaringan perdagangan dari Asia sampai ke Eropa. Berdasarkan hasil riset tersebut akhirnya, pada tahun 1510 Portugal menyimpulkan bahwa Aden, Ormuz dan Malaka adalah pusat jaringan perdagangan yang harus dikuasai; dan merupakan tiga pintu utama jaringan ekonomi dunia. Oleh karena itu, untuk menguasai jaringan ekonimi dunia, pada tahun 1511 pemerintahan Purtugal mengirim Alberquerque untuk memimpin armada ekspidisi dengan sembilan belas kapal menuju kerajaan Melaka di kawasan Asia Tenggara.
Pada tanggal 25 Juli 1511 armada kapal Portugis tersebut berlabuh di pelabuhan Melaka dengan menyerang serta menembaki kapal-kapal dagang muslim yang sedang berlabuh disana; sedangkan kapal-kapal dagang China dan Hindu dibiarkan saja. Dalam waktu sembilan bulan akhirnya Makala dapat dikuasai oleh Portugis . Dalam usaha penaklukan Melaka tersebut Alberquerque berkata kepada seluruh anggota eksipidisinya : “ Mari kita hancurkan orang Islam . Jika kita dapat menaklukkan urat nadi perdagangan di Malaka ini maka kita dapat mematahkan jaringan dagang bangsa Arab baik di Kairo dan Mekkah; sehingga dalam waktu singkat pedagang mereka terpaksa harus membeli segala komoditi dagang dari Portugal.” Dan selepas penaklukan tersebut, Alburquerque segera mendirikan benteng dan membangun gereja di Malaka. Disini terlihat bahwa kedatangan mereka adalah untuk melakukan penjajahan ekonomi, penjajahan militer dan juga penyebaran agama mereka.
Setelah menaklukkan Melaka, Alberquerque segera mengirim kapal armada untuk melanjutlkan penjajahan menaklukkan kepulauan Maluku di dekat pulau Sulawesi. Kepulauan Maluku pada saat itu diperintah oleh kesultaan Tidore dan Ternate dan merupakan daerah sumber penghasil rempah-rempah terbesar. Pada tahun 1513 dua skadron armada Portugis mendarat di kepulauan Maluku dan segera menjumpai Sultan Tidore dan Sultan Ternate. Pada tahun 1521 armada Victoria dibawah pimpinan Ferdinand Magellian juga mendarat di pulau Tidore dalam perjalanan kembali pulang ke Spanyol. Bagi Potrugis, dengan menguasasi perdagangan dari kepulauan Maluku dan Melaka berarti mereka telah dapat menguasasi pusat jaringan perdagangan dunia, Dengan kata lain Portugis telah menguasai ekonomi dan politik dunia dengan cara menaklukkan pusat kerajaan-kerajaan Islam yang pada waktu itu menguasasi jaringan perdagangan. Langkah Portugis ini segera memberikan motivasi kepada Inggeris, Perancis dan Belanda untuk ikut ambil bagian dalam penguasaan perdagangan dan politik kerajaan Islam dari Timur Tengah sampai ke Asia Tenggara.
Pada tahun 1596 Belanda memasuki pantai barat pulau Jawa dan segera mengambil alih kekuasaan Portugis dengan menguasai jalur perdagangan kerajaan Islam di Banten, dan kesultanaan Banda di Maluku. Sejak saat itu kerajaan Belanda secara berangsur-angsur menguasasi kepulauan Nusantara dan akhirnya mendirikan East India Company pada tahun 1602 dan akhirnya pada tahun 1619 kekuasaan penjajahan Belanda di kepulauan Nusantara tersebut dipusatkan dii Batavia ( sekarang bernama kota Jakarta ). Sejak itu sampai tiga setengah abad kemudian Belanda menjajah Indonesia dengan cara menghancurkan seluruh kekuatan kerajaan-kerajaan Islam sejak dari kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku sampai kerajaan Aceh di Sumatera.
Untuk melemahkan kekuatan Islam di Nusantara, Belanda menyebarkan agama Kristian, dan menghidupkan kembali budaya-budaya hindu, serta menghancurkan seluruh tatanan budaya dan peninggalan kesultanan Islam. Disamping itu mereka menghancurkan jaringan ekonomi masyarakat muslim bumiputera seperti Syarekat Dagang Islam dan memberikan kesempatan ekonomi kepada warga keturunan Cina. Dan untuk menghancurkan akidah ummat Islam di nusantara, maka penjajah Belanda memberi angin kepada gerakan komunis. Disamping itu mereka berusaha memecah kekuatan ummat Islam dengan memakai politik “ divide et empera “ dengan cara menimbulkan pertentangan-pertentangan antara kaum santri dan kaum abangan, kaum ulama dan kaum priyai, kaum pribumi dan non-pri dan lain sebagainya. Dari tulisan diatas kita dapat memahami bahwa maksud utama dari kedatangan penjajah Belanda bukanlah sekedar menjajah politik dan ekonomi tetapi di balik itu semua adalah untuk menghancurkan akidah dan syariat Islam dari bumi nusantara.
c. Kemerdekaan politik dan penjajahan pemikiran.
Selama tiga ratus lima puluh tahun, penjajah Belanda, Inggeris dan Portugis berusaha dengan segala kekuatan untuk menghancurkan Islam dari bumi nusantara ; tetapi dengan rahmat dan perlindungan Allah bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam tetap dapat memperjuangkan dan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Augustus 1945, dan tak lama kemudian, umat islam di Semenanjung Malaya juga terlepas dari penjajahan British dengan kemerdekaan pada 31 Agustus .
Walaupun penjajah telah tidak dapat menjajah umat islam secara politik, tetapi mereka telah merobah cara berpikir dan cara hidup umat islam melayu, sehingga walaupun telah mendapat kemerdekaan politik, tetapi pengaruh penjajah masih sangat berpengaruh baik dalam undang-undang, ekonomi, pendidikan, budaya, dan militer. Ada beberapa pengaruh penjajah dalam kehidupan umat islam di bumi nusantara.
1. Sekularisasi kehidupan.
Kaum penjajah telah meninggalkan sekularisasi kehidupan bagi umat islam melayu, dengan menjadikan agama hanya berkaitan dalam kehidupan spiritual sahaja, sedangkan kehidupan yang lain seperti ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan terpisah daripada ajaran agama. Agama hanya dipahami dalam konteks ibadah bukan sebagai “ way of life “. Sekularisasi kehidupan ini mengarah kepada dikotomi dalam segala hal, sehingga agama menjadi bagian yang terpisah dari kehidupan. Sekularisai ini terlihat baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, hukum, budaya, dan politik, dan militer.
2. Pendangkalan pemahaman agama.
Kurikulum agama dis ekolah hanya terbatas kepada persoalan ibadah ritual, atau hanya berkisar pada persoalan ibadah. Sedangkan kajian teologi, filsafat, logika, sistem ekonomi islam, sistem politik islam, dan khazanah umat islam tidak menjadi bagian daripada kurikulum sekolah adgama. Jika ada hanya terbatas pada wacana dan pemahaman sepintas bukan kepada pendalalam sebagaimana yang telah menjadi tradisi masyarakat intelektual muslim terdahulu. Pemahaman agama yang diberikan juga dipengaruhi oleh pemikiran orientalis sehingga metode filsafat yang dipakai di barat dalam merekontruksi agama dipakai oleh kelompok muda muslim untuk merekontruksi ajaran agama mereka. Akibat inilah muncul beberapa gerakan modernisme, post modernisme, liberalisme, post-tradisionalisme, yang membongkar ajaran agama dari akarnya, sehingga menimbulkan kebingunan didalam masyarakat.
3. Westernisasi budaya.
Pendangkalan ajaran agama yang memakai metode filsafat barat untuk merekontrusksi nilai-nilai dasar agama, diikuti dengan menyebarkan budaya barat sebagai budaya baru dalam kehidupan masyarakat muslim, melalui infiltrasi budaya bebas nilai, melalui wacana hak asasi manusia dan gerakan feminisme. Pembangunan diartikan sebagai westernisasi yang menghilangkan nilai-nilai timur dan nilai-nilai religius, sehingga menjadikan masyarakat muslim nusantara menjadi masyarakat yang hilang jati diri.
4. Kristenisasi dan atheis.
Gerakan sekularisasi, westernisasi, dan pendangkalan ajaran agama akan ditujukan kepada kristenisasi masyarakat muslim nusantara, sehingga dalam masa yang tidak terlalu lama, masyarakat muslim di nusantara yang telah berjaya di masa lampau akan rusak dan hancur, dan akhirnya akan menerima ajaran agama yang lain seberti kristen , hindu, atau tidak beragama sama sekali ( atheis 0 sebagaiman yang diinginkan oleh kelompok komunis yang berbaju sosialis atau islam kiri yang sekarang sedang muncul menjadi gerakan alternatif di kalngan generasi muda muslim.
d. Islamisasi ilmu dan madanisasi kehidupan.
Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan usaha secara terpadu dari semua kelompok untuk kembali menempatkan islam sebagai basis utama masyarakat melayu, sehingga kegemilangan muslim melayu akan tercapai. Masyarakat muslim melayu adalah merupakan umat muslim terbesar , lebih besar darupada umat muslim Arab. Oleh sebab itu jika masyarakat muslim melayu hancur berarti sebagian besar umat islam akan hancur, demikian sebaliknya jika masyarakat muslim melayu berjaya, sebagian besar umat islam dunia akan berjaya. Inilah sebabnya kelompok non-muslim menjadikan masyarakat muslim melayu sebagi sasaran utama gerakan mereka sejak dahulu sampai sekarang.
Untuk mengembalikan kejayan masyarakat muslim melayu, diperlukan pusat kajian islmisasi ilmu pengetahuan dan madanisasi masyarakat yang mengadakan kajian keilmuan, penerbitan jurnal, buku dan risalah, disamping mengadakan pelatihan dan latihan untuk generasi muslim nusantara.. Hal itu diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi langkah pertama untuk kembali menapak kejayaan masyarakat melayu dan islam di kepulauan nusantara Wallahu Alam.
No comments:
Post a Comment