KONSEP NAMA ALLAH DALAM ALQURAN
1. Nama Allah
Allah adalah nama Tuhan yang mulia ( ismul Jalalah ) dengan sifat-sifat yang sempurna, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab suci AlQuran.
Lafaz ”Allah” bukan bahasa Arab disebabkan :
- nabi Adam dan nabi-nabi sebelum orang arab menyebut Tuhan mereka dengan nama Allah.
- Lafadz Allah tidak memiliki akar kata ( root word ) dalam bahasa Arab.
- Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ” ilah ” ( god ) dan jika dalam bentuk khas disebut dengan ” al -Ilah ” ( The God ).
Nama Allah disebutkan oleh Tuhan sendiri, bukan buatan manusia sebagaimana Allah nyatakan dalam surah Taha (20) : 14
” Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku ”.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nama ”Allah” disebutkan oleh Tuhan itu sendiri ” Sesungguhnya Aku ini adalah Allah , tiada tuhan selain Aku ”. Berarti nama Allah bukan sebutan yang diciptakan oleh manusia atau nabi tetapi nama yang disebutkan oleh Tuhan itu sendiri.
Bagi orang islam, nama Tuhan bukanlah ciptaan manusia, sedangkan oang kafir menamakan Tuhannya sesuai dengan keinginannya sendiri, sebagaimana dinyatakan Allah dalam firmanNya :
Surah Yusuf/12 : 40. Kamu ( orang kafir ) tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) Nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang Nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Surah an Najm /53 : 23. itu tidak lain hanyalah Nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan Sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka ”.
Surah Al A’raf /7 :71. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang Nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, Padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), Sesungguhnya aku juga Termasuk orang yamg menunggu bersama kamu".
2. Konsep Allah : sebagai Tuhan yang mengatur alam ( rabb ) dan sebagai Tuhan yang disembah ( Ilah ), dan memiliki sifat-sifat Asmaul Husna.
Surah Ali Imran : 62. ” Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”.
Surah al An’am : 102. (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu ”.
Surah Taha /20 : 8. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik) “.
Surah al Hasyr : 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
3. Nama Allah yang disebutkan oleh orang kafir dalam ayat Al Quran bukan Allah dalam konsep sebagai Rabb dan Ilah, tetapi Allah sebagai Rabb ( pencipta alam ) sahaja, sedangkan dalam penyembahan “ilah” mereka tidak menyembah “ Allah”.
Surah al Ankabut/29 : 61. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
Surah al Ankabut/29 : 63. dan Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).
Surah Lukman/31 : 25. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Surah az Zumar /39 : 38. dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: Apakah kamu tidak memikirkan apa yang kamu seru selain Allah, padahal jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaKu, Apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaKu, Apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.
Surah Zukhruf/43 : 87. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", Maka Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )?
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa “ Allah “ yang disebutkan oleh orang kafir bukan Allah dalam konsep yang dipahami oleh orang Islam sebagai Tuhan yang disembah dan Tuhan Pencipta Alam, dan di akhir semua ayat Allah memberikan komentar : “ dan bagaimana mereka dapat dipalingkan dari jalan sebenar “ ( Ankabut : 61 ), “ Dan mereka tidak memahaminya “ ( Ankabut : 63 ), “ Dan mereka tidak mengetahui “ ( Lukman : 25 ), “ tetapi apakah kamu memperhatikan mengapa kamu menyembah selain Allah “ ( Zumar : 38 ), Dan Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dai menyembah Allah “ ( Zukhruf : 87 ). Dari keterangan diatas kita tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa nama Allah itu adalah Allah yang dimaksudkan oleh orang Islam, sebab mereka hanya menyebutkan Allah sebagai pengatur alam bukan Tuhan yang disembah ( mereka memisahkan antara Tuhan pengatur alam dan Tuhan yang disembah, sedangkan dalam islam Tuhan Pengatur alam tidak dapat dipisahkan dari Tuhan yang disembah ). Ayat-ayat ini hanya menceritakan perkataan mereka yang mempermainkan nama Allah, ayat ini tidak memberikan keterangan bahwa Allah membolehkan mereka untuk menyebut nama Allah, sebab mereka telah meletakkan nama Allah bukan pada tempatnya. Oleh karena itu Allah memberikan komentar dalam setiap ayat bahwa mereka itu tidak mengetahui dan memahami apa yang mereka ucapkan
4. Kalimah Allah bagi masyarakat Arab Jahiliyah.
Kalimat Allah dibawa kepada bangsa Arab oleh nabi Ibrahim sebab beliau mendirikan Ka’bah sebagai rumah Allah ( rumah untuk menyembah Allah ), dan nama Allah dikenal oleh orang Arab dengan agama tauhid yang diajarkan oleh nabi Ibahim dan Ismail kepada anak keturunannya. Setelah meninggal nabi Ismail, pemahaman agama semakin berkurang, sebab tidak ada nabi dari kalangan orang Arab antara nabi Ismail sampai kepada nabi Muhammad saw. Oleh sebab itu pemahaman agama bangsa Arab berubah dari agama tauhid menjadi agama penyembah berhala ( jahiliyah ). Walaupun demikian, nama Allah masih berkembang dalam bahasa mereka, walaupun mereka tidak lagi mengetahui tentang konsep Tuhan Allah yang sebenarnya. Malahan mereka membuat nama Allah menjadi nama salah satu patung berhala yang ada disamping Ka’bah. Sebab itulah nama Allah yang disebutkan oleh masyarakat jahiliyah bukan Allah dalam konsep yang dipahami oleh agama Islam. Oleh sebab itu alasan bahwa orang jahiliyah dulu pernah memakai kalimat Allah tidak dapat dijadikan dasar hukum, sebab Allah itu dalam bahasa arab yang berkembang bukan Allah dalam definisi Tuhan yang dianggap sebagai Rabb dan Ilah dalam agama Islam.
5. Fatwa Kebangsaan
Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan bersidang kali ke-82 pada 5-7 Mei 2008 memutuskan “ Muzakarah bersetuju memutuskan bahawa lafaz Allah merupakan kalimah suci yang khusus bagi agama dan umat Islam dan tidak boleh digunakan atau disamakan dengan agama-agama bukan Islam yang lain. Oleh karena itu wajib bagi umat Islam menjaganya dengan cara yang terbaik dan sekiranya terdapat unsure-unsur penghinaan atau penyalahgunaan terhadap kalimah tersebut, maka ia perlu disekat mengikut peruntukan undang-undang yang telah termaktub dalam Perlembagaan Persekutuan “.
6. Penolakan umat nasrani terhadap pemakaian kalimat Allah di negeri Belanda dan di Indonesia .
Dutch bishop: Call God ‘Allah’ to ease relations
Associated Press. ( updated 11:29 a.m. ET Aug. 15, 2007)
AMSTERDAM - A Roman Catholic Bishop in the Netherlands has proposed people of all faiths refer to God as Allah to foster understanding, stoking an already heated debate on religious tolerance in a country with one million Muslims. Bishop Tiny Muskens, from the southern diocese of Breda, told Dutch television on Monday that God did not mind what he was named and that in Indonesia, where Muskens spent eight years, priests used the word "Allah" while celebrating Mass. "Allah is a very beautiful word for God. Shouldn't we all say that from now on we will name God Allah? ... What does God care what we call him? It is our problem." A survey in the Netherlands' biggest-selling newspaper De Telegraaf on Wednesday found 92 percent of the more than 4,000 people polled disagreed with the bishop's view, which also drew ridicule. "Sure. Lets call God Allah. Lets then call a church a mosque and pray five times a day. Ramadan sounds like fun," Welmoet Koppenhol wrote in a letter to the newspaper. Gerrit de Fijter, chairman of the Protestant Church in the Netherlands, told the paper he welcomed any attempt to "create more dialogue", but added: "Calling God 'Allah' does no justice to Western identity. I see no benefit in it." A spokesman from the union of Moroccan mosques in Amsterdam said Muslims had not asked for such a gesture.
Sumber : http://www.msnbc.msn.com/id/20279326/ns/world_news-europe/
Kristen di Indonesia menolak Allah untuk nama tuhan mereka.
Di akhir tahun 1990-an, di Indonesia muncul kelompok yang memuja nama Yahweh (dalam huruf Ibrani disebut tetragrammaton yang terdiri dari 4 huruf bahasa Ibrani יהוה – YHVH). Pelopornya adalah dr. Suradi dari Yayasan Nehemia yang kemudian berlindung dibelakang nama organisasi Shiraathal Mustaqien dan lalu diganti dengan nama Bet Jeshua Hamasiah, Jakarta, dan mereka menerbitkan seri traktat berjudul Siapakah Yang Bernama Allah Itu?
Pada prinsipnya kelompok ini berpendapat bahwa 'nama Allah' adalah nama dewa berhala Arab, atau tepatnya dewa bulan atau dewa air, karena itu haram disebut oleh umat Kristen dan harus dihapus dari dalam Alkitab terbitan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia). Konsekwensi dari keyakinan ini adalah bahwa kelompok ini kemudian menerbitkan Kitab Suci Torat dan Injil (Kitab Suci 2000) yang menggunakan terjemahan LAI sebagai dasar dan mengganti semua nama Tuhan dengan Eloim atau Yahwe, dan mengganti nama-nama menjadi nama Ibrani.
Dua tahun kemudian terlihat ada kelompok yang mirip tetapi berjalan terpisah dan menamakan diri mereka sebagai Jaringan Gereja-Gereja Pengagung Nama Yahweh. Kelompok ini diilhami gerakan semacam dari Afrika Selatan dan Amerika Serikat, dan menyalahkan tradisi Yudaisme Orthodox, Septuaginta, dan Naskah PB Yunani Koine yang dianggap sudah menerjemahkan bahasa asli Alkitab yang dipercayai adalah bahasa Ibrani. Kelompok ini juga mengganti nama Tuhan dengan YAHWEH dan menerbitkan Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan pada tahun 2002. Kitab suci ini juga menghilangkan nama Allah dan menggantikannya dengan Tuhan dan nama TUHAN/Tuhan dengan YAHWEH. Ada juga Nafiri Yahshua Ministry yang menerbitkan traktat-traktat dan buletin dengan tokohnya Teguh Hindarto dan mendirikan Gereja Alkitab Injili Nusantara di Kebumen. Pada prinsipnya, pendapat mereka sama dengan yang di atas, yaitu bahwa nama Allah adalah nama berhala Arab dan harus disingkirkan dari Alkitab dan agar nama YAHWEH dan 'ELOHIM-lah yang digunakan.
Menyinggung nama Allah, tidak bisa diabaikan adanya kelompok lain yang dipelopori Posma Situmorang yang menolak nama Allah yang dianggap nama berhala dan menekankan bahwa nama Bapa adalah Yesus, nama Anak adalah Yesus, dan nama Roh Kudus adalah Yesus juga. Yang menarik dari kelompok ini adalah bahwa kelompok ini menganggap bahwa nama YAHWEH sebenarnya adalah nama berhala juga!
(sumber : situs sarapan pagi.com )
Nama Allah disebutkan oleh Tuhan sendiri, bukan buatan manusia sebagaimana Allah nyatakan dalam surah Taha (20) : 14
ReplyDelete” Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku ”.
Pintar sekali Muhammad mengarang!
Sesungguhnya ayat di atas bukan barang baru, sebab ayahnya Muhammad bernama Abdullah (abdi allah). Berarti nama Allah bukan barang baru bagi Muhammad yang melafazkannya. Terpaksalah Blog ini bersusah-payah melakukan apologetika.
Heh heh!
Sangat memaksa sekali web ini dalam melogikakakan bahwa ADAM memanggil Tuhannya dengan nama ALLAH.
DeleteMemaksa di mana?
Ya karena memakai dasar kitab alquran sebagai acuannya, pembenarannya, Kitab yg terakhir, yg munculnya lebih dr 5000 tahun sejak Adam ada. Sementara selama selang waktu kira2 5000 tahun itu, ada banyak kitab ada banyak catatan purbakala yg TIDAK SEKALIPUN menyebut ALLAH SWT sebagai mahluk yg dikenal manusia. APALAGI disembah oleh manusia.
Komeng ane ga muncul gan..
ReplyDeletega boleh gitu gan jika sdh terbuka untuk umum......
Web ini terlalu memaksa sekali menyatakan bahwa Adam memanggil Tuhannya dengan nama ALLAH.
Di mana pemaksaannya?
Karena dasar yg dipergunakan adalah buku alquran, sebuah 'kitab' terakhir. yg muncul lebih dr 5000 tahun sejak kemunculan adam.
Bukankah selama selang waktu 5000 tahun itu ada buku2 suci lain, catatan2 purbakala lain, YANG TIDAK MENYEBUT NAMA ALLAH SATU KALIPUN SEBAGAI SESEMBAHAN atau juga barangkali sebagai dzat atau mahluk yg dikenal manusia?
Bagaimana mau menyembah allah, jika namanya saja TIDAK DIKENAL mereka?
Mengapa MEMAKSA berdasarkan alquran untuk menjawab kejadian/cerita sebelum alquran ada/lahir? APALAGI jika catatan alquran jelas2 berbeda dengan catatan yg lainnya spt catatan sejarah yg umum misalnya