MENGHARGAI NIKMAT WAKTU
Allah telah menetapkan dalam sistem alam semesta ini , waktu satu tahun itu terdiri dari dalam dua belas bulan : " Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, tertulis dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi " ( Qs. Taubah : 36 ). Pergantian tahun demi tahun itu dimaksudkan agar manusia dapat memperhatikan bagaimanakah dia memakai waktu yang telah diberikan kepadanya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa : “Tidak ada satu haripun jika matahari telah terbit di ufuq timur kecuali pada hari itu bergema suatu seruan : Hai anak cucu Adam, aku ini ( hari ) adalah makhluk yang baru diciptakan untukm kehidupanm, dan amal pekerjaanmu semua akan menjadi saksi..oleh karena itu pergunakan aku (hari ini) dengan sebaik-baiknya, karena aku tidak akan kembali lagi dalam kehidupanmu sampai hari kiamat nanti ”. Dari hadis tersebut diatas, dapat kita simpulkan bahwa hari itu adalah diciptakan untuk kehidupan manusia, dan sikap seorang muslim adalah harus dapat mempergunakan setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari yang dilaluinya, dengan perbuatan positip, sehingga bernilai pahala di dunia dan di akhirat.
Mengapa demikian, karena waktu itu diciptakan oleh Tuhan agar manusia dapat mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin adalah tugas dan kewajiban utama setiap hamba. Begitu mahalnya harga waktu sehingga Allah berfirman dalam Al Quran , Surat Al Ashr yang maksudnya : “ Demi waktu, sesungguhnya manusia itu semuanya akan ditimpa kerugian, kecuali mereka yang dapat mempergunakan waktu mereka sebaik-baiknya dengan cara beriman kepada Allah, beramal shaleh, saling memberi nasehat dalam kebaikan dan dalam kesabaran. “ ( QS. Al Ashr : 1 – 3 ). Surah ini menyatakan bahwa manusia dalam keadaan rugi jika waktu yang diberikan kepadanya walaupun satu detik tidak dipergunakan untuk melakukan perbuatan positip dengan landasan iman . Sebab itu dalam budaya sahabat, setiap akan berpisah mereka membaca surah ini, dengan maksud setelah kita berpisah apakah program yang harus dilakukan selanjutnya ? Demikian juga setiap selesai stau majlis atau pertemuan, biasanya pembawa acara akan membaca surah wal Ashri, dengan maksud, memberikan pemahaman kepada yang hadir, jika acara ini telah selesai, pekerjaan apakah lagi yang harus kita lakukan sehingga waktu mendatang bernilai positip. Sayang, banyak orang membaca surah wal Ashri, tanpa memahami bagaimana bersikap "wal ashri", dalam mempergunakan waktu.
Sudahkan setiap detik dan menit yang kita lalui setiap hari penuh dengan iman dan amal shaleh…? Mari kita mengadakan “ chek-list “ atas waktu kita selama duapuluh empat jam sehari semalam..Berapa banyak yang kita pakai untuk beramal, beribadah, berbuat positip…? Ataukah selama ini waktu kita lebih banyak terbuang percuma tanpa nilai apalagi pahala..? Berapa banyak waktu kita hilang untuk melihat filem di layar tivi, mengobrol disana- sini, ngrumpi di café , berjalan-jalan dan mejeng di shoping center, mall, dan lain sebagainya. Padahal Rasulullah saw telah berpesan agar umatnya dapat memakai hari demi hari dengan lebih baik, malahan setiap hari harus memiliki nilai tambah dari hari sebelumnya, sebagaimana sbda beliau dalam sebuah hadis : " Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia itu adalah orang yang sukses. Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin ( tidak ada peningkatan amal ) maka dia itu adalah orang yang rugi. Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia itu orang yang terkutuk dan terlaknat ( sebab tidak dapat mempergunakan waktu dan hari dengan perbuatan yang lebih baik, malahan menjadikan hari tersebut lebih tidak bernilai dibandingkan hari kemarin ).
Tanpa sadar kita selama ini teah banyak memuang dan menyia-nyiakan waktu, artinya waktu kita lebih banyak terbuang percuma daripada bernilai positip dan menjadi amal shaleh. Inilah kerugian ummat Islam terbesar di dalam kehidupan modern sekarang. Hebatnya lagi gejala ini bukan hanya menyerang sekelompok ummat tapi telah menjadi budaya masyarakat tua dan muda, besar dan kecil. Kaum bapak membuang waktunya dengan mengobrol di ruang kantor, di kantin dan rumah makan, atau disela-sela bekerja yang kadang-kadang kalau dihitung antara waktu bekerja dan waktu mengobrol ternyata lebih banyak waktu kita untuk mengobrol yang tak tentu arah. Kaum ibu menghabiskan waktu berjam-jam di depan ltivi nonton sinetron, atau bertandang dan ngrumpi dengan tetangga dan kawan. Para gadis sibuk dengan jalan-jalan di plaza, kesana dan kemari, di sana dan sini. Remaja dan pemuda disibukkan dengan merokok, minum bir, main video game, main judi, dan lain sebagainya. Anak-anakpun disibukkan dengan bermain kartu dan permainan lain yang tidak bersifat mendidik. Para pemimpin masyarakat disibukkan dengan mencari kedudukan dan kursi, bukan mengurus ummat dan rakyat. Pemimpin ummat dan agama disibukkan dengan perselisihan pendapat dan pertikaian dalam masalah khilafiyah. Kalau sudah demikian, bila kita akan bekerja secara produktif, bagaimana mungkin ibu-ibu akan menjadi ibu yang shalihah bagi anak-anaknya, bila lagi masa generasi muda untuk belajar dan membaca, dan bagaimana mungkin para pemimpin dapat duduk bersama membicarakan permasalahan ummat dan bekerjasama membangun ummat dengan manajemen dan organisasi yang rapi…? Kalau ummat Islam tidak dapat mempergunakan nikmat waktu , tidak dapat mensyukuri nikmat waktu dengan sebaik mungkin, maka inilah akibatnya; kita menjadi ummat yang tidak berharga. Kita juga harus waspada dengan strategi musuh yang selalu mencari celah dan titik kelemahan kita, selalu membuat kita bertengkar, membuat kita sibuk dengan pekerjaan rumah, padahal masalah yang lebih utama, masalah akidah, masalah ekonomi, masalah akhlak, masalah pendidikan, masalah rumah tangga, masalah identitas dan budaya masih lebih banyak; tetapi sayangnya itu semua kurang menjadi perhatian kita.
Sudah saatnya di setiap akhir tahun hijriah ( maal hijrah ) ini kita melakukan evaluasi dan intropeksi diri, semoga di tahun mendatang ummat Islam dapat merencanakan langkah-langkah dan program yang lebih konkrit dengan serius. Semoga setiap keluarga mempunyai rencana dan program untuk membina keluarga sakinah , mawaddah dan rahmah. Semoga setiap organisasi massa , pengajian dan lain sebagainya dapat bekerjasama membangun ummat dan berbagi bidang. Ada yang menekuni pendidikan, ada ekonomi, ada budaya dan lain sebagainya. Semuanya harus lebih serius bukan sekedar formalitas ataupun sekedar “ show “ dengan jumlah jamaah yang banyak. Biasanya dalam menyongsong tahun baru hijrah, banyak dilakukan ceramah agama , tabligh akbar disana sini. Kita berharap agar acara tersebut mempunyai tema yang jelas, sasaran yang jelas, sehingga momentum hijrah tersebut benar-benar dapat memberikan kesadaran kepada seluruh ummat untuk segera bangkit dari kelalaiannya, segera menata diri demi mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang akan bertambah hebat dimasa mendatang. Tinggalkan segala bentuk kemalasan dan mubazir waktu, sebab nabi sendiri setiap pagi dan sore berdoa : Ya Allah aku berlindung kepadaMu daripada malas dan lemah ( Allhumma inni a'udzubiuka minal 'ajzi wal kasal ). Berarti umat islam tidak boleh malas, tidak boleh membuang-buang waktu, sebab waktu itu adalah nikmat yang harus dipertanggungjawabkan kepada allah di hari kemudian kelak. Sebab itu rasulullah berpesan : " Ada dua nikmat yang banyak manusia terpedaya dengan kedua nikmat tersebut yaitu nikmat waktu yang kosong dan nikmat kesehatan ". Apakah kita termasuk orang yang terpedaya dan terbuai dengan waktu atau orang yang dapat mempergunakan waktu..? Selamat tahun baru hijrah, Selamat berprestasi untuk mendapatkan ridha Ilahi.
Thursday, January 3, 2008
APLIKASI HAJI DALAM KEHIDUPAN
Khutbah Shalat Idul Adha 1428
di Kampus Universitas Sumatera Utara Medan )
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Hari Raya haji atau Idul Adha merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang muslim, sebab hari tersebut berkaitan dengan sejarah kemanusiaan yang direkam lewat ibadah Haji dan Qurban. Ibadah haji yang terdiri dari umrah dan haji merupakan titik kulminasi dari proses pencarian kesempurnaan hidup baik secara individu dan sosial. Ibadah umrah adalah gambaran tahapan yang harus ditemnpuh seseorang untuk mencapai tingkat kesempurnaan diri secara personal sebgai seorang muslim, dan ibadah haji adalah tahapan dan proses yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk mencapai kesempurnaan hidup secara berjamaah, umat yang berkualitas, umat terpandang dalam sejarah kemanusiaan. Itulah sebabnya dalam al Quran, perintah haji dan umrah diawali dengan kata-kata : " Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah " ( QS. Al Baqarah : 187 ). Hal ini berbeda dengan perintah shalat dengan ucapan : Dirikanlah atau perintah zakat dengan ucapan : tunaikanlah. Mengapa berbeda..? Sebab dalam ibadah umrah dan haji ada nilai-nilai kesempurnaan hidup yang dapat diambil baik secara individual maupun secara sosial, sehingga setiap muslim menjadi individu terbaik dan umat islam menjadi umat teladan, dan kesempurnaan itu diikuti dengan jiwa pengorbanan yang harus ada dalam setiap perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Mari kita meneliti apakah tahapan dan proses kesempurnaan hidup yang dapat kita petik dalam proses pelaksanaan haji di Tanah suci. Ibadah haji melalui dua tahapan yaitu umrah dan haji. Umrah adalah ibadah yang dilakukan secara berturut-turut dari Ihram ( ditandai dengan memakai pakaian ihram ) , Tawaf berkeliling ka'bah, Sai yaitu berjalan antara bukit safa dan Marwa , dan Tahallul ( menggunting rambut ). Sedangkan haji dilakukan dengan melaksanakan prosesi Wukuf di Arafah, Mengambil batu di Muzdalifah pada waktu malam hari, Melontar Jumrah di Mina, Thawaf Ifadah, diikuti dengan menyembelih hewan Qurban Banyak orang menyangka bahwa ibadah ini hanya bersifat ritual, padahal al Quran menyuruh kita mencari hikmah dibalik haji dan umrah sehingga dapat dijadikan model hidup yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam al Quran : " Dan serukanlah kepada manusia untuk melakukan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta dari segenap penjuru yang jauh, agar supaya mereka menyaksikan manfaat mereka " ( QS. Al Hajj : 27-28 ). Dalam ayat ini Allah menyuruh umat manusia untuk melakukan haji dan melihat serta memperhatikan manfaat, hikmah daripada prosesi ibadah haji tersebut. Dengan demikian dalam prosesi ibadah umrah dan haji manusia harus dapat mengambil pelajaran, pendidikan, strategi, falsafah hidup, sehingga meraka dapat menjadi individu sempurna ( perfect personality ), dan menjadi umat dan jamaah yang terbaik Pribadi terbaik inilah yang harus dibuktikan dalam sikap sehingga dapat menjadi " insan mabrur ", baik mabrur secara individu, dan mabrur secara sosial berjamaah. Untuk mendapatkan mabrur tersebut, maka mansuia harus memenuhi syarat dan rukun yaitu :
1. Ihram : Kesucian diri dengan mengontrol keinginan dan nafsu.
Langkah pertama untuk menjadi manusia sempurna adalah keupayaan diri untuk mengontrol diri, dari keinginan dan hawa nafsu. Dalam ihram seseorang diharamkan dari memakai sesuatu yang halal. Ini merupakan gambaran bahwa seorang individu harus dapat mengontrol antara keperluan dan keinginan. Seorang yang sukses adalah individu yang dapat melihat antara keperluan dan keinginan. Berarti Ihram adalah bagaimana seseorang dapat mengontrol diri dari memakai kekayaan yang berlebihan, memakai kekuasaan semau-gue, memakai sesuatu milik dengan tidak berguna , mubazir, dan lain sebagainya. Konglomerat ihram adalah konglomerat dan orang kaya yang memakai kekayaan tanpa kemewahan Pemimpin , pejabat dan penguasa ihram adalah pemimpin, dan penguasa yang dapat memakai wewenang kekuasaan hanya untuk kemaslahatan rakyat, bukan untuk meraih keuntungan pribadi. Angota dewan yang ihram adalah angota dewan yang mengeluarkan undang-undang dan peraturan untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan diri, partai atau kelompok tertentu. Kontraktor ihram adalah kontraktor yang tidak melakukan mark-up dalam proyek, dan lain sebagainya. Pribadi yang ihram adalah pribadi yang selalu memakai waktu dengan sebaik-baiknya, bukan untuk permainan dan hiburan, mempergunakan kekayaan dengan sebaik-baiknya, bukan berbelanja sepuas-puasnya, selalu memperhatikan mana yang merupakan keperluan( need ) dan mana yang bersifat keinginan (want ), terhindar dari sifat " mubazir" dan " lagha " ( perbuatan, perkataan sia-sia ). Inilah kunci dan syarat pertama untuk menjadi manusia 'mabrur", manusia sempurna.
2. Thawaf : Hidup dalam lingkaran ibadah.
Thawaf adalah mengelilingi ka'bah tujuh kali. Ini merupakan gambaran dari setiap individu yang ingin mencapai titik kesempurnaan hidup agar dapat menjadikan seluruh kegiatan dan aktivitasnya dalam rangka ibadah, pendekatan diri kepada Tuhan. Thawaf juga bermakna bahwa segala gerak dan langkah hanya dilakukan dalam kerangka syariah, hukum-hukum dan perintah Tuhan. Manusia adalah bagian daripada alam semesta, dan alam dengan seluruh planetnya malakukan thawaf demikian juga malaikat melakukan thawaf di Baitul Makmur, maka manusia juga secara fisik, rohani, pemikiran, kejiwaaan dan sistem kehidupan harus tawaf kepada Allah. Thawaf dalam tujuan mencari petunjuk Ilahi untuk meniti kehidupan. Thawaf juga bermakna selalu melihat dan memperhatikan ( muhasabah ) diri apakah seluruh aktifitas keduniaan kita dari belajar, mengajar, berniaga, berpolitik, berbudaya, apakah sudah dalam kerangka hukum-hukum Allah dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apakah setiap langkah yang kita lakukan selama tujuh hari tujuh malam, baik di atas bumi ataupun diatas langit semuanya mengacu kepada mencari keridhaan Allah. Individu yang dapat melakukan thawaf kehidupan ini merupakan manusia sempurna di depan Allah, sebab semua gerak dan langkah hanya untuk beribadah kepadaNya, sebab tujuan hidup seorang muslim adalah untuk beribadah kepadaNya dalam arti yang seluas-luasnya. Politikus tawaf adalah politikus yang melakukan segala langkah politik untuk tujuan yang suci, sehingga politik mrupakan ibadah. Bisnisman thawaf adalah peniaga yang mengembangkan ekonomi dalam sistem syariah dan menjadikan kegiatan bisnis bagian daripada ibadah. Pendidik dan ilmuwan yang thawaf adalah mereka yang melakukan aktifitas keilmuan sebagai ibadah kepada Allah..
Demikianlah makna thawaf dalam kehidupan sehingga seluruh langkah merupakan bagian daripada pendekatan diri kepada Tuihan, sehingga aktifitas tersebut bukan saja merupakan asset dunia tetapi menjadi asset untuk kehidupan lebih panjang dan kekal di akhirat kelak.
3. Sai : Meningkatkan etos kerja sebagai khalifah.
Manusia mendapat tugas menjadi khalifah di muka bumi, sehingga seluruh kekayaan alam dapat menjadi modal yang berguna bagi kehidupan manusia Khalifah adalah menguasai bumi, dengan kerja keras. Itulah yang digambarkan dalam ibadah Sai, berjalan dan berlari-lari kecil dari bukit Safa menuju bukit Marwa. Sudah menjadi sunatullah, siapa yang mempunyai etos kerja yang tinggi maka dia akan menguasai dunia, baik dia itu seorang muslim, kafir, atau atheis. Penguasan dunia tidak mungkin di dapat dengan beribadah, berzikir, dan berdoa semata-mata tetapi harus dilakukan dnegan penguasaan ilmu , kerja yang professional, bekerja keras, disiplin dan ketabahan, dengan manajemen yang rapi, dan semangat pantang menyerah.
Penguasaan dunia ( khalifah ) hanya dapat dicapai dengan landasan keilmuan, yang diperoleh melalui riset dan penelitian, ( istikhlaf ) diaplikasikan dalam inovasi teknologi ( taskhir ) yang dipergunakan untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat global ( isti'mar ). Hal ini hanya dapat dicapai dengan etos kerja yang tinggi, semangat membaja, sebagaimana Siti Hajar berusaha untuk menaklukkan bukit safa dan marwa seorang diri di tengah padang pasir yang tandus.
Insan Sai adalah insan yang berusaha dengan sungguh-sungguh, disiplin tinggi, semangat membara, pantang menyerah, dalam bidang dan profesi masing-masing, sebagaimana dicontohkan oleh para nabi dan rasul. Nabi Adam menjadi khalifah sebagai pembuat roti yang handal. Nabi Nuh menjadi khalifah sebagai pembuat kapal. Nabi Idris menjadi khalifah sebagai perancang dan penjahit baju. Nabi Musa sebagai khalifah sebagai peternak professional. Nabi Daud sebagai khalifah dalam industri baju besi, sehingga dia dapat memproduk 25 baju besi dalam sehari. Nabi Isa menjadi khalifah dalam bidang perubatan. Nabi Sulaiman menjadi khalifah dalam bidang komunikasi, sebab beliau dapat berkomunikasi dengan semua makhluk.
Nabi Muhammad menjadi khalifah dalam semua bidang baik dalam pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan militer. Masyarakat muslim terdahulu menjadi masyarakat khalifah sebab menguasai ilmu dan teknologi yang dicontohkan oleh Ibnu Sina dalam bidang Kedokteran, Al Khawarizmi dalam bidang Matematika, Ibnu Haytam dalam bidang optik, Ibnu Majid dalam bidang Maritim, Ibnu Khaldun dalam sosiologi, Al Mawardi dalam bidang politik, Ibnu Baitutah dalam bidang pariwisata, Abu Hasan Asyari, Fakhrurazi dalam bidang theology, dan Imam Syafii, Maliki, Hanbali dalam bidang fiqih, dan lain sebagainya. Ini semua disebabkan mereka mempunyai semanagt dan etos kerja yang tinggi , semangat ibadah Sai, semangat untuk menguasai kehidupan dunia sebagai aplikasi tugas khalifah Allah dimuka bumi. Dengan aplikasi ibadah Sai dalam menghadapi dan menjalani kehidupan inilah maka umat Islam terdahulu menjadi umat teladan, umat terbaik, umat yang berprestasi dalam segala bidang kehidupan, dan menjadi umat yang tercatat dengan catatan emas dalam sejarah kemanusiaan.
4. Tahalul : Pelayanan sosial secara individual.
Tahalul adalah menggunting rambut bagi jamaah yang telah melakukan prosesi sai dalam umrah. Sai adalah bagaimana seorang individu dapat mencapai prestasi tertinggi di dlam bidang masing-masing. Sorang ilmuwan yang sai adalah ilmuwan yang dapat terus berprestasi dalam disiplin ilmunya sehingga menemukan teori-teri yang baru. Seorang teknokrat yang Sai adalah teknokrat yang dapat melakukan inovasi teknologi. Seorang busnismen yang Sai adalah busnismen yang dapat sukses dalam terobosan baru dalam bidang ekonomi. Politisi yang sai adalah politisi yang handal dalam bidangnya. Itu semuanya harus dapat di " tahalul "kan dalam arti , seluruh kepandaian, keilmuan, pemikiran, kerja politik, kerja ekonomi, harus dapat menjadi sumbangsih kepada individu yang lain dan kepada kemaslahatan masyarakat yang lain, sehingga seorang ilmuwan akan mendapat pahala jariyah dari teori keilmuan yang dihasilkan, seorang teknokrat dapat pahala jariyah dari inovasi teknologinya, seorang politisi dapat pahala jariyah dari terobosan politiknya, dan seorang peniaga dapat pahala jariyah dari sumbangan sedekah, infaq kepada orang yang memerlukan dari kekayaan yang dimilikinya. . Inilah yang dimaksudkan dengan "tahalul" profesi, dan keilmuan dalam berbagai bidang kehidupan, dalam arti ilmu, profesi, kekayan, karier yang dimilinya tersebut bukan hanay dinikmati oleh dirinya secara individu, tetapi juga dapat membantu orang yang lain, sehingga secara individu dia telah mealkukan kewajiban sosial secara personal. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda : " Sebaik-baik manusia adalah mereka yang hidupnya berguna dan bermanfaat bagimanusia yang lain ".
Dengan demikian barulah seorang muslim menjadi manusia sempurna secara individu, sebab kehidupan , kekayaan, bukan hanya dipakai untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmunya, kekayaannya, profesi dan kepakarannya, kedudukan dan pangkatnya, kekuasaan dan karier politiknya juga dapat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan makhluk dan manusia yang lain. Kesempurnaan hidup manusia secara individu tergantung pada kualitas dan prestasi serta berapa banyak manfaat profesi yang dimiliknyasebagai bantuan dan sumbangannya bagi kehidupan manusia yang berada disekelilingnya, sebagai pengabdian kepada Allah Taala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allhu Akbar walillahil hamd.
Kaum msulimin yang dirahmati Allah.
Haji : Strategi umat mencapai kemenangan dan kesempurnaan.
Dengan Umrah, manusia sedang berproses manjadi manusia sempurna secara individu. Tetapi kesempurnaan individu tidak berguna jika tidak dilengkapi dengan kesempurnaan sosial dalam berjamaah. Sebab itulah kesalehan individual harus diikuti dengan kesalehan jamaah. Tugas individu telah selesai, tetapi ada tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan jamaah, umat islam.
Seorang ilmuwan, negarawan, bisnismen, teknokrat, politisi, konglomerat muslim mempunyai tanggungjawab agar profesi yang ada pada diri mereka dapat menjadi potensi bersama, potensi jamaah, sehingga kekuatan individu jika terkumpul akan menjadi potensi jamaah. Potensi jamaah merupakan sunatullah untuk mencapai kemenangan tingkat jamaah. Individu muslim yang berkualitas harus dapat menjadi bagian daripada umat yang berkualitas. Umat yang berkualiats hanya dapat dicapai jika adanya komunikasi, jaringan kerjasama, perpaduan potensi, program bersama, strategi yang terpadu, dalam menghadapi ancaman dan gangguan lawan, serta menghadapi tantangan masa depan. Inilah yang dimaksud dengan Ibadah haji, yang melakukan prosesi wukuf di Arafah, mengambil batu di mina, melontar jumrah dan menyembelih hewan Qurban di Mina.
5. Wukuf : Menggalangpotensi dan jaringan, menyusun langkah dan program umat, mengatur strategi, menghadapi tantangan dan masa depan.
Wukuf adalah berhenti. Wukuf berarti individu muslim yang telah berprestasi dalam bidang masing-masing diharapkan dapat berhenti sejenak, bukan berhenti untuk tidak berkarya, tetapi berhenti untuk menyatukan langkah, menggalang jaringan dan potensi, menyusun program untuk menghadapi tantangan dan masa depan. Wukuf berarti membentuk jaringan inter disiplin dan antar disiplin. Wukuf berarti membangun kerjasama antar kelompok umat, antar jamaah, antar firqahh, menyususn program bersama untuk satu tahun mendatang. Wukuf adalah kongres umat islam sedunia dalam dibang dan profesi masing-masing.
Dengan wukuf, maka setiap individu dapat mengenal bagaimana hubungan dirinya dengan Allah. Dengan wukuf berarti setiap muslim harus mengenal dirinya, mengadakan refleksi kehidupan dalam profesi masing-masing. Dengan wukuf berarti seorang itu mengenal potensi dirinya masing-masing, dan juga mengenal kelemahan dan kekurangan dirinya. Dengan wukuf, berarti setiap orang dapat mengenal kelebihan orang lain, sehingga dia dapat menjalin kerjasama. Dengan wukuf juga berarti antar kelompok dan jamaah umat dapat duduk bersama menyusun program terpadu. Dengan wukuf juga berarti setiap muslim mengenal dan mencari informasi bagaimana strategi musuh umat islam yang selalu berusaha menghancurkan islam di setiap kawasan. Itulah sebabnya wukuf tersebut berada di bumi Arafah.. Arafah dalam bahasa arab artinya mengenal, diharapkan dengan wukuf, setiap muslim dalam melakukan analisa " SWOT " sebagaimana dilakukan dalam bidang manajemen.
Dengan adanya kerjasama antar individu dan kelompok, dengan mengenal diri, mengenal kawan, mengenal musuh, mengenal potensi, maka barulah setiap individu menjadi "rahmat " bagi suatu umat. Seorang ilmuwan dapat menjadi rahmat bagi umat, dengan ilmunya. Seorang konglomerat dapat menjadi rahmat dengan kekayaannya. Seorang teknokrat dapat menjadi rahmat bagi umat Islam dengan inovasi teknologinya. Seorang politisi dapat menjadi rahmat bagi umat dengan terobosan dan partai politiknya. Inilah yang dimaksudkan dengan adanya Jabal Rahmah, di Arafah. Dengan wukuf, setiap individu dapat menjadi rahmat ( bukan musibah ) bagi kelangsungan umat, dan kemanusiaan. Dengan wukuf, setiap kelompok masyarakat, mazhab, firqah, menjadi " sparing partner " bagi kelompk yang lain, untuk berlomba dalam kebaikan ( fastabiqul khairat ) bukan menjadi musuh dan lawan yang saling bermusuhan. Dengan wukuf, setiap kelompok berbagi tugas dalam membangun umat, bukan berebut mencari jamaah dengan menghina dan merendahkan kelompok yang lain. Wukuf adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh utusan berbagai profesi , dan kelompok umat untuk menganalisa situasi umat dan menysuun langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan masa depan. Inilah kekuatan haji, dan keutamaan wukuf sehingga rasulullah saw bersabda : Haji itu adalah Wukuf di Arafah ". ( hadis riwayat Muslim )
6. Muzdalifah : Persiapan menghadapi ancaman dan tantangan.
Dari prosesi wukuf maka umat islam harus dapat melihat apa saja tantangan baik secara internal maupun eksternal. Ancaman dan tantangan tersebut harus dihadapi dengan kekuatan lahir dan batin. Kekuatan jiwa dan batin dengan mendekatkan diri kepada Allah, melakukan qiyamul lain, bermunajat kepadaNya. Itulah sebabnya mengambil batu di Muzdalifah dilakukan di malam hari lewat tengah malam, bukan disiang hari. Setiap individu, seorang pemimpin dalam menghadapi tantangan dan problematikan kehidupan harus mendekatkan diri kepada Tuhan meminta pertolongan, petunjuk, dan kekuatan. Tetapi kekuatan batin harus diikuti dengan kekuatan lahir, yaitu mempergunakan senjata apapun yang mungkin dapat dipakai sesuai dengan bentuk tantangan dan serangan. Batu adalah melambangkan manusia harus berinisiatif mencari alat untuk melawan kekuatan lawan, baik dengan inovasi teknologi dan sistem. Serangan ekonomi,harus dilawan dengan kekuatan ekonomi, serangan teknologi dengan kekuatan teknologi, serangan budaya dengan kekuatan budaya, serangan keilmuan dengan kekuatan keilmuan dan lain sebagainya. Melawan musuh dengan strategi yang tepat itulah yang disebut dalam al Quran : " Dan persiapkanlah dirimu dengan kekuatan apa saja untuk menghadapi musuh ".( QS. Al Anfal : 60 ). Dengan semangat batu di Muzdalifah berarti umat Islam harus mempersiapkan diri dengan kekuatan ilmu dan teknologi, kekuatan ekonomi, kekuatan budaya, kekuatan politik dan kekuatan militer sehingga umat Islam tidak dipermaikan oleh umat yang lain, sehingga umat Islam sebagaimana yang terjadi selama ini, di Irak, Palestina, Kashmir, Kurdistan, dan lain sebagainya.
7. Melontar Jumrah di Mina : Semangat perjuangan
Setelah dari Muzdalifah, jamaah haji akan berangkat menuju Mina untuk melontar Jamrah. Sebaik sampai, jamaah melontar Jamrah Aqabah, dan hari-hari selanjutnya melontar Jamrah Ula, Jamrah Wustha, dan Jamrah Aqabah. Apakah maksud dan hikmah dari melontar Jumrah tersebut. Melontar Jumrah adalah lambang perjuangan yang harus dilakukan oleh umat Islam secara bersama, dengan bidang profesi , kepakaran masing-masing dengan memakai kekuatan yang dimiliki. Semuanya harus ikut berperan dalam perjuangan umat dengan profesi masing-masing. Perjuangan tersebut harus dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan, sebagaimana melontar Jumrah dilakukan dengan teratur dari Jamrah ula , Jumrah wustha dan jamrah Aqabah. Perjuangan juga dilakukan dengan terus berkesinambungan sebagaimana melontar Jamrah tersebut dilakukan pada hari pertama, kedua dan ketiga. Perjuangan juga harus mempersiapkan generasi pelanjut, sebagaimana melontar jumrah dapat dilakukan dengan nafar awwal ( melakukan pada 10,11,12 Dzul Hijjah sahaja ) atau juga dengan nafar tsani ( melakukan lontar sampai 13 Dzul hijjah ), sehingga ini menunjukkan setiap perjuangan harus memiliki estafet, yang berkesinambungan dari satu generasi kepada generasi selanjutnya.
Dengan melontar Jaumrah di Mina juga berarti bahwa kekayaan yang dimiliki, kepakaran teknologi, kekuatan ekonomi, budaya dan politik setiap individu dan kelompok muslim, harus dapat dipakai sebagai alat perjuangan umat Islam, bukan sebaliknya sebagaimana sekarang ini, dimana kekuatan ekonomi umat islam merupakan pendapatan dan kekayaan bagi umat yang lain.
Sebagai contoh, pada hari-hari ini seluruh jamaah haji dan umat Islam melakukan penyembelihan hewan kambing, sapid an unta. Sepatutnya hewan tersebut disediakan oleh peternak muslim untuk umat islam sehingga proses penyembelihan qurban merupakan mata-rantai ekonomi umat. Tetapi sekarang ini yang terjadi bahwa sebagian besar hewan tersebut dipasok dari negeri Australia, sehingga umat islam yang berqurban, akan menambah kekayaan dan kekuatan ekonomi kelompok yang lain. Mengapa demikian terjadi, sebab umat islam tidak menjadikan okonomi sebagai pendukung kekuatan umat, padahal Imam Nawawi dalam kitab al Majmu' menyatakan bahwa umat islam wajib memproduk segala keperluan hidupnya walaupun membuat sebatang jarum yang kecil. Inilah perjuangan ekonomi umat yang harus dilakukan agar umat menjadi kuat.
Dengan perjuangan melontar Jumrah di Mina sepatutnya menyadarkan kita bahwa umat islam harus berjuang dalam segala bidang dan profesi. Inilah yang disebut dengan jihad ekonomi, jihad teknologi, jihad media , jihad pfofesi, jihad budaya, jihad politik, bukan hanya jihad emosi sebagaimana yang terjadi selama ini. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
8. Menyembelih Qurban : Pengorbanan.
Perjuangan yang dilakukan baik secara individu, apalagi secara kolektif, dalam segala bidang diats, memerlukan pengorbanan yang tinggi. Tanpa pengorbanan yang tinggi mustahil suatu perjuangan akan berhasil, sebagaimana diungkapkan dalam surah al Kausar : " Sesunguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka lakukanlah shalat dan berqurbanlah. Sesungguhnya ( dengan pengorbanan tersebut) maka musuh engkau akan hancur " ( QS. Al kautsr : 1-3). Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa pengorbanan merupakan syarat untuk dapat mengalahkan pertahanan dan kekuatan musuh. Saya contohkan, jika seorang bekerja tiga jam, maka jika seseorang yang lain ingin mengalahkannya, maka dia harus dapat bekerja lebih dari orang tersebut, emat atau lima jam. Inilah pengorbanan yang dapat mengalahkan pertahanan lawan. Demikian juga umat islam jika ingin menang , maka mereka harus melakukan pengorbanan dalam setiap bidang perjuangan. Pengorbanan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi , bukan untuk kepentingan kelompok, mazhab, dan partai, tetapi untuk kepentingan umat islam seluruhnya. Hari ini banyak umat islam yang berpotensi, tetapi potensi mereka tidak dipakai untuk perjuangan umat islam. Banyak Negara islam yang kaya, tetapi kekayaan mereka tidak bermanfaat bagi Negara islam yang lain , habis untuk memperlihatkan kemewahan dan kesombongan. Banyak umat islam berkualitas, sebagai pemimpin tetapi kepemimpinan mereka bukan untuk umat islam seluruhnya tetapi hanya untuk kelompokmya masing-masing, dan setelah menjadi pemimpin juga hanya memikirkan dirinya, dan kelompoknya masing-masing. Padahal silakan berpacu dalam ekonomi, budaya, politik dan pilkada, tetapi ingat bahwa itu semua merupakan alat untuk perjuangan umat. Banyak calon pilkada mengorbankan kakayaannya tetapi tidak menguntungkan umat secara menyeluruh, hanya menguntungkan sebagian team-sukses dan simpatisannya masing-masing. Padahal setiap individu, kelompok dengan semangat mina diajar bagaimana pengorbanan tersebut bukan untuk hawa nafsu, bukan untuk diri sendiri, bukan untuk kelompok dan partai tertentu, tetapi untuk semua umar, semua rakyat. Itulah sebabnya dalam hukum fiqih, daging korban tidak boleh dimakan sendiri, atau untuk keluarga saja, tetapi juga harus kepada semua orang, baik itu faqir miskin, atau kepada jiran tetangga, atau sanak saudara, malahan juga boleh dibagikan penganut agama lain.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Demikianlah nilai-nilai ibadah umrah dan haji yang harus menjadi pedoman umat islam dalam proses mencapai kesempurnaan hidup baik secara individu maupun secara berjamaah. Mungkin kalau dibandingkan dengan kursus, maka ibadah Umrah adalah kursus pencapaian prestasi ( Achievment motivation training ) , dan ibadah haji adalah kursus kerja dalam berjamaah ( team-work ). Jika seorang individu dapat berkualitas secara pribadi, dan dapat bekerja sama dalam jamaah maka suatu perusahaan akan mencapai kegemilangan, demikian juga dengan umat Islam. Jika umat islam secara individu berkualitas, kemudian dapat berkerja bersama-sama dalam satu jamaah dalam segala bidang dan profesi, baik kerjasama antar individu dan antar kelompok, barulah umat islam menjadi umat yang teladan. Semoga ibadah haji dan Qurban ini dapat membuat kita lebih tercerahkan sehingga merupakan alat untuk muhasabah diri, menilai kembali kerja dan langkah yang telah dilakukan, dan mempersiapkan program-program untuk menghadapi tantangan di masa depan, lengkap dengan "action-plan" perjuangan dan pengorbanan, sehingga umat Islam menjadi umat yang mabrur, umat teladan sepanjang zaman.
Selamat Hari raya Idul Adha,
Selamat menjadi manusia Umrah, manusia yang berprestasi.
Selamat menjadi Masyarakat Haji, Masyarakat yang bersatu.
Selamat berjuang dengan profesi dan bidang masing-masing.
Selamat berkorban dalam setiap bidang perjuangan.
Selamat menjadi manusia Mabrur.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
7 Dzulhijjah 1428 / 17 Desember 2007-12-17
Muhammad Arifin Ismail, M.A, M.Phil.
di Kampus Universitas Sumatera Utara Medan )
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Hari Raya haji atau Idul Adha merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang muslim, sebab hari tersebut berkaitan dengan sejarah kemanusiaan yang direkam lewat ibadah Haji dan Qurban. Ibadah haji yang terdiri dari umrah dan haji merupakan titik kulminasi dari proses pencarian kesempurnaan hidup baik secara individu dan sosial. Ibadah umrah adalah gambaran tahapan yang harus ditemnpuh seseorang untuk mencapai tingkat kesempurnaan diri secara personal sebgai seorang muslim, dan ibadah haji adalah tahapan dan proses yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk mencapai kesempurnaan hidup secara berjamaah, umat yang berkualitas, umat terpandang dalam sejarah kemanusiaan. Itulah sebabnya dalam al Quran, perintah haji dan umrah diawali dengan kata-kata : " Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah " ( QS. Al Baqarah : 187 ). Hal ini berbeda dengan perintah shalat dengan ucapan : Dirikanlah atau perintah zakat dengan ucapan : tunaikanlah. Mengapa berbeda..? Sebab dalam ibadah umrah dan haji ada nilai-nilai kesempurnaan hidup yang dapat diambil baik secara individual maupun secara sosial, sehingga setiap muslim menjadi individu terbaik dan umat islam menjadi umat teladan, dan kesempurnaan itu diikuti dengan jiwa pengorbanan yang harus ada dalam setiap perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Mari kita meneliti apakah tahapan dan proses kesempurnaan hidup yang dapat kita petik dalam proses pelaksanaan haji di Tanah suci. Ibadah haji melalui dua tahapan yaitu umrah dan haji. Umrah adalah ibadah yang dilakukan secara berturut-turut dari Ihram ( ditandai dengan memakai pakaian ihram ) , Tawaf berkeliling ka'bah, Sai yaitu berjalan antara bukit safa dan Marwa , dan Tahallul ( menggunting rambut ). Sedangkan haji dilakukan dengan melaksanakan prosesi Wukuf di Arafah, Mengambil batu di Muzdalifah pada waktu malam hari, Melontar Jumrah di Mina, Thawaf Ifadah, diikuti dengan menyembelih hewan Qurban Banyak orang menyangka bahwa ibadah ini hanya bersifat ritual, padahal al Quran menyuruh kita mencari hikmah dibalik haji dan umrah sehingga dapat dijadikan model hidup yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam al Quran : " Dan serukanlah kepada manusia untuk melakukan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta dari segenap penjuru yang jauh, agar supaya mereka menyaksikan manfaat mereka " ( QS. Al Hajj : 27-28 ). Dalam ayat ini Allah menyuruh umat manusia untuk melakukan haji dan melihat serta memperhatikan manfaat, hikmah daripada prosesi ibadah haji tersebut. Dengan demikian dalam prosesi ibadah umrah dan haji manusia harus dapat mengambil pelajaran, pendidikan, strategi, falsafah hidup, sehingga meraka dapat menjadi individu sempurna ( perfect personality ), dan menjadi umat dan jamaah yang terbaik Pribadi terbaik inilah yang harus dibuktikan dalam sikap sehingga dapat menjadi " insan mabrur ", baik mabrur secara individu, dan mabrur secara sosial berjamaah. Untuk mendapatkan mabrur tersebut, maka mansuia harus memenuhi syarat dan rukun yaitu :
1. Ihram : Kesucian diri dengan mengontrol keinginan dan nafsu.
Langkah pertama untuk menjadi manusia sempurna adalah keupayaan diri untuk mengontrol diri, dari keinginan dan hawa nafsu. Dalam ihram seseorang diharamkan dari memakai sesuatu yang halal. Ini merupakan gambaran bahwa seorang individu harus dapat mengontrol antara keperluan dan keinginan. Seorang yang sukses adalah individu yang dapat melihat antara keperluan dan keinginan. Berarti Ihram adalah bagaimana seseorang dapat mengontrol diri dari memakai kekayaan yang berlebihan, memakai kekuasaan semau-gue, memakai sesuatu milik dengan tidak berguna , mubazir, dan lain sebagainya. Konglomerat ihram adalah konglomerat dan orang kaya yang memakai kekayaan tanpa kemewahan Pemimpin , pejabat dan penguasa ihram adalah pemimpin, dan penguasa yang dapat memakai wewenang kekuasaan hanya untuk kemaslahatan rakyat, bukan untuk meraih keuntungan pribadi. Angota dewan yang ihram adalah angota dewan yang mengeluarkan undang-undang dan peraturan untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan diri, partai atau kelompok tertentu. Kontraktor ihram adalah kontraktor yang tidak melakukan mark-up dalam proyek, dan lain sebagainya. Pribadi yang ihram adalah pribadi yang selalu memakai waktu dengan sebaik-baiknya, bukan untuk permainan dan hiburan, mempergunakan kekayaan dengan sebaik-baiknya, bukan berbelanja sepuas-puasnya, selalu memperhatikan mana yang merupakan keperluan( need ) dan mana yang bersifat keinginan (want ), terhindar dari sifat " mubazir" dan " lagha " ( perbuatan, perkataan sia-sia ). Inilah kunci dan syarat pertama untuk menjadi manusia 'mabrur", manusia sempurna.
2. Thawaf : Hidup dalam lingkaran ibadah.
Thawaf adalah mengelilingi ka'bah tujuh kali. Ini merupakan gambaran dari setiap individu yang ingin mencapai titik kesempurnaan hidup agar dapat menjadikan seluruh kegiatan dan aktivitasnya dalam rangka ibadah, pendekatan diri kepada Tuhan. Thawaf juga bermakna bahwa segala gerak dan langkah hanya dilakukan dalam kerangka syariah, hukum-hukum dan perintah Tuhan. Manusia adalah bagian daripada alam semesta, dan alam dengan seluruh planetnya malakukan thawaf demikian juga malaikat melakukan thawaf di Baitul Makmur, maka manusia juga secara fisik, rohani, pemikiran, kejiwaaan dan sistem kehidupan harus tawaf kepada Allah. Thawaf dalam tujuan mencari petunjuk Ilahi untuk meniti kehidupan. Thawaf juga bermakna selalu melihat dan memperhatikan ( muhasabah ) diri apakah seluruh aktifitas keduniaan kita dari belajar, mengajar, berniaga, berpolitik, berbudaya, apakah sudah dalam kerangka hukum-hukum Allah dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apakah setiap langkah yang kita lakukan selama tujuh hari tujuh malam, baik di atas bumi ataupun diatas langit semuanya mengacu kepada mencari keridhaan Allah. Individu yang dapat melakukan thawaf kehidupan ini merupakan manusia sempurna di depan Allah, sebab semua gerak dan langkah hanya untuk beribadah kepadaNya, sebab tujuan hidup seorang muslim adalah untuk beribadah kepadaNya dalam arti yang seluas-luasnya. Politikus tawaf adalah politikus yang melakukan segala langkah politik untuk tujuan yang suci, sehingga politik mrupakan ibadah. Bisnisman thawaf adalah peniaga yang mengembangkan ekonomi dalam sistem syariah dan menjadikan kegiatan bisnis bagian daripada ibadah. Pendidik dan ilmuwan yang thawaf adalah mereka yang melakukan aktifitas keilmuan sebagai ibadah kepada Allah..
Demikianlah makna thawaf dalam kehidupan sehingga seluruh langkah merupakan bagian daripada pendekatan diri kepada Tuihan, sehingga aktifitas tersebut bukan saja merupakan asset dunia tetapi menjadi asset untuk kehidupan lebih panjang dan kekal di akhirat kelak.
3. Sai : Meningkatkan etos kerja sebagai khalifah.
Manusia mendapat tugas menjadi khalifah di muka bumi, sehingga seluruh kekayaan alam dapat menjadi modal yang berguna bagi kehidupan manusia Khalifah adalah menguasai bumi, dengan kerja keras. Itulah yang digambarkan dalam ibadah Sai, berjalan dan berlari-lari kecil dari bukit Safa menuju bukit Marwa. Sudah menjadi sunatullah, siapa yang mempunyai etos kerja yang tinggi maka dia akan menguasai dunia, baik dia itu seorang muslim, kafir, atau atheis. Penguasan dunia tidak mungkin di dapat dengan beribadah, berzikir, dan berdoa semata-mata tetapi harus dilakukan dnegan penguasaan ilmu , kerja yang professional, bekerja keras, disiplin dan ketabahan, dengan manajemen yang rapi, dan semangat pantang menyerah.
Penguasaan dunia ( khalifah ) hanya dapat dicapai dengan landasan keilmuan, yang diperoleh melalui riset dan penelitian, ( istikhlaf ) diaplikasikan dalam inovasi teknologi ( taskhir ) yang dipergunakan untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat global ( isti'mar ). Hal ini hanya dapat dicapai dengan etos kerja yang tinggi, semangat membaja, sebagaimana Siti Hajar berusaha untuk menaklukkan bukit safa dan marwa seorang diri di tengah padang pasir yang tandus.
Insan Sai adalah insan yang berusaha dengan sungguh-sungguh, disiplin tinggi, semangat membara, pantang menyerah, dalam bidang dan profesi masing-masing, sebagaimana dicontohkan oleh para nabi dan rasul. Nabi Adam menjadi khalifah sebagai pembuat roti yang handal. Nabi Nuh menjadi khalifah sebagai pembuat kapal. Nabi Idris menjadi khalifah sebagai perancang dan penjahit baju. Nabi Musa sebagai khalifah sebagai peternak professional. Nabi Daud sebagai khalifah dalam industri baju besi, sehingga dia dapat memproduk 25 baju besi dalam sehari. Nabi Isa menjadi khalifah dalam bidang perubatan. Nabi Sulaiman menjadi khalifah dalam bidang komunikasi, sebab beliau dapat berkomunikasi dengan semua makhluk.
Nabi Muhammad menjadi khalifah dalam semua bidang baik dalam pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan militer. Masyarakat muslim terdahulu menjadi masyarakat khalifah sebab menguasai ilmu dan teknologi yang dicontohkan oleh Ibnu Sina dalam bidang Kedokteran, Al Khawarizmi dalam bidang Matematika, Ibnu Haytam dalam bidang optik, Ibnu Majid dalam bidang Maritim, Ibnu Khaldun dalam sosiologi, Al Mawardi dalam bidang politik, Ibnu Baitutah dalam bidang pariwisata, Abu Hasan Asyari, Fakhrurazi dalam bidang theology, dan Imam Syafii, Maliki, Hanbali dalam bidang fiqih, dan lain sebagainya. Ini semua disebabkan mereka mempunyai semanagt dan etos kerja yang tinggi , semangat ibadah Sai, semangat untuk menguasai kehidupan dunia sebagai aplikasi tugas khalifah Allah dimuka bumi. Dengan aplikasi ibadah Sai dalam menghadapi dan menjalani kehidupan inilah maka umat Islam terdahulu menjadi umat teladan, umat terbaik, umat yang berprestasi dalam segala bidang kehidupan, dan menjadi umat yang tercatat dengan catatan emas dalam sejarah kemanusiaan.
4. Tahalul : Pelayanan sosial secara individual.
Tahalul adalah menggunting rambut bagi jamaah yang telah melakukan prosesi sai dalam umrah. Sai adalah bagaimana seorang individu dapat mencapai prestasi tertinggi di dlam bidang masing-masing. Sorang ilmuwan yang sai adalah ilmuwan yang dapat terus berprestasi dalam disiplin ilmunya sehingga menemukan teori-teri yang baru. Seorang teknokrat yang Sai adalah teknokrat yang dapat melakukan inovasi teknologi. Seorang busnismen yang Sai adalah busnismen yang dapat sukses dalam terobosan baru dalam bidang ekonomi. Politisi yang sai adalah politisi yang handal dalam bidangnya. Itu semuanya harus dapat di " tahalul "kan dalam arti , seluruh kepandaian, keilmuan, pemikiran, kerja politik, kerja ekonomi, harus dapat menjadi sumbangsih kepada individu yang lain dan kepada kemaslahatan masyarakat yang lain, sehingga seorang ilmuwan akan mendapat pahala jariyah dari teori keilmuan yang dihasilkan, seorang teknokrat dapat pahala jariyah dari inovasi teknologinya, seorang politisi dapat pahala jariyah dari terobosan politiknya, dan seorang peniaga dapat pahala jariyah dari sumbangan sedekah, infaq kepada orang yang memerlukan dari kekayaan yang dimilikinya. . Inilah yang dimaksudkan dengan "tahalul" profesi, dan keilmuan dalam berbagai bidang kehidupan, dalam arti ilmu, profesi, kekayan, karier yang dimilinya tersebut bukan hanay dinikmati oleh dirinya secara individu, tetapi juga dapat membantu orang yang lain, sehingga secara individu dia telah mealkukan kewajiban sosial secara personal. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda : " Sebaik-baik manusia adalah mereka yang hidupnya berguna dan bermanfaat bagimanusia yang lain ".
Dengan demikian barulah seorang muslim menjadi manusia sempurna secara individu, sebab kehidupan , kekayaan, bukan hanya dipakai untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmunya, kekayaannya, profesi dan kepakarannya, kedudukan dan pangkatnya, kekuasaan dan karier politiknya juga dapat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan makhluk dan manusia yang lain. Kesempurnaan hidup manusia secara individu tergantung pada kualitas dan prestasi serta berapa banyak manfaat profesi yang dimiliknyasebagai bantuan dan sumbangannya bagi kehidupan manusia yang berada disekelilingnya, sebagai pengabdian kepada Allah Taala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allhu Akbar walillahil hamd.
Kaum msulimin yang dirahmati Allah.
Haji : Strategi umat mencapai kemenangan dan kesempurnaan.
Dengan Umrah, manusia sedang berproses manjadi manusia sempurna secara individu. Tetapi kesempurnaan individu tidak berguna jika tidak dilengkapi dengan kesempurnaan sosial dalam berjamaah. Sebab itulah kesalehan individual harus diikuti dengan kesalehan jamaah. Tugas individu telah selesai, tetapi ada tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan jamaah, umat islam.
Seorang ilmuwan, negarawan, bisnismen, teknokrat, politisi, konglomerat muslim mempunyai tanggungjawab agar profesi yang ada pada diri mereka dapat menjadi potensi bersama, potensi jamaah, sehingga kekuatan individu jika terkumpul akan menjadi potensi jamaah. Potensi jamaah merupakan sunatullah untuk mencapai kemenangan tingkat jamaah. Individu muslim yang berkualitas harus dapat menjadi bagian daripada umat yang berkualitas. Umat yang berkualiats hanya dapat dicapai jika adanya komunikasi, jaringan kerjasama, perpaduan potensi, program bersama, strategi yang terpadu, dalam menghadapi ancaman dan gangguan lawan, serta menghadapi tantangan masa depan. Inilah yang dimaksud dengan Ibadah haji, yang melakukan prosesi wukuf di Arafah, mengambil batu di mina, melontar jumrah dan menyembelih hewan Qurban di Mina.
5. Wukuf : Menggalangpotensi dan jaringan, menyusun langkah dan program umat, mengatur strategi, menghadapi tantangan dan masa depan.
Wukuf adalah berhenti. Wukuf berarti individu muslim yang telah berprestasi dalam bidang masing-masing diharapkan dapat berhenti sejenak, bukan berhenti untuk tidak berkarya, tetapi berhenti untuk menyatukan langkah, menggalang jaringan dan potensi, menyusun program untuk menghadapi tantangan dan masa depan. Wukuf berarti membentuk jaringan inter disiplin dan antar disiplin. Wukuf berarti membangun kerjasama antar kelompok umat, antar jamaah, antar firqahh, menyususn program bersama untuk satu tahun mendatang. Wukuf adalah kongres umat islam sedunia dalam dibang dan profesi masing-masing.
Dengan wukuf, maka setiap individu dapat mengenal bagaimana hubungan dirinya dengan Allah. Dengan wukuf berarti setiap muslim harus mengenal dirinya, mengadakan refleksi kehidupan dalam profesi masing-masing. Dengan wukuf berarti seorang itu mengenal potensi dirinya masing-masing, dan juga mengenal kelemahan dan kekurangan dirinya. Dengan wukuf, berarti setiap orang dapat mengenal kelebihan orang lain, sehingga dia dapat menjalin kerjasama. Dengan wukuf juga berarti antar kelompok dan jamaah umat dapat duduk bersama menyusun program terpadu. Dengan wukuf juga berarti setiap muslim mengenal dan mencari informasi bagaimana strategi musuh umat islam yang selalu berusaha menghancurkan islam di setiap kawasan. Itulah sebabnya wukuf tersebut berada di bumi Arafah.. Arafah dalam bahasa arab artinya mengenal, diharapkan dengan wukuf, setiap muslim dalam melakukan analisa " SWOT " sebagaimana dilakukan dalam bidang manajemen.
Dengan adanya kerjasama antar individu dan kelompok, dengan mengenal diri, mengenal kawan, mengenal musuh, mengenal potensi, maka barulah setiap individu menjadi "rahmat " bagi suatu umat. Seorang ilmuwan dapat menjadi rahmat bagi umat, dengan ilmunya. Seorang konglomerat dapat menjadi rahmat dengan kekayaannya. Seorang teknokrat dapat menjadi rahmat bagi umat Islam dengan inovasi teknologinya. Seorang politisi dapat menjadi rahmat bagi umat dengan terobosan dan partai politiknya. Inilah yang dimaksudkan dengan adanya Jabal Rahmah, di Arafah. Dengan wukuf, setiap individu dapat menjadi rahmat ( bukan musibah ) bagi kelangsungan umat, dan kemanusiaan. Dengan wukuf, setiap kelompok masyarakat, mazhab, firqah, menjadi " sparing partner " bagi kelompk yang lain, untuk berlomba dalam kebaikan ( fastabiqul khairat ) bukan menjadi musuh dan lawan yang saling bermusuhan. Dengan wukuf, setiap kelompok berbagi tugas dalam membangun umat, bukan berebut mencari jamaah dengan menghina dan merendahkan kelompok yang lain. Wukuf adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh utusan berbagai profesi , dan kelompok umat untuk menganalisa situasi umat dan menysuun langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan masa depan. Inilah kekuatan haji, dan keutamaan wukuf sehingga rasulullah saw bersabda : Haji itu adalah Wukuf di Arafah ". ( hadis riwayat Muslim )
6. Muzdalifah : Persiapan menghadapi ancaman dan tantangan.
Dari prosesi wukuf maka umat islam harus dapat melihat apa saja tantangan baik secara internal maupun eksternal. Ancaman dan tantangan tersebut harus dihadapi dengan kekuatan lahir dan batin. Kekuatan jiwa dan batin dengan mendekatkan diri kepada Allah, melakukan qiyamul lain, bermunajat kepadaNya. Itulah sebabnya mengambil batu di Muzdalifah dilakukan di malam hari lewat tengah malam, bukan disiang hari. Setiap individu, seorang pemimpin dalam menghadapi tantangan dan problematikan kehidupan harus mendekatkan diri kepada Tuhan meminta pertolongan, petunjuk, dan kekuatan. Tetapi kekuatan batin harus diikuti dengan kekuatan lahir, yaitu mempergunakan senjata apapun yang mungkin dapat dipakai sesuai dengan bentuk tantangan dan serangan. Batu adalah melambangkan manusia harus berinisiatif mencari alat untuk melawan kekuatan lawan, baik dengan inovasi teknologi dan sistem. Serangan ekonomi,harus dilawan dengan kekuatan ekonomi, serangan teknologi dengan kekuatan teknologi, serangan budaya dengan kekuatan budaya, serangan keilmuan dengan kekuatan keilmuan dan lain sebagainya. Melawan musuh dengan strategi yang tepat itulah yang disebut dalam al Quran : " Dan persiapkanlah dirimu dengan kekuatan apa saja untuk menghadapi musuh ".( QS. Al Anfal : 60 ). Dengan semangat batu di Muzdalifah berarti umat Islam harus mempersiapkan diri dengan kekuatan ilmu dan teknologi, kekuatan ekonomi, kekuatan budaya, kekuatan politik dan kekuatan militer sehingga umat Islam tidak dipermaikan oleh umat yang lain, sehingga umat Islam sebagaimana yang terjadi selama ini, di Irak, Palestina, Kashmir, Kurdistan, dan lain sebagainya.
7. Melontar Jumrah di Mina : Semangat perjuangan
Setelah dari Muzdalifah, jamaah haji akan berangkat menuju Mina untuk melontar Jamrah. Sebaik sampai, jamaah melontar Jamrah Aqabah, dan hari-hari selanjutnya melontar Jamrah Ula, Jamrah Wustha, dan Jamrah Aqabah. Apakah maksud dan hikmah dari melontar Jumrah tersebut. Melontar Jumrah adalah lambang perjuangan yang harus dilakukan oleh umat Islam secara bersama, dengan bidang profesi , kepakaran masing-masing dengan memakai kekuatan yang dimiliki. Semuanya harus ikut berperan dalam perjuangan umat dengan profesi masing-masing. Perjuangan tersebut harus dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan, sebagaimana melontar Jumrah dilakukan dengan teratur dari Jamrah ula , Jumrah wustha dan jamrah Aqabah. Perjuangan juga dilakukan dengan terus berkesinambungan sebagaimana melontar Jamrah tersebut dilakukan pada hari pertama, kedua dan ketiga. Perjuangan juga harus mempersiapkan generasi pelanjut, sebagaimana melontar jumrah dapat dilakukan dengan nafar awwal ( melakukan pada 10,11,12 Dzul Hijjah sahaja ) atau juga dengan nafar tsani ( melakukan lontar sampai 13 Dzul hijjah ), sehingga ini menunjukkan setiap perjuangan harus memiliki estafet, yang berkesinambungan dari satu generasi kepada generasi selanjutnya.
Dengan melontar Jaumrah di Mina juga berarti bahwa kekayaan yang dimiliki, kepakaran teknologi, kekuatan ekonomi, budaya dan politik setiap individu dan kelompok muslim, harus dapat dipakai sebagai alat perjuangan umat Islam, bukan sebaliknya sebagaimana sekarang ini, dimana kekuatan ekonomi umat islam merupakan pendapatan dan kekayaan bagi umat yang lain.
Sebagai contoh, pada hari-hari ini seluruh jamaah haji dan umat Islam melakukan penyembelihan hewan kambing, sapid an unta. Sepatutnya hewan tersebut disediakan oleh peternak muslim untuk umat islam sehingga proses penyembelihan qurban merupakan mata-rantai ekonomi umat. Tetapi sekarang ini yang terjadi bahwa sebagian besar hewan tersebut dipasok dari negeri Australia, sehingga umat islam yang berqurban, akan menambah kekayaan dan kekuatan ekonomi kelompok yang lain. Mengapa demikian terjadi, sebab umat islam tidak menjadikan okonomi sebagai pendukung kekuatan umat, padahal Imam Nawawi dalam kitab al Majmu' menyatakan bahwa umat islam wajib memproduk segala keperluan hidupnya walaupun membuat sebatang jarum yang kecil. Inilah perjuangan ekonomi umat yang harus dilakukan agar umat menjadi kuat.
Dengan perjuangan melontar Jumrah di Mina sepatutnya menyadarkan kita bahwa umat islam harus berjuang dalam segala bidang dan profesi. Inilah yang disebut dengan jihad ekonomi, jihad teknologi, jihad media , jihad pfofesi, jihad budaya, jihad politik, bukan hanya jihad emosi sebagaimana yang terjadi selama ini. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
8. Menyembelih Qurban : Pengorbanan.
Perjuangan yang dilakukan baik secara individu, apalagi secara kolektif, dalam segala bidang diats, memerlukan pengorbanan yang tinggi. Tanpa pengorbanan yang tinggi mustahil suatu perjuangan akan berhasil, sebagaimana diungkapkan dalam surah al Kausar : " Sesunguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka lakukanlah shalat dan berqurbanlah. Sesungguhnya ( dengan pengorbanan tersebut) maka musuh engkau akan hancur " ( QS. Al kautsr : 1-3). Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa pengorbanan merupakan syarat untuk dapat mengalahkan pertahanan dan kekuatan musuh. Saya contohkan, jika seorang bekerja tiga jam, maka jika seseorang yang lain ingin mengalahkannya, maka dia harus dapat bekerja lebih dari orang tersebut, emat atau lima jam. Inilah pengorbanan yang dapat mengalahkan pertahanan lawan. Demikian juga umat islam jika ingin menang , maka mereka harus melakukan pengorbanan dalam setiap bidang perjuangan. Pengorbanan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi , bukan untuk kepentingan kelompok, mazhab, dan partai, tetapi untuk kepentingan umat islam seluruhnya. Hari ini banyak umat islam yang berpotensi, tetapi potensi mereka tidak dipakai untuk perjuangan umat islam. Banyak Negara islam yang kaya, tetapi kekayaan mereka tidak bermanfaat bagi Negara islam yang lain , habis untuk memperlihatkan kemewahan dan kesombongan. Banyak umat islam berkualitas, sebagai pemimpin tetapi kepemimpinan mereka bukan untuk umat islam seluruhnya tetapi hanya untuk kelompokmya masing-masing, dan setelah menjadi pemimpin juga hanya memikirkan dirinya, dan kelompoknya masing-masing. Padahal silakan berpacu dalam ekonomi, budaya, politik dan pilkada, tetapi ingat bahwa itu semua merupakan alat untuk perjuangan umat. Banyak calon pilkada mengorbankan kakayaannya tetapi tidak menguntungkan umat secara menyeluruh, hanya menguntungkan sebagian team-sukses dan simpatisannya masing-masing. Padahal setiap individu, kelompok dengan semangat mina diajar bagaimana pengorbanan tersebut bukan untuk hawa nafsu, bukan untuk diri sendiri, bukan untuk kelompok dan partai tertentu, tetapi untuk semua umar, semua rakyat. Itulah sebabnya dalam hukum fiqih, daging korban tidak boleh dimakan sendiri, atau untuk keluarga saja, tetapi juga harus kepada semua orang, baik itu faqir miskin, atau kepada jiran tetangga, atau sanak saudara, malahan juga boleh dibagikan penganut agama lain.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Demikianlah nilai-nilai ibadah umrah dan haji yang harus menjadi pedoman umat islam dalam proses mencapai kesempurnaan hidup baik secara individu maupun secara berjamaah. Mungkin kalau dibandingkan dengan kursus, maka ibadah Umrah adalah kursus pencapaian prestasi ( Achievment motivation training ) , dan ibadah haji adalah kursus kerja dalam berjamaah ( team-work ). Jika seorang individu dapat berkualitas secara pribadi, dan dapat bekerja sama dalam jamaah maka suatu perusahaan akan mencapai kegemilangan, demikian juga dengan umat Islam. Jika umat islam secara individu berkualitas, kemudian dapat berkerja bersama-sama dalam satu jamaah dalam segala bidang dan profesi, baik kerjasama antar individu dan antar kelompok, barulah umat islam menjadi umat yang teladan. Semoga ibadah haji dan Qurban ini dapat membuat kita lebih tercerahkan sehingga merupakan alat untuk muhasabah diri, menilai kembali kerja dan langkah yang telah dilakukan, dan mempersiapkan program-program untuk menghadapi tantangan di masa depan, lengkap dengan "action-plan" perjuangan dan pengorbanan, sehingga umat Islam menjadi umat yang mabrur, umat teladan sepanjang zaman.
Selamat Hari raya Idul Adha,
Selamat menjadi manusia Umrah, manusia yang berprestasi.
Selamat menjadi Masyarakat Haji, Masyarakat yang bersatu.
Selamat berjuang dengan profesi dan bidang masing-masing.
Selamat berkorban dalam setiap bidang perjuangan.
Selamat menjadi manusia Mabrur.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
7 Dzulhijjah 1428 / 17 Desember 2007-12-17
Muhammad Arifin Ismail, M.A, M.Phil.
Subscribe to:
Posts (Atom)