METODE ALHUFFAZ
" Sesunggunya telah Kami mudahkan al Quran itu untuk diingat " ( Al Qamar ayat 17)
Al Quran adalah rujukan utama kehidupan seorang muslim. Oleh sebab itu, setiap muslim haris dapat membaca Al Quran; dan lebih utama lagi dapat memahami dan menghafal Al Quran. Menghafal Al Quran berarti memahami petunjuk kehidupan dalam setiap keadaan, sehingga bagaikan seorang teknisi yang hafal akan buku panduan suatu barang elektronik severti tivi, mobil dan lain sebebaginya; maka jika barang itu rusak; maka teknisi tersebut dapat memperbaiki barang tersebut langsung tanpa harus buka buku panduan lagi. Demikianlah dengan Al Quran, sepatutnya setiap muslim menjadikan kitab suci tersebut menjadi rujukan kehidupan dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Itulah sebabnya, menghafal Al Quran merupakan syarat utama keunggulan seorang muslim dan sehingga merupakan budaya sahabat nabi, ulama san sarjana muslim terdahulu.
Begitu pentingnya menghafal Al Quran, maka ulama muslim terdahulu, sejak kecil sudah dibiasakan menghafal Al Quran, padawaktu umur mereka tujuh sampai sepuluh tahun. Setelah mereka dapatmenghafal Al Quran, baru dikenalkan kepada ilmu fardhu ain sampai mereka baligh, dan setelah baligh dikenalkan dengan ilmu fardhu kifayah, dan ketrampilan hidup. Oleh sebab itu, jika kita teliti ulama zaman keemasan islam , seperti Imam Syafii, Imam Ghazali, Ibnu Sina, Al farabi, Al Idrisi, Al Batani, Al Khawarizami Ibnu Khaldun dan lain sebagainya; mereka hafal Al Quran, kemudian alim dalam ilmu fiqah, tauhid, dan ilmu fardhu ain, dan kemudian mereka juga pakar di dalam sains, seperti kedokteran, farmas, astronomi, biologi dan lain sebagainya.
Upaya agar masyarakat dapat menghafal Al Quran terus dilakukan. Di Mesir banyak masjid mempunyai program menghafal Al Quran, sehingga jamaah shalat disamping melakukan shalat juga melakukan tasmi'(memperdengarkan hafalan ) kepadaimam masjid tersebu, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di Pakistan, setiap anak muslim, sebelum berangkat ke sekolah, setelah shalat subuh, mereka akan memperdengarkan hafalan mereka kepada imam masjid setiapi, sehingga dengan budayatersebut si anak dapat menghafal Al Quran setiap hari. Oleh sebab itu di negara Pakistan, seorang ulama biasa ( mulwi ) adalah orang yang hafal Al Quran dan jika menjadi ulama besar ( maulana ) berarti telah hafal Al Quran dan membaca kutubussittah ( kitab hadis yang enam, sahih bukhari, sahih muslim sunan ibnu majah, sunan tirmidzi, sunan abu daud, dan sunan nasai ).
Di sebagian negara muslim, hafal quran belum merupakan budaya masyarakat, malahan banyak orang yang ingin menghafal alquran sekaan-akan harus menghabiskan waktunya untuk menghafal al quran sehingga tidak dpat belajar ilmu-ilmu yang lain. Padahal jika kita merujuk kepada sejarah islam, menghafal al Quran tidak menafikan seseorang untuk memiliki ilmu dan ketrampilan yang lain, malahan ayat-ayat Al Quran itu nanti dapat menjadi rujukan utama, dan landasan semua ilmu sains, dan kehidupan. Sebagai contoh, Ibnu Sina menghafal Al Quran, kemudian dalam al Quran banyak ayat-ayat yang menyruruh agar manusia memperhatikan badan manusia, akhirnya dengan landasan ayat tersebut ibnu sina mengkaji tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan tubuh manusia. Hipotesa yang didapat dari riset dan penyelidikan berlandaskan ayat-ayat Al Quran tersebut, dikonsultasikan kepada Allah melalui shalat tahajud dan istikharah, sehingga perpaduan wahyu, dan riset ditambah dengan shalat tahajud, dan istikharah, maka Ibnu Sina mendapatkan teori-teori kedokteran yang sesuai dengan "sunatullah ", sehingga teori terebut tidak dapat dibantah oleh sarjana kedokteran setelahnya.
Berbeda dengan pakar kedokteran dan keilmuan barat yang sekular dan tidak berlandaskan al Quran dan shalat tahajud /istikharah; maka kadangkaa teori yang didapat akan dibantah oleh pakar yang datang setelahnya. Utuk mengembalikan kecemerlangan islam dalam seluruh kehidupan, baik dalam teori ekonomi, dan sains; maka perlu dicari sistem yang dapat membuat masyarakat terbiasa dengan menghafal al Quran tanpa mengenal usia, dan profesi. Alhamdulillah, baru-baru ini di Malaysia, sejalan dengan keperluan dan hajat masyarakat untuk kembali kepada Al Quran, telah diketemukan sistem menghafal Al Quran yang dapat dipakai oleh semua peringkat umur dan profesi dengan nama sistem "alhuffaz ". Sistem ini berangkat dari pengalaman seorang pakar akutansi sewaktu belajar di negeri Inggeris. Sambil belajar di negeri orang, Dr. Syafii walaupun telah dewasa, mencoba menghafal Al Quran tanpa harus masuk ke sekolah tahfidzul Quran. Dengan kesunguhan, dan kaedah yang sistematik, dia dapat menghafal al Quran penuh tiga puluh juz. Kaedah yang hanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit untuk mengulang satu ayat dengan enam puluh kali pengulangan bacaan ini ( dengan waktu 5-10 menit x I ayat x ihari x 19 tahun = hafal 30 juz al Quran ) kemudian dikaji dan diuji, melalui dirinya dan keluarganya, serta masyarakat di sekitar rumahnya, ternyata memberikan hasil dan kesan yang dapat memudahkan orang untuk menghafal Al Quran.
Kaedah yang telah dimasyarakatkan sejak tahun 1999 ini dikenal dengan " Kaedah sistematik al Huffaz membaca, melancar dan menghafal al Quran " yang diletakkan kepada fakta saintifik, sejarah, logika,pengalaman , kerohaniaan,pengakuan dan fungsi akal, dapat dipakai oleh siapa saja dari umur empat tahun sehingga tua, baik mereka yang masih muda sampai yang telah pensiun. Kaedah ini bukan saja dapatmenghafal Al Quran, tetapi juga dapat membersihkan jiwa melalui Al Quran, memperkuat syaraf-syaraf otak atau yang dikenal dengan "neuron ", menguatkan daya ingat sehingga membentuk manusia yang mempunyai " the ultimate intelegence ". ternyata dengan menghafal Al Quran apalagi di waktu kecil, dapat membentuk jaringan otak yang lebih luas, sehingga menjadikan manusia tersebut dapat menerima setiap disiplin ilmu dengan lebih baik lagi, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh pakar-pakar sain dasn ulama islam zaman dahulu, yang dikenal dengan pribadi dengan multi disiplin ilmu, atau dikenal dengan manusia "multi integensi ", yang dapat menyatukan dalam dirinya kecerdasan otak, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, yang dikenal dalam istilah psikologi, Intelectual IQ,EQ,dan SQ; sebagai modal bagi pembentukan manusia sempurna, insan kamil.
Menghafal Al Quran juga merupakan ibadah yang paling utama, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa rasul telah bersabda : " Sesiapa yang membaca al Quran, dan menghafalnya maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan memberikan kepadanya kuasa untuk dapat memberikan syafaat kepada seluruh orang keluarganya yang sudah tentu masuk neraka ". Dalam hadis yang lain : " Siapa yang mengajarkan al Quran kepada anaknya secaramelihat mushaf maka allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang lalu dan akan datang; dan siapa yang mengajarkan Al Quran secara menghafal akan dibangkitkan pada hari kiamat seperti bulan purnama, dan dikatakan kepada anaknya, bacalah!Maka setiap kali anaknya membaca satu ayat, Allah mengangkat kedudukan orangtuanya satu derajat hingga akhir ayat yang dibaca ". (riwayat Thabrani ). Metode al Huffaz juga membuktikan bahwa Al Quran mudah untuk dihafal sebagaimana jaminan Allah : " Sesunggunya telah Kami mudahkan al Quran itu untuk diingat,maka adakah orang yang mengambil pengajaran ? " ( Al Qamar ayat 17,22,32,40). Metode al Huffaz juga menepis keraguan kita untuk dapat menghafal Al Quran disebabkan kesibikan, ketiadaan waktu, usia yang lanjut dan lain sebagainya. Metode al Huffaz jugamennepis anggapan bahwa menghafal al quran harus masuk ke solah tahfidz, sebab metode ini dapat dipakai dimana-mana, asalkan kita berdisiplin menjalankannya. Dengan metode al Huffaz, setiap orang hanya dengan mengambil sepuluh menit satu hari untuk menghafal satu ayat Al Quran baik itu di rumah, di sekolah, di kantor, di kedai, maka dapat dibayangkan dalam tempoh dua puluh tahun, akan muncul masyarakat hafal quran dimana-mana; sehingga dapat menjadi modal dasar untuk menuju kecemerlangan umat islam di masa mendatang. Dengan metode alhuffaz akan muncul ulama hafal al quran, saintis hafal alquran, teknokrat hafal alquran, konglomerat hafal alquran, politisi hafal alquran, sehingga kita dapat mengulangi zaman keemasan islam terdahulu, mempersipkan generasi qurani di masa mendatng. Fa'tabiru Ya Ulil albab.
" Sesunggunya telah Kami mudahkan al Quran itu untuk diingat " ( Al Qamar ayat 17)
Al Quran adalah rujukan utama kehidupan seorang muslim. Oleh sebab itu, setiap muslim haris dapat membaca Al Quran; dan lebih utama lagi dapat memahami dan menghafal Al Quran. Menghafal Al Quran berarti memahami petunjuk kehidupan dalam setiap keadaan, sehingga bagaikan seorang teknisi yang hafal akan buku panduan suatu barang elektronik severti tivi, mobil dan lain sebebaginya; maka jika barang itu rusak; maka teknisi tersebut dapat memperbaiki barang tersebut langsung tanpa harus buka buku panduan lagi. Demikianlah dengan Al Quran, sepatutnya setiap muslim menjadikan kitab suci tersebut menjadi rujukan kehidupan dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Itulah sebabnya, menghafal Al Quran merupakan syarat utama keunggulan seorang muslim dan sehingga merupakan budaya sahabat nabi, ulama san sarjana muslim terdahulu.
Begitu pentingnya menghafal Al Quran, maka ulama muslim terdahulu, sejak kecil sudah dibiasakan menghafal Al Quran, padawaktu umur mereka tujuh sampai sepuluh tahun. Setelah mereka dapatmenghafal Al Quran, baru dikenalkan kepada ilmu fardhu ain sampai mereka baligh, dan setelah baligh dikenalkan dengan ilmu fardhu kifayah, dan ketrampilan hidup. Oleh sebab itu, jika kita teliti ulama zaman keemasan islam , seperti Imam Syafii, Imam Ghazali, Ibnu Sina, Al farabi, Al Idrisi, Al Batani, Al Khawarizami Ibnu Khaldun dan lain sebagainya; mereka hafal Al Quran, kemudian alim dalam ilmu fiqah, tauhid, dan ilmu fardhu ain, dan kemudian mereka juga pakar di dalam sains, seperti kedokteran, farmas, astronomi, biologi dan lain sebagainya.
Upaya agar masyarakat dapat menghafal Al Quran terus dilakukan. Di Mesir banyak masjid mempunyai program menghafal Al Quran, sehingga jamaah shalat disamping melakukan shalat juga melakukan tasmi'(memperdengarkan hafalan ) kepadaimam masjid tersebu, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di Pakistan, setiap anak muslim, sebelum berangkat ke sekolah, setelah shalat subuh, mereka akan memperdengarkan hafalan mereka kepada imam masjid setiapi, sehingga dengan budayatersebut si anak dapat menghafal Al Quran setiap hari. Oleh sebab itu di negara Pakistan, seorang ulama biasa ( mulwi ) adalah orang yang hafal Al Quran dan jika menjadi ulama besar ( maulana ) berarti telah hafal Al Quran dan membaca kutubussittah ( kitab hadis yang enam, sahih bukhari, sahih muslim sunan ibnu majah, sunan tirmidzi, sunan abu daud, dan sunan nasai ).
Di sebagian negara muslim, hafal quran belum merupakan budaya masyarakat, malahan banyak orang yang ingin menghafal alquran sekaan-akan harus menghabiskan waktunya untuk menghafal al quran sehingga tidak dpat belajar ilmu-ilmu yang lain. Padahal jika kita merujuk kepada sejarah islam, menghafal al Quran tidak menafikan seseorang untuk memiliki ilmu dan ketrampilan yang lain, malahan ayat-ayat Al Quran itu nanti dapat menjadi rujukan utama, dan landasan semua ilmu sains, dan kehidupan. Sebagai contoh, Ibnu Sina menghafal Al Quran, kemudian dalam al Quran banyak ayat-ayat yang menyruruh agar manusia memperhatikan badan manusia, akhirnya dengan landasan ayat tersebut ibnu sina mengkaji tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan tubuh manusia. Hipotesa yang didapat dari riset dan penyelidikan berlandaskan ayat-ayat Al Quran tersebut, dikonsultasikan kepada Allah melalui shalat tahajud dan istikharah, sehingga perpaduan wahyu, dan riset ditambah dengan shalat tahajud, dan istikharah, maka Ibnu Sina mendapatkan teori-teori kedokteran yang sesuai dengan "sunatullah ", sehingga teori terebut tidak dapat dibantah oleh sarjana kedokteran setelahnya.
Berbeda dengan pakar kedokteran dan keilmuan barat yang sekular dan tidak berlandaskan al Quran dan shalat tahajud /istikharah; maka kadangkaa teori yang didapat akan dibantah oleh pakar yang datang setelahnya. Utuk mengembalikan kecemerlangan islam dalam seluruh kehidupan, baik dalam teori ekonomi, dan sains; maka perlu dicari sistem yang dapat membuat masyarakat terbiasa dengan menghafal al Quran tanpa mengenal usia, dan profesi. Alhamdulillah, baru-baru ini di Malaysia, sejalan dengan keperluan dan hajat masyarakat untuk kembali kepada Al Quran, telah diketemukan sistem menghafal Al Quran yang dapat dipakai oleh semua peringkat umur dan profesi dengan nama sistem "alhuffaz ". Sistem ini berangkat dari pengalaman seorang pakar akutansi sewaktu belajar di negeri Inggeris. Sambil belajar di negeri orang, Dr. Syafii walaupun telah dewasa, mencoba menghafal Al Quran tanpa harus masuk ke sekolah tahfidzul Quran. Dengan kesunguhan, dan kaedah yang sistematik, dia dapat menghafal al Quran penuh tiga puluh juz. Kaedah yang hanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit untuk mengulang satu ayat dengan enam puluh kali pengulangan bacaan ini ( dengan waktu 5-10 menit x I ayat x ihari x 19 tahun = hafal 30 juz al Quran ) kemudian dikaji dan diuji, melalui dirinya dan keluarganya, serta masyarakat di sekitar rumahnya, ternyata memberikan hasil dan kesan yang dapat memudahkan orang untuk menghafal Al Quran.
Kaedah yang telah dimasyarakatkan sejak tahun 1999 ini dikenal dengan " Kaedah sistematik al Huffaz membaca, melancar dan menghafal al Quran " yang diletakkan kepada fakta saintifik, sejarah, logika,pengalaman , kerohaniaan,pengakuan dan fungsi akal, dapat dipakai oleh siapa saja dari umur empat tahun sehingga tua, baik mereka yang masih muda sampai yang telah pensiun. Kaedah ini bukan saja dapatmenghafal Al Quran, tetapi juga dapat membersihkan jiwa melalui Al Quran, memperkuat syaraf-syaraf otak atau yang dikenal dengan "neuron ", menguatkan daya ingat sehingga membentuk manusia yang mempunyai " the ultimate intelegence ". ternyata dengan menghafal Al Quran apalagi di waktu kecil, dapat membentuk jaringan otak yang lebih luas, sehingga menjadikan manusia tersebut dapat menerima setiap disiplin ilmu dengan lebih baik lagi, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh pakar-pakar sain dasn ulama islam zaman dahulu, yang dikenal dengan pribadi dengan multi disiplin ilmu, atau dikenal dengan manusia "multi integensi ", yang dapat menyatukan dalam dirinya kecerdasan otak, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, yang dikenal dalam istilah psikologi, Intelectual IQ,EQ,dan SQ; sebagai modal bagi pembentukan manusia sempurna, insan kamil.
Menghafal Al Quran juga merupakan ibadah yang paling utama, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa rasul telah bersabda : " Sesiapa yang membaca al Quran, dan menghafalnya maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan memberikan kepadanya kuasa untuk dapat memberikan syafaat kepada seluruh orang keluarganya yang sudah tentu masuk neraka ". Dalam hadis yang lain : " Siapa yang mengajarkan al Quran kepada anaknya secaramelihat mushaf maka allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang lalu dan akan datang; dan siapa yang mengajarkan Al Quran secara menghafal akan dibangkitkan pada hari kiamat seperti bulan purnama, dan dikatakan kepada anaknya, bacalah!Maka setiap kali anaknya membaca satu ayat, Allah mengangkat kedudukan orangtuanya satu derajat hingga akhir ayat yang dibaca ". (riwayat Thabrani ). Metode al Huffaz juga membuktikan bahwa Al Quran mudah untuk dihafal sebagaimana jaminan Allah : " Sesunggunya telah Kami mudahkan al Quran itu untuk diingat,maka adakah orang yang mengambil pengajaran ? " ( Al Qamar ayat 17,22,32,40). Metode al Huffaz juga menepis keraguan kita untuk dapat menghafal Al Quran disebabkan kesibikan, ketiadaan waktu, usia yang lanjut dan lain sebagainya. Metode al Huffaz jugamennepis anggapan bahwa menghafal al quran harus masuk ke solah tahfidz, sebab metode ini dapat dipakai dimana-mana, asalkan kita berdisiplin menjalankannya. Dengan metode al Huffaz, setiap orang hanya dengan mengambil sepuluh menit satu hari untuk menghafal satu ayat Al Quran baik itu di rumah, di sekolah, di kantor, di kedai, maka dapat dibayangkan dalam tempoh dua puluh tahun, akan muncul masyarakat hafal quran dimana-mana; sehingga dapat menjadi modal dasar untuk menuju kecemerlangan umat islam di masa mendatang. Dengan metode alhuffaz akan muncul ulama hafal al quran, saintis hafal alquran, teknokrat hafal alquran, konglomerat hafal alquran, politisi hafal alquran, sehingga kita dapat mengulangi zaman keemasan islam terdahulu, mempersipkan generasi qurani di masa mendatng. Fa'tabiru Ya Ulil albab.
No comments:
Post a Comment