MENGHARGAI NIKMAT WAKTU
Allah telah menetapkan dalam sistem alam semesta ini , waktu satu tahun itu terdiri dari dalam dua belas bulan : " Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, tertulis dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi " ( Qs. Taubah : 36 ). Pergantian tahun demi tahun itu dimaksudkan agar manusia dapat memperhatikan bagaimanakah dia memakai waktu yang telah diberikan kepadanya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa : “Tidak ada satu haripun jika matahari telah terbit di ufuq timur kecuali pada hari itu bergema suatu seruan : Hai anak cucu Adam, aku ini ( hari ) adalah makhluk yang baru diciptakan untukm kehidupanm, dan amal pekerjaanmu semua akan menjadi saksi..oleh karena itu pergunakan aku (hari ini) dengan sebaik-baiknya, karena aku tidak akan kembali lagi dalam kehidupanmu sampai hari kiamat nanti ”. Dari hadis tersebut diatas, dapat kita simpulkan bahwa hari itu adalah diciptakan untuk kehidupan manusia, dan sikap seorang muslim adalah harus dapat mempergunakan setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari yang dilaluinya, dengan perbuatan positip, sehingga bernilai pahala di dunia dan di akhirat.
Mengapa demikian, karena waktu itu diciptakan oleh Tuhan agar manusia dapat mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin adalah tugas dan kewajiban utama setiap hamba. Begitu mahalnya harga waktu sehingga Allah berfirman dalam Al Quran , Surat Al Ashr yang maksudnya : “ Demi waktu, sesungguhnya manusia itu semuanya akan ditimpa kerugian, kecuali mereka yang dapat mempergunakan waktu mereka sebaik-baiknya dengan cara beriman kepada Allah, beramal shaleh, saling memberi nasehat dalam kebaikan dan dalam kesabaran. “ ( QS. Al Ashr : 1 – 3 ). Surah ini menyatakan bahwa manusia dalam keadaan rugi jika waktu yang diberikan kepadanya walaupun satu detik tidak dipergunakan untuk melakukan perbuatan positip dengan landasan iman . Sebab itu dalam budaya sahabat, setiap akan berpisah mereka membaca surah ini, dengan maksud setelah kita berpisah apakah program yang harus dilakukan selanjutnya ? Demikian juga setiap selesai stau majlis atau pertemuan, biasanya pembawa acara akan membaca surah wal Ashri, dengan maksud, memberikan pemahaman kepada yang hadir, jika acara ini telah selesai, pekerjaan apakah lagi yang harus kita lakukan sehingga waktu mendatang bernilai positip. Sayang, banyak orang membaca surah wal Ashri, tanpa memahami bagaimana bersikap "wal ashri", dalam mempergunakan waktu.
Sudahkan setiap detik dan menit yang kita lalui setiap hari penuh dengan iman dan amal shaleh…? Mari kita mengadakan “ chek-list “ atas waktu kita selama duapuluh empat jam sehari semalam..Berapa banyak yang kita pakai untuk beramal, beribadah, berbuat positip…? Ataukah selama ini waktu kita lebih banyak terbuang percuma tanpa nilai apalagi pahala..? Berapa banyak waktu kita hilang untuk melihat filem di layar tivi, mengobrol disana- sini, ngrumpi di café , berjalan-jalan dan mejeng di shoping center, mall, dan lain sebagainya. Padahal Rasulullah saw telah berpesan agar umatnya dapat memakai hari demi hari dengan lebih baik, malahan setiap hari harus memiliki nilai tambah dari hari sebelumnya, sebagaimana sbda beliau dalam sebuah hadis : " Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia itu adalah orang yang sukses. Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin ( tidak ada peningkatan amal ) maka dia itu adalah orang yang rugi. Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia itu orang yang terkutuk dan terlaknat ( sebab tidak dapat mempergunakan waktu dan hari dengan perbuatan yang lebih baik, malahan menjadikan hari tersebut lebih tidak bernilai dibandingkan hari kemarin ).
Tanpa sadar kita selama ini teah banyak memuang dan menyia-nyiakan waktu, artinya waktu kita lebih banyak terbuang percuma daripada bernilai positip dan menjadi amal shaleh. Inilah kerugian ummat Islam terbesar di dalam kehidupan modern sekarang. Hebatnya lagi gejala ini bukan hanya menyerang sekelompok ummat tapi telah menjadi budaya masyarakat tua dan muda, besar dan kecil. Kaum bapak membuang waktunya dengan mengobrol di ruang kantor, di kantin dan rumah makan, atau disela-sela bekerja yang kadang-kadang kalau dihitung antara waktu bekerja dan waktu mengobrol ternyata lebih banyak waktu kita untuk mengobrol yang tak tentu arah. Kaum ibu menghabiskan waktu berjam-jam di depan ltivi nonton sinetron, atau bertandang dan ngrumpi dengan tetangga dan kawan. Para gadis sibuk dengan jalan-jalan di plaza, kesana dan kemari, di sana dan sini. Remaja dan pemuda disibukkan dengan merokok, minum bir, main video game, main judi, dan lain sebagainya. Anak-anakpun disibukkan dengan bermain kartu dan permainan lain yang tidak bersifat mendidik. Para pemimpin masyarakat disibukkan dengan mencari kedudukan dan kursi, bukan mengurus ummat dan rakyat. Pemimpin ummat dan agama disibukkan dengan perselisihan pendapat dan pertikaian dalam masalah khilafiyah. Kalau sudah demikian, bila kita akan bekerja secara produktif, bagaimana mungkin ibu-ibu akan menjadi ibu yang shalihah bagi anak-anaknya, bila lagi masa generasi muda untuk belajar dan membaca, dan bagaimana mungkin para pemimpin dapat duduk bersama membicarakan permasalahan ummat dan bekerjasama membangun ummat dengan manajemen dan organisasi yang rapi…? Kalau ummat Islam tidak dapat mempergunakan nikmat waktu , tidak dapat mensyukuri nikmat waktu dengan sebaik mungkin, maka inilah akibatnya; kita menjadi ummat yang tidak berharga. Kita juga harus waspada dengan strategi musuh yang selalu mencari celah dan titik kelemahan kita, selalu membuat kita bertengkar, membuat kita sibuk dengan pekerjaan rumah, padahal masalah yang lebih utama, masalah akidah, masalah ekonomi, masalah akhlak, masalah pendidikan, masalah rumah tangga, masalah identitas dan budaya masih lebih banyak; tetapi sayangnya itu semua kurang menjadi perhatian kita.
Sudah saatnya di setiap akhir tahun hijriah ( maal hijrah ) ini kita melakukan evaluasi dan intropeksi diri, semoga di tahun mendatang ummat Islam dapat merencanakan langkah-langkah dan program yang lebih konkrit dengan serius. Semoga setiap keluarga mempunyai rencana dan program untuk membina keluarga sakinah , mawaddah dan rahmah. Semoga setiap organisasi massa , pengajian dan lain sebagainya dapat bekerjasama membangun ummat dan berbagi bidang. Ada yang menekuni pendidikan, ada ekonomi, ada budaya dan lain sebagainya. Semuanya harus lebih serius bukan sekedar formalitas ataupun sekedar “ show “ dengan jumlah jamaah yang banyak. Biasanya dalam menyongsong tahun baru hijrah, banyak dilakukan ceramah agama , tabligh akbar disana sini. Kita berharap agar acara tersebut mempunyai tema yang jelas, sasaran yang jelas, sehingga momentum hijrah tersebut benar-benar dapat memberikan kesadaran kepada seluruh ummat untuk segera bangkit dari kelalaiannya, segera menata diri demi mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang akan bertambah hebat dimasa mendatang. Tinggalkan segala bentuk kemalasan dan mubazir waktu, sebab nabi sendiri setiap pagi dan sore berdoa : Ya Allah aku berlindung kepadaMu daripada malas dan lemah ( Allhumma inni a'udzubiuka minal 'ajzi wal kasal ). Berarti umat islam tidak boleh malas, tidak boleh membuang-buang waktu, sebab waktu itu adalah nikmat yang harus dipertanggungjawabkan kepada allah di hari kemudian kelak. Sebab itu rasulullah berpesan : " Ada dua nikmat yang banyak manusia terpedaya dengan kedua nikmat tersebut yaitu nikmat waktu yang kosong dan nikmat kesehatan ". Apakah kita termasuk orang yang terpedaya dan terbuai dengan waktu atau orang yang dapat mempergunakan waktu..? Selamat tahun baru hijrah, Selamat berprestasi untuk mendapatkan ridha Ilahi.
No comments:
Post a Comment