CINTA AGAMA DAN PENGORBANAN
Bagi seorang muslim, agama merupakan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu seseorang wajib mencintai agamanya lebih daripada cintanya kepada yang lain, sebagaimana dijelaskan Allah Taala dalam firmanNya : Katakanlah ( hai Muhammad ) : Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, hata kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir akan kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alah mendatangkan keputusan-Nya . Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang fasiq “ ( QS. Taubah /9 : 24 ).
Dari ayat diatas dapat dilihat bahwasanya jika seseorang itu lebih mencintai dirinya, lebih mencintai anak-anaknya, lebih mencintai harta kekayaannya sehingga menghalangi dia untuk membelanjakan harta tersebut di jalan Allah, maka orang itu termasuk orang yang fasiq, dan mereka akan mendapat azab daripada Allah subhana wataala. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa jika umat islam belum berani berkorban demi kepentingan agama, jika umat Islam masih lebih cinta kepada kehidupan dunia daripada mengorbankan hartanya untuk kepentingan dakwah dan perjuangan, maka umat islam pasti tetap kalah, dan tetap dalam keadaan susah dan menderita, karena umat Islam tetap dikuasai oleh musuh-musuhnya dalam segala bidang kehidupan. Ini merupakan sunnatullah, hukum Allah dalam kehidupan Jika umat islam masih lebih banyak menikmati kekayaan yang Allah berikan seperti daripada memberikan harta tersebut kepada jalan Allah, maka umat islam tidak akan mencapai kemenangan. Inilah yang terjadi pada hari ini dimana orangkaya muslim lebih suka membeli saham hotel, saham bank, saham tempat hiburan , daripada membantu perjuangan mujahidin Palestina, membantu orang miskin dengan memberikan modal usaha, membantu sekolah dan perguruan tinggi, mendirikan perpustaakaan dan laboratarium ruset. Maka jangan diharap umat Islam akan mencapai kemenangan.
Berani berkorban , dengan memberikan segala yang dimiliki untuk memperjuangkan agama Alah, untuk kepentingan umat merupakan syarat utama dalam sebuah perjuangan, dan merupakan bukti keimanan kepada allah subhana wataala. Inilah yang dinyatakan dalam surat Al kautsar : “ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat kepada tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( Qs. Al kautsar : 1-3 ). Ayat ini menegaskan bahwa musuh akan hancur, kebatilan akan sirna, jika umat islam sudah berani berkorban atas segala yang dimilikinya. Jika umat islam masih sayang dengan apa yang dimilinya, masih lebih mementingkan membuat rumah yang besar dan mewah daripada menbuat sekolah, perpustakaan, madrasah, maka musuh umat islam tidak pernah dapat dikalahkan oleh umat Islam. Ini sebagai pendidikan kepada kita bahwa suatu kebenaran harus diperjuangkan dengan biaya yang tinggi, suatu perjuangan memerlukan kepada pengorbanan. Jika englkau belum berani berkorban, maka musuhmu tidak akan pernah kalah,. Jika umat islam belum berani berkorban, maka musih tidak akan pernah terkalahkan, karena umat islam lebih cinta kepada harta.
Sejarah telah mencatat bahwa kemenangan umat islam di masa lalu tidak terlepas dari pengorbanan umat islam terdahulu. Sewaktu hijrah Abu bakar membawa seluruh kekayaannya sebanyak lima ribu dirham untuk dipergunakan dalam perjuangan bersama Rasulullah. Usman bin Affan berani berkorban seribu dinar untuk suatu perang , juga memberikan seribu ekor binatang tunggangan dan lima puluh kuda untuk perang tabuk, dan dalam perang yang lain Usman menyumbang sebanyak sembilan ratus lima puluh ekor unta dan tiga puluh ekor kuda. Abdurrahman bin Auf pernah berkorban sebanyak empat puluh ribu dirham, lima ratus kuda dan seribu lima ratus ekor unta untuk suatu peperangan. Sikap berkorban inilah yang menjadikan umat islam selalu mencapai kemenangan di masa Rsaulullah dan sahabat. Demikian juga sikap pengorbanan dari umat islam yang begitu hebat dengan membangun rumah sakit wakaf, perpustakaan wakaf, universitas wakaf, pusat riset wakaf, rumah anak yatim wakaf, jalan-jalan wakaf, dana bea siswa untuk mahasiswa, penulis, ulama, dan segala keperluan pendidikan dan riset yang begitu besar sehingga pada masa lalu umat Islam mencapai masa keemaasan dalam budaya, teknologi, ekonomi, politik dan ilmu pengetahuan seeprrti di Baghdad dan Andalusia.
Keislaman Abubakar merupakan kekuatan perjalanan Islam selanjutnya sebab beliau adalah sahabat yang paling banyak membantu perjuangan islam, baik dari pikiran, tindakan, harta kekayaan sampai kepada pengorbanan jiwa. Pada waktu umat islam ditindas, sebagaimana kisah Bulal bin rabah yang dianiaya dan dijemur di tengah terik matahari oleh Umayyah, maka Abubakar segera datang menjumpai Umayyah : “Umayyah, jangan kau siksa dia , da aku akan membelinya “. Umayah dengan sombongnya berkata ; ‘ Berapa engkau sanggup bayar ? “. Abubakar berkata : ‘ Aku akan membelinya berapa saja yang kamu pinta “. Umayah kemudian berinding dengan Abu jahal dan berkata : “ Setengah kilogram uang emas “. Tanpa tawar menawar lagi Abubakar segera membayar tebusan tersebut. Segera dia mendapatkan Bilal dan menyingkirkan batu bersama beberapa orang kemudian membawa pulang ke rumah Muhamad dan memerdekakannya. Setiap mendengar kaum muslimin yang disiksa oleh tuannya, maka Abubakar segera menjumpai tuan hamba sahaya yang mukmin itu dan segera menebusnya dengan berapa saja dan segera membebaskan mereka. Begitulah kesiapan pengorbanan Abubakar selala di makkah, membela dan membantu orang Islam daripada penderitaan dan tekanan hidup.
Sewaktu kaum muslimin diboikot di bani saqifah, Abubakar juga telah menghabiskan harta kekayannya untuk membantu kaum muslimin yang kelaparan. Sewaktu berhijrah menemani Nabi Muhammad ke Madinah, Abu bakar juga membawa persiapan uang sbanyak enam ribu dinar untuk membantu perjuangan nabi. Malahan beliau sangat gembira sebab terpilih sebagai orang yang ikut bersama nabi, dan beliau sudah siap untuk membela musuh dari segala rintangan musuh. Setelah sampai di madinah, beliau juga sahabat yang paling banyak membantu secara materi dalam medan peperangan, disamping beliau juga maju di garis depan dalam medan pertempuran. Pernah dalam suatu pertempuran, Abubakar mendermakan uangnya sebanyak empat puluh ribu dinar secara terang-terangan dan empat puluh ribu dinar lagi secara sembunyi-sembunyi, sehinga baliau tidak memiliki apa-apa dirumahnya, sebab semua hartanya telah diberikannya untuk membantu perjuangan Islam.
Dengan pengorbanan para sahabat itulah maka umat Islam pada zaman rasulullah mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Demikian juga di waktu kejayaan Islam di Andalusia, dan Baghdad zaman Abasiyah, umat Islam dapat mencapai kemenangan sebab mereka memberikan pengorbanan harta untuk keilmuan dan riset, perpustakaan dan universitas lebih daripada bangsa yang lain. Jika sekarang umat Islam ingin mengembalikan kegemilangan dan kejayaan maka syarat utama perhatian, kecintaan dan pengorbanan umat Islam harus lebih dari bangsa lain.
Dalam Al Quran ada tiga bentuk infaq atau sumbangan pengorbanan. Pertama adalah sumbangan untuk membantu mereka yang memerlukan seperti faqir miskin, anak yatim dan lain sebagainya. Kedua adalah pengorbanan untuk jihad dan teknologi persenjataan. Ketiga adalah pengorbanan untuk perjuangan menjadi pemimpin dan pengausa , khalifah di muka bumi. Sayang selama ini kita jangankan pengorbanan untuk khalifah, dan jihad, untuk ekonomi umat saja masih kalah dengan umat lain, bagaimana mungkin kita dapat mencapai kekemangan? Apalagi dalam membangun teknologi persenjataan dan infrastruktur kekhalifahan.
Negara-negara barat menguasai sains dan teknologi hari ini, sebab kecintaan dan pengorbanan mereka terhadap sanin dan teknologi melebihi bangsa yang lain.Lihat saja perbandingan, Negara Islam memiliki 230 saintis bagi setiap satu juta orang, Amerika memiliki 4000 saintis, sedangkan Jepang memiliki 5000 saintis persatu juta orang. 57 negara Islam anggota OKI hanya memiliki 5000 universitas, sedangkan Amerika memiliki 5758 Universitas. Malahan menurut riset tahun 2006, tidak ada satupun universitas negeri Islam yang masuk dalam 500 terbaik di dunia. Padahal sunatullah menyatakan siapa yang lebih cinta dan banyak memberikan pengorbanan kepada sesuatu maka dia akan mendapatkannya. Jika para sahabat telah memberikan pengorbanan untuk kemenangan Islam, jika orang kaya Andalusia memberikan pengorbanan untuk kekhalifahan ilmu pengetahuan, apakah pengorbanan kita untuk umat islam hari ini..? Fa’tabiru Ya Ulil albab.
Bagi seorang muslim, agama merupakan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu seseorang wajib mencintai agamanya lebih daripada cintanya kepada yang lain, sebagaimana dijelaskan Allah Taala dalam firmanNya : Katakanlah ( hai Muhammad ) : Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, hata kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir akan kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alah mendatangkan keputusan-Nya . Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang fasiq “ ( QS. Taubah /9 : 24 ).
Dari ayat diatas dapat dilihat bahwasanya jika seseorang itu lebih mencintai dirinya, lebih mencintai anak-anaknya, lebih mencintai harta kekayaannya sehingga menghalangi dia untuk membelanjakan harta tersebut di jalan Allah, maka orang itu termasuk orang yang fasiq, dan mereka akan mendapat azab daripada Allah subhana wataala. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa jika umat islam belum berani berkorban demi kepentingan agama, jika umat Islam masih lebih cinta kepada kehidupan dunia daripada mengorbankan hartanya untuk kepentingan dakwah dan perjuangan, maka umat islam pasti tetap kalah, dan tetap dalam keadaan susah dan menderita, karena umat Islam tetap dikuasai oleh musuh-musuhnya dalam segala bidang kehidupan. Ini merupakan sunnatullah, hukum Allah dalam kehidupan Jika umat islam masih lebih banyak menikmati kekayaan yang Allah berikan seperti daripada memberikan harta tersebut kepada jalan Allah, maka umat islam tidak akan mencapai kemenangan. Inilah yang terjadi pada hari ini dimana orangkaya muslim lebih suka membeli saham hotel, saham bank, saham tempat hiburan , daripada membantu perjuangan mujahidin Palestina, membantu orang miskin dengan memberikan modal usaha, membantu sekolah dan perguruan tinggi, mendirikan perpustaakaan dan laboratarium ruset. Maka jangan diharap umat Islam akan mencapai kemenangan.
Berani berkorban , dengan memberikan segala yang dimiliki untuk memperjuangkan agama Alah, untuk kepentingan umat merupakan syarat utama dalam sebuah perjuangan, dan merupakan bukti keimanan kepada allah subhana wataala. Inilah yang dinyatakan dalam surat Al kautsar : “ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat kepada tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( Qs. Al kautsar : 1-3 ). Ayat ini menegaskan bahwa musuh akan hancur, kebatilan akan sirna, jika umat islam sudah berani berkorban atas segala yang dimilikinya. Jika umat islam masih sayang dengan apa yang dimilinya, masih lebih mementingkan membuat rumah yang besar dan mewah daripada menbuat sekolah, perpustakaan, madrasah, maka musuh umat islam tidak pernah dapat dikalahkan oleh umat Islam. Ini sebagai pendidikan kepada kita bahwa suatu kebenaran harus diperjuangkan dengan biaya yang tinggi, suatu perjuangan memerlukan kepada pengorbanan. Jika englkau belum berani berkorban, maka musuhmu tidak akan pernah kalah,. Jika umat islam belum berani berkorban, maka musih tidak akan pernah terkalahkan, karena umat islam lebih cinta kepada harta.
Sejarah telah mencatat bahwa kemenangan umat islam di masa lalu tidak terlepas dari pengorbanan umat islam terdahulu. Sewaktu hijrah Abu bakar membawa seluruh kekayaannya sebanyak lima ribu dirham untuk dipergunakan dalam perjuangan bersama Rasulullah. Usman bin Affan berani berkorban seribu dinar untuk suatu perang , juga memberikan seribu ekor binatang tunggangan dan lima puluh kuda untuk perang tabuk, dan dalam perang yang lain Usman menyumbang sebanyak sembilan ratus lima puluh ekor unta dan tiga puluh ekor kuda. Abdurrahman bin Auf pernah berkorban sebanyak empat puluh ribu dirham, lima ratus kuda dan seribu lima ratus ekor unta untuk suatu peperangan. Sikap berkorban inilah yang menjadikan umat islam selalu mencapai kemenangan di masa Rsaulullah dan sahabat. Demikian juga sikap pengorbanan dari umat islam yang begitu hebat dengan membangun rumah sakit wakaf, perpustakaan wakaf, universitas wakaf, pusat riset wakaf, rumah anak yatim wakaf, jalan-jalan wakaf, dana bea siswa untuk mahasiswa, penulis, ulama, dan segala keperluan pendidikan dan riset yang begitu besar sehingga pada masa lalu umat Islam mencapai masa keemaasan dalam budaya, teknologi, ekonomi, politik dan ilmu pengetahuan seeprrti di Baghdad dan Andalusia.
Keislaman Abubakar merupakan kekuatan perjalanan Islam selanjutnya sebab beliau adalah sahabat yang paling banyak membantu perjuangan islam, baik dari pikiran, tindakan, harta kekayaan sampai kepada pengorbanan jiwa. Pada waktu umat islam ditindas, sebagaimana kisah Bulal bin rabah yang dianiaya dan dijemur di tengah terik matahari oleh Umayyah, maka Abubakar segera datang menjumpai Umayyah : “Umayyah, jangan kau siksa dia , da aku akan membelinya “. Umayah dengan sombongnya berkata ; ‘ Berapa engkau sanggup bayar ? “. Abubakar berkata : ‘ Aku akan membelinya berapa saja yang kamu pinta “. Umayah kemudian berinding dengan Abu jahal dan berkata : “ Setengah kilogram uang emas “. Tanpa tawar menawar lagi Abubakar segera membayar tebusan tersebut. Segera dia mendapatkan Bilal dan menyingkirkan batu bersama beberapa orang kemudian membawa pulang ke rumah Muhamad dan memerdekakannya. Setiap mendengar kaum muslimin yang disiksa oleh tuannya, maka Abubakar segera menjumpai tuan hamba sahaya yang mukmin itu dan segera menebusnya dengan berapa saja dan segera membebaskan mereka. Begitulah kesiapan pengorbanan Abubakar selala di makkah, membela dan membantu orang Islam daripada penderitaan dan tekanan hidup.
Sewaktu kaum muslimin diboikot di bani saqifah, Abubakar juga telah menghabiskan harta kekayannya untuk membantu kaum muslimin yang kelaparan. Sewaktu berhijrah menemani Nabi Muhammad ke Madinah, Abu bakar juga membawa persiapan uang sbanyak enam ribu dinar untuk membantu perjuangan nabi. Malahan beliau sangat gembira sebab terpilih sebagai orang yang ikut bersama nabi, dan beliau sudah siap untuk membela musuh dari segala rintangan musuh. Setelah sampai di madinah, beliau juga sahabat yang paling banyak membantu secara materi dalam medan peperangan, disamping beliau juga maju di garis depan dalam medan pertempuran. Pernah dalam suatu pertempuran, Abubakar mendermakan uangnya sebanyak empat puluh ribu dinar secara terang-terangan dan empat puluh ribu dinar lagi secara sembunyi-sembunyi, sehinga baliau tidak memiliki apa-apa dirumahnya, sebab semua hartanya telah diberikannya untuk membantu perjuangan Islam.
Dengan pengorbanan para sahabat itulah maka umat Islam pada zaman rasulullah mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Demikian juga di waktu kejayaan Islam di Andalusia, dan Baghdad zaman Abasiyah, umat Islam dapat mencapai kemenangan sebab mereka memberikan pengorbanan harta untuk keilmuan dan riset, perpustakaan dan universitas lebih daripada bangsa yang lain. Jika sekarang umat Islam ingin mengembalikan kegemilangan dan kejayaan maka syarat utama perhatian, kecintaan dan pengorbanan umat Islam harus lebih dari bangsa lain.
Dalam Al Quran ada tiga bentuk infaq atau sumbangan pengorbanan. Pertama adalah sumbangan untuk membantu mereka yang memerlukan seperti faqir miskin, anak yatim dan lain sebagainya. Kedua adalah pengorbanan untuk jihad dan teknologi persenjataan. Ketiga adalah pengorbanan untuk perjuangan menjadi pemimpin dan pengausa , khalifah di muka bumi. Sayang selama ini kita jangankan pengorbanan untuk khalifah, dan jihad, untuk ekonomi umat saja masih kalah dengan umat lain, bagaimana mungkin kita dapat mencapai kekemangan? Apalagi dalam membangun teknologi persenjataan dan infrastruktur kekhalifahan.
Negara-negara barat menguasai sains dan teknologi hari ini, sebab kecintaan dan pengorbanan mereka terhadap sanin dan teknologi melebihi bangsa yang lain.Lihat saja perbandingan, Negara Islam memiliki 230 saintis bagi setiap satu juta orang, Amerika memiliki 4000 saintis, sedangkan Jepang memiliki 5000 saintis persatu juta orang. 57 negara Islam anggota OKI hanya memiliki 5000 universitas, sedangkan Amerika memiliki 5758 Universitas. Malahan menurut riset tahun 2006, tidak ada satupun universitas negeri Islam yang masuk dalam 500 terbaik di dunia. Padahal sunatullah menyatakan siapa yang lebih cinta dan banyak memberikan pengorbanan kepada sesuatu maka dia akan mendapatkannya. Jika para sahabat telah memberikan pengorbanan untuk kemenangan Islam, jika orang kaya Andalusia memberikan pengorbanan untuk kekhalifahan ilmu pengetahuan, apakah pengorbanan kita untuk umat islam hari ini..? Fa’tabiru Ya Ulil albab.
No comments:
Post a Comment