CINTA : ANUGERAH ILAHI
Allah berfirman : “ Allah telah menjadikan bagi manusia kecintaan terhadap wanita, anak-anak , harta yang banyak dari emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup dan disisi Allah terdapat surga tempat kembali yang lebih baik “ ( QS. Ali Imran : 14 ).
Sudah menjadi ketetapan dalam kehidupan ( natural law / sunnatullah ) bahwa segala sesuatu diciptakan dengan berpasang-pasangan. Hari diciptakan dalam siang dan malam, aksi dan reaksi, positip dan negatip, jantan dan betina, guru dan murid, bumi dan langit, dan manusia juga diciptakan dalam dua bentuk, lelaki dan wanita. Oleh karena itu lelaki dan wanita adalah bagian dari manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan. Dalam bahasa kiasan dapat digambarkan bahwa lelaki dan wanita di tengah kehidupan laksana dua sayap burung yang sedang terbang, jika kedua sayap tersebut sama kuat dan seimbang, maka burung itu dapat terbang mencapai puncak yang tertinggi, tetapi jika salah satu sayap burung itu patah atau lemah, dan tidak seimbang, maka burung tersebut tidak dapat terbang dengan sempurna, atau tidak dapat terbang sama sekali.
Untuk terciptanya hubungan antara lelaki dan perempuan tersebut, maka dalam diri manusia diperlukan perasaan yang dapat menghubungkan antara sesama manusia. Hubungan itulah yang diciptakan Tuhan melalui cinta dan kasih sayang. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa perasaan cinta dan kasih sayang adalah rahmat dari Allah dan merupakan fitrah suci yang diletakkan dalam hati manusia demi terwujudnya kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat kelak.
“ Wahai manusia , Kami ( Allah ) jadikan kamu terdiri dari lelaki dan perempuan , berbangsa dan berpuak, agar kamu saling mengenal antar sesama. Sesungguhnya mereka yang paling bertaqwa itulah yang akan mendapat kedudukan yang paling mulia di sisi Allah “ ( QS. 49 : 13 ).
“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Tuhan adalah Dia menciptakan bagimu isteri-isteri dari jenismu sendiri ( jenis manusia ) agar kamu mendapatkan ketentraman dan kedamaian. Untuk itu Dia memberikan rasa kasih sayang di dalam hatimu, sesungguhnya hal itu merupakan tanda-tanda bagi orang yang berpikir “. ( QS. 30 : 21 ).
Cinta juga mempunyai ruang kajian yang sangat luas, tidak hanya terbatas padahubungan kasih sayang antara lelaki dan wanita, tetapi juga menyangkut hubungan antara seseorang dengan yang lain, hubungan anak dengan orangtua, hubungan negara dengan negara, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan Tuhan, ataupun hubungan manusia dengan makhluk lain seperti dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Setiap insan diciptakan mempunyai rasa cinta dan juga hasrat seksual. Berarti cinta dan keinginan seksual adalah fitrah suci yang diberikan oleh Tuhan dalam diri manusia. Fitrah cinta dan seksual yang suci tersebut dapat bernilai suci jika diletakkan dan disalurkan dalam aturan yang telah digariskan oleh Pemilik kehidupan Yang Maha Suci, sehingga rasa cinta , kasih sayang dan hasrat seksual sesama manusia tersebut dapat menjadi bagian dari kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Suci.
Jika manusia dapat menyalurkan cinta dan kasih sayang serta melakukan hubungan seksual tersebut berlandaskan pada cinta yang suci menuju pada ridha Ilahi, maka dia akan mendapat kenikmatan tertingi serta kebahagiaan hidup baik dalam masa yang singkat di dunia ini maupun kehidupan masa mendatang di alam akhirat.
Cinta , kasih sayang dan hubungan seksual tersebut akan mencapai kedudukan tertinggi jika dilakukan dengan cara-cara terhormat berdasarkan petunjuk pemilik kehidupan, Allah swt . Tetapi jika seandainya rahmat cinta yang suci yang diberikan oleh Tuhan tersebut dipergunakan dan disalurkan melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan, maka berarti manusia tersebut telah mencampakkan dirinya ke dalam jurang kenistaan karena dia akan mendapat murka dari Tuhan, si pemilik cinta itu sendiri, Rabbul ‘alamin.
Cinta , kasih sayang dan hubungan seksual yang sah tersebut hanya dapat disatukan antara lelaki dan perempuan dalam sebuah ikatan pernikahan yang sah sebagaimana yang telah diatur oleh Tuhan, si pemberi cinta itu sendiri, sehingga dengan pernikahan tersebut dapat memberikan manfaat ketenangan dan kebahagian baik bagi diri individu maupun masyarakat .
Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pernikahan adalah legalisasi hubungan cinta, kasih sayang dan hubungan seksual demi mendapatan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, sedangkan cinta, kasihsayang dan hubungan seksual di luar pernikahan merupakan penghinaan atas kesucian cinta itu sendiri dan merupakan pelanggaran atas peraturan yang telah digariskan dalam hubungan seksual antar lelaki dan perempuan yang akan mengakibatkan kesengsaraan bagi individu, dan masyarakat.
Cinta , kasih sayang dan keinginan seksual dalam diri manusia adalah fitrah dan kodrat manusia yang suci. Fitrah ini merupakan keperluan asasi bagi kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan dari naluri dan jiwa manusia itu sendiri. Maka jika seseorang ingin menikmati cinta, kasih sayang dan keinginan seksual yang sejati dan abadi , maka dia harus meletakkan cinta , kasih sayang, dan hubungan seksual tersebut dalam kedudukan yang mulia dan terhormat, dengan cara-cara yang mulia sesuai dengan aturan pernikahan yang telah diatur oleh Yang Maha Mulia, sehingga dengan itu dia akan mendapatkan kebahagiaan hidup yang abadi baik sejak di dunia sampai di akhirat nanti.
NIKAH SEBAGAI IBADAH
1. Nikah : Sunnah Rasulullah.
Tiga orang sahabat datang ke rumah isteri Nabi ingin menanyakan bagaimanakah ibadah Nabi selama ini.? Setelah mendengar keterangan tentang bagaimana nabi beribadah, mereka berkata : “ Bagaimanakah ibadah kita jika dibandingkan dengan ibadah Nabi, sedangkan beliau itu telah mendapat ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah lalu dan juga yang akan datang “.. Salah seorang dari mereka berkata : “ Saya akan melakukan shalat di tengah malam secara terus menerus “. Seorang lagi berkata: “ Saya akan berpuasa setiap hari tanpa berbuka “. Seorang yang lain berkata : “ Sedangkan saya akan menjauhkan diri dari perempuan dan berniat untuk tidak akan menikah selama-lamanya “.
Tak lama kemudian, rasulullah saw datang dan berkata : "“Apakah kamu kelompok yang berkata seperti ini..? Aku adalah orang yang paling takut kepada Allah, dan orang yang paling taqwa. Aku berpuasa dan juga berbuka. Aku tidur dan aku juga menikahi perempuan-perempuan. Maka barangsiapa yang tidak senang dengan sunnahku ( tradisiku itu ), maka dia itu tidaklah termasuk dari golonganku “. ( hadis riwayat Bukhari ).
Pada suatu hari datanglah seorang sahabat bernama Akkaf bin Basyar al Tamimy menghadap nabi Muhammad saw. Rasul bertanya kepadanya : Wahai Akkaf , apakah engkau mempunyai seorang isteri ? Tidak….ya Rasulullah. Rasul bertanya lagi : Apakah engkau mempunyai hamba sahaya perempuan ? Tidak, jawab Akkaf. Rasul bertanya lagi : Adakah hidupmu penuh dengan kelapangan dan kemudahan..? Ya, jawab sahabat tersebut. Kemudian rasul melanjutkan : Jika demikian, maka engkau adalah kawan syetan. Jika seandainya engkau dalam agama nasrani, maka engkau termasuk dalam kelompok paderi mereka. Sesungguhnya sunnah kami adalah nikah. Orang yang jahat diantara kamu adalah mereka yang hidup membujang dan mati yang paling hina adalah mati dalam keadaan membujang……Setelah mendengar ucapan tersebut Akkaf berkata : Ya Rasulullah, aku tidak akan menikah kecuali jika engkau menikahkan aku dengan seseorang yang engkau sukai. Rasul menjawab : “ Aku nikahkan engkau dengan Karimah binti kalsum al Humairy. ( hadis riwayat Thabrani ). Itulah sebabnya maka ada salah seorang diantara sahabat rasul yang bernama Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa : ‘ Jika seandainya ajalku akan tiba, dan aku tahu bahwa umurku masih ada sepuluh malam lagi, maka aku aku akan menikah karena aku tidak ingin jika aku meninggal tanpa ada isteri disampingku “ ( Majmu al zawaid/251).
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah saw mengutuk orang lelaki yang menyerupai perempuan, dan orang perempuan yang menyerupai lelaki, dan lelaki yang berkata bahwa aku tidak akan menikah dan perempuan yang berkata bahwa aku tidak akan menikah. ( hadis riwayat Ahmad ). Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa : Barangsiapa yang mempunyai kemudahan tetapi dia tidak menikah maka dia tidaklah termasuk dalam golonganku “ ( hadis riwayat Thabrani ).
Rasulullah pada suatu hari juga bersabda : “ Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang telah mampu, maka hendaklah menikah, agar kamu dapat menundukkan pandangan matamu ( dari wanita lain ) dan juga menyelamatkan kemaluanmu ( dari perbuatan zina ). Barangsiapa yang tidak mampu untuk melakukan perkawinan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menahan dirimu dari perbuatan maksiat “ ( Hadis riwayat Bukahri dan Muslim ). Rasulullah bersabda : “ Jika seorang hamba telah menikah, berarti dia telah menyempurnakan sebagian dari imannya , maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah untuk menyempurnakan sebagian yang lain “ ( hadis riwayat Baihaqi ). Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa nikah itu adalah sunnah rasulullah, dan mengikuti sunah merupakan ibadah.
2. Niat nikah
Dalam sebuah hadis rasulullah saw bersabda : “ Barangsiapa yang menikahi perempuan karena kemulian perempuan tersebut, maka Allah akan menjadikan dia hina. Barangsiapa yang menikahi perempuan karena harta bendanya, maka dia akan menjadi faqir. Barangsiapa yang menikahi perempuan karena keturunannya , maka dia akan menjadi rendah, tetapi siapa yang menikahi perempuan karena ingin memelihara pandangannya dan kemaluannya atau karena ingin menghubungkan silaturahmi maka Allah akan memberkati keduanya “ ( hadis riwayat Thabrani dari Anas )
Rasulullah juga bersabda : “ Janganlah kamu menikahi perempuan hanya disebabkan oleh kecantikannya saja karena kecantikan itu akan berkurang. Janganlah kamu menikahi perempuan karena harta kekayaannya saja karena harta kekayaan itu akan habis, tetapi nikahilah perempuan itu disebabkan oleh agamanya, dan perempuan hitam yang berpegang teguh pada agama itu lebih baik bagimu“. ( hadis riwayat Ibnu Majah )
Dalam hadis lain rasulullah bersabda : “ wanita itu dinikahi disebabkan karena empat hal yaitu harta kekayaannya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka berpeganglah kamu pada agamanya, maka kamu akan beruntung “ ( hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).
Dari hadis diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pernikahan bukan untuk memiliki harta kekayaan, bukan juga karena kecantikan seseorang, juga bukan karena si gadis itu dari keturunan yang terhormat, tetapi untuk menyelamatkan iman dan agama, itulah sebabnya kita memilih seorang perempuan tersebut karena agamanya dan pelaksanaan ajaran agama yang dinyatakan dalam akhlak dan kepribadiannya.
3. Pahala hubungan suami isteri.
Rasulullah saw bersabda : “ Setiap anak adam harus mengeluarkan sedekah setiap hari selama matahari terbit.” Sahabat bertanya : ‘ Bagaimanakah caranya ya rasulullah.? Dan darimana kami mendapat harta sehingga kami dapat bersedekah setiap hari..? rasul menjawab : Sesungguhnya pintu pintu kebaikan itu banyak : membaca tasbih ( subhanalah ), membaca tahmid ( alhamdulillah ), membaca tahlil ( la ilaaha illallah ), amar makruf dan mencegah kemungkaran, membuang duri dari tengah jalan, menolong orang yang pekak untuk mendengarkan sesuatu, menuntun orang yang buta, memberi petunjuk kepada orang yang sesat di jalan, menolong orang yang sedang kesusahan, menolong orang miskin yang lemah, itu semuanya adalah sedekah. Dan kamu berhubungan dengan isterimu itu juga akan mendapat pahala “. Sahabat bertanya : “ Apakah dalam syahwat tersebut ada pahala ? “ Rasul menjawab : Ya..apakah kamu tidak melihat bahwa jika kamu mempunyai anak kemudian kamu besarkan dan nikahkan dan dia meninggal, apakah perbuatanmu itu tidak akan dihitung “ ? Sahabat menjawab : Ya pasti dihitung.Rasul kemudian berkata : “ Apakah kamu yang menjadikannya ? “ sahabat menjawab : “ Tidak, tetapi Allah yang menjadikannya “. Rasul bertanya lagi : “ Apakah kamu yang memberikan petunjuk kepadanya “ . Sahabat menjawab : Tidak, tetapi Allah yang memberinya petunjuk. Rasul bertanya lagi : “ Apakah kamu yang memberi rezeki kepadanya ? Sahabat menjawab ; ‘ Tidak, tetapi Allah yang memberikan rezeki kepadanya. Rasul berkata ; “ Maka letakkanlah kemaluanmu pada tempat yang halal dan jauhkanlah dia dari tempat yang haram dan letakkan air mani itu pada tempatnya, maka jika Allah menghendakinya hidup maka dia akan hidup, dan jika Allah menghendakinya mati, maka dia mati, tetapi engkau telah mendapat pahala dari perbuatanmu itu “.( Kitab Adaabunnisa, 175 ).
Atha bin Abi Rabbah berkata bahwa pada suatu hari rasulullah bertanya kepada seorang sahabat : “ Apakah kamu berpuasa pada hari ini.? Sahabat itu menjawab : Tidak…kemudian Rasul bertanya lagi : Apakah kamu telah bersedekah pada hari ini? Sahabat itu menjawab : Belum ya Rasulullah. Rasul kemudian bersabda : “ Jumpailah isterimu dan bergaullah kamu dengannya karena itu juga merupakan sedekah bagimu “ ( Kitab Adabunnisa, 173 ).
Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa rasulullah saw telah bersabda : Setiap hari, seorang muslim hendaklah bersedekah..Sahabat bertanya : “ Siapakah yang mampu melakukan hal tersebut ya Rasulullah ? Nabi Muhammad saw menjawab : Engkau memberi salam kepada seorang muslim itu adalah sedekah. Engkau mengunjungi orang yang sakit juga sedekah. Engkau ikut menyembahyangkan mayit juga sedekah. Membuang duri dari jalan juga sedekah. Menolong orang yang susah juga sedekah. Dan engkau berhubungan dengan isterimu itu juga merupakan sedekah. “ ( Kitab Adaabun Nisa , 174 ).
Aisyah berkata : “ Jika seorang lelaki bermain-main dengan isterinya maka Allah akan menuliskan baginya sepuluh kebaikan dan menghapuskan baginya sepuluh kejahatan dan mengangkat baginya sepuluh tingkatan di dalam surga. Jika dia mencium isterinya dan memeluk lehernya maka Allah akan menuliskan baginya seratus dua puluh kebaikan. Jika dia berhubungan dengan isterinya dan dia mandi maka sewaktu air itu mengalir ke atas rambutnya, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan darinya sepuluh kejahatan, dan mengangkat baginya sepuluh derajat dan Allah akan memberikan kepadanya kelebihan di dunia, sehingga Allah berkata kepada malaikat : “ Lihatlah kepada hambaku, dia mandi di malam hari yang dingin karena mengharapkan kerelaanku dan membenarkan janjiku. Saksikanlah bahwa aku telah memberikan ampunan kepadanya “.( Kitab Adaabunnisa , 172 ).
Diceritakan oleh Said bin Musayib bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “ Apabila seorang lelaki ingin mendatangi isterinya dan bermain-main dengannya, maka Allah menuliskan baginya dua puluh kebaikan , menghapuskan darinya dua puluh kejahatan. Apabila dia memegang tangan isterinya maka Allah menuliskan baginya empat puluh kebaikan, menghapuskan baginya empat puluh kejahatan. Apabila dia mencium isterinya, maka Allah menuliskan baginya enam puluh kebaikan, menghapuskan darinya enam puluh kejahatan. Apabila dia melakukan hubungan sebadan dengan isterinya, maka Allah menuliskan baginya seratus dua puluh kebaikan, menghapuskan darinya seratus duapuluh kejahatan. Apabila dia mandi maka Allah memanggi malaikat dan berkata : Lihatlah hambaku ini sedang mandi di malam yang dingin karena takut kepada-Ku dan karena meyakini bahwa Aku adalah Tuhan-nya. Saksikanlah bahwa Aku telah memberikan ampunan kepadanya. Maka Allah akan menuliskan baginya kebaikan bagi setiap butir air yang mengalir di atas rambutnya. ( kitab Adaabunnisa , 172 ).
4. Pahala memberi nafkah kepada keluarga
Rasulullah saw bersabda : “ Satu dinar yang diberikan untuk perang di jalan Allah, dan dinar yang diberikan untuk membebaskan budak, dan dinar yang disedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang dikeluarkan untuk membeli keperluan anak dan isteri. Maka dinar yang paling besar pahalanya adalah dinar yang diberikan untuk keperluan keluarga. ( hadis riwayat Muslim ).
Tsauban , pembantu rasulullah saw berkata : Sebaik-baik dinar adalah dinar yang diberikan seorang lelaki kepada keluarganya, kemudian dinar yang dikeluarkan untuk membeli kenderan berperang di jalan Allah, kemudian dinar yang diberikan kepada orang yang berperang di jalan Allah. ( riwayat Muslim dan Tirmidzi ).
Saad bin Abi Waqqas berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “ Sesungguhnya jika engkau memberikan infaq mengharapkan pahala dari Allah, maka engkau tidak akan diberi pahala sebelum engkau memberikan sesuatu untuk memberi makan kepada isterimu “ ( Riwayat Bukhari dan muslim ).
Ibnu Mas’ud al badri berkata bahwa rasulullah saw telah bersabda : “ Apabila seseorang lelaki mengeluarkan uangnya untuk keperluan anak isterinya, dan dia melakukan itu hanya dengan niat mengharapkan mencari kerelaan Allah, maka pemberiannya itu termasuk dalam pahala sedekah “ ( hadis riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai ).
Rasulullah saw juga bersbda : “ Apa saja yang engkau belanjakan untuk makanan dirimu itu menjadi sedekah. Apa saja yang engkau belanjakan untuk memberi makan anakmu itu juga menjadi sedekah. Apa saja yang engkau belanjakan untuk makan isterimu, itu juga sedekah. Apa saja yang engkau belanjakan untuk memberi makan pembantumu, itu juga merupakan sedekah. ( Riwayat Ahmad ).
Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa rasulullah saw telah bersabda ; Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah, maka mulakanlah dengan orang yang ada di bawah tangunganmu yaitu : ibumu, dan ayahmu, dan saudara perempuanmu, dan saudara laki-lakimu, dan selanjutnya dan selanjutnya “ ( riwayat thabrani ).
Abi Amamah menceritakan bahwasanya rasululah saw telah bersabda : “ Barangsiapa yang membelanjakan uangnya untuk keperluan dirinya demi menjaga kehormatan dirinya maka itu adalah sedekah, dan barangsiapa yang membelanjakan hartanya untuk memenuhi keperluan anak dan isterinya dan sanak keluarganya , maka itu juga sedekah “. ( hadis riwayat Thabrani ).
Dari Abu Hurairah menceritakan bahwa pada suatu hari rasulullah saw berkata kepada para sahabat : Bersedekahlah kamu..!. Salah seorang sahabat berkata : Ya rasulullah, aku mempunyai uang, kepada siapakah akan aku sedekahkan? Rasul menjawab : “ Belanjakan uang itu untuk keperluan dirimu sendiri “. Sahabat berkata: “Uangku masih ada lagi.” Rasul berkata : “ Belanjakan uang itu untuk keperluan isterimu “.
Sahabat itu berkata lagi : “ uangku masih ada lagi ‘. Rasul menjawab ; ‘ Belanjakan untuk keperluan anakmu “. Sahabat berkata lagi : “ Jika uangku masih ada lebihnya lagi “. rasul menjawab : “ Belanjakan untuk keperluan pembantumu “. Sahabat berkata ; Jika uang itu masih ada lebih lagi “. rasul berkata ; “ Keluarkanlah uang itu untuk keperluan yang engkau lebih mengetahui kemana yang lebih baik “. ( riwayat Ibnu Hibban ).
Pada suatu hari seorang lelaki berlalu di depan Rasul dan para sahabat melihat bahwa orang itu amat gagah dan bersemangat. Para sahabat memberi komentar : “ Wahai rasulullah, alangkah baiknya jika orang ini ikut berperang di jalan Allah “. mendengar ucapan tersebut, rasulullah saw bersabda : “ Jika orang itu keluar dari rumahnya untuk bekerja demi memenuhi keperluan hidup anak-anaknya yang masih kecil, maka dia telah berada di jalan Allah. Jika dia keluar bekerja untuk memenuhi keperluan hidup kedua orangtuanya yang telah tua maka dia juga berada di jalan Allah. Jika dia keluar rumah bekerja untuk memenuhi keprluan hidupnya sendiri, maka dia juga berada di jalan Allah. Tetapi jika dia bekerja untuk menampakkan kehebatan dirinya dengan penuh riya dan sombong, maka dia telah berada di dalam jalan syetan. ( Riwayat thabrani ).
Jabir berkata bahwa rasulullah saw bersabda : “ Apa saja yang dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, anaknya, keluarganya, dan saudaranya serta kerabatnya, maka itu semua menjadi sedekah baginya “ ( riwayat Thabrani ).
Jabir juga bercerita bahwa rasulullah saw bersabda : “ Setiap kebaikan itu mendapat pahala sedekah. Apa saja yang dikeluarkan oleh seseorang untuk keperluan anak-isterinya itu semua menjadi sedekah. Apa saja yang dikeluarkan untuk menjaga kehormatan dirinya juga menjadi sedekah. Apa saja yang diberikan kepada orang mukmin yang lain, juga sedekah, dan Allah akan mengganti pemberiannya itu. Allah akan menjadi penjamin kepadanya kecuali jika uang itu dikeluarkan untuk membina bangunan atau untuk suatu maksiat. ( riwayat daruqutni dan hakim ).
Rasulullah saw juga bersabda : “ Pertama kali yang akan diletakkan dalam timbangan seorang hamba adalah pemberiannya kepada keluarganya “ ( riwayat Thabrani ). Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa rasulullah saw bersabda : ‘ Jika seorang lelaki memberikan minuman kepada isterinya maka orang itu akan diberi pahala”. Mendengar hadis tersebut, maka Irtbadh bin Sariyah segera pulang ke rumahnya mendatangi isterinya dan memberikan minuman kepada isterinya dan menceritakan apa yang didengarnya dari Nabi. ( riwayat Ahmad dan Thabrani ).
Rasulullah bersabda : Adalah suatu dosa jika seseorang lelaki tidak memperdulikan anak isterinya yang harus diberi makan olehnya “ ( riwayat Abu Daud, Nasai, dan Hakim ). Dalam hadis lain Rasulullah juga bersabda : “ Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin atas kepemimpinannya apakah dia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik atau telah melalaikannya sehingga Dia akan bertanya kepada setiap lelaki tentang tanggungjawabnya kepada anak-isteri yang berada di bawah tanggungannya “. ( riwayat Ibnu Hibban ). “ Jika seseorang itu mendidik anaknya maka itu lebih baik daripada dia bersedekah “ ( Riwayat Tirmidzi ).
PAHALA SEORANG ISTERI
Rasulullah saw bersabda : Apablia seorang isteri telah melaksnakan shalat lima waktu, dan berpuasa di bulan ramadhan, dan memelihara kemaluannya dan patuh kepada suaminya, maka nanti di hari akhirat dia akan dipanggil dengan seruan : “ Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki “ ( Uqudullujain, 9 )
Nabi Muhammad saw juga bersabda: “ Burung-burng diudara, ikan-ikan di dalam air dan malaikat di langit semuanya akan memintakan ampunan bagi isteri yang patuh kepada suaminya dan selama dia dalam kerelaan suminya “.( Uqudullujain, 12 )
Pada suatu hari datanglah seorang perempuan menghadap nabi dan berkata:Ya Rasulullah..saya ini adalah utusan dari kelompok perempuan ingin menyatakan sesuatu kepadamu : Allah telah mewajibkan jihad kepada kaum lelaki. Jika mereka terluka maka mereka mendapat pahala, dan jika mereka terbunuh mereka akan syahid, hidup di sisi Allah dengan rezeki yang cukup. Kami ini kaum perempuan hanya melayani keperluan suami-suami kami, bagaimanakah kami agar dapat pahala seperti mereka itu ? Rasululah saw bersabda : Sampaikan kepada perempuan yang kamu jumpa bahwa kepatuhan seorang isteri kepada suaminya dan melaksanakan kewajibannya terhadap suami itu sama pahalanya dengan berjihad di jalan Allah. Tetapi sangat sedikit diantara kalian yang dapat menjalankannya “.(Uqudullujjain,10)
Ali bin Ja’far bin Muhammad berkata : “ Seorang isteri yang berkhidmat untuk suaminya dalam siang hari saja maka Allah telah mewajibkan baginya surga dan memberikan pahala dua belas wali Allah. Dan perempuan mana saja yang berkhidmat untuk suaminya siang dan malam, maka Allah akan memberi ampunan atas dosa-dosanya dan dia akan diberi pakaian kebesaran berwarna hijau dan dituliskan baginya pahala syahid bagi setiap rambut yang ada di tubuhnya dan dibuatkan baginya kota dari wangi-wangian sebanyak rambut yang ada di badannya dan dia tidak akan keluar daripada dunia kecuali dia akan melihat tempatnya di dalam surga “ ( Kitab Adaabun Nisa 291 ).
Dilanjutkan lagi : ‘ Seorang isteri yang melayani suaminya di siang hari , maka dia telah keluar dari dosanya sebagaimana dia keluar dari rahim ibunya dan Allah akan memberikan kepadanya pahala seribu kali haji dan seribu kali umrah dan malaikat akan memintakan ampunan baginya. Seorang isteri yang menyapu rumahnya dan menghamparkan kain/lkarpet untuk tempat duduk suaminya dengan mengharapkan kecintaan kepada Allah , maka Allah akan membukakan baginya pintu-pintu rahmat dan membersihkan kuburannya daripada ulat dan kalajengking dan Allah akan memasukkan ke dalam rumahnya tujuh puluh malaikat menolongnya dan akan mengunjungi kuburannya setiap hari dan dia akan mendapatkan seribu malaikat yang akan membawakan untuknya kenikmatan surga dan meluaskan kuburannya " ( Kitab Adaabunnisa . 291 ).
Abdul Malik bin habib dalam Kitab Adabunnisa menceritakan bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “ Seorang isteri yang tersenyum kepada suaminya dan bersyukur atas keadaan suaminya maka Allah akan memandang kepadanya nanti di hari kiamat. Seorang isteri yang dapat menyenangkan hati suaminya di malam hari maka dia akan keluar dari kuburannya bersama isteri-isteri nabi dan berjalan di atas shirat bersama mereka tanpa dihisab ( dihitung ) terlebih dahulu dan Allah akan memberikan kepadanya pahala dua belas wali Allah di dalam surga “.
Ditambahkan : “ Dan seorang isteri yang menyerahkan dirinya kepada suaminya dalam keadaan berhias, maka Allah akan mengharamkan dadanya daripada api neraka dan memberikan kepadanya pahala duaratus kali haji dan dituliskan baginya pahala duaratus ribu kebaikan dan diangkatkan darinya duaratus ribu derajat di surga “.
“ Dan jika seorang isteri yang mendatangi suaminya di atas tempat tidur maka datanglah malaikat yang akan memanggilnya dengan ucapan : “ Berbuatlah dengan penuh kebaikan..karena Allah telah memberikan ampunan atas dosa-dosamu yang terdahulu dan dosa yang kemudian, dan Allah telah menuliskan bagimu pahala orang yang memerdekakan seratus hamba dan menuliskan bagimu kebaikan sebanyak rambut yang ada di tubuhmu “.
“ Jika isteri mencium suaminya dengan penuh keharuman maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang membaca Al Quran sebanyak dua belas kali dan dituliskan Allah baginya dari setiap ayat lima puluh kebaikan dan dari setiap ciuman tersebut Allah akan bina untuknya satu kota di surga “.
“ Jika isteri mencium kepala suaminya dan menyisirkan rambutnya dan jenggotnya maka Allah akan menuliskan baginya kebaikan sebanyak rambut tersebut dan ditanamkan untuknya pohon kurma di dalam surga sebanyak jumlah rambut yang disisirkannya itu..”
“ Jika isteri memberikan minyak kepada rambut suaminya dan misainya maka Alah akan memberikan minuman kepadanya daripada air sungai di surga dan memudahkan baginya dalam menghadapi sakratul maut dan dituliskan baginya terhindar daripada api neraka dan dimudahkan baginya menelusuri titi di akhirat nanti (shirat) dan diberikan kepadanya pahala ibadah selama enam puluh tahun “.
“ Jika isteri memotong kuku suaminya maka dia akan mendapatkan kuurannya menjadi taman diantara taman-taman surga dan dibukakan Allah baginya pintu ke menuju surga dan dituliskan baginya seratus kebaikan dari setiap kuku yang dipotong dan diangkatkan baginya seratus derajat di dalam surga”.
“ Seorang siteri yang memberikan minuman kepada suaminya maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang hamba dan Allah akan memberikan minuman kepadanya nanti daripada air sungai al kautsar di surga sebanyak enampuluh kali sebelum dia memasuki surga dan Allah akan memberikan pakaian kepadanya daripada pakaian kebesaran di surga “.
“ Dan seorang isteri yang mempersiapkan hidangan makanan di hadapan suaminya maka Allah akan menuliskan baginya pahala ibadah selama satu tahun dan dituliskan baginya sepuluh kebaikan , dan diangkat sepuluh derajat dari setiap satu roti yang diberikan kepada suaminya, dan di atas kepalanya akan diletakkan mahkota yang bercahaya daripada batu permata “.
“ Seorang isteri yang membasuhkan pakaian suaminya maka Allah akan memberikan kepadanya pahala enam puluh syahid dan jika dia bangun dari tempat pembasuhan tersebut maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya “.
“ Seorang isteri yang masak di dalam periuk untuk mempersiapkan makanan bagi suaminya maka Allah akan mengharamkan baginya panas api neraka. Dan seorang isteri yang membuatkan sepotong roti untuk suaminya maka dia tidak akan merasakan panasnya hari kiamat dan dia akan berjalan di atas jembatan laksana kilat yang menyambar “.
“ Seorang isteri yang mendapat kerelaan dari suaminya, maka istri tersebut akan masuk ke dalam surga tanpa ada perhitungan terlebih dahulu. Dan jika seorang isteri tidur dalam keadaan suami yang rela kepadanya maka Allah akan memberikan kepadanya pahala sebagaimana pahala nabi Ayuub yang sabar atas segala cobaan “.
Ibnu Mas’ud juga menceritakan bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda : “ Apabila air mani seorang suami berdiam di dalam rahim isterinya, maka si isteri akan mendapat pahala bagaikan pahala orang berpuasa yang melakukan shalat, taat dan berjihad di jalan Allah. Apabila isteri itu diceraikan dalam keadaan hamil maka baginya pahala yang tidak terkira banyaknya. Jika isteri itu hamil maka si isteri akan mendapat pahala orang yang mati syahid di jalan Allah. Apabila si isteri menyusukan anaknya maka setiap susuan yang diisap dia akan mendapat pahala memerdekaan seorang hamba “ ( Kitab adabun nisa , 270 ).
Said bin Musayib menceritakan bahwa rasulullah saw pernah bersabda : “ Apabila seorang isteri hamil maka baginya pahala orang yang berperang di jalan Allah dan baginya juga pahala orang yang puasa tidak berbuka ditambah lagi dengan pahala orang yang melakukan shalat terus menerus. Jika dia melahirkan anak tersebut maka baginya setiap merasakan sakit bagaikan pahala orang yang memerdekakan seorang hamba. Apabila dia menyusukan anaknya maka berserulah para malaikat dari atas langit : “ Lakukanlah itu dengan cara yang baik, karena Allah telah memberikan ampunan kepadamu “
Menurut Aisyah, Rasulullah saw telah bersabda : “ Ketahuilah wahai seluruh perempuan, bahwasanya setiap wanita yang hamil maka baginya pahala orang yang sedang berpuasa dan berjihad di jalan Allah. Apabila dia diceraikan dalam keadan hamil, maka baginya pahala yang sangat banyak, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah. Apabila dia melahirkan anaknya maka setiap rasa sakit yang dirasakannya dia akan mendapat pahala bagaikan pahala orang yang memerdekakan hamba sahaya, apabila dia menyusukan anaknya maka malaikat akan memanggilnya dari langit : “ Wahai wanita yang sedang menyusukan anaknya, lakukanlah pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya, dan pahala menyusu itu sangatlah banyak sehingga sudah cukup bagimu “ ( Kitab Adabunnisa, 270 ).
KEWAJIBAN SUAMI
Firman Allah swt dalam itab suci Al Quran:
“ Dan pergaulilah isteri-isterimu dengan baik “
( QS. An Nisa : 19 )
“ Dan para isteri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang baik, akan tetapi suami itu mempunyai kewajiban yang lebih daripada isteri “.
( QS. Al Baqarah : 228 )
“ Perintahkanlah kepada keluargamu agar mereka mendirikan shalat “ ( QS. Thaha : 132 )
“ Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu, dan keluargamu daripada siksa api neraka “. Menurut Ibnu Abas , maksud ayat ini adalah seoang suami berkewajiban untuk memberikan pendidikan agama dan pelajaran akhlak yang baik kepada keluarganya “.( QS. Tahrim : 6 )
Dalam haji yang terakhir ( haji wada’ ) Rasulullah berwasiat kepada umatnya tentang amanat wanita :
“ Ingatlah wahai kaumku, terimalah wasiatku ini…
Berbuat baiklah kalian kepada isteri-isteri kalian..
Isteri itu adalah penolong dalam kehidupan yang selalu berada di sampingmu..
Kamu mengambilnya sebagai isteri dengan amanat dari Allah
Dan dihalalkannya bagimu dengan kalimat Allah..
Kamu tidak dapat memiliki apapun dari mereka kecuali hanya berbuat baik
Kamu tidak dapat memiliki apapun dari mereka kecuali hanya berbuat baik
Kecuali jika isterimu itu melakukan perbuatan keji yang jelas maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai.
Kalau isterimu itu taat kepadamu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka...
Ingatlah.sesunguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isterimu dan isterimu juga mempunyai kewajiban terhadapmu..
Kewajiban isteri terhadapmu ialah mereka tidak boleh mempersilahkan tempat tidurmu didatangi oleh orang yang tidak kamu senang akan kehadirannya, dan mereka tidak boleh mengijinkan orang yang tidak kamu senangi masuk ke dalam rumahmu…
Ingatlah kewajibanmu terhadap mereka ialah kamu melayani mereka dengan baik, baik dalam pakaian maupun dalam makanan mereka “ (Hadis riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah / Uqudullujian,2 /Tuhfatul Urus,140).
Rasulullah saw juga bersabda : “ Takutlah kamu kepada Allah dalam menjaga isteri-isterimu, karena sesungguhnya mereka adalah amanat yang ada disampingmu, maka barangsiapa yang tidak memerintahkan shalat kepada isterinya dan tidak mengajarkan agama kepadanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan kepada rasul-Nya “ ( Uqudullujain, 7 ).
Seorang lelaki dari Qayis bertanya kepada rasul : ya rasul, apakah kewajiban suami terhadap isterinya.?” Rasululah saw menjawab : “ Kewajiban suami terhadap isteri ialah suami harus memberikan makanan apabila dia ingin makan, dan memberikan pakaian kepadanya apabila dia ingin berpakaian, dan tidak boleh memukul mukanya dan tidak boleh menjelek-jelekkannya, dan tidak boleh meninggalkannya kecuali dalam tempat tidur, ketika isteri itu tidak thaat dan membangkang. ( Adabunnikah,257/ Uqudullujain, ).
“ Seorang lelaki yang mengawini perempuan dengan maskawin sedikit atau banyak, sedangkan dalam hatinya ia berniat untuk tidak memberikan maskawin itu kepadanya , maka itu berarti dia telah menipunya, seandainya dia meninggal dan belum memberikan maskwain itu kepada isterinya, maka dia akan menjumpai Allah dalam keadan berzina “.
“ Sesungguhnya yang termasuk golongan mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang mempunyai akhlak yang baik dan mereka yang paling lembut bergaul dengan keluarganya “
“ Orang yang terbaik diantara kamu adalah mereka yang baik dalam bergaul dengan keluarganya, dan saya adalah orang yang terbaik dalam bergaul dengan keluarga “
“ Barangsiapa yang sabar atas perbuatan jelek dari isterinya, maka Allah memberinya pahala sama dengan yang diberikan kepada nabi Ayub karena sabar atas cobaan hidup. Dan isteri yang sabar atas perbuatan jelek dari suaminya, maka dia akan mendapat pahala Aisyah, isteri Firaun. “
“ Tidak ada seseorang lelaki yang menjumpai Allah dengan membawa dosa yang lebih besar daripada seorang suami yang tidak peduli dengan keadaan anak dan isterinya “
TANGGUNG JAWAB SUAMI :
Dalam Kitab Uqudullujain disebutkan bahwa tangung jawab suami terhadap anak dan isteri ialah :
1. Menjadi pemimpin terhadap anak dan isteri di dalam rumah tangga.
2. Mengajarkan ilmu fardhu ain kepada anak isteri yang meliputi ilmu tauhid, fikah dan akhlak. Ilmu tauhid diajarkan agar dia mempunyai keimanan dan keyakinanyang benar. Ilmu fiqah diajarkan agar dia dapat melaksnakan ibadah dengan benar. Ilmu tasauf diajarkan agar dia dapat menjaga amalanya dan perbuatannya dari penyakit-penyakit hati.
3. Memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dari uang dan usaha yang halal. “ Sekali membelikan pakian anak isteri yang menyukakan hati mereka dan halal maka suami mendapat pahala selama tujuh puluh tahun beribadah “ , demikian ungkap seorang ulama sebagaimana disebutkan dalam kitab Uqudullujain ( uqudullujain,45).
4. Tidak mendzalimi anak dan isteri yaitu dengan :
a. Memberikan pendidikan agama.
b. Memberi nafkah lahir dan bathin
c. Memberi nasehat serta menegur dan memberi tunjukajar jika mereka melakukan kesalahan.
d. Bila memukul jangan sampai melukai.
5. Memberikan nasehat kepada isteri jika isteri suka menghasud, atau jika isteri melakukan sesuatu yang bercanggah dengan perintah agama.
SIFAT SUAMI YANG SHOLEH :
1. Bertanggungjawab dalam memimpin rumah tangga.
2. Tidak kedekut atau terlalu bermewah-mewah dalm memberi nafkah makan, minum , pakaian dan tempat tinggal, serta sehgala kepeluan anak dan isteri.
3. Kasih sayang, nesra serta senantiasa mengambil berat tentang mereka.
4. Tidak terburu-buru dalam menerima fitnah serta bertindak segera tanpa usul selidik terlebih dahulu.
5. Tidak gemar memandang perempuan yang lain.
6. Tidak gemar bergaul dengan perempuan yang lain.
7. Tidak minum arak, main judi, dan tidak suka membuang masa dengan kerja sia-sia.
8. Jujur dan senantiasa menepati janji terhadap anak-isteri.
9. Senantiasa menjaga kebersihan diri lahir dan batin.
10. Cemburu dalam hal yang mendatangkan maksiat terhadap dirinya, anaknya dan isterinya.
KEWAJIBAN ISTERI
Allah berfirman dalam Kitab suci Al Quran :
“ Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka ( laki-laki ) atas sebagian yang lain ( wanita ) , dan karena mereka telah menafkahkan harta mereka , sebab itu maka seorang wanita yang shaleh ialah wanita yang taat kepada Allah, lagi dapat memelihara diri di balik kehadiran suaminya, oleh karena Alah telah memelihara mereka. Wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka “ ( QS. AnNisa : 34 )
Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata :
“ Sejelek-jelek sifat kaum lelaki adalah sebaik-baik sifat bagi wanita, yaitu sifat kikir dan bersikap keras dan takut. Karena jika perempuan itu kikir, maka ia akan memelihara harta suaminya, dan jika dia bersikap keras, maka dia akan menjaga dirinya dari berbicara kepada setiap orang dengan perkataan yang mesra yang dapat menimbulkan persangkaan yang jelek. Jika dia bersikap penakut, maka dia takut dari segala sesuatu yang akan terjadi, maka dia tidak berani keluar dari rumahnya dan akan menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan kecurigaan karena takut kepada suaminya…
Ali juga melanjutkan bahwa ada beberapa kewajiban isteri terhadap suami :
1. Senantiasa malu terhadap suaminya.
2. Menundukkan penglihatannya di hadapan suaminya.
3. Mentaati perintah suaminya.
4. Dia ketika suami sedang berbicara
5. Berdiri ketika suaminya datang dan pergi dari rumah.
6. Menyerahkan dirinya kepada suaminya dikala hendak tidur.
7. Memakai wangi-wangian.
8. Memelihara mulutnya agar tetap wangi
9. Senantiasa berhias di depan suami
10. Tidak berhias jika suami tidak ada
11. Tidak berkhianat kepada suaminya ketika tidak ada di dalam tempat tidurnya dan di dalam hartanya.
12. Menghormati keluarga suami dan kerabatnya
13. Merasa puas jika diberi sedikit oleh suaminya
14. Tidak mencegah dirinya jika diajak suami untuk berhubungan walaupun ketika berada di punggung unta.
15. Tidak menjalankan puasa sunat kecuali dengan izin suami.
16. Tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin daripada suami. ( uqudullujain, 12 ).
Aisyah berkata ; “ Wahai kaum wanita..! Seandainya kamu mengerti kewajibanmu terhadap suamimu, tentu seorang isteri akan mengusap debu dari kedua tellapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya “. ( Kitab Uqudullujain, 13 ).
Rasulullah saw bersabda :
“ Empat macam perempuan yang akan berada di surga dan empat macam perempuan berada di neraka. Empat macam perempuan yang berada di surga yaitu :
1. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada allah dan suaminya.
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati dengan keadaan yang serba kekurangan ( dalam kehidupan ) bersama suaminya.
3. Perempuan yang bersifat pemalu, dan jika suaminya pergi, maka dia menjaga dirinya dan harta suaminya. Jika suaminya datang, amka dia menjaga mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan dia mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu dia menjaga dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena khawatir jika kawin akan membuat anaknya terlantar.
Rasululah melanjutkan bahwa empat perempuan penghuni neraka yaitu :
1. Perempuan yang mulutnya kotor terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, maka dia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang dia memarahinya.
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberikan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh suaminya.
3. Perempuan yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar dari rumahnya dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya ( untuk menarik perhatian kaum lelaki ).
4. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum, tidur dan dia tidak berbakti kepada Allah dan juga tidak senang untuk berbakti kepada rasul dan juga tidak mau berbakti kepada suaminya.
Perempuan yang bersifat dengan sifat yang empat ini , maka dia akan menjadi penghuni neraka kecuali jika dia benar-benar bertaubat. ( Uqudullujain, 16,17).
Ali bin Abi Thalib berkata : Aku masuk rumah rasulullah bersama fatimah. Kami melihat Rasul sedang menangis, kemudian aku berkata : Demi ayah dan ibuku.!.Apakah yang membuatmu menangis ya rasulullah..! Nabi menjawab : Wahai Ali, pada malam aku diangkat ke langit ( isra mi’raj ) aku melihat perempuan dari umatku disiksa di neraka dengan bermacam-macam siksa, maka aku menagis karena begitu berat siksaan mereka yang aku lihat.
Aku melihat perempuan yang digantungkan dengan rambutnya serta otaknya mendidih. Aku juga melihat perempuan yang digantungkan dengan lidahnya sedang air panas yang dituangkan pada tenggorokannya dan aku melihat perempuan yang benar-benar diikat kedua kakinya sampai kedua buahdadanya dan diikat kedua tangannya sampai ubun-ubunnya dan Allah mengerahkan ular dan kalajengking untuk menyengatnya. Aku melihat perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai yang sednag ditimpa dengan sejuta siksaan. Aku melihat perempuan berbentuk anjing dan api itu masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya dan malaikat memukul kepalanya dengan palu yang besar dari api neraka. Mendengar itu Fatimah berdiri dan berkata : “ Wahai kekasihku dan buah hatiku..perbuatan apakah yang dilakukan mereka sehingga mereka mendapat siksaan yang begitu berat “
Rasulullah saw menjawab : “ Wahai anakku..adapun perempuan yang digantung dengan rambutnya karena dia tidak menutup rambutnya daripada pandangan kaum lelaki yang lain.
Adapun perempuan yang digantung dengan lidahnya karena dia selalu menyakiti suaminya.
Adapun perempuan yang digantung dengan kedua payudaranya karena dia telah mempersilahkan orang lain untuk datang ke tempat tidur suaminya.
Adapun perempuan yang diikat kedua kakinya sampai kedua payudaranya dan diikat kedua angannya sampai ke ubun-ubunnya dan Allah mengerahkan ular serta kalajengking untuk menyengatinya adalah perempuan yang tidak mandi dari janabat dan haidh serta meningalkan shalat.
Adapun perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai adalah karena dia tukang mengadu domba dan pembohong.
Adapun perempuan yang berbentuk anjing dan api masuk dari mulutnya keluar dari duburnya karena dia adalah tukang hasud dan mengungkapkan aib orang lain.
Wahai anakku..celakalah bagi perempuan yang tidak berbakti kepada suaminya. ( Uqudullujain, 21 ).
ADAB SUAMI - ISTERI
Ibrahim bin Adham bercerita bahwa Abu darda’ berkata kepada isterinya : “ Apabila aku marah maka hendaklah engkau merelakannya ( diam ), dan apabila engkau marah maka aku akan merelakannya ( diam ) juga. Maka hendaknya kita tidak melakukan sesuatu yang dapt membuat kita bertengkar “.( Kitab adabunnisa , 161 ).
Rasulullah berwasiat : “ Takutlah kamu kepada Allah dalam menghadapi dua orang yang lemah, yaitu wanita dan hamba sahaya “ ( Adabunnisa, 255 ).
Pada suatu hari Rasulullah bersabda ; “ Janganlah kamu memukul isterimu “. Para sahabat mematuhi perintah tersebut dan tidak memukul isteri mereka. Tak lama kemudian datanglah Umar bin Khattab berkata kepada rasul : “ Ya Rasulullah..banyak isteri-isteri yang tidak taat kepada suami mereka “. Mendengar pengaduan itu, maka rasul mengizinkan suami untuk memukul isterinya. Tak lama kemudian, datanglah isteri sahabat kepada keluarga Rasul mengadukan perlakuan suami mereka sehingga Rasul berkata : “ telah datang kepada keluargaku tujuh puluh perempuan yang mengadukan suami-suami mereka. Para suami yang demikian itu bukanlah orang yang baik diantara kamu “. ( Adabunnisa , 248 )
Rasul membolehkan suami untuk memukul isteri kemudian beliau bersabda ; “ Pukullah mereka, dan suami yang baik tidak akan memukul mereka “. ( Adabunnisa, 248 ).
Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya aku sangat membenci jika melihat lelaki yang garang dan marah lalu memukul isterinya “. ( Adabunnisa , 255 ).
“ Barangsiapa yang sabar atas kejelekan sikap isterinya maka baginya dalam setiap hari mendapat pahala orang yang mati syahid “ ( Adabunnisa , 253 ).
“ Jika seorang isteri memaki suaminya maka Allah akan membukakan baginya tujuh puluh pintu kutukan dan Allah marah kepadanya, juga para malaikat yang ada di bumi dan di atas langit, semuanya akan mengutuk kepadanya “. ( Adabunisa , 288 ).
Jika ada seorang isteri yang berkata kepada suaminya : “ Demi Allah, aku tidak melihat sedikitkun kebaikan ada pada dirimu “, maka Allah akan mengharamkan baginya segala kenikmatan surga dan dituliskan baginya dosa bagaikan pasir banyaknya dan dalam setiap hari dan malam akan datang kepadanya seribu kali kutukan “. ( Adabunnisa, 288 ).
“ Jika seorang isteri menolak ajakan suaminya untuk tidur bersama, maka semua Allah akan menghancurkan segala amalannya selama tujuh puluh tahun “ ( Adabunisa, 288 ).
“ Jika seorang isteri berkata kepada suaminya dengan penuh penghinaan : “ Engkau makan dari hartaku dan berpakaian dari uang pemberian dariku “ , maka Allah akan marah kepadanya selama delapan puluh hari, walaupun si isteri itu mempunyai harta sebanyak harta qarun dan harta itu dikeluarkan untuk bersedekah di jalan Allah, maka sedekahnya itu tidak akan diterima “.( Adabunnisa, 289 ).
“ Jika seorang isteri menghina suaminya yang ada disampingnya maka binasalah shalatnya selama tujuh puluh tahun, dan jika isteri tidak bersyukur dengan suaminya maka Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat “ ( Adabunnisa, 257 ).
“ Jika seorang isteri bermuka masam kepada suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah sehingga ia dapat membuat suasana yang riang gembira kepada suaminya dan mohon kerelaannya “ ( Uqudullujain, 13 ).
“ Jika seorang isteri meminta cerai dari suaminya tanpa ada sesuatu sebab , maka Allah mengharamkan wangi surga kepadanya “ ( Uqudullujain , 14 ).
“ Sesungguhnya jika seorang suami melihat kepada isterinya dan isterinya juga memandang kepadanya, maka Allah telah melihat kepada mereka berdua dengan pandangan rahmat. Dan jika seorang lelaki memegang telapak tangan isterinya maka gugurlah dosa mereka berdua dari sela-sela jari tangan keduanya” ( Uqudullujain, 29 ).
Rasululah bersabda : ‘ Aku pernah melihat di dalam surga lalu aku melihat yang terbanyak ahli syurga ialah orang faqir dan aku juga melihat neraka dan melihat yang terbanyak daripada ahli neraka adalah perempuan-perempuan. Demikian itu karena kurang baktinya kepada allah dan kepada suaminya serta kebanyakan mereka menghias diri ( dengan berlebih-lebihan ) jika hendak keluar dari rumahnya “. ( uqudullujjain, 25).
TANDA ISTERI YANG BAIK
Dalam Kitab Uqudullujain disebutkan bahwa tanda perempuan yang baik muruahnya adalah :
1. Baik perangainya tehadap suaminya, anak-anaknya, ibubapanya, rakan-rakannya, jiran-jirannya dan masyarakat lainnya, iaitu :
- Dengan suami bersopan santun dalam segala percakapan dan tindakan.
- Dengan anak-anak bercakap dengan bahasa yang baik, dan tidak suka memaki atau berbahasa kesat.
- Dengan ibubapa bersopan santun dan beradab.
- Dengan rakan-rakan, jiran dan masyarakat tidak suka bertengkar dan memfitnah.
2. Dapat menjaga mulut dan tidak gemar mengadu-adukan hal keburukan suami kepada ibubapa, rakan-rakan dan jiran-jiran.
3. Banyak bersabar di dalam menempuh segala kesusahan ujian Allah, dan dalam menjalankan perintah-Nya.
4. Tidak berhias ketika keluar rumah karena kecantikan isteri hanyalah untuk suaminya sahaja dan bukan untuk orang lain.
5. Tidak cepat berkeluh kesah dalam menempuh kehidupan, tidak bersyukur dan tidak sabar.
6. Tidak memaksa suami untuk memenuhi keinginannya.
7. Merelakan dengan apa-apa pemberian suami .
8. Tidak gemar banyak cakap, tetapi cakap seperlu sahaja.
9. Patuh kepada suami samada dalam keadaan susah atau senang kecuali pada hal yang dilarang oleh agama.
10. Menjadi penorong serta penasehat suami dalam hal-hal kebajikan.
11. Memahami hal yang tidak digemari dan dibenci oleh suami.
12. Selalu melakukan perbuatan yang menyenangkan hati suami.
13. Senantiasa mendoakan keselamatan suami dalam setiap waktu terutama selepas shalat.
14. Senantiasa menambah ilmu agama serta amalan-amalan dengan gemar membaca, mendengar kaset-kaset, syarahan agama, dan pengajian.
15. Senantiasa menjaga diri dan rumah tangga.
DOA UNTUK KELUARGA
“ Ya Tuhan , berikanlah kepadaku keturunan yang baik “
( QS. Ali Imran/3 : 38 ).
“ Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami isteri-isteri dan anak-anak yang dapat menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin diantara orang-orang yang bertaqwa “ ( QS.Al Furqan /25: 74 ).
“ Ya Tuhan, jadikanlah aku dan anak-anak keturunanku diantara orang-orang yang tetap mendirikan shalat “
( QS. Ibrahim/14 : 40 ).
“ Ya Tuhan, berikanlah kepadaku kemampuan untuk dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan juga kepada kedua orangtua, sehingga aku dapat beramal shaleh yang Engkau ridhai. Dan perbaikilah keturunanku..Sesunguhnya aku bertobat kepadamu Tuhan kami, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri “ ( QS. Al Ahqaf /46 : 15 ).
“ Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang menyerahkan diri ( ber-islam ) kepadamu dan jadikanlah keturunan kami juga termasuk orang yang ber-islam kepadamu “ ( QS. Al Baqarah /2 : 128 ).
@
No comments:
Post a Comment