‘ dan janganlah kamu bertengkar, kamu akan menjadi gentar dan kekuatanmu akan hilang”( Surah al Anfal : 46 )
Khabbab bin Aris menceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah memanjangkan shalatnya, sehingga setelah selesai shalat, sahabat bertanya : “ Ya Rasulullah, engkau telah melakukan shalat begitu lama tidak seperti shalat yang lain. Rasulullah saw menjawab : Benar, dan dalam shalat itu aku mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang menyedihkan, karena sesungguhnya aku dalam shalat tadi telah meminta kepada Allah tiga perkara, maka Allah mengabulkan dua dari permintaanku, dan menolak satu permintaanku. Aku meminta kepada Allah agar umatku tidak akan pernah dibinasakan dengan penyakit, maka Allah mengabulkannya; kemudian aku meminta kepada Allah agar umatku tidak akan pernah dikalahkan oleh musuhnya, dan Allah mengabulkan permintaan tersebut; dan pada waktu aku meminta agar umatku tidak menyakiti satu dengan yang lain, maka Allah tidak mengabulkan permintaan tersebut. ( hadis sahih riwayat Tirmidzi )
Dari hadis diatas dapat dilihat bahwasanya Allah telah mengabulkan doa rasulullah agar umatnya tidak hancur dengan penyakit, dan tidak dapat dikalahkan oleh musuh-musuh Islam, dan kedua doa tersebut dikabulkan oleh Allah; tetapi sewaktu nabi meminta agar umatnya tidak saling berperang, saling menyakiti, maka Allah tidak mengabulkannya. Mengapa Allah tidak mengabulkan permintaan yang ketiga? Sebab telah menjadi hukum dan sunatullah dalam kehidupan bahwa jika suatu kaum itu bersatu, maka kaum itu akan menang, tidak kira apakah kaum itu kafir atau beriman. Sebaliknya jika suatu kaum itu perpecah belah sesame mereka, berperang sesame mereka, menyakiti sesame mereka, maka pastilah kaum itu akan kalah, walaupun kaum itu beriman kepada Allah subhana wataala. Hal ini sesuai engan ayat Al Quran yang menyatakan akan sunatullah tersebut : “ Dan taatlah kepada Allah dan rasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu akan menjadi gentar dan kekuatanmu akan hilang ( Surah al Anfal : 46 ). “ dan berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai “ ( Surah Ali Imran : 103 ).
Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa jika suatu kaum itu berpecah belah, bertikai, dan saling berperang sesame mereka, maka kaum itu akan kalah, tetapi jika suatu kaum itu bersatu , maka kaum itu akan menang. Itulah sebabnya dalam sebuah hadis disebutkan : “ Tangan Allah bersama jamaah” ( hadis riwayat Tirmidzi ) ulama menafsirkan makna “ tangan Allah “ dalam hadis tersebut adalah kekuatan, kemenangan, hanya akan dicapai dengan bersatu dan berjamaah. Bukti bahwa umat islam akan kalah jika berpecah atau berselisih paham adalah kekalahan dalam perang Uhud. Sejak perang yang pertama dalam Islam, seperti perang Badar, walaupun kekuatan umat Islam sedikit, dengan persenjataan yang minim, tetapi sebab umat islam bersatu menghadapi musih dan tidak berselisih paham, maka umat islam pasti –menurut sunatullah-menang; tetapi sewaktu umat Islam berselisih paham dalam perang uhud, dimana pasukan diatas bukit yang diperintahkan untuk berjaga-jaga walau dalam keadaan apapun juga berselisih sesame mereka karena mereka melihat pasukan Islam yang berada di abwah telah mendapatkan harta peninggalan perang, sehingga sebagian mereka meninggalkan pos diatas bukit, dan sewaktu pasukan musuh melihat bahwa bukit telah kosong dari pasukan islam, maka mereka segera naik ketasa bukit menghujani pasukan muslim di bawah dngan anak panah, sehingga pasukan muslim kucar-kacir. Ini merupakan bukti sejarah bahwa walaupun dalam pasukan tersebut ada Rasulullah, ada sahabat yang beriman, tetapi disebabkan karena pasukan telah berselisih paham, maka pasukan islam mengalami kekalahan.
Jika pasukan musuh bersatu mereka pasti kuat, dan jika pasukan islam berpecah maka sunatullah akan memberikan kemenangan kepada pasukan musuh., disebabkan pasukan musuh bersatu, dan kekalahan terjadi disebabkan oleh pasukan islam berpecah. Tetapi jika pasukan musuh bersatu, dan umat islam juga bersatu, maka kemenangan da di pihak umat islam, sebagaimana doa nabi Muhammad yang kedua : “ Ya Allah, jangan engkau kalahkan umatku dengan musuh-musuhnya”. Doa ini dikabulkan Allah dengan syarat umat islam mengikuti sunatulllah dalam kemenangan. Sunatullah dalam mencapai kemenangan adalah tidak berpecah belah, tidak berkelahi, tidak bertikai, walaupun berbeda paham dan pendangan.
Sejarah telah mencatat bahwa Islam kuat sewaktu mereka bersatu seperti umat islam jaman Rasulullah, umat Islam zaman Khalifah rasyidun, umat islam zaman keemasan di Baghdad, umat islam zaman kejayaan di Spanyol, dan umat islam di akhir dinasti Usmaniyah. Tetapi sejarah juiga mencatat bahwa kehancuran islam tidak pernah terjadi karena kekuatan musuh, tetapi semuanya terjadi sebab perpecahan antar umat islam sendiri. Jatuhnya kekhalifahan ketangan dinasti umayyah, juga karena perpecahan. Hancurnya Dinasti Abbasiyah, dengan jatuhnya Baghdad ketangan bangsa Mongolia juga karena perpecahan, sehingga sebagian umat islam berkonspirasi dengan musuh untuk menjatuhkan khilafah. Kehancuran islam di Spanyol juga bukan karena kehebatan musuh, tetapi karena perpecahan yang terjadi dianatar umat Islam sehingga diantara mereka ada yang bersekongkol dengan negara musuh yang beraganma nasrani untuk menghancurkan Granada. Kehancuran Turki usmaniyah dan kejatuhan kekhalifahan juga bukan karena kekuatan musuh barat, tetapi karena kelompok Mustafa kemal Attarurk berkonspirasi dengan Inggeris sehingga menjatuhkan khalifah. Sewaktu negeri Afghanistan diserang oleh pasukan komunis Rusia, dan seluruh rakyat Afghanistan bersatu melawan musuh walaupun mereka berbagi dalam kelompok-kelompok mujahidin, tetapi tidak ada satupun yang berkompromi dan berkonspirasi dengan musuh, terbukti pasukan mujahidin yang tidak mempunyai perlengkapan senjata dapat mengalahkan pasukan rusnia yang bersenjata lengkap, karena dengan persatuan mereka kemenangan pasti bersama mereka, sebab dengan jamaah dan tidak berpecah, tangan Allah bersama mereka. Tetapi sewaktu umat islam Afghanistan diserang oleh Amerika, dan umat Islam berpecah, sebagian mendukung mujahidin, sebagian masuk kelompok Taliban, dan sebagian lagi ikut berkonspirasi dengan Amerika, maka sunnatullah menyatakan bahwa mereka akan kalah. Musuh tidak dapat mengalahkan umat islam, tetapi perpecahan yang akan melemahkan mereka dan membuat musuh menjadui menang.
Itulah sebabnya rasululullah sangat mengharapkan agar umat islam selalu berjamaah walau dalam keadaan apapun juga, walau dalam menghadapi siapapun juga. Walau umat Islam berkelompok, sewaktu menghadapi musuh, jangan hiraukankepentingan kelompok, sebabkepentingan umat lebih besar daripada kepentingan kelompok. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar menceritakan bahwa pada suatu hari Khalifah Umar bin Khattab berkata diatas mimbar : Wahai manusia, aku sekarang berdiri ini untuk menyampaikan pesan Rasuilullah : “ Aku wasiatkan kamu dengan sahabatku, kemudian dengan orang yang mengikuti mereka (tabiin), kemudian akan berkembanglah sikap berdusta, sehingga seorang itu akan bersumpah, padahal dia tidak diminta untuk bersumpah, dan akan datang orang yang bersedia menjadi saksi, padahal dia tidak diminta untuk menjadi saksi, dan tidaklah seorang lelaki akan berdua-duaan dengan seorang perempuan, melainkan syetan akan berada bersama mereka, maka atas kamu sekalian hendaklah berjamaah, dan jauhilah berpecah-belah, sebab sesunguhnya syetan itu akan bersama kelompok yang berpecah sedangkan dengan kelompok yang berjamaah dia akan menjauh, dan barangsiapa yang mengharapkan untuk mendapat wangian surga hendaklah dia berjamaah, dan barangsiapa yang bergembira dengan kebaikannya, dan berduka dengan kejahatannya, itulah tanda seorang yang beriman. ( hadis riwayat Tirmidzi ). Dari hadis diatas dapat dilihat bahwa umat Islam diwajibkan untuk berjamaah, dan menghindari setiap perpecahan.
Dari tuilisan diatas, maka sudah sewajarnya umat islam berpikir bahwa sebenarnya musuh itu tidak kuat walaupun mereka mempunyai teknologi yang canggih, sebab kekuatan mereka jika berhadapan dengan kekuatan umat islam , maka kemenangan dipihak umat islam. Kunci kelemahan umat Islam adalah perpecahan antar kelompok, dan mazhab. Sudah waktunya umat islam bersatu, walaupun berbeda kelompok dan mazhab, setiap negara islam saling mendukung program negara islam yang lain, bukan berkonspirasi dengan musuh islam untuk menjatuhkan dan menyerang nmegara islam yang lain. Fa’tabiru Ya ulil albab. ( Muhammad arifin ismail, kuala lumpur, 4 april 2007)
No comments:
Post a Comment