KHUTBAH RAMADHAN RASULULLAH
Wahai Manusia…!
Sungguh bulan Allah ( ramadhan ) telah datang kepada kamu sekalian dengan membawa keberkatan, rahmat dan ampunan. Bulan itu adalah bulan yang paling mulia di sisi Allah. Siang harinya adalah hari yang paling utama. Malamnya adalah malam yang paling utama. Menit dan jam demi jamnya adalah masa yang paling utama. Pada bulan inilah kamu menjadi tetamu Allah dan kamu dimuliakan olehNya.
Pada bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal perbuatanmu akan diterima dan doa-doamu dikabulkan. Bermohonlah kepada Allah Rabb-mu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah Taala membimbingmu dalam melakukan puasa ( shiyam ) dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan yang agung ini. Dengan rasa lapar dan haus dalam ramadhan dimaksudkan agar engkau dapat membayangkan kelaparan dan kehausan di hari kiamat kelak.
Bersedekahlah kepada kaum faqir dan miskin. Muliakanlah orangtuamu, sayangilah orang yang lebih muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan matamu dari pada melihat sesuatu yang tidak halal bagi kamu untuk memandangnya. Kasihilah anak yatim niscaya manusia akan mengasihi anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tanganmu untuk berdoa pada waktu – waktu shalat karena itu adalah saat – saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba Nya dengan penuh kasih sayang.
DIA akan menjawab permintaan hamba-Nya di saat mereka berdoa kepada-Nya. DIA juga akan menyambut seruan ketika mereka memanggil-Nya dan DIA akan mengabulkan permintaan mereka di waktu mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai Manusia..!
Sesungguhnya dirimu tergadai karena amal perbuatanmu, maka bebaskanlah dirimu itu dengan istighfaar. Punggung-punggungmu berat menanggung beban dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah..!
Allah Taala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa DIA tidak akan menyiksa orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul Alamin.
Wahai Manusia..! Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang mukmin yang sedang berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah, pemberian itu nilainya sama dengan membebaskan seorang hamba dan orang tersebut akan diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu. Sahabat-sahabat bertanya : Ya Rasulullah….! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian “. Rasululullah s.a.w. meneruskan ucapannya : “ Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air “.
Wahai Manusia…! Siapa yang menghias dirinya dengan akhlak yang baik selama di bulan ini, maka ia akan berhasil melewati shirat ( jembatan ) pada hari kiamat, dimana kaki-kaki akan tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan tangan kanannya (maksudnya pegawai atau pembantunya ) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekennya di bulan yang mulia ini, maka Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa dapat menyambung tali persaudaraan ( silaturrahim ) di bulan ini, maka Allah Taala akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya kelak.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.
Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya ganjaran pahala seperti melakukan tujuh puluh kali shalat fardhu di bulan yang lain.
Barangsiapa memperbanyak bacaan shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan sedang menjadi ringan.
Barangsiapa membaca satu ayat Al Quran di bulan ini, maka ganjaran pahalanya sama dengan mengkhatam Al Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia..! Sesungguhnya pintu-pintu surga telah dibukakan bagimu , maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya kembali untukmu.
Pintu-pintu neraka tertutup maka mohonlah kepada Rabb-mu untuk pintu tersebut tidak pernah dibukakan untukmu.
Syetan-syetan terbelenggu, maka mintalah agar dia tidak dapat lagi menguasaimu.
Amirul mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallaaahu wajhahuu ( semoga dimuliakan Allah akan wajahnya ) telah berkata : “ Aku berdiri dan bertanya kepada Rasul : Ya Rasulullah..! Amal apakah yang paling utama di bulan ini..? Nabi menjawab : “ Wahai Abal Hasan ( panggilan untuk Sayyidina Ali ) ketahuilah bahwa amal yang paling utama adalah menjaga diri dari sesuatu yang diharamkan Allah “.
Alhamdulillaahi rabbil aalamin.
Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.
FIQH PUASA
Makna Puasa ( Shaum ) adalah menahan diri daripadasesuatu. Menurut Syariat, puasa adalah menahan diri dari terbit fajar hingga terbenam matahari, daripada sesuatu yang dapat membatalkan puasa, sebagaimaan dalam Al Quran : Hai orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan bagi orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa " ( Surah Al Baqarah : 183 ). " Dan makanlah dan minumlah sehingga nyata kepadakamu benang putih ( cahaya siang) daripadabenang hitam (kegelapan malam) diwaktu fajar " ( Surah al Baqarah : 187 ).
Masa Wajib Puasa Ramadhan
Puasaramadhan diwajibkan jika telah nampak anak bulan atau bilangan bulan rajab dicukupkan tiga puluh hari, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran ; " Barangsiapa diantara kamu yang menyaksikan anak bulan (ramadhan) maka hendaklah dia berpuasa " ( Surah Al Baqarah : 185 ). Rasulullah saw bersabda : Hendaklah kamu berpuasa karena melihat anak bulan, dan hendaklah kamu berbuka(hari raya ) karena melihat anak bulan(syawal); dan jika keadaan mendung, maka hendaklah kamu sempurnakan bilangan syaban tigapuluh hari " (Bukhari dan Muslim ).
Cara menetapkan anak bulan
Mazhab Hanafi berpendapat jika keadaan cuaca langit cerah maka anak bulan sebaiknya disaksikan oleh sekumpulan orang ramai; dan jika langit tidak cerah maka memadai untuk menerima kesaksian seorang muslim, adil, berakal dan baligh di hadapan hakim.
Mazhab Maliki menerima kesaksian orang ramai , atau menerima kesaksian dua orang muslim, akil, merdeka, dan adil. Mazhab Syafii menerima kesaksian seorang muslim, adil dan berakal, dengan dalil : Ibnu Umar telah melihat anak bulan dan dia memberitahu kepada rasulullah, maka Rasulullah berpuasa dan morang ramai untuk berpuasa " ( sahih,riwayat Abu daud ).
Mazhab Hanbali mengharuskan agar berpuasa dan berbuka bersama orang ramai dengan dalil hadis : " Hari raya ialah hari orang ramai berbuka, dan hari raya adha ialah hari ramai orang berqurban " ( ( hadis riwayat Tirmidzi ).
Jika kita telah berpuasa selama tiga puluh hari dan anak bulan syawal tidak kelihatan, maka wajib berbuka samada langit cerah atau mendung; dan jika kita berpuasa duapuluh lapan hari, dan kemudian ternyata ada orang yang melihat anak bulan syawal dengan kesaksian dengan sumpah din depan mahkamah dan dengan dua orang saksi sebagimana dalam sebuah hadis : " Jika memberi keterangan bersaksi oleh dua orang saksi maka hendaklah kamu berpuasa dan berbuka "
Jika seseorang tidak mengetahui anak bulan, hendaklah dia berijtihad sebaagimana dia berijtihad dalam mencari kiblat, atau mengikuti dengan negeri yang terdekat dengan tempat dia berada.
Perbedaan Matla( tempat anak bulan ).
Menurut Mazhab Hanafi, perbedaan matla dan kelihatan anak bulan oleh penduduk yang beradadi timur dengan kesaksian melihat bulan oleh penduduk yang berada di barat.
Menurut mazhab Maliki apabila anak bulan kelihatan, puasa hendaklah ditunaikan di seluruh negeri, baik jauh maupun dekat dan jarak perjalanan qasar tidak diambil , demikian juga tidak diambil kira perbedaan matla. Puasa wajib dilakukan di setiap tempat yang sampai berita kelihatan bulan.
Mazhab Syafii berpendapat apabila anak bulan kelihatan di suatu tempat , hukum puasa wajib di tempat yang berhampiran dan tidak wajib bagi tempat yang berjauhan disebabkan oleh perbedaan matla ( sekitar 133.056 km). Ini dengan dalil :
Hadis dari Kuraib, menceritakan bahwa Ummu Fdhl telah menghantarnya menemui Muawiyah di negeri Syam. Kuraib berkata : " Aku tiba di syam dan menunaikan hajatnya sedang pemberitahuan anak bulan berkumandang di udara. Aku melihat anak bulan pada malam jumat kemudian aku balik ke Madinah pada akhir bulan, pada masa itu aku ditanya oleh Abdullah bin Abbas tentang anak bulan, biilakah kamu melihat anak bulan? Aku menjawab : Kami melihatnya padamalam jum'at. Ibnu Abbas bertanya lagi : Adakah engkau sendiri melihat anak bulan itu? Aku menjawab : Ya, orang lain juga melihatnya dan mereka berpuasa dan Muawiyah juga berpuasa. Ibnu Abbas berkata : Kami melihat anak bulan pada malam sabtu, maka kami terus berpuasa hingga kami sempurnakan 30 hari atau kami melihat anak bulan syawal ". Aku bertanya : Tidakkah memadai dengan kami melihat anak bulan dan Muawiyah berpuasa? Ibnu Abbas menjawab : Tidak, beginilah caranya Rasulullah menyuruh kami ".(riwayat jamaah : Muslim, Abu Daud, Tirmidzi , Nasai ).
Dalil kedua adalah dalil qiyas, dimana ulama Syafii mengqiyaskan perbedaan matla untuk melihat anak bulan dengan perbedaan matla untuk waktu shalat.
Mazhab Hanbali menyatakan bahwa apabila anak bulan kelihatan di satu tempat sama adadekat atau jauh maka orang ramai semuanya diwajibkan berpuasa seperti orang yang melihatnya.
Syarat Wajib puasa :
Islam
baligh
Berakal
Mampu ( sihat )
bermukim
Suci daripada haidh dan nifas.
Rukun Puasa:
Niat
Menahan diri dari yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajarsampai terbenam matahari.
Ulama Jumhur (majority ulama ) menyatakan hendaklah setiap hari di bulan ramadhan dengan niat yang baru, kerana setiap hari adalah ibadah yang berasingan. Ulama Mazhab Maliki berpendapat bahwa memadai sekali niat pada awalnya untuk sebulan Ramadhan. Oleh sebab itu boleh berpuasa sebulan dengan sekali niat sahaja. Pendapat ini dengan dalil : " Oleh sebab itu sesiapa dari antara kamu yang menyaksikan anak bulan ramadhan maka hendaklah ia berpuasa bulan itu " ( Surah Al Baqarah 185). Satu bulan adalah satu masa, sama seperti haji terlaksana dengan satu niat sahaja.
Hal yang membatalkan puasa :
Masuk sesuatu ke dalam perut melalui saluran atau lubang terbuka sepeerti mulut,hidung,telinga,lubang dubur dan qubul dengan sengaja. Makan dan minum yang dilakukan kerana terlupa berdasarkan hadis : " Sesiapa terlupa dia sedang berpuasa lalu dia makan atau minum maka hendaklah dia terus sempurnakan puasanya kerana sesungguhnya Allah telah menjamunya makan dan minum "..
Muntah dengan sengaja berdasarkan kepada hadis : " Sesiapa yang dikalahkan oleh muntah semasa dia sedang berpuasa, maka dia tidak perlu menqadha puasa tersebut; tetapi sesiap yang sengaja melakukannya maka dia hendaklah mengqadha puasanya ". ( riwayat Ibnu Hibban ).
Melakukan jima ( hubungan badan antara suami dan isteri).
Mengeluarkan air mani bukan dengan cara berjima, baik dengan tangan , atau akibat bersentuhan, atau berciuman. Jika keluar mani sebab oleh fikiran atau melihat sesuatu tidak membatalkan puasa.
Haidh dan Nifas
Gila
Murtad
Hal yang dibolehkan /tidak membatalkan :
Muntah tidak dengan sengaja.
Suntikan walaupun dengan menggunakan cairan.
Melumurkan obat ke bahagian luka
menelan air liur atau saki baki makanan yang ada di celah gigi, kecuali jika banyak.
Berkumur-kumur
Berbekam ( Hanbali menyatakan berbekam membatalkan puasa ) dengan hadis : Tukang bekam dan yang kena bekam batal puasanya ( Ahmad, Tirmidzi ); tetapi jumhur ulama menyatakan tidak batal dengan hadis dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah telah berbekam sewaktu nabi berihram dan berpuasa.
Qadha Puasa
Bagi orang yang membatalkan puasa sebab sakit, musafir, haid maka bagi mereka wajib melakukan qadha puasa dengan menggantikan puasa tersebut di hari yang lain setelah bulan ramadhan. Hal ini dengan dalil : " Maka sesiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam keadaan musafir , boleh dia berbuka puasa kemudian wajiblah bagi dirinya untuk berpuasa sebanyak hari yang dia berbuka pada hari-hari yang lain " ( Surah Al baqarah : 184 ).
Dalam hadis dari Aisyah : " Kami mengalami haidh semasa bersama Rasulullah, dan kami diperintahkan supaya mengqadha puasa tersebut ".
Dalam hadis yang lain : " Sesiapa yang membatalkan puasanya sehari puasa ramadhannya tanpa sebarang keringanan atau sakit, maka dia tidak akan dapat digantikan nilai puasa tersebut walaupun oleh puasa sepanjang tahun ".
Jika seseorang belum mengqadha puasa sampai ramadhan berikutnya, maka dia wajib mengqadha puasanya setelah ramadhan tersebut dan membayar kifarat (fidyah), walaupun bagi ulama Hanafi, dia hanya wajib qadha tanpa membayar fidyah atas kecuaiannya.
Membayar Fidyah
Bagi orang yang tua dan tidak dapat melakukan puasa maka baginya tidak wajib qadha tetapi wajib membayar fidyah sesuai dengan ayat : " Dan atas orang yang tidak berdaya berpuasa (karena tua dan sebagainya ) maka mereka membayar fidyah iaitu dengan memberi makan orang miskin " ( Surah al baqarah : 184 ). Penyebab fidyah adalah ;
Orang yang sudah tua.
Orang yang sakit dan tidak ada harapan untuk sembuh.
Perempuan yang hamil dan yang sedang menyusukan anaknya. Jika dia bimbang atas keselamatan anaknya, maka dia hanya wajib fidyah; tetapi jika dia hanya bimbang terhadap dirinya maka wajib qadha.
Membayar Kifarat
Kifarat adalah menggantikan puasa yang batal akibat berhubungan dengan wanita dengan memerdekakan hamba sahaya, atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberimakan kepada 60 orang faqir miskin. Sebagaimana dalam hadis :
" Seorang lelaki datang kepada rasulullah berkata : celaka aku ya rasululah. Rasul bertanya : mengapa? Dia menjawab : Aku telah melakukan hubungan badan dengan isteriku dalam bulan ramadhan. Nabi bertanya : Adakah engkau mempunyai harta yang membolehkan engkau memerdekan seorang hamba ? Tidak, jawabnya. Nabi berkata lagi : Bolehkah engkau berpuasa dua bulan berturut-turut ? Tidak, jawab lelaki tersebut. Nabi bertanya lagi : "Adakah engkau mempunyai makanan untuk diberikan kepada enampuluh faqir miskin ? Tidak jawabnya. Kemudian nabi membawa kepadaorang tersebut satu tumpukan (15 sha') tamar, dan nabi berkata kepadanya SEdekahkahlah tamar ini kepadafaqir miskin ". ( riwayat jamaah ).
Dalam hadis yang lain diriwayatkan oleh Ibnu majah nabi berkata kepada orang tersebut : " Hendaklah engkau memerdekakan seorang hamba sahaya ". Dia menjawab ; Aku tidak memilikinya. Nabi berkata ; Puasalah kamu dua bulan berturut-turut, Orang itu menjawab : Aku tidak mampu; dan nabi berkata : " Berilah makan enam puluh orang miskin ".
RAMADHAN : BENGKEL INSAN
" pembersihan badan adalah puasa " ( Ibnu Majah )
Kalau kita membeli sebuah kenderaan, maka dalam buku panduan kenderaan pasti tertulis bahwa kenderaan tersebut dalam masa tertentu harus masuk bengkel untuk dilihat segala sesuatu yang berkaitan dengan kenderaan tersebut, apakah air baterenya perlu diisi lagi, olinya diganti, mesinnya di tune-up, bannya apakah perlu diganti, remnya , dan lain sebagainya, dan itu semua adalah bagian dari system pemeliharaan kenderaan sehingga kenderaan dapat berjalan dengan baik sepanjang masa. Jika hal itu diperlukan bagi sebuah kenderaan, demikian juga bagi kehidupan manusia, dan semua makhluk yang hidup. Hidup adalah bergerak, dan setiap yang bergerak diperlukan suatu system pemeliharaan sehingga kehidupan akan tetap berjalan dengan baik. Berarti dalam suatu kehidupan diperlukan sistem perawatan dan pemeliharaan, dan untuk bengkel kehidupan manusia dalam satu tahun itulah diperlukan bengkel ramadhan, untuk memperbaiki dan men-service seluruh anggota badan manusia, roh manusia, akal manusia dan emosi manusia, serta suku cadang manusia yang lain.
Jika kita memasuki bulan ramadhan, maka yang pertama kita lakukan adalah shalat taraweh. Shalat taraweh jika kita umpamakan dengan kenderaan adalah untuk mengisi air bateri agar batere tetap kuat dan dalam kondisi yang baik. Manusia mempunyai jiwa dan ruh. Jiwa dan ruh manusia adalah bagaikan sebuah batere. Jika batere perlu diisi ulang, sehingga kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai bahan penggerak, demikian juga dengan jiwa dan ruh manusia. Pengisian ruh adalah dengan salat, itulah sebabnya rasulullah jika akan salat berkata kepada Bilal bin rabah, Yaa Bilaal, arihna bissalah…Wahai Bilal tenangkan jiwa kami dengan shalat. Berarti shalat adalah pengisian jiwa dan ruh agar tetap kuat. Untuk itu maka malam ramadhan pertama yang perlu diperrbaiki adalah ruh dan jiwa manusia dengan melakukan shalat taraweh baik itu delapan atau dua puluh rakaat. Sebaiknya kita tidak perlu bertengkar tentang bilangan rakaat, karena dalam ibadah shalat biasanya ada bilangan minimal danm maksimal. Jika dalam shalat duha minimal dua rakaat, maksimal delapan rakaat, dalam shalat witir minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat, tergantung kepada kemampuan dan keinginan kita untuk melaksanakannya, demikian juga dengan shalat taraweh, minimal delapan rakaat dan boleh juga duapuluh rakaat. Air bateripun demikian ada batas minimal dan batas maksimal dalam pengisiannya. Sepatutnya yang menjadi perhatian kita bukanlah bilangan, tetapi kualitas shalat taraweh yang dilakukan, apakah shalat tersebut sudah dapat menguatkan hubungan ruh dan jiwa kita kepada Allah taala. Oleh sebab itu lakukanlah shalat dengan penuh khusyu tanpa terburu-buru, sehingga shalat menjadi sebuah kenikmatan jiwa, kekuatan ruh bukan menjadi beban dan ajang pertengkaran.
Setelah shalat taraweh sebagai pengisian bateri kehidupan, maka kita melakukan tadarus al Quran, sebab menjadi tradisi nabi melakukan tadarus al quran bersama malaikat jibril sepanjang bulan ramadhan. Tadarus al Quran adalah untuk memperbaiki hati dan otak manusia. Hati manusia setelah dipakai selama setahun, kadang-kadang berkarat, untuk itu diperlukan sebuah proses pembersihan karat hati terlebih dahulu. Dalam sebuah hadis rasulullah saw bersabda : " Sesungguhnya hati manusia itu dapat berkarat bagaikan besi yang berkarat ". Sahabat bertanya : Ya rasulullah, jika demikian apakah caranya untuk membersihkan karat hati tersebut ? ". rasulullah saw menjawab : " Karat hati itu hanya dapat dibersihkan dengan bacaan al Quran dan mengingat kematian ". ( hadis riwayat baihaqi ).
Sebagaimana dalam shalat sunat taraweh ada batas minimal, demikian juga dalam membaca Al Quran, maka untuk membersihkan hati diperlukan bacaan al quran walaupun dilakukan dengan membaca tanpa mengetahui makna. Tetapi lebih baik lagi jika membaca dengan getaran hati dan penghayatan akan makna yang terkandung di dalamnya, inilah maksud daripada kalimat " tadarus". Tadarus dari kalimat " tadarasa – yayatadaru- tadarusan " yang bermakna mempelajari sesuatu, berate tadarus al Quran adalah membaca, dan mempelajari ayat-ayat yang terkandung dalam al Quran. Jika dengan membaca saja sudah dapat membersihkan karatnya hati, maka dengan tadarus atau tadabur al quran kita dapat memasukkan informasi, pesan dari ayat-ayat al Quran ke dalam otak kanan kita, sebagaimana kita mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Tujuan dengan tadarus al Quran adalah memasukkan kembali pedoman hidup, informasi al quran ke dalam memori otak kita, sehingga dengan tadarus berarti membuang informasi yang salah tentang kehidupan seperti cara berpikir kapitalis, sekular, dan lain sebagainya, menjadi cara berpikir al quran. Jika dalam berpikir secular kita melihat bahwa dunia ini adalah kesenangan, maka berpikir al quran kita akan melihat bahwa dunia ini adalah ujian, demikian seterusnya. JIka kita bandingkan dengan kenderaan , maka tadarus al quran adalah bagaikan proses memperbaiki dan mentune-up mesin kenderaan sehingga mesin dapat berjalan dengan lebih baik.
Setelah tadarus, maka proses begkal ramadhan adalah sahur. Sahur secara bahasa adalah berjaga diwaktu malam. Makan sahur adalah proses penjagaan diri daripada keadaan lapar pada esok hari. Manusia berjaga di waktu malam juga diharapkan untuk melakukan shalat tahajud, bermunajat kepada Allah, dan memohon ampun kepadaNya, sebab dalam sebuah hadis : " Tuhan akan turun setiap malam ke langit pertama di sepertiga malam terakhir dan berfirman : Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku akan menjawabnya, Siapa yang meminta kepadaKu, Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu, Aku akan memberi ampunan kepadanya " ( riwayat Bukhari ).Dengan tahajud kita munajat, melaporkan rencana kerja kita untuk esok hari dan meminta persetujuanNya, rahmatNya, pertolongan dan perlindunganNya. dengan Allah. Proses sahur adalah proses penjagaan diri, dan jika dibandingkan dengan kenderaan adalah memperbaiki kaca spion, lampu tangan, dan lain sebagainya.
Setelah sahur , kita akan memasuki proses berpuasa dengan menahan diri daripada segala yang membatalkan puasa, dan menahan diri daripada keinginan dan nafsu. Inilah yang disebut dengan " imsak ", yaitu menaahan diri daripada yang membatalkan dan sesuatu yang dapat menghilangkan pahala puasa. Imsak kelas ekonomi, adalah menahan diri daripada makan dan minum dan yang membatalkan puasa. Imsak kelas eksekutif adalah bukan sahaja menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan pandangan, penglihatan, perkatan, tangan dan kaki dari segala tindakan tercela. Imsak kelas super eksekutif adalah menahan diri dari makan dan minum, dari perbuatan terscela dan juga menahan fokus perhatian dari segala sesuatu yang dapat melupakan Tuhan, sehinnga fokus segala perbuatan dan kehidupan adalah zkrullah, ibadah kepada Allah. Proses imsak ( manahan diri ) atau istilah yang dikenal dengan nama puasa ini jika kita umpamakan dengan kederaan masuk bengkel adalah memperbaiki rem baik itu rem belakang atau rem depan, sehingga pengemudi dapat mengawal diri dalam menjalankan kenderaannya. Inilah yang disebutkan nabi dalam hadis " al-Shaumu junnah", artinya "Puasa itu adalah benteng kehidupan ".
Setelah itu kita memasuki waktu berbuka puasa ( iftar ). Dengan berbuka puasa kita memasukkan energi ke dalam badan sehingga badan dapat berjalan dengan baik, demikian juga berbuka dimisalkan dengan memperbaiki " gas ', sehingga kenderaan dapat berjalan dengan baik. Seorang pakar kesehatan dari Amerika dalam buku " The Miracle of Fasting " berkata bahwa puasa tiga puluh hari dalam setahun itu dapat menghilangkan toksid yang terdapat di dalam tubuh manusia. Demikian juga dalam sebuah hadis disebutkan " , berpuasalah kamu maka kamu akan sehat " ( thabrani ) berati dengan puasa kita sedang memperbaiki kesehatan badan kita sehingga kita dapat berjalan dengan baik pada kehidupan mendatang.
Iftar juga bermakna kembali kepada fitrah yang suci, sehingga jika manusia menjalani proses ramadan dengan tetap menjaga kualitas taraweh, kualitas tadarus, kualitas sahur dan kualitas imsak, maka dia telah melakuakn sebuah proses penyucian diri ( iftar ) sehari demi sehari sampai satu bulan, sehingga setelah menjalani proses iftar selama sebulan, barulah proses iftar itu dapat menyucikan kehidupan secara totalitas, baik ruhnya, hati dan otaknya, emosi dan perbuatannya, sehingga pada akhir ramadhan kita akan menjadi manusia yang kembali kepada fitrah yang suci ( idul fitri ), sebagimana kenderaan dimasukkan ke dalam bengkel setelah proses beberapa hari maka kenderaan itu mempunyai kualiti lebih baik lagi seperti kenderaan yang baru. Selamat menjalani bengkel ramadhan. Fa'tabiru ya ulil albaab. ( Muhammad Arifin ismail ).
FADHILAT BULAN RAMADHAN
Ramadhan berasal dari kata bahasa Arab “ Ra – ma – dha “ yang bermakna “ Panas yang dapat membakar sesuatu “. Maka oleh karena itu, makna bulan ramadhan secara bahasa adalah bulan yang dapat membakar. Menurut para ulama bulan ramadhan berarti bulan yang dapat membakar dosa-dosa dengan melakukan ibadah puasa, menahan diri dari makan dan minum dan segala yangdapat membatalkan ibadah tersebut. Ada beberapa keutamaan bulan ramadhan :
1. Pada bulan ramadhan telah diturunkan semua kitab-kitab suci dan sahifah suci baik itu Sahifah Ibrahim, kitab suci Al Quran, Taurat, Injil dan Zabur. Menurut sebuah riwayat, Sahifah Ibrahim diturunkan pada awal ramadhan. Taurat diturunkan pada malam ke-enam ramadhan setelah 700 tahun dari sahifah Ibrahim. Kitab Zabur diturunkan kpada Nabi Daud pada malam ketiga belas ramadhan setelah 500 tahun dari turunnya Zabur. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada malam ke-delapan belas ramadhan setelah 1200 tahun diturunkannya kitab zabur. Kitab suci Al Qur an diturunkan pada malam ke-dua puluh tujuh ramadhan setelah 620 tahun dari turunnya Injil.
2. Rasulullah saw bersabda : “ Sekiranya ummatku mengetahui rahasia yang terkandung dalam bulan ramadhan, maka mereka berharap agar ramadhan itu berlaku untuk sepanjang tahun “. Para ulama menyatakan hal ini disebabkan bahwa pada bulan ramadhan tersebut seluruh kebaikan akan dikumpulkan, semua perbuatan yang dilaksanakan dengan ketaatan kepada Tuhan akan diterima, semua doa akan dikabulkan, dan semua dosa akan diampunkan, dan surga akan merindukan kedatangan mereka. Menurut Rasulullah saw dalam sebuah hadis menyatakan bahwa surga merindukan kedatangan empat jenis manusia yaitu mereka yang selalu membaca Al Quran di bulan ramadhan, mereka yang selalu menjaga lisan , mereka yang selalu memberi makan kepada orang yang lapar, dan mereka yang selalu berpuasa di dalam bulan ramadhan.
3. Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa apabila terbitlah bulan sabit di awal ramadhan, maka berteriaklah Arsy, Kursi, dan seluruh malaikat beserta segala sesuatu yang berada di bawahnya, mengucapkan kata-kata yang bermakna : “ Kebaikan dan kemuliaan bagi umat Nabi Muhammad saw karena Allah Taala telah memberikan kemuliaan kepada mereka pada bulan ini”. Pada malam itu seluruh makhluk baik itu matahari, bulan, bintang-bintang , seluruh planet, burung-burung yang beterbangan di udara, ikan-ikan yang berada di dalam air dan seluruh makhluk yang bernyawa yang berada di atas permukaan dunia – kecuali syetan yang terkutuk - semuanya beristighfar, memohon agar Allah memberikan ampunan-Nya kepada mereka. Menjelang waktu subuh, maka Allah Taala menerima permintaan dan permohonan mereka itu semua, sehingga tidak ada seorangpun yang tidak mendapat ampunan-Nya. Kemudian Allah Taala berkata kepada malaikat : “ Jadikanlah dan tujukanlah seluruh ibadah shalat serta tasbih kalian pada bulan ramadhan ini untuk ummat Muhammad saw “.
4. Sayidina Umar bin Khattab r.a menceritakan bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “ Apabila seseorang kamu terbangun dari tidurnya di dalam bulan ramadhan, menggerakkan badannya yang masih berada di atas tempat tidur ke kiri dan ke kanan, maka tempat tidur itu akan berkata :
“ Apa yang sedang engkau lakukan ini..? Bangkitlah dari tidurmu, maka Allah Taala akan memberikan keberkatan-Nya , kasih sayang-Nya kepadamu “. Apabila dia berdiri untuk mendirikan shalat, maka tilam itupun berdoa : “ Ya Allah berikanlah kepadanya tilam yang tinggi “. Apabila dia memakai pakaiannya, maka pakaian itu berdoa : “ Ya Allah berikanlah kepadanya perhiasan surga”.
Apabila dia memakain alas kaki ( sliper ) maka alas kaki itupun berdoa : “ Ya Allah tetapkanlah kedua kakinya di atas shiraat ( jembatan ) di akhirat nanti “. Apabila dia mengangkat gayung untuk mengambil air wudhu’ maka gayung tersebut akan berdoa dan berkata: “ Ya Allah berikanlah kepadanya gayung surga “. Apabila dia mengambil wudhu’, maka air itu berkata : “ Ya Allah sucikanlah diri orang ini daripada dosa dan kesalahan“. Apabila bersiap untuk melaksanakan ibadah shalat , maka rumah tempat dimana dia shalat tersebut akan berdoa: “ Ya Allah lapangkanlah kuburannya , terangilah lobang kuburannya dengan cahaya, tambahkanlah rahmat baginya “. Allah subhana wa taala akan memandangnya dengan penuh rahmat dan sewaktu dia berdoa, maka Allah menjawab: “ Wahai hambaku.seaktu kamu berdoa ,maka Kami akan mengabulkannya. Kamu telah meminta sesuatu , maka Kami akan memberikannya. Kamu telah meminta ampun, maka Kami adalah yang memberi ampunan kepadamu sekalian “.
5. Menurut sebuah riwayat, Allah berkata kepada nabi Musa a.s. Aku telah memberikan dua cahaya bagi umat Muhammad agar mereka tidak mengalami kegelapan di dua tempat. Musa bertanya : ‘ Apakah kedua cahaya itu ya Tuhan ..? “. Allah taala menjawab : “ Nur Ramadhan dan Nur Al Quran “. Musa kembali bertanya : ‘ Apakah kedua kegelapan tersebut “. Allah taala menjawab : Kegelapan di dalam kuburan dan kegelapan di hari kiamat nanti “.
6. Anas bin Malik menceritakan bahwa Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam telah bersabda : ‘ Barangsiapa yang menghadiri majlis ilmu dalam bulan ramadhan, maka Allah akan menuliskan baginya pahala ibadah setahun bagi setiap langkah yang dilakukannya, dan nanti dia akan berada bersamaku di atas Arsy. Barangsiapa yang senantiasa melakukan shalat berjamaah di dalam ramadhan, maka setiap rakaat yang dilakukannya akan dibalas dengan satu buah kota yang penuh dengan nikmat Allah. Barangsiapa yang berbuat baik kepada kedua ibubapanya slama bulan ramadhan, maka dia akan mndapat pandangan kasih sayang daripada Allah subhana wa Taala, dan aku akan menjadi pelindung baginya di dalam surga. Jika seorang isteri berbuat sesuatu untuk mendapatkan ridha suaminya dalam bulan ramadhan, maka dia akan mendapat pahala Maryam (ibunda Nabi Musa) dan Asiah (istri Firaun yang tetap beriman ). Barangsiapa yang membantu hajat dan kesusahan seorang muslim yang lain di dalam bulan ramadhan, maka Allah akan membantu hajat dan keperluannya di hari kiamat “.
7. Rasulullah saw bersabda ; ‘ Apabila datanglah awal bulan ramadhan, maka syetan – syetan dan jin akan diikat dengan rantai, pintu neraka akan ditutup, pintu surga akan dibuka dan pada setiap malam dalam bulan ramadhan itu Allah subhana wa taala berkata tiga hal : (1) Adakah orang yang meminta sesuatu, maka Aku akan memberikan apa yang diminta olehnya (2) Adakah orang yang bertaubat kepada-KU, maka AKU akan menerima taubatnya (3) Adakah orang yang beristighfar kepada-KU, maka AKU akan memberi ampunan kepadanya .
8. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwasanya : “ Apabila tiba awal bulan ramadhan maka Allah Taala berkata : “ Siapa yang mencintai Kami, maka Kami akan mencintainya. Siapa yang meminta sesuatu kepada Kami, maka Kami akan memberi apa yang dipintanya. Siapa yang ber-istighfar kepada Kami, maka Kami akan memberi ampunan kepadanya, dengan berkat kemuliaan bulan ramadhan “. Kemudian Allah subhana wa taala menyuruh malaikat al-kiram al-katibin ( malaikat pencatat amal ) untuk mencatatkan kebaikan-kebaikan mereka dan tidak mencatatkan keburukan mereka serta menghapuskan segala kesalahan dan dosa-dosa mereka yang telah lalu.
9. Dalam riwayat lain disebutkan : “ Barangsiapa yang bergembira dengan datangnya bulan ramadhan, maka Allah Taala mengharamkan badannya dari siksa api neraka “.
FADHILAT BERPUASA
1. Puasa itu dapat mengendalikan dan mengatur nafsu syahwat. Rasulullah saw bersabda ; ‘ Wahai para pemuda, jika kamu telah mempunyai kemampuan maka laksanakanlah nikah, karena nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu untuk nikah maka hendaklah melakukan puasa karena puasa itu merupakan pelindung “.
2. Rasulullah saw bersabda : “ Setiap amalan anak Adam itu adalah untuk diri mereka sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk-KU dan AKU yang akan membalasnya “.
3. Diriwayatkan bahwasanya nabi Muhammad saw bersabda : “ Aku beri keistimewaaan bagi umatku dalam lima perkara. Pertama, jika datang awal ramadhan maka Allah Taala akan melihat mereka dengan penuh kasih sayang, dan barangsiapa yang dilihat oleh Allah dengan pandangan rahmah, maka dia tidak akan disiksa selamanya. Kedua, Allah Taala menyuruh malaikat untuk memintakan ampun bagi umatku. Ketiga, Bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah daripada minyak kesturi. Ke-empat, Allah taala berkata kepada surga : “ Berhiaslah kamu wahai surga untuk menyambut kebaikan hamba-hambaKu yang beriman. Mereka itulah yang akan menjadi wali-waliKU. Kelima, Allah Taala akan memberi ampunan-Nya kepada umatku sekalian.”.
4. Rasulullah saw bersabda : “ Barangsiapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala daripada Allah Taala, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya “.
5. Jabir menceritakan bahwa rasulullah saw pernah bersabda : ‘ Jika datanglah malam terakhir dari bulan ramadhan, maka menangislah langit , bumi, dan seluruh malaikat karena melihat musibah yang datang kepada umat Muhammad “. Sahabat bertanya : Musibah apakah itu ya Rasulullah..Rasul menjawab : Musibah itu adalah dengan kepergian dan berakhirnya bulan ramadhan, sebab pada bulan tersebut segala doa dikabulkan; segala sedekah akan diterima, segala kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya, dan setiap siksaan akan ditunda “. Musibah apakah yang lebih besar daripada musibah terputusnya dan berakhirnya segala sesuatu keutamaan tersebut…?
AMALAN RAMADHAN
1. Doa ketika melihat anak bulan di malam pertama ramadhan.
Rasulullah saw selalu berdoa setiap melihat anak bulan di awal malam ramadhan dengan ucapan : “ Wahai Tuhan yang telah menampakkan awal bulan kepada kami dengan aman dan iman, dengan selamat dan Islam..Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah..hilal (anak bulan ) yang benar dan baik “.
2. Berniat puasa pada malam hari.
Rasul bersabda : “ Barangsiapa tidak membulatkan niatnya untuk berpuasa sebelum fajar ( subuh ), maka tidak ada puasa baginya “.
Niat itu di dalam hati ; tetapi untuk menguatkan niat tersebut sebaiknya dilafadzkan dengan ucapan : Nawaitu shauma ghaadin an syahri ramadhaan ada’an lillahi taala ( Aku berniat untuk melakukan puasa bulan ramadhan esok hari karena Allah “
3. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa dan yang membatalkan pahala berpuasa.
Ulama membagi puasa dalam tiga macam :
a. Puasa awam ( kelas biasa /bisnis) yaitu menahan diri dari makan, minum, dan melakukan hubungan kelamin.
b. Puasa khas ( kelas eksekutif ): yaitu puasa anggota badan dari segala larangan Tuhan dengan cara
(1) menjaga mata dari memandang yang dilarang agama.
(2) menjaga mulut dari pada dusta,
ghibah, fitnah, dan sumpah palsu.
(3)menjaga telinga daripada
mendengarkan suara yang tidak baik
(4) menjaga anggota tangan dan kaki dari
perbuatan yang buruk.dan menjaga perut dari makanan yang syubhat.
(5)tidak memasukkan makanan yang halal kedalam perut dengan berlebih-lebihan.
c. Puasa Khawasul khawas ( kelas Super eksekutif ): yaitu puasa orang-orang shaleh dengan menahan hati dan pikiran daripada keinginan duniawi.
Rasulullah saw bersabda : “ Barangsiapa yang tidak dapat meninggalkan perkataan dan perbuatan yang buruk maka Allah tidak menghendaki dia untuk meninggalkan makan dan minumannya “ .
Anas bin Malik berkata bahwasanya rasulullah bersabda : “ Ada beberapa perkara yang dapat menggugurkan pahala berpuasa yaitu : Dusta, Ghibah, Namiimah (memfitnah) bersumpah palsu, dan memandang dengan pandangan penuh syahwat “.
Dalam hadis lain Rasul bersabda : “ Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapat apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga “.
Dalam hadis lain Rasul juga bersabda : ‘ Tidak ada tempat yang lebih dibenci oleh Allah melainkan daripada perut yang dipenuhi oleh makanan halal secara berlebih-lebihan “.
4. Bersegera sewaktu berbuka
Rasul bersabda : Alah berkata : ‘ Hamba yang paling AKU cintai adalah mereka yang bersegera dalam berbuka puasa “.
5. Berbuka dengan kurma atau air.
Rasul bersabda : “ Jika seseorang itu berbuka, maka berbukalah dengan kurma. Jika dia tidak mendapat kurma, maka berbukalah dengan air putih, karena dia itu adalah pembersih “.
6. Membaca doa sewaktu berbuka
Dalam hadis disebutkan : “ Bagi orang yang berpuasa ada doa yang tidak akan ditolak, yaitu ketika dia berbuka “. Apabila berbuka rasulullah berdoa : “ Allahumma laka sumtu wa alaa rizqika afthartu “ (Ya Allah hanya untuk Engkau aku berpuasa dan dengan rezeki–Mu aku berbuka)
“ Allahumma laka shumna, wa ala rizqika aftharnaa fataqabal minna innaka antas sami’ul alim “ (Ya Allah..hanya untuk-Mu kami berpuasa, dan dengan rezki-Mu kami berbuka, maka terimalah puasa kami sesungguhnya Engkau Maha mendengar dan Maha Mengetahui ).
7. Memberikan makanan berbuka kepada orang lain
Rasul bersabda : ‘ Barangsiapa memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala sama dengan orang yang berpuasa, sedangkan pahala orang yang berpuasa itu sendiri tidak berkurang sedikitpun “. ( Tirmidzi ).
8. Tadarus Al Qur an dan bersedekah
Dari Ibnu Abbas, rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan dan sikap kedermawanannya itu lebih besar lagi terlihat pada waktu bulan ramadhan ketika malaikat jibril menemuinya. Malaikat Jibril biasa menemuinya pada setiap malam Ramadhan, mengadakan tadarus al Qur an ( riwayat bukhari – muslim )
9. Melakukan shalat sunat di malam hari ( qiyamullail )
Rasul bersabda : “ Barangsiapa yang mendirikan ( shalat ) di bulan ramadhan dengan penuh iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu “.
Shalat sunat tarawih adalah shalat sunat yang dilakukan setelah shalat isya di malam hari sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat. Kemudian di tutup dengan shalat witir sebanyak 3 rakaat. Shalat sunat tarawih ini boleh dilakukan perseorangan juga boleh dilakukan berjamaah.
10. Meng-akhirkan makan sahur.
Rasulullah saw bersabda : “ sahurlah kamu karena dalam makan sahur itu ada keberkahan “. Rasulullah saw ditanya berapa lama jarak antara makan sahur dan waktu mendirikan shalat ( subuh ). Rasul menjawab : “ Lima puluh ayat al Qur an “.
11. Beri’tikaf di masjid terutama pada sepuluh akhir ramadhan.
Rasulullah saw bersabda : “ Siapa yang akan beri’tikaf denganku maka hendaklah ia beri’tikaf pada sepuluh akhir ramadhan “ .
12. Memperbanyak ibadah di malam Lailatul Qadar.
Rasul bersabda : lailatul Qadar itu pada bulan ramadhan. Oleh sebab itu hendaklah kamu mencarinya pada sepuluh hari terakhir, karena ia terdapat pada hari-hari ganjil yaitu pada malam 21, atau 23 atau 25 atau 27 atau 29 atau malam terakhir
LAILATUL QADAR: Merebut Piala ramadhan
Jika seseorang itu sedang mengikuti sebuah pertandingan, maka dia akan selalu mengingat, bahwa kalau menang pasti akan mendapat piala ; sebagai bukti prestasi Piala yang akandiraihnya, merupakan bukti keunggulan prestasi dan kedudukan, dari piala tingkat kecamatan sampai piala dunia. Demikian juga dengan puasa ramadhan, di akhir pertandingan, pewerta ramadhan akan mendapatkan piala sebagai bukti prestasi puasa yang dilakukannya. Oleh sebab itu, setiap mendengar bulan ramadhan, pasti dalam pikiran kita teringat sebuah piala yang diperebutkan yaitu sebuah malam yang istimewa dikenal dengan malam Lailatul Qadar. Sebuah malam yang sangat istimewa, malam yang penuh dengan keberkatan, malam kemuliaan, malam yang lebih baik daripada seribu bulan, malam yang penuh dengan kesejahteraan sampai kepada terbit fajar, malam dimana turun malaikat dengan izin daripada-Nya, dan juga merupakan malam diturunkannya Kitab suci Al Quranil Karim dari Lauh Mahfudz di langit ke tujuh kepada Baitul Izza di langit pertama. Untuk mengekalkan kemuliaan malam tersebut, maka Allah Taala menerangkan tentang malam tersebut dalam kitab Suci Al Quran : “ Sesungguhnya telah Kami turunkan Al Quran pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa itu malam Lailatul Qadar. Itulah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu malaikat turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urrusan. Pada malam itu adalah malam yang penuh dengan kesejahteraan sampai kepada terbit fajar “ ( Surah Al qadar : 1 – 5 ). Dalam ayat yang lain juga disebutkan : “ Ha..Mim, dan Kitab yang nyata, Sesungguhnya Kami turunkan Al Quran pada malam yang penuh keberkatan “ ( Surah al Dukhan : 1-3 ). Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa kitab yang diturunkan itu adalah kitab suci Al Quran yang diturunkan pada malam Lailatul Qadar dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izza di langit yang pertama. Dari petikan ayat tersebut dapat kita lihat bahwasanya malam Lailatiu Qadar itu adalah suatu malam yang di dalamnya diturunkan kitab suci Al Quran secara keseluruhan. Kejadian ini terjadi hanya sekali, dan malam lailatul qadar yang terjadi setiap ramadhan adalah merupakan hari peringatan yang memiliki keistimewaan luar biasa. Malam lailatul qadar juga merupakan suatu malam di dalam malam-malam ramadhan dimana mempunyai keistimewaan sampai terbit fajar dan nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
Mengenai kapan terjadinya malam lailatu Qadar itu, ada berbagai pendapat. Ada yang mengatakan bahwa malam lailatul qadar itu terjadi pada malam duapuluh tujuh ramadhan dengan landasan sebuah hadis : “ Siapapaun yang mengintainya, maka hendaklah mengintainya pada malam ke dua puluh tujuh “ ( hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Umar ). Perintah Rasul untuk mengintai malam mulai tersebut pada malam duapuluh tukuh bukan suatu kepastian tetapi merupakan suatu kemungkinan. Sebab dalam hadis lain disebutkan bahwa Ubadah bin Samith berkata bahwa rasulullah telah memberitakan kepadaku tentang lailatul Qadar. Rasulullah bersabda : “ Lailatul qadar terjadi pada bulan ramadhan, dalam sepuluh malam terakhir. Malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dua puluh sembilan dan malam yang terakhir “ ( hadis riwayat Ahmad ). Malam lailatul Qadar itu mempunyai banyak keistimewaan yaitu : (1) malam diturunkannya kitab suci Al Quranul Karim (2) malam yang lebih baik daripada seribu bulan, sehingga menurut pendapat ulama nilai ibadah pada malam itu lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan (3) Pada malam itu malaikat jibril turun untuk mengatur segala urusan (4) Malam yang penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Disebabkan keistimewaan yang begitu hebatlah maka setiap muslim diberi Allah kesempatan untuk merebut peluang menjadi millioner pahala, dengan berjaga-jaga pada sepuluh akhir bulan ramadhan. Malam itu dapat diisi dengan amal ibadah kepada Allah baik itu shalat, membaca Al Quran, berzikir dan berdoa. Berzikir dengan makna melihat diri kita di masa lalu, dan melihat sejauh mana kita telah melaksanakan peintah Allah; mengadakan muhasabah, kemudian berdoa, dalam arti merancang masa depan yang lebih baik, empersiapkan diri untuk kehidupan tahun dpar. Oleh sebab itu lailatul Qadar juga disebut dngan malam merancang masa depan, malam kita mengajukan proposal hidup kepada Tuhan, dan malam keputusan Tuhan atas doa dan proposal kita. Jika doa dan proposal kita ajukan diterima dengan baik, dan Tuhan menyetujuinya maka hidup kita akan lebih baik sepeprti nilai hidup seribu bulan. Oleh sebab itu lailatul Qadar juga bermakna Malam Keputusan sebab di malam itu Tuhan memutuskan segala perkara untuk tahun yang akan datang sebagaimana makna ayat " malam itu malaikat turun untuk mengatur segala urusan dengan izin Tuhan " ( Surah al Qadar : 4).
Siti Aisyah pernah bertanya kepada nabi tentang doa apa yang baik dibaca pada malam tersebut.: wahai rasulullah bagaimana jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar.? Rasulullah saw menjawab : ‘ Bacalah doa : Allahumma innaka afuwwun kariimun tuhibbul afwa fa’fu anni , ya Allah sesungguhnya Engkau ini Maha pemberi maaf dan Maha pemurah senang untuk memberikan maaf, maka maafkanlah dan ampunkanlah dosa-dosaku “. ( hadis riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan disahihkan oleh Tirmidzi ). Doa ini boleh dibaca, dan juga boleh ditambah dengan doa-doa yang lain yang sekiranya lebih sesuai dengan keperluan kita. Selain berdoa, kita boleh mengisi malam lailatul qadar dengan ibadah lain, baik itu shalat – shalat sunat seperti shalat tahajjud, shalat tasbih, shalat hajat, dan juga dengan berzikir membaca istighfar, astaghfirullahal adzim..memohon ampun atas segala dosa, membaca tasbih, subhanallah.., membaca tahmid, alhamdulillah, dan zikir-zikir lain sebagainya. Juga boleh diisi dengan membaca al quran secara tilawah, atau membaca Al Quran dengan tadabbur yaitu membaca ayat dengan arti dan makna yang terkandung di dalamnya , atau dengan mengadakan diskusi tentang makna yang terkandung di dalamnya. Paling tidak kita melakukan I’tikaf, mengadakan muhasabah diri.
Hal yang sangat penting adalah jangan sampai malam lailatul qadar lewat di depan kita sedangkan kita tidak melakukan apa –apa, ini sama dengan seseorang yang mendapat peluang menjadi millioner, tetapi dia tidak mau mengambil hadiah tersebut, maka orang ini adalah orang yang sangat rugi sebab tidak dapat mengambil kesempatan yang diberikan kepadanya. Agar malam Lailatul qadar itu tidak terlewat begitu saja, maka sudah sepatutnya kita berjaga-jaga sejak dari malam duapuluh satu sampai akhir ramadhan. Itulah sebabnya Rasulullah saw sendiri selalu berjaga-jaga dalam malam sepuluh akhir ramadhan. Dalam sebuah hadis juga disebutkan bahwa : “ barangsiapa yang beribadat pada malam Lailatul qadar dengan penuh iman dan mengharapkan keridhaan Allah maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya “ ( hadis riwayat Bukhari Muslim ).
Dalam menghadapi malam Lailatul Qadar, rasulullah bukan saja bangun berjaga-jaga dengan melakukan ibadah tetapi juga membangunkan keluarganya , isteri dan anak-anaknya agar sama-sama berjaga-jaga untuk mendapatkan keistimewaan malam tersebut. Dalam sebuah hadis disebutkan ; “ Ketika telah masuk malam sepuluh ramadhan terakhir, maka nabi Muhammad saw menghidupkan malam tersebut dengan membangunkan keluarganya serta mengencangkan sarungnya “ ( Hadis riwayat Bukhari dan Muslim ). Hadis yang lain juga sama menyebutkan ; ‘ rasulullah membangunkan keluarganya dan menyingsingkan sarungnya “ ( hadis riwayat Tirmidzi dan Ali bin Abi Thalib ). Yang dimaksdu dengan menyingsingkan sarungnya, atau mengencangkan sarungnya adalah rasulullah saw selama malam terakhir tersebut sibuk beribadah, sehingga beliau tidak menggauli isterinya , walaupun pada malam hari. Barrti selama malam sepuluh tersebut, baik nabi maupu isterinya semua sibuk beribadah kepada Allah.
Dari keterangan diatas dapat juga kita ambil pelajaran bahwa pada malam sepuluh terakhir, baik itusuami , isteri, anak-anak, sepatutnya disibukkan dengan ibadah seperti shalat, zikir, membaca al quran dan lain sebagainya. Janga sampai terjadi seperti budaya sekarang ini, dimana pada malam sepuluh ramadhan, apalagi malam-malam akhir ramadhan, suami isteri dan anak-anak bukan diajak beribadah, tetapi diajak shoping untuk membeli keperluan hari raya. Ada lagi sekelompok orang kalau malam sepuluh akhir, ayah sibuk urus kartu lebaran, isteri sibuk urus kue lebaran, dan anak-anak sibuk urus mercon, petasan, kembang api dan beli lilin. Padahal nabi Muhammad pada malam sepuluh terakhir, bergaul dengan isteri saja sudah tidak sempat lagi, apalagi yang lain. Tapi kita sekarang, sibuk yang lain, sibuk shoping, sibuk ini dan itu sampai ibadah pun tak sempat lagi, kecuali yang wajib-wajib saja, apalagi untuk itikaf dan muhasabah.
Ada beberapa tanda yang terjadi pada malam lailatul qadar. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa “ Matahari pada pagi harinya terbit berwarna putih, tidak bercahaya “ ( hadis riwayat muslim ). Dari hadis ini dapat kita simpulkan bahwa jika malam itu adalah malam Lailatul qadar, maka matahari yang terbit pada keesokan harinya akan terbit dengan warna yang pudar, tidak bercahaya. Dalam hadis yang lain juga disebutkan ; “ Terang dan lapang, tidak panas dan tidak sejuk, matahari terbit pada pagi harinya tanpa cahaya “ . Tanda-tanda ini sembagaimana tersebut dalam hadis adalah tanda setelah terjadinya Lailatul Qadar, bukan sebelumnya. Tanda tersebut juga membuktikan bahwa lailatul qadar bukanlah suatu dongengan belaka, teapi sesuatu yang telah terjadi. Oleh sebab itu tanda yang ada adalah tandasetelah terjadinya malam lailatul qadar, bukan sebelumnya. Sehingga dengan demikian kita akan berjaga-jaga setiap malam, karena kita tidak tahu apakah besok hari matahari akan terbit sebagaimana yang dinyatakan dalam tanda tersebut.
Malam lailatul qadar itu juga merupakan sebuah motivasi, sebab dengan adanya malam Lailatul Qadar, umat islam bertambah akhir ke ujung ramadhan akan bertambah giat melakukan ibadah , sebab sebagai muslim hari ini harus lebih baik daripada hari yang lalu. Jika tidak ada malam lailatul qadar, boleh jadi kita hanya semangat puasa dan tarawih di malam-malam pertama saja, dan tambah akhir tambah malas, sebab tidak ada yang dicari dan direbut. Bagaikan orang yang lomba lari, maka piala biasanya disediakan di garis finish, demikian juga ramadhan, piala ramadhan berupa lailatul qadar disediakan di garis finish, sehingga kita tambah lama tambah berpacu dengan ibadah. Lailatul Qadar di hadapan kita, siapa yang cepat dan taqwa dia yang akan dapat..mari berpacu merebut piala Lailatul qadar, yang bernilai lebih baik daripada seribu bulan. Belum tentu kesempatan ini kita dapatkan di tahun mendatang.. mari berlomba merebut piala dan pahala. " lailatul qadar ", sekaligus mendapatkan surat keputusan hidup untuk tahuun mendatang sehingga hidup kita lebih baik dari seribu bulan. Fastabiqul khairaat..!